Di tempat berbeda kini tubuh Tuan Gavin Dewantara bergetar hebat akibat mendapatkan informasi kalau ada kecelakaan maut di jalanan.Dan yang membuat beliau seketika melemah adalah mobil itu milik sang anak.Bahkan untuk menghubungi asisten sang anak pun tangannya gemetar hebat, dia tak mampu melakukannya.Ditambah dada kirinya mendadak sakit. Dia terus menekan bagian dadanya sampai ponselnya berdering, dan beliau memberanikan diri untuk melihatnya. Ternyata ponsel Arga yang menghubunginya, jujur dalam pikirannya sekarang pasti polisi menghubunginya dan memberikan kabar buruk mengenai sang anak, ini tak mungkin terjadi dan beliau tak bisa membiarkan terjadi.Dengan tangan gemetar dia memberanikan diri untuk mengangkat panggilan telepon tersebut."Ha–halo," terdengar suaranya begitu bergetar hingga membuat Arga semakin yakin kalau sang Papa pasti mengira, dirinya menjadi korban kecelakaan itu."Ini Arga Papa," ucapnya dari seberang telepon."Sayang ini beneran kau Nak? Kau selamat dar
Di sisi lain, kini Arga tiba di lokasi penyekapan itu. Dia harus memberi pelajaran pada orang yang sudah bermain-main dengannya."Ini dia orangnya Tuan," ucap anak buah Arga yang berjaga di sana.Arga menatap orang itu dari atas sampai bawah. "Katakan siapa namamu?" ulangnya sekali lagi."Buat apa kau tahu namaku?" orang yang saat ini kedua tangannya terikat, dan kakinya juga mencoba memancing kemarahan Arga.BughBughDua kali pukulan Arga layangkan di rahang pria itu dengan cukup keras, sampai darah segar keluar dari mulut orang itu."Katakan, siapa namamu?" tanya Arga."Rio," ucapnya. Arga tahu orang ini bukan yang dicarinya, dia hanya kaki tangan orang kepercayaan Arga yang berstatus DPO setelah polisi melihat rekaman CCTV di rumah Arga saat mobil Arga di sabotase. Polisi bergerak dengan cepat."Perlihatkan videonya!" seru Arga.Mata Rio membelalak saat keluarga kandungnya sedang disekap oleh Arga."Tolong jangan sakiti mereka. Aku janji akan memberikan semua informasi yang anda
Esok harinya tepat pukul 16.00 waktu Jerman harusnya weekend ini digunakan oleh Arga untuk bersantai bersama sang istri, nyatanya itu tidak bisa ia lakukan.Arga harus menyelesaikan kekacauan yang ada, mereka harus kembali menyusun rencana yang hancur berantakan, padahal sudah ada bukti di depan mata.Arga mendapatkan kabar buruk dari Nando, ternyata Dandi bisa membalik keadaan, orang yang sudah diserahkan ke kantor polisi dan yang sempat menyatakan kalau Dandi dan sang mama adalah orang dibalik kejadian itu, tiba-tiba saja merubah pernyataannya.Dia mengatakan kalau dalam penekanan oleh Arga, sehingga sebelum video itu dibuat Arga mendesaknya untuk menyebut nama Dandi dan juga sang mama.Pria itu bahkan rela mempertanggungjawabkan kesalahannya seorang diri, dan Arga kembali satu langkah lebih lambat dari Dandi.Ternyata pria itu sangat licik dan Arga harus lebih hati-hati lagi ke depannya."Semoga rencana kedua kita berhasil," ucap Arga."Iya Tuan. Saya setuju dengan anda, kita harus
Esok harinya tepat pukul 15.00 waktu setempat, Arga baru saja tiba di kediamannya setelah melakukan peninjauan proyek bersama Seyla dan juga Nando. Meskipun hari minggu mereka tetap terpaksa bekerja sesuai permintaan kliennya.Kini Arga harus segera bersiap untuk memenuhi undangan dari Tuan Ibrahim.Arga tahu tadi sepanjang peninjauan proyek bersama Seyla, terlihat jelas kalau wanita itu sangat menginginkan Arga.Bahkan Nando pun melihat ada yang lain dari Seyla, beruntung bosnya tidak menunjukkan sikap yang aneh-aneh, sepanjang godaan di depan mata begitu luar biasa.Berkali-kali Seyla berusaha menggoda Arga. Tapi tetap saja tidak berhasil, bahkan wanita itu tak segan-segan menggandeng lengan Arga, ketika mereka berjalan menuju ke arah proyek yang sedang dibangun saat ini.Sebuah Mall terbesar yang ada di Jerman, yang sedang Arga kerjakan bersama timnya.Sesuai dengan permintaan dari Tuan Ibrahim, selaku pemilik Ibrahim Corp.Malam harinya saat waktu menunjukkan jam 19.00 malam wakt
"Wah Selamat malam Tuan Arga Dewantara," sapa Tuan Ibrahim pada Arga.Ia tahu sang anak pasti sangat kecewa melihat Arga datang bersama pasangannya, padahal anaknya lah yang menginginkan Arga datang, karena ingin menjalin hubungan dekat dengan pria tersebut."Selamat malam Tuan Ibrahim! Happy wedding anniversary," ucap Arga, mengulurkan tangan pada Tuan Ibrahim."Terima kasih Tuan," jawab Tuan Ibrahim.Arga pun mengucapkan hal yang sama kepada istri Tuan Ibrahim. Begitu juga dengan Maria."Siapakah gerangan wanita Cantik ini? Apakah dia kekasih anda?" tanya istri Tuan Ibrahim basa-basi.Arga menatap ke arah Maria, setelah mereka dipersilakan duduk oleh Tuan Ibrahim.Dan dengan sangat terpaksa anak kesayangan Tuan Ibrahim menggeser duduknya, dan membiarkan Maria mengambil posisi duduk di samping Arga.Wanita itu tidak ingin membuat ulah saat ini, meski dalam hatinya begitu murka, tapi ia tidak boleh menunjukkannya di depan Arga dan juga keluarga besarnya."Dia istri saya Tuan," ucap A
Arga pun membawa Maria pergi dari restoran tersebut, menuju ke Mansionnya.Arga dan Maria masuk ke dalam mobil. Arga menatap Maria sedikit gelisah."Kenapa sayang?" tanya Arga. Arga mengecup punggung tangan sang istri."Sepertinya Seyla tidak menyukaiku," ucap Maria jujur."Mungkin dia iri melihat bidadari secantik-mu sayang," jawab Arga.Maria tersenyum kecut, dia bukan orang bodoh, "rasanya dia menyukaimu," tebak Maria."Biarkan saja, yang penting aku hanya mencintaimu. Dia hanya klien bisnisku tak lebih. Apa kau cemburu padanya?" tanya Arga."Semua wanita juga pasti sepertiku, kalau melihat tatapan wanita lain penuh kagum pada suaminya sendiri," sahut Maria."Aku bersumpah sampai kapanpun hanya kau pemilik hati ini. Kita sudah melalui banyak hal bersama sayang. Jangan pernah meragukan aku, karena bagiku hanya kau wanita tercantik di dunia ini," ujarnya sungguh-sungguh.Maria tersenyum, lalu merebahkan kepalanya di bahu sang suami. Dan ternyata dalam perjalanan pulang, istrinya mal
Tepat pukul 18.00 waktu setempat, Arga pun tiba di rumahnya, ia langsung masuk ke dalam rumah, seakan ada hal yang pasti membuatnya ingin segera tiba di rumah.Maria yang penampilannya sudah segar, dan kini sedang berada di dapur bersama para pelayan pun, melihat kepulangan suaminya.Dia memilih meletakkan piring-piring yang akan digunakan untuk makan malam nanti, lalu menghampiri Arga.Maria mengambil punggung tangan Arga, lalu menciumnya sebagai rasa hormat pada sang suami.Setidaknya itu yang ia lihat dari keseharian yang dilakukan oleh sang seorang istri pada umumnya. "Mau ke mana sih cantik banget," kata Arga menggoda sang istri, lalu merangkul istrinya mengajak ke dalam kamar.Maria hanya tersipu.Maria masih mencium wangi parfum Woody khas milik sang suami, meski suaminya tersebut seharian di kantor, tapi wangi di tubuhnya tidak pernah hilang.Bahkan Maria sudah sangat hafal wangi tubuh suaminya tersebut."Nggak kemana-mana, kan mau nyiapin makan malam, sesekali makan malam be
Di tempat berbeda kini Dandi sedang menunggu gadis perawan yang sudah dia beli atas suruhan sang mafia. Biasanya gadis perawan itu akan selalu dinikmati lebih dulu sebelum dibawa keluar negeri, tepatnya di New York.Inilah pekerjaan utama Dandi sekarang. Bila dulu pekerjaan ini hanya pekerjaan sampingan sebelum Arga datang ke Jerman. Karena Dandi sudah yakin dialah pewaris tahta Keluarga Dewnatara. Tapi semua lenyap dalam sekejap."Aku akan membalasmu Arga!" serunya kesal. Dia meneguk wisky sambil menunggu seorang gadis yang konon katanya masih perawan.Seorang gadis malang yang menjadi korban kejahatan orang terdekatnya. Dia adalah Agatha. Wanita cantik nan belia serta bertubuh mungil.Malam ini dia akan dibawa menemui orang kepercayaan sang Mafia.Sepanjang perjalanan menuju ke hotel Agatha hanya diam, air matanya terus menetes membasahi wajah cantik gadis tersebut.Betapa malang nasibnya, setelah sang ayah meninggal sehingga membuat dirinya menjadi anak sebatang kara, lalu sekarang
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu