Share

Kau yang Memulainya!

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

[Sayang nanti kita langsung bertemu di rumah sakit saja ya, soalnya aku ada tinjauan proyek yang tak bisa ditunda, kemungkinan dari arah proyek ke rumah sakit jauh lebih dekat daripada harus kembali ke rumah dulu. Nanti biar aku suruh sopir yang jemput ke rumah, kita langsung ketemu di rumah sakit sekitar jam 4 ya.]

Itu pernyataan bukan pertanyaan dari sang suami tampan yang disampaikan melalui pesan singkat saat pria itu baru saja mendudukan bokongnya di kursi kebesarannya..

Hari ini adalah jadwal Maria untuk melihat jenis kelamin dari buah hatinya.

Dokter sebelumnya sudah memberitahu Maria pada saat kontrol di bulan berikutnya akan langsung dilakukan USG dengan alat 4 dimensi.

Jadi Maria bisa langsung melihat calon anak mereka yang masih berada di dalam kandungannya.

[Iya Arga, nanti aku berangkat sama sopir! Kau hati-hati di jalan ya, ingat makan dan sampai terlambat makan siang!]

[Iya sayang, kau juga harus banyak makan ya. Aku kerja dulu ya.]

[Iya Arga. Selamat bekerja.]

Percaka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bripka Dedy Zazg
perang Dandi dan natali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Hampir Tertabrak Mobil

    Sore harinya setelah kembali dari peninjauan proyek, Arga kembali menghubungi Maria, ia takut kalau sang istri malah tertidur di saat jadwal mereka akan bertemu dengan kedua anaknya.Tentu saja iming-iming dari dokter yang mengatakan akan menggunakan alat 4 dimensi untuk mengetahui wajah dan jenis kelamin calon anaknya membuat Arga benar-benar tidak sabar untuk mengetahui hasilnya."Selamat sore Nyonya, apa kita bisa berangkat sekarang? Tuan sudah menghubungi saya, meminta saya untuk menjemput anda sekarang juga." ucap salah satu sopir yang bekerja di kantor Dewantara Corp."Baik Pak, kita berangkat sekarang, tapi saya ngambil tas dulu ke kamar ya pak." kata Maria yang diberi anggukan oleh sopir tersebut.Maria pun akhirnya berangkat menuju ke rumah sakit di mana sang suami yang katanya sudah tiba di sana.*****Rumah SakitMobil mewah milik Arga kini sudah terparkir di depan lobby rumah sakit dan Maria bisa melihat sang suami kini berjalan mendekat ke arahnya.Maria dan Arga pun masuk

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Pelaku Belum Ditemukan

    "Tuan sebaiknya ajak kembali untuk periksa, mumpung anda masih di sini," petugas keamanan membujuk Arga setelah melihat Maria pucat pasi."Tidak Pak, saya tidak apa-apa. Terima kasih," jawab Maria."Baiklah kalau begitu kami mohon maaf atas kejadian tadi Tuan, Nyonya. Kami belum berhasil mengejar mobil itu," sesalnya.Arga dan Maria tak bisa menyalahkan pihak rumah sakit begitu saja. Mereka juga pasti tak ingin terjadi hal buruk pada pengunjung."Silahkan," ucap Arga.Lalu Arga menatap ke arah sang istri."Sayang, apa perlu kita cek baby boy lagi?" tanya Arga khawatir.Meskipun Maria jatuh di atas tubuhnya, tetap saja Arga khawatir kalau terjadi apa-apa dengan kedua anak mereka.Terlebih sang istri yang begitu syok dengan kejadian yang tiba-tiba itu, bahkan wajahnya terlihat pucat pasi dan tangannya masih gemetaran."Tidak Arga, ayo kita pulang!" Maria tak ingin berlama-lama dalam ketakutannya."Baik sayang!" Arga menggendong Maria yang tubuhnya masih gemetaran.Maria tidak akan pergi

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bulan Madu

    "Kau dari mana?" tanya Natali langsung."Olahraga," jawab Dandi cepat."Kau tau kan keadaanmu?" tanya Natali lagi.Dandi hanya menganggukkan kepalanya. Mau bagaimana lagi dirinya memang belum pulih betul."Cepatlah mandi! Setelah ini ada yang ingin aku katakan dengan semua orang!" perintah Natali.Dandi lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya dan langsung menuju kamar mandinya. Dia harus menuruti dan mengalah sampai nanti bisa menguasai harta keluarga ini.Ia membersihkan tubuhnya secepat mungkin karena melihat adanya keseriusan dari ucapan istrinya. Kemudian saat ia telah keluar dan memakai bajunya langsung bergantian dengan istrinya.Tak lama Natali pun telah selesai juga dan segera turun ke lantai bawah bersama Dandi. Saat ini telah menunjukkan jam makan malam yang mana semuanya telah berkumpul untuk mengisi perutnya."Kalian sudah datang? Ayo duduk sini," ucap Ellisa menyambut anak dan menantunya.Natali dan Dandi tersenyum. Mereka langsung duduk bergabung dengan lainnya."Ayo kit

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Ketika Hormon Ibu Hamil Menguasai

    Satu bulan berlalu hubungan Dandi dengan Natali sudah semakin membaik, Dandi berusaha menunjukkan pada Natali kalau dirinya benar-benar mencintai wanita itu.Meski awalnya sang istri tidak mempercayai perubahan sikap suaminya, akan tetapi berkali-kali sang suami berhasil mematahkan prasangka buruk Natali.Sampai akhirnya Natali pun tak memiliki pilihan lain, selain berdamai dengan keadaan.Sedangkan di sisi yang lain justru Maria semakin posesif setelah kejadian di depan lobby rumah sakit satu bulan yang lalu.Setiap kali berjauhan dengan suaminya, Maria akan menjadi semakin gelisah, kalau perasaannya sudah tidak enak maka Maria tak segan-segan untuk tidak mengizinkan Arga pergi ke kantor.Seperti saat ini, drama menghadapi hormon ibu hamil masih butuh perjuangan."Selamat pagi istriku tercinta!" sapa Arga dalam mode ngerayu.Jelas aja pria itu akan melakukan segala hal untuk bisa mendapatkan izin hanya sekedar berangkat bekerja dari sang istri galak.Sudah tiga hari dirinya tidak bek

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Aku Tidak Mau

    "Arga, kau boleh kerja, tapi ingat jangan sampai biarkan orang menyakitimu. Aku tak mau terjadi apa-apa denganmu," ucap Maria mengalahkan egonya. Saat ini mereka sedang duduk di meja makan. Maria kelaparan, padahal waktu menunjukan pukul 21.30 waktu Jerman.Arga mendekati sang istri, "terima kasih sayang. Aku sudah memperketat keamanan, kau tenang saja ya. Kita akan baik-baik saja," janji Arga pada Maria."Iya, aku percaya kau akan menjaga dirimu dengan baik," jawab Maria."Pa," sapa Arga saat melihat sang papa masuk ke dalam rumah."Kalian belum tidur?" tanya Tuan Dewantara, sambil berjalan mendekati anak dan menantunya."Belum Pa, Maria lapar terus." sang menantu yang menjawab."Kau memang harus banyak makan nak, jangan sampai cucu papa kelaparan di dalam sana. Oh iya, Tuan Askara sepertinya lusa sudah tiba di sini, barusan beliau menghubungi Papa," ucapnya memberitahu anak dan menantunya."Wah syukurlah, Maria belum sempat menghubungi Kakak," jawabnya.Kedatangan Tuan Wisnu Askara

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Rencana Licik Dandi

    "Sudah sejauh mana rencana kita kau jalankan?" tanya Dandi.Malam ini di kediaman Johanes Dandi kedatangan orang yang akan membantunya membuat kekacauan di perusahaan Dewantara Corporation.Dandi sudah menyiapkan dana besar untuk bisa mewujudkan keinginannya tersebut, hubungannya dengan Natali yang semakin membaik secara otomatis membawa dampak baik pula kepada pria tersebut, dia bebas melakukan apapun di rumah dan di kantor tanpa ada yang mencurigai.Mereka saat ini sedang berbicara di ruang kerja yang ada di kediaman keluarga Johanes, rencana ini tak diketahui oleh siapapun termasuk Johanes dan Natali."Semua sudah berjalan lancar Tuan. Anda tak perlu khawatirkan itu, besok saya akan langsung melakukan penandatanganan kontrak kerjasama ini bersama pimpinan Dewantara Corporation," jawabnya penuh keyakinan."Baguuus! Aku sudah tak sabar menunggu hari itu tiba. Aku harap semua rencana buruk kita berjalan dengan baik. Kau harus bisa meyakinkan Arga, kalau kau adalah klien bisnis terbaik

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Terobsesi

    "Sayang ayo dong pilih gaunnya," bujuk Arga.Pernikahan Pedro tinggal satu hari lagi dan Arga baru bisa mengantarkan sang istri ke butik langganan mereka, untuk mencari gaun.Tapi sejak tiba di butik itu Maria tak kunjung menentukan pilihannya"Arga aku sungguh tak percaya diri menggunakan ini," ucap Maria frustasi.Segala jenis gaun yang dikenakan oleh Maria sungguh membuat wanita itu merasa malu untuk tampil di depan publik.Kehamilan yang begitu besar ditambah berat badan yang semakin hari semakin naik membuatnya benar-benar rendah diri. Ia tak pernah percaya diri jika diajak ke tempat umum oleh sang suami, dan Maria merasa tidak pantas berdampingan dengan suaminya tersebut.Padahal bagi Arga ia justru bangga bergandengan dengan sang istri, apalagi di dalam perut istrinya ada jagoannya keturunan Dewantara yang merupakan hadiah terindah untuk kehidupan rumah tangga mereka."Kenapa bisa begitu sayang?" tanya sang suami.Rasanya akan lebih baik bagi Arga untuk pura-pura bodoh. Terkada

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Temui Aku

    "Sepertinya cintamu bertepuk sebelah tangan?" Kalimat itu Tentu saja sangat menampar bagi sang wanita Bagaimana mungkin ada orang yang bisa mengetahui kalau dirinya menyukai Arga"Siapa kau?" tanya Seyla."Kau tak perlu tahu siapa aku, tapi kau wajib bekerja sama denganku bila ingin balas dendam pada Arga," ucap Dandi."Maksudmu?" tanya Seyla."Kau pasti tahu maksudku, kalau kau ingin bekerja sama denganku untuk menghancurkan Arga, aku tunggu kedatanganmu di resto Aleta, besok jam makan siang," ucap Dandi. "Temui aku di sana," imbuhnya lagi.Dandi langsung pergi dari hadapan wanita itu, dan dia yakin Seyla pasti akan menemuinya.Dandi datang ke pernikahan Pedro atas undangan yang diterima istrinya. Dia melihat kebahagiaan Arga dengan Maria dan Dandi tidak menyukainya.Sampai mati pun ia tidak akan pernah membiarkan Arga dan mantan Papa tirinya berbahagia, apa yang dialami sang Mama sekarang harus dibayar mahal oleh keluarga Dewantara.Kali ini dia tidak boleh gagal untuk membuat kekac

Bab terbaru

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   TAMAT

    Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 293

    Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 292

    Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 291

    ****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 290

    Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 289

    "Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 288

    Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 287

    lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 286

    ****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu

DMCA.com Protection Status