Tak terasa Maria telah terlelap selama 2 jam, ketika dirinya bangun dia merasa sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.Maria pun meminta pada Arga untuk memandikannya, karena badannya sedikit gerah, tapi karena dokter belum mengizinkannya pulang, dia harus tetap mendapatkan cairan infus yang masuk ke tubuhnya.Setelah selesai mandi, Arga pun kembali menggendong tubuh Maria, lalu didudukkan lagi di atas ranjang.Dengan telaten, pria tersebut mulai menyisir rambut sang istri. Arga memperlakukan Maria dengan sangat baik, meski pria tersebut adalah pimpinan perusahaan terbesar di Jerman.Maria menjadi sangat tersanjung karenanya, lalu terdengar suara pintu ruangan Maria diketuk, Arga pun mengizinkan orang itu masukDan tampak Nando yang kini sedang masuk ke dalam ruang rawat inap Maria."Tuan muda, bisa kita bicara sebentar?" Dari cara bicaranya, Arga sudah bisa menebak kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan."Iya, Bisa Nando! Ada apa ya?" tanya Arga. Nando memberi kode untuk berbic
Satu minggu sudah Arga berada di Jakarta, dan menyelesaikan semua urusan pribadi dan urusan bisnisnya dengan baik.Dia memastikan semua masalah pribadi istrinya dengan orang-orang jahat itu teratasi dengan baik, bahkan dengan kekuasaan yang diberikan oleh sang Papa Arga bisa membuat Nyonya Askara mengakui semua perbuatannya, termasuk dia dalang dari kecelakaan tersebut.Arga menunjuk pengacara kondang dengan penampilan parlente, dan termasuk pengacara terbaik di Indonesia untuk mendampingi Tuan Askara sampai masalah ini tuntas.Tuan Askara pun akan segera mengurus perceraiannya dengan sang istri, kondisinya belum stabil tapi mau tak mau Maria pun harus ikut dengan Arga kembali ke Jerman, karena Maria tidak ingin hubungannya dengan Arga malah terganggu hanya karena urusan pribadi.Apalagi Arga sudah menyiapkan suster khusus untuk membantu kesembuhan Tuan Askara, setidaknya ketika Maria sudah kembali ke Jerman, dia sedikit lebih tenang."Maafkan Maria ya Kak, tak bisa terlalu lama-lama
Setelah tiba di Jerman, Arga mengatakan pada Nando akan mampir ke mall dan dia mengizinkan seluruh anak buahnya termasuk Nando untuk pulang ke rumah masing-masing. Arga saat ini hanya ingin ditemani oleh sopir saja. Nando tidak bisa menolak keinginan bosnya ini karena Arga sedikit memaksakan kehendak.Mereka pun berpisah di Bandara, Arga menaiki satu mobil mewah yang sering ia gunakan ke kantor.Lalu mobil itu melaju dengan kecepatan sedang membelah keramaian kota Jerman untuk menuju ke sebuah Mall termewah yang berada di Jerman. Setelah tiba di mall sopir menurunkan Arga dan istrinya persis di depan lobby Mall tersebut.Arga menggandeng tangan istrinya masuk ke sebuah butik ternama yang menjual pakaian tidur seksi merk dunia.“Selamat siang, Tuan Muda, ini pesanan anda," ucap salah satu karyawan butik itu dengan menggunakan bahasa inggris.Mata Maria membelalak, ketika melihat banyaknya lingerie merk dunia yang dipesan oleh suaminya.Kapan sang suami meminta pada karyawan butik ini
Saat Arga dan Maria duduk di dalam reatorang, seorang wanita seksi dan cantik jelita menghampiri Arga dengan gerakan menggoda setelah wanita itu berteriak memanggil nama suami dari Maria.Tentu saja Maria sangat kesal, entah siapa wanita itu Maria tidak mengenalnya. Yang Maria tahu dia sangat membenci sang suami mengenal dengan wanita cantik ini."Halo Arga, apa kabar?" wanita itu bertanya demikian sambil memberikan pelukan hangat juga kecupan di kedua pipi Arga, membuat Maria yang melihat jantungnya menjadi sangat berdebar kencang."Baik! Kau apa kabar?" tanya Arga balik pada wanita itu, "oh ya Angeline kenalin ini istriku Maria!" Arga memperkenalkan Maria pada Angeline. Angeline adalah klien bisnis Dewantara Corporation.Hati Maria seketika meradang saat melihat respons wanita di depannya ketika Arga memperkenalkannya sebagai istri."Yaaaaaaa, aku pikir Kau belum nikah, sia-sia deh aku selama ini berharap sama Kau!" ucap Angeline tanpa tahu malu.Entah apa maksud dari ucapannya ter
Setelah selesai makan, mereka menuju ke sebuah supermarket di Mall itu untuk membeli beberapa perlengkapan dan bahan masakan. Arga rencananya akan mengajak Maria untuk menginap di rumah baru yang dihadiahkan oleh sang papa.Arga dan Maria pun memilih beberapa makanan untuk mereka berdua dan juga untuk keluarga besarnya.Mereka berkeliling membeli banyak makanan ringan, bahkan kini sudah memasukkan makanan tersebut ke dalam troli, tiba-tiba seorang wanita jatuh di depan Arga, setelah menabrak dada bidang Arga.Bruuuukk,Arga akan tetap membantu siapapun yang terjatuh persis di depannya seperti ini."Arga ternyata kau lagi, wah kita berjodoh nih, di mana-mana malah bisa bertemu!" ucap Angeline penuh percaya diri setelah Arga berhasil membantunya bangun.Wanita itu dengan penuh kesadarannya memeluk tubuh kekar suami dari Maria tersebut dengan gerakan cepat Angeline melakukannya sehingga Arga tidak bisa menghindar dari pelukan Angeline."Awwwwwwwww." Wanita itu berteriak karena rambutny
"Percayalah sayang, dia hanya klien bisnis, nggak lebih," ucap Arga.Maria masih tetap merajuk padahal mereka saat ini harus kembali ke kediaman Dewantara karena sang papa minta Arga untuk kembali ke kediaman utama.Ada sesuatu yang akan dibahas oleh sang papa. Dengan perjuangan keras tanpa lelah, akhirnya Arga berhasil mengembalikan mood Maria seperti sebelumnya.Dan ketika mereka tiba di rumah pun ternyata Tuan Dewantara sedang berolahraga golf bersama teman-temannya, sehingga Arga dan Maria memilih untuk tidur siang.***Tepat pukul 18.00 waktu setempat Maria yang merasa sudah cukup untuk beristirahat pun memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu, sedangkan anak dan suaminya masih tampak terlelap di atas ranjang.Setelah selesai membersihkan diri bahkan kini Maria terlihat sudah sangat rapi, tiba-tiba terdengar suara orang di balik pintu kamarnya.Maria segera membuka pintu kamar itu dan salah satu pelayan di rumah tersebut ada di depan kamarnya."Nyonya makan malam anda suda
Tok tokTuan Dewantara mengetuk pintu kamar sanga anak.Ceklek"Papa." sapa Maria pada sang mertua. "Di mana Arga nak? Bagaimana kondisinya?" tanya sang papa mertua penuh rasa khawatir."Masuk Pa," ucap Maria. "Terima kasih Nak." Tuan Dewantara memasuki kamar sang anak, lalu duduk di sisi ranjang. Tangannya terulur menyentuh dahi Arga yang masih tampak hangat."Demamnya sudah turun Pa, tadi setelah makan, Arga sudah minum obat." Maria menjelaskan pada sang mertua. Tuan Dewantara mengangguk."Arga enggak apa-apa Pa, mungkin hanya kelelahan. Nanti juga pulih lagi. Papa jangan khawatir," sahut Arga. Arga seketika membuka matanya saat merasakan sentuhan di dahinya.Tuan Dewantara mengangguk. Sang anak menyelesaikan urus bisnis dan urusan pribadinya dengan sangat baik dan imbang. Hanya saja beliau akan sangat panik kalau sudah berhubungan dengan Arga."Apa perlu Papa panggilkan dokter?"Arga menggeleng. "Arga enggak apa kok Pa, besok pagi sudah sembuh. Arga hanya butuh istirahat saja. Me
Setelah selesai sarapan Arga, Maria dan Tuan Dewantara pun masuk ke dalam kamar Arga.Mereka akan membicarakan hal itu di dalam kamar, tapi ketika mereka sudah berada di dalam kamar, Tuan Dewantara seperti curiga kalau sang istri menguping pembicaraan mereka.Dia pun meminta Maria untuk berpura-pura membuka pintu, setidaknya untuk mengetahui prasangkanya benar atau tidak.CeklekBughYuna tersungkur di lantai."Ah, maafkan Maria Ma. Maria enggak tahu ada Mama," sesal Maria."Jangan panggil aku Mama," desisnya, sambil mengusap tangannya yang sakit.Yuna bergegas pergi dari depan kamar Maria."Kita bicarakan masalah ini nanti di rumah barumu saja ya. Biar bagaimana pun dia tak punya akses untuk masuk ke sana. Tapi nanti Papa nanti akan ke sana sekitar jam 12 siang ya. Pakaian kalian sudah di sana kok," ucap Tuan Dewantara."Tapi Papa harap kalian jangan tersinggung ya, demi apapun Papa tak berniat mengusir kalian dari rumah ini. Papa hanya mau keselamatan kalian terjamin," tambahnya lag
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu