Share

Kabar Buruk

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tuan, apa kita langsung ke Bandung menemui orang itu?" tanya Nando.

"Sebaiknya begitu, sebelum sore menjelang. Setidaknya malam kita sudah kembali ke Jakarta," ucap Arga.

"Baik Tuan, mari silahkan masuk," kata Nando mempersilahkan Bosnya masuk ke dalam mobil.

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang dari Jakarta menuju ke Bandung. Dan setelah selama dua setengah jam menempuh perjalan, akhirnya mereka tiba di alamat yang dituju.

Kali ini mereka akan bertemu di sebuah restoran mewah di Kota Bandung.

Arga sedang duduk bersantai bersama Nando asisten pribadinya di sebuah meja yang dekat dengan taman, mereka baru saja membuat janji untuk bertemu di sana.

Arga meneguk minuman beralkohol tinggi dengan nilai fantastis di gelas yang sedari tadi ia mainkan.

Jujur dalam benaknya terpusat pada Maria, dan ia tidak sabar untuk segera kembali ke Jakarta untuk memeluk istrinya.

Ponsel Nando bergetar di saku jasnya, ia merogoh ponsel pintar itu lalu menekan icon berwarna hijau, saat melihat nama Da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Al Islammm
mantap dan seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Menuju ke TKP

    "Apa yang terjadi? Kenapa Maria bisa diculik?" Arga tiba di kediaman iparnya tepat pukul 15.00 Wib, dia benar-benar tidak mengerti siapa sebenarnya yang memiliki musuh dan apa kepentingannya menculik sang istri?Apa ini ada hubungannya karena Arga, yang awalnya dijebak menjadi suami untuk Maria? Atau ada urusan lain antara sang kakak ipar hingga harus mengorbankan Maria?Bahkan tadi sepanjang perjalanan tadi dari Bandung menuju Jakarta Arga terus mengumpat.Arga terus mengutuk siapa pun yang sudah lancang melakukan hal ini terhadap sang istri."Maafkan Kakak, Arga," ungkap Tuan Askara penuh penyesalan, "Kakak ada masalah pribadi dengan penculik itu, dan Maria diculik oleh anak buahnya!"Tuan Askara pun menceritakan semua yang terjadi hingga berujung penculikan terhadap Maria sang adik semata wayang.Baru kali ini Tuan Askara merasa takut kehilangan Maria, baru kali ini ia menyesal akan kelakuannya selama ini terhadap yang sempat tak peduli dengan kehidupan sang adik.Tuan Askara bahk

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Mencari Celah Penyelamatan

    Mereka pun akhirnya tiba di lokasi penyekapan Maria."Apa kakak yakin ini adalah tempatnya?" tanya Arga sedikit meragu."Ini kau lihatlah sendiri alamat yang dikirimnya," sahut Tuan Askara. Arga mengangguk."Arga, kalau kakak dibunuh, tolong kau jaga Maria dengan baik ya," pintanya pada Arga.Arga membuang nafas kasar, suasana kembali melow. Arga berharap semua akan baik-baik saja."Kakak tenang saja kita semua pasti selamat. Lagian kakak sudah menggunakan rompi anti peluru," sahut Arga menenangkan sang kakak ipar."Nando, tolong jangan bergerak dulu sampai Tuan Askara selesai bertransaksi!" titahnya pada sang asisten."Baik Tuan," jawab Nando. "Tolong kalian jangan bergerak sampai Tuan Askara selesai melakukan transaksi, sebaiknya kalian segera cari tahu di mana keberadaan Nona Maria saat ini, apa beliau di sekap atau sedang bersama Ricardo. Tapi tolong ya jangan bertindak gegabah apalagi menimbulkan kecurigaan para lawan, karena keselamatan Nona Maria menjadi taruhannya. Kita jangan

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Suara Tembakan

    "Sebetulnya di tempat ini dikelilingi oleh kawat berduri, dan kawat tersebut semuanya dialiri aliran listrik tegangan tinggi, tetapi Tuan dan Pak Nando jangan khawatir, kami akan segera menjinakkannya, jadi nanti anda bisa melewati pintu belakang untuk masuk ke ruangan di mana Nona Maria disekap!"Suara tersebut kembali mereka dengarkan melalui earphone yang terpasang di telinga masing-masing."Oke kalau situasi sudah aman tolong kabari kami," jawab Nando pada koordinator tim saat itu yang juga membantu Arga untuk membebaskan sang istri.Dua menit kemudian kembali terdengar suara dari earphone yang masih bertengger di telinga masing-masing."Tuan Arga dan Pak Nando bisa langsung menuju ke arah pintu belakang, semua aliran listrik di sini sudah kami jinakkan! Anda boleh melewati jalanan setapak, nanti akan ketemu pintu kecil dan langsung masuk di sana! Kami kebetulan sudah membuka gembok nya dari dalam," ucap pria itu lagi kepada Nando dan juga Arga."Oke baiklah, nanti kalau ada apa-a

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Berhasil Dilumpuhkan

    Dor dor.Terdengar lagi, dua kali tembakan membuat Nando semakin tidak karuan, karena sumber tembakan tersebut berasal dari dalam ruangan di mana Tuan Askara dan juga Ricardo berada."Apa yang terjadi?" tanya Nando dengan suara keras kepada salah satu anak buahnya yang kebetulan berjaga di sekitar ruangan tersebut.Mereka masih berkomunikasi menggunakan earphone. Nando saat berbicara demikian sambil menusukkan belati beracun ke perut salah satu anak buah Ricardo."Ricardo mengancam Tuan Askara, tapi tembakannya tidak mengenai Tuan Askara, hanya saja kita harus segera menolong Tuan Askara," ucap koordinator tim tersebut.Tuan Askara tak pernah menyangka dirinya berada di situasi yang menegangkan seperti ini, dia memang pernah bermusuhan dengan Ricardo, tapi tak pernah berakhir dengan penculikan.Tuan Askara sangat menyesal telah gagal menjaga sang adik ketika mereka sedang bersama."Kau tahu, kalau kau telah mengecewakanku, kau sengaja mengajak banyak anak buah iparmu untuk datang ke t

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Mencari Bukti

    "Kak Aska kenapa?" tanya Maria sendu."Kakak, terkena timah panas. Tapi kondisinya sudah stabil kok. Makanya kau harus kuat sayang, biar cepat sembuh dan bisa jaga kakak," Arga membujuk sang istri. Maria sejak tadi belum mau menyentuh makanan yang disiapkan oleh pihak rumah sakit. Buah pun Maria menolak. Dia hanya mau minum air.Maria menyusut air mata dengan satu tangan yang terbebas dari jarum infus, dia mau makan seperti yang diminta suaminya."Aku suapin ya?" Arga meminta persetujuan Maria."Iya terima kasih Arga," sahutnya.Arga tersenyum, lalu dengan telaten mulai menyuapi Maria.Nando yang baru masuk ke ruangan Maria pun ikut senang melihatnya. Setidaknya Maria tidak down seperti yang sempat Nando takutkan tadi."Nando," sapa Arga, saat melihat sang asisten mematung di depan pintu. "Masuk Nando," kata Arga lagi pada asistennya.Lalu Nando pun mendekat ke ranjang pasien."Apa kabar Nona? Apa kondisi Anda jauh lebih baik sekarang?" tanya Nando tulus.Maria pun tersenyum lalu men

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Merasa Menjadi Korban

    Tak terasa Maria telah terlelap selama 2 jam, ketika dirinya bangun dia merasa sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.Maria pun meminta pada Arga untuk memandikannya, karena badannya sedikit gerah, tapi karena dokter belum mengizinkannya pulang, dia harus tetap mendapatkan cairan infus yang masuk ke tubuhnya.Setelah selesai mandi, Arga pun kembali menggendong tubuh Maria, lalu didudukkan lagi di atas ranjang.Dengan telaten, pria tersebut mulai menyisir rambut sang istri. Arga memperlakukan Maria dengan sangat baik, meski pria tersebut adalah pimpinan perusahaan terbesar di Jerman.Maria menjadi sangat tersanjung karenanya, lalu terdengar suara pintu ruangan Maria diketuk, Arga pun mengizinkan orang itu masukDan tampak Nando yang kini sedang masuk ke dalam ruang rawat inap Maria."Tuan muda, bisa kita bicara sebentar?" Dari cara bicaranya, Arga sudah bisa menebak kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan."Iya, Bisa Nando! Ada apa ya?" tanya Arga. Nando memberi kode untuk berbic

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Mendadak Gerah

    Satu minggu sudah Arga berada di Jakarta, dan menyelesaikan semua urusan pribadi dan urusan bisnisnya dengan baik.Dia memastikan semua masalah pribadi istrinya dengan orang-orang jahat itu teratasi dengan baik, bahkan dengan kekuasaan yang diberikan oleh sang Papa Arga bisa membuat Nyonya Askara mengakui semua perbuatannya, termasuk dia dalang dari kecelakaan tersebut.Arga menunjuk pengacara kondang dengan penampilan parlente, dan termasuk pengacara terbaik di Indonesia untuk mendampingi Tuan Askara sampai masalah ini tuntas.Tuan Askara pun akan segera mengurus perceraiannya dengan sang istri, kondisinya belum stabil tapi mau tak mau Maria pun harus ikut dengan Arga kembali ke Jerman, karena Maria tidak ingin hubungannya dengan Arga malah terganggu hanya karena urusan pribadi.Apalagi Arga sudah menyiapkan suster khusus untuk membantu kesembuhan Tuan Askara, setidaknya ketika Maria sudah kembali ke Jerman, dia sedikit lebih tenang."Maafkan Maria ya Kak, tak bisa terlalu lama-lama

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Hadiah untuk Maria

    Setelah tiba di Jerman, Arga mengatakan pada Nando akan mampir ke mall dan dia mengizinkan seluruh anak buahnya termasuk Nando untuk pulang ke rumah masing-masing. Arga saat ini hanya ingin ditemani oleh sopir saja. Nando tidak bisa menolak keinginan bosnya ini karena Arga sedikit memaksakan kehendak.Mereka pun berpisah di Bandara, Arga menaiki satu mobil mewah yang sering ia gunakan ke kantor.Lalu mobil itu melaju dengan kecepatan sedang membelah keramaian kota Jerman untuk menuju ke sebuah Mall termewah yang berada di Jerman. Setelah tiba di mall sopir menurunkan Arga dan istrinya persis di depan lobby Mall tersebut.Arga menggandeng tangan istrinya masuk ke sebuah butik ternama yang menjual pakaian tidur seksi merk dunia.“Selamat siang, Tuan Muda, ini pesanan anda," ucap salah satu karyawan butik itu dengan menggunakan bahasa inggris.Mata Maria membelalak, ketika melihat banyaknya lingerie merk dunia yang dipesan oleh suaminya.Kapan sang suami meminta pada karyawan butik ini

Bab terbaru

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   TAMAT

    Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 293

    Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 292

    Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 291

    ****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 290

    Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 289

    "Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 288

    Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 287

    lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 286

    ****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu

DMCA.com Protection Status