Tepat pukul 18.00 waktu setempat, Arga pun tiba di rumahnya, ia langsung masuk ke dalam rumah, seakan ada hal yang pasti membuatnya ingin segera tiba di rumah.Maria yang penampilannya sudah segar, dan kini sedang berada di dapur bersama para pelayan pun, melihat kepulangan suaminya.Dia memilih meletakkan piring-piring yang akan digunakan untuk makan malam nanti, lalu menghampiri Arga.Maria mengambil punggung tangan Arga, lalu menciumnya sebagai rasa hormat pada sang suami.Setidaknya itu yang ia lihat dari keseharian yang dilakukan oleh sang seorang istri pada umumnya. "Mau ke mana sih cantik banget," kata Arga menggoda sang istri, lalu merangkul istrinya mengajak ke dalam kamar.Maria hanya tersipu.Maria masih mencium wangi parfum Woody khas milik sang suami, meski suaminya tersebut seharian di kantor, tapi wangi di tubuhnya tidak pernah hilang.Bahkan Maria sudah sangat hafal wangi tubuh suaminya tersebut."Nggak kemana-mana, kan mau nyiapin makan malam, sesekali makan malam be
Di tempat berbeda kini Dandi sedang menunggu gadis perawan yang sudah dia beli atas suruhan sang mafia. Biasanya gadis perawan itu akan selalu dinikmati lebih dulu sebelum dibawa keluar negeri, tepatnya di New York.Inilah pekerjaan utama Dandi sekarang. Bila dulu pekerjaan ini hanya pekerjaan sampingan sebelum Arga datang ke Jerman. Karena Dandi sudah yakin dialah pewaris tahta Keluarga Dewnatara. Tapi semua lenyap dalam sekejap."Aku akan membalasmu Arga!" serunya kesal. Dia meneguk wisky sambil menunggu seorang gadis yang konon katanya masih perawan.Seorang gadis malang yang menjadi korban kejahatan orang terdekatnya. Dia adalah Agatha. Wanita cantik nan belia serta bertubuh mungil.Malam ini dia akan dibawa menemui orang kepercayaan sang Mafia.Sepanjang perjalanan menuju ke hotel Agatha hanya diam, air matanya terus menetes membasahi wajah cantik gadis tersebut.Betapa malang nasibnya, setelah sang ayah meninggal sehingga membuat dirinya menjadi anak sebatang kara, lalu sekarang
"Tubuhmu benar-benar nikmat. Banyak wanita yang sudah aku ajak bermain, tapi tubuhmu paling nikmat," ucap Dandi merancau.Dandi yang dalam pengaruh alkohol pun terus menghentak Agatha tanpa ampun, ia tersenyum bahagia saat melihat darah yang mulai tercecer di atas sprei berwarna putih itu.Agatha menangis pilu, memohon pengampunan pada Dandi tapi diabaikan. Kini hidupnya sudah hancur. Agatha merintih kesakitan, tapi pria tersebut sama sekali tidak peduli.Yang jelas, ia memang selalu menikmati setiap wanita perawan yang akan dijualnya ke luar negeri. Tapi wanita ini berbeda. Perlawanan dan penolakannya membuat Dandi makin berhasrat."Tubuhmu benar-benar nikmat, pelangganku pasti puas," ucapnya bangga.Pria tersebut terus menghentak Agatha tanpa peduli rasa sakit di bagian inti yang dirasakan oleh wanita itu.Padahal ini pertama kali Agatha melakukannya, dan pria jahat di atas tubuhnya ini, tak pernah peduli akan hal itu.Pria itu bahkan tidak memberikan jeda pada Agatha untuk menghila
"Di mana wanita itu? Aku tak melihatnya di Villa?" tanya Victor. Victor tampak menahan kesal hingga ia putuskan untuk menemui Dandi.Victor baru saja pulang dari villa yang biasanya digunakan untuk penampungan para wanita yang akan dibawa ke luar negeri, tapi tadi setelah tiba di sana, Victor tak menemukan wanita baru sama sekali, sehingga Ia memutuskan untuk pergi ke rumah mewah milik Dandi.Victor adalah orang kepercayaan James juga untuk urusan gadis-gadis yang akan dijual dalam dunia gelap.Karena terkadang pria ini tinggal di rumahnya. Terkadang ia memilih di apartemen. Tak ada yang bisa menghalangi keinginan pria tersebut.Tapi Victor tahu hanya dua tempat itulah tempat ternyaman bagi Dandi bila, ia tidak berada di tempat hiburan malam.Suntuk pulang ke rumah karena sang mama ngotot memintanya menikah, Dandi tidak akan pernah betah berada di sana, hati pria itu masih sakit melihat sang papa tiri mengabaikannya setelah sekian tahun bersama hanya karena Arga telah kembali.Kedata
Saat dalam kekesalannya, pintu kamar Maria diketuk dari luar. Ceklek"Selamat siang Nyonya, saya diperintahkan Tuan muda untuk menjemput anda. Maafkan saya terlambat karena jalanan sangat macet," sesalnya."Bapak Yakin, Arga menyuruh Bapak menjemput saya?" Maria mulai tak percaya."Tentu Nyonya. Ini pesan dari Tuan muda untuk saya," jawabnya.Sopir menyerahkan ponselnya untuk dilihat oleh Maria. Dan benar Arga meminta sopir mengantarkan Maria ke restoran itu.Maria tak mungkin menolaknya."Baik Pak, tunggu sebentar ya," jawab Maria.Sopir pun mengangguk, dia berpamitan untuk menunggu Maria di halaman depan, beruntung tadi Maria sudah bersolek setelah habis mandi dan sekarang dirinya hanya menambahkan lip balm di bibirnya.Maria mengenakan mini dress berwarna peach, juga tas selempang berlogo huruf H, tak ketinggalan high heels berukuran 15 cm dikenakan olehnya hingga membuat kaki jenjang Maria semakin tampak jelas.Maria membiarkan rambut pirangnya terurai, mengubah penampilannya tam
"Nyonya, ini tadi Bibi nyuruh saya bawakan ini ke kamar anda, ini Bibi yang masak tadi, katanya Nyonya dan Tuan belum makan," ucap salah satu pelayan muda di rumah itu.Maria mengangguk dan mengambil nampan dari tangan sang pelayan."Terima kasih mbak," ucap Maria dan sang pelayan kembali ke dapur.Maria masuk membawa dua mangkuk bubur serta susu dan diletakkan di atas meja santai. Maria kembali duduk di tepi ranjang dan dia tertidur di tepi ranjang sambil duduk. Arga mulai membuka matanya saat hari sudah siang, ia melihat posisi tidur Maria yang sangat tidak nyaman itu. Gerakan Arga membuat Maria terbangun."Arga, kau udah bangun?" tanya Maria yang langsung memegang kening Arga."Masih panas," ucap Maria pelan dan tangan yang memegang kening Arga langsung digenggam Arga.Pria itu pun langsung mengecupnya."Apa aku menyusahkanmu sayang?" tanya Arga."Tidak Arga, kau harus minum dulu ya," ucap Maria dan mengambilkan air mineral untuk Arga, dan pria itu pun meneguk air putih yang diber
Esok harinya Arga masih melihat sang istri lebih banyak diam, tidak seperti hari-hari sebelumnya, tadi malam kondisi Arga memang belum membaik sehingga dia enggan untuk menanyakan masalah ini pada istrinya.Akan tetapi tidak dengan sekarang, dia harus mengetahui apa yang membuat istrinya sampai bersedih seperti ini.Arga tidak akan memaafkan siapapun yang sudah membuat Maria merasa rendah diri, biar bagaimanapun Maria adalah sosok wanita yang pernah berada di fase terendah, pria itu tidak ingin Maria mengalami luka yang sama."Kenapa sayang?" tanya Arga. Arga mendekati Maria yang saat ini sedang duduk di atas sofa, waktu menunjukkan pukul 10.00 pagi waktu setempat, dan kondisi Arga sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, tapi hatinya tercubit saat melihat wajah ceria Maria berubah menjadi sendu."Nggak apa kok," jawab Maria bohong. Arga menyentuh tangan sang istri lalu mengecup punggung tangannya sebanyak dua kali.Maria memilih untuk berdiri hendak pergi ke perpustakaan di rumah itu
"Untuk apa kau datang menemui aku?" sentak Yuna pada Arga.Pagi ini Arga datang ke kediaman sang Papa, hanya untuk menemui wanita jahat dan berbahaya itu.Arga tidak ingin wanita itu terus-terusan mengganggu sang istri. Selain itu Arga datang untuk menjemput sang papa dan mengajaknya ke sebuah proyek perusahaan yang berada tak jauh dari pusat Kota Jerman."Untuk memberi peringatan padamu, kalau sekali lagi kau berani mengganggu istriku, maka aku tak segan-segan akan menghabisimu!" ancam Arga.Anak buahnya sudah bergerak untuk mencari bukti kejahatan Yuna dan Dandi."Uuuuh menakutkan sekali!" seru Yuna menjengkelkan."Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku!""Aku tidak takut dengan ancamanmu. Lagian istrimu memang mandul bukan?" ejeknya lagi.Baru saja Arga ingin menampar wanita bermulut busuk ini, tiba-tiba tangannya ditahan oleh sang papa."Jangan kotori tanganmu untuk wanita rendah dan macam dia, sekarang tinggal kita cari bukti untuk bisa segera menjebloskannya ke dalam penjara
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu