Staf tersebut terperanjat. Ia tak menduga pria kumal di depannya mengeluarkan uang sebesar itu, dan semuanya dalam bentuk kontan! Namun, buru-buru ia meralat pikirannya.
Seraya memandang reyhan dengan sinis, ia lalu mendorong tumpukan uang itu dan melihat Reyhan yang mengenakan pakaian yang kotor dengan sinis serta berkata dengan nada yang dingin, “Maaf, di sini adalah rumah sakit terkenal, kami tidak menerima uang palsu.”
Uang palsu?! Yang benar saja!
Reyhan menatap staf tersebut dengan nyalang, urat-urat di telapak tangannya muncul akibat menggenggam tali tas yang berisi uang ratusan juta itu dengan kencang.
Merasa ditantang, staf itu dengan geram menunjuk ke arah hidungnya sambil mengutuk, “Mengapa masih tidak pergi? Perlukah aku memanggil satpam untuk mengusirmu?”
Wajah Reyhan memerah. Dia hanya datang untuk membayar biaya pengobatan putrinya, mengapa harus berakhir dengan tuduhan yang tidak beralasan.
Apakah karena gaya berpakaiannya yang terlihat biasa sehingga dianggap sebagai sebagai orang miskin?
“Aku katakan sekali lagi, hitung semua biaya pengobatan putriku, dan uang ini bukanlah uang palsu. Bukankah ini rumah sakit mewah dan terkenal? Seharusnya tersedia alat untuk pengecekan uang apakah uang itu asli atau bukan!”
Keributan itu pun didengar oleh pengacara keluarga Sunarya yang sejatinya sejak tadi sudah membuntuti Reyhan.
Pria itu lalu menghubungi direktur rumah sakit dan mengatakan bahwa tuan muda Sunarya sedang berada di rumah sakit.
Sebelumnya, pengacara dari keluarga Sunarya sudah sejak lama mencari tahu keberadaan Reyhan dan kehidupannya, bahkan sejak ia menikah dengan mantan istrinya. Dia adalah pria yang sebelumnya mengawasi Reyhan setelah diusir dari rumah Alessia.
Dan saat ini, melihat situasinya yang sekarang begitu genting dan menyangkut nyawa tuan putri keluarga Sunarya, pengacara tersebut akhirnya mengatur segalanya agar memudahkan tuan mudanya tersebut.
“Apa!? Tuan Muda Sunarya sedang ada di rumah sakit ini?!”
Setelah mendapat telepon dari pengacara itu, ia segera turun dari kantornya untuk mencari pria penting tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir direktur sangat jarang turun ke lapangan, tapi hari ini pengacara dari keluarga Sunarya, yang terkenal dan menjadi donatur tetap rumah sakit secara langsung menghubunginya untuk turun dan melihat masalah yang tengah dihadapi tuan muda mereka.
Saat ini, direktur rumah sakit membawa sekretarisnya untuk turun ke loby dengan cepat. Dari kejauhan dia melihat ada satu pria dengan kemeja putih yang sudah kotor dan usang berdiri di depan kasir.
Dalam sekejap direktur tidak percaya bahwa pria itu adalah tuan muda Sunarya dari keluarga yang berkuasa itu, tapi selain pria kotor tersebut tidak ada orang lain lagi di loby.
“Direktur!” Seorang staf menyadari kehadiran atasan mereka, langsung berteriak dan menunduk hormat.
Tapi direktur sama sekali tidak melihat mereka, kemudian dia langsung berlari ke depan Reyhan dengan hormat membungkukkan badannya, “Tuan muda Sunarya?”
Adegan ini membuat para staf yang ada di loby menjadi tercengang.
Tuan muda Sunarya?
Ada apa ini?
Bukankah pria ini hanya orang miskin?
“Di … Direktur? Apakah anda mengenal orang ini? Dia ingin membayar biaya pengobatan putrinya dengan uang palsu.”
Staf itu berkata sambil terkejut, kemudian berbalik dan memelototi Reyhan sambil berteriak, “Dasar kamu sampah miskin, kamu masih tidak menunjukkan hormatmu di depan direktur rumah sakit? Satpam, tolong usir saja orang ini!”
Direktur sangat cemas, jika tuan muda Sunarya tidak senang, maka konsekuensinya tidak bisa dibayangkan.
“Lancang!”
Tiba-tiba direktur rumah sakit marah, “Siapa yang mau kamu usir? Dia adalah tuan muda Sunarya, donatur tetap rumah sakit ini.”
Semua orang tercengang.
Dia?
Bisakah seorang yang kumuh seperti ini menjadi donatur rumah sakit? Uang dari mana? Konyol bukan?
Mata para staf rumah sakit terbuka lebar, dia masih merasa sangat bingung dan tidak percaya, kemudian ada salah satu yang bertanya, “Direktur, apakah anda sedang bercanda?”
Huh!
Direktur mendengus dingin dan tidak bicara lagi, ekspresinya sudah menunjukkan segalanya.
Para staf menjadi gemetar dan menatap Reyhan dengan aneh. Mereka juga bukan orang bodoh, segera membungkuk dan meminta maaf, “Di … direktur, maaf, maafkan kami.”
Sedangkan direktur sama sekali tidak menghiraukannya, lalu menatap Reyhan dengan hormat dan bertanya, “Tuan muda, apa yang bisa aku bantu?”
Reyhan sedikit kaget dengan panggilan itu, yang bisa memanggilnya ‘tuan muda’ tentu adalah orang-orang yang berada di bawah kuasa keluarganya.
Tangan Reyhan mengepal erat, dia tidak pernah berharap meminta bantuan apapun dari mereka.
“Tuan muda, apa aku perlu memecat mereka?” tanya direktur itu dengan hati-hati.
Mendengar ucapan direktur, para staf yang tadi menghina Reyhan bergegas maju dan langsung berlutut di depan pria itu sambil memohon, “Tuan Sunarya, kami telah menyinggung anda, maafkan kami. Kami sudah salah!”
Namun, Reyhan hanya tersenyum tipis, kemudian menatap direktur dan berjalan pergi.
“Usir mereka dan jangan biarkan mereka berada di rumah sakit manapun di kota ini!” Direktur memerintah sekretarisnya.
“Tuan Sunarya, Tuan muda Sunarya. Maafkan kami, kami sudah salah, kami mohon pada anda!”
Di bawah suara permohonan para staf medis, Reyhan telah tiba di ruang perawatan sementara putrinya. Dan yang membuatnya kaget kali ini adalah sekelompok orang dari keluarga Allesia yang menunggunya dengan ekspresi sinis.
“Reyhan, apakah kamu baru saja datang untuk meminjam uang?” Allesia memasang ekspresi yang menghina di wajahnya.
Reyhan hanya menatapnya dengan dingin dan berkata pada tetangganya yang mengantar Kaesha ke rumah sakit, “Pengobatan Kaesha sudah dibayar, jadi hari ini dia bisa segera diambil tindakan.”
Allesia kaget, dia tidak menyangka Reyhan bisa mendapatkan uang secepat ini, padahal Allesia sendiri sedang menunggu pria itu akan memohon padanya.
“Reyhan, dari mana kamu mendapatkan uang untuk biaya pengobatan Kaesha, apa kamu mencurinya?” tanya wanita itu sambil menyeringai.
Dirinya sendiri yang pernah menikah dengan Reyhan selama 4 tahun jelas tahu bagaimana karakter pria itu.
Reyhan menjelaskan dengan acuh tak acuh, “Aku meminjamnya.”
Dalam waktu sekejap pasangan keluarga Fernando meledakkan tawa yang mungkin bisa didengar oleh seluruh tembok di lorong itu.
“Hei, siapa yang bisa meminjamkan uang padamu yang tidak berguna itu!” Nyonya Fernando berkata dengan penuh nada penghinaan.
“Walau kamu sudah meminjam uang dan membayar biaya pengobatan Kaesha, di sini hanya aku yang berhak menentukan putrimu bisa diobati atau tidak di rumah sakit ini. Direkturnya adalah temanku.” Tuan Fernando menambahkan.
“Aku adalah ayahnya Kaesha, kalau kalian lupa.” Reyhan mengepalkan tinjunya dan membantah.
Saat situasi sedang memanas, seorang pria paruh baya dengan setelan jas mahal muncul untuk menampakkan dirinya. Dia terlihat sangat cakap dan sopan, tampaknya dia bukanlah orang sembarangan.
Kemudian, di belakangnya muncul 3 orang berjas hitam sambil membawa satu set peralatan medis yang baru.
Setelah itu, ada 2 orang staf medis berjas putih mengekor di belakang.
“Keluarga pasien Kaesha Anindya Sunarya?”
Tuan Fernando bisa melihat sekilas bahwa orang ini tidak biasa, kemudian berjabat tangan dengan sopan sambil berkata, “Aku kakek dari pasien, maaf, anda dengan siapa?”
“Saya Farzan, pengacara Sunarya Group.” Pria paruh baya itu selesai bicara dan menepuk tangannya.
“Ini adalah peralatan medis paling canggih di dunia yang khusus didatangkan dari luar negeri. Dan ini adalah staf medis yang paling profesional khusus untuk mengobati Nona Kaesha.” Kata Farzan lagi.
Ketika mendengar ini, Allesia dan kedua orang tuanya saling bertatapan dan tercengang.
Allesia bertanya dengan penuh kepanikan, “Tuan Farzan, siapa yang memberikan semua ini?”
Farzan menatap Reyhan yang sedikit mengerutkan kening tanpa menunjukkan kesan dan berkata, “Keluarga Sunarya.”
“Keluarga Sunarya?”
Siapa keluarga Sunarya ini? Setahunya Reyhan juga memiliki nama belakang Sunarya, tapi tidak mungkin dia dari keluarga kaya.
Reyhan menatap tajam ke arah Farzan, seolah berbicara dengan tatapan nyalang bahwa Farzan tidak boleh membuka indentitasnya.
Kemudian Farzan hanya tersenyum dan berkata sambil melirik Reyhan, “Aku hanya mengantarkan barang dan tidak tahu apa-apa lagi.” Setelah itu dia pergi meninggalkan mereka.
Untuk sementara, semua orang terdiam, lalu Tuan Fernando membawa anak dan istrinya pergi dengan perasaan muram serta penuh tanda tanya.
Sesaat kemudian, dering telpon dikantungnya menggema, Reyhan langsung pergi keluar dari ruangan tersebut. Di bangku ruang tunggu, ia mengangkat telepon dengan perasaan tegang. Nomor ini, sudah 5 tahun tidak pernah menghubunginya.
"Rey, bagaimana kabarmu? Apa semuanya baik-baik saja?" Seorang pria tua dengan suara serak menyapa di seberang sana.
Tubuh Reyhan menegang, lalu dengan suara yang ditahan, ia berkata, “Setelah apa yang kalian lakukan hari ini untukku, jangan pernah berharap aku akan kembali untuk mewarisi Sunarya Group.”
Suara hening itu membuat Reyhan secara sepihak memutus panggilan.Kali ini dia hanya ingin fokus untuk kesembuhan putrinya dan pernikahan kontraknya dengan wanita dewasa bernama Elaine.Setelah tetangganya pergi, Reyhan melihat ke arah putrinya yang penakut di atas ranjang pasien.Dia lalu tersenyum, berjalan mendekat dan mengusap kepalanya yang kecil dengan lembut sambil berkata, “Papa pasti akan berusaha menyembuhkanku kan?”Tubuhnya yang mungil dan kurus sudah tidak kejang-kejang lagi sekarang, dokter telah menyuntikkan obat padanya, namun suhu tubuhnya yang panas masih belum juga turun.“Papa, aku di sekolah tadi sangat patuh dan tidak ribut.”Saat ini, gadis kecil itu langsung masuk ke dalam pelukan Reyhan dan mulai menangis, kemudian berkata dengan pelan, “Papa … Papa …”Ketika Reyhan mendengar tangisan putrinya, hatinya hancur dan matanya memerah. Dia berjanji dengan uang yang Elaine berikan, dia akan memberikan kehidupan yang layak untuk putrinya, tidak akan membiarkannya mend
Reyhan dengan cepat mengangguk dan mengeluarkan akta nikah dari dari sakunya, “Pa, Ma, ini adalah akta nikahku dan Elaine, kalian lihatlah!”Sambil berbicara, Reyhan menyerahkan surat nikah itu ke tangan Albert.Pria paruh baya itu membuka akta nikah yang diberikan Reyhan dan melihat sekilas. Telapak tangannya sedikit gemetar dan jantungnya seperti langsung tenggelam ke dasar jurang, dia bisa melihat bahwa akta nikah ini adalah nyata.“Ini … ini …” Diana tercengang tidak percaya. Putri mereka benar-benar sudah menikah dengan pria ini, bisa dikatakan nasi sudah menjadi bubur.“Brengsek!” Albert membanting surat nikah di tangannya ke atas lantai, dengan urat biru yang menonjol di dahinya, “Elaine, semua yang kamu lakukan ini omong kosong, tidak masuk akal! Kamu menikah dengan si sampah ini, bagaimana dengan Tuan William? Bagaimana dengan bisnis keluarga kita? Dia sudah dalam perjalanan datang dan akan segera tiba.”Pernikahan palsu dengan Reyhan ini pada awalnya dimaksudkan untuk menola
Reyhan sepenuhnya mengabaikan pesan itu, tekadnya sudah bulat untuk tidak kembali pada keluarga Sunarya selama ibu tirinya itu masih ada di sana. Kali ini fokusnya hanya pada masalah yang kini terjadi di depan, pernikahan kontrak yang ia setujui dengan Elaine seolah boomerang untuknya. Sejak tadi otak William berdengung, dia kemudian sekali lagi bertanya, “Tuan, siapakah kamu?” “Dia adalah suamiku.” Elaine melirik Reyhan dan meraih lengan pria itu, “Tuan William, apakah anda ingin mengucapkan selamat atas pernikahan kami?” “Kalau begitu, aku harus mengucapkan terima kasih padamu.” “Menikah? Ucapan?” Ekspresi William tiba-tiba berubah, seolah teringat sesuatu, dia tiba-tiba menoleh dan matanya sudah menunjukkan kemarahan, “Paman Albert, Bibi Diana, apa maksudnya ini?” “Tuan William, bukan …” Wajah Albert memucat dan dia nyaris tidak bisa tersenyum. “Jangan salah paham, Tuan William. Elaine menikah di luar negeri tanpa sepengetahuan kami, kamu baru saja tahu masalah ini.” Ketika A
“Tuan muda, uang dalam kartu itu cukup untuk membayar uang yang diberikan nona Elaine padamu. Juga cukup untuk membayar hutang keluarga mereka pada William.” Reyhan sangat terkejut, dia tidak pernah berpikir ada hari di mana dia akan bergantung pada keluarga Sunarya lagi. “Sekarang semua saham perusahaan sudah berada di bawah nama anda, besok anda sudah boleh pergi ke perusahaan untuk mengambil alih perusahaan.” “Rencananya lusa, tuan besar akan pergi ke German untuk menghabiskan masa tuanya. Makanya sebelum beliau pergi, anda sudah harus menandatangi hak waris kekayaan Sunarya Group.” Reyhan tidak berani percaya, ayahnya yang dulu bahkan tidak meliriknya ketika masalah 6 tahun silam terjadi, ternyata telah menginvestasikan banyak kekayaan untuknya. Setelah itu, Farzan berbalik pergi tanpa memberikan kesempatan pada Reyhan untuk berbicara. Setelah kepergian Farzan, Reyhan masih terpaku di tempat. Dia tidak tahu apakah dia boleh menerima semua uang dari keluarga Sunarya? Namun di
Wanita yang disebut ibu tadi pun menghampiri dan berkata, “Anakku, apa dia ini temanmu?”Gadis itu menganggukkan kepala, “Ya, dia teman semejaku, tapi nilai dia jauh lebih bagus dariku, wajahnya jauh lebih cantik, guru dan teman-temanku sangat menyukainya.”Rasa cemburu dibalik wajah gadis ini terlihat sangat jelas.Wanita itu melihat Kaesha sekilas, setelah itu tertawa sinis sambil menggendong anaknya, “Ada beberapa orang yang memang terlahir lebih baik, tapi juga ada seseorang yang berusaha sekeras apapun, mereka tetap hanya bisa hidup di kalangan bawah.”Wanita itu jelas memandang motor butut di depan Reyhan, dia sudah menduga motor itu pasti milik pria ini.Dia kemudian berkata lagi, “Sama seperti temanmu ini, nilainya bagus, bukan? Memangnya kenapa? Apa dia pernah naik BMW?”“Wajahnya cantik, memangnya kenapa? Apa dia pernah makan di restoran yang mahal?”“Dia disukai oleh guru dan teman-temanmu? Memangnya kenapa? Orang miskin tetaplah orang miskin.”“Jadi, ada beberapa orang di
Wanita reseptionis ini sedikit bingung, beli mobil? Benarkah? Apa dia merupakan pria kaya tersembunyi seperti yang sering dia baca dalam novel?Jangan-jangan memang benar seperti itu?Namun, pemikiran seperti ini, muncul sekejap di dalam kepalanya. Setelah itu dia tertawa, “Jangan macam-macam, orang yang pakaiannya tidak lebih dari 500 ribu, mana mungkin sanggup membeli mobil di sini.”“Kalau begitu, kamu tunggu saja karyawan magang. Mereka akan melayanimu dengan baik, sedangkan aku adalah staf senior, tidak layak melayani orang sepertimu.”Setelah bicara, wanita ini kembali mengangkat cermin kecil dan mendandani dirinya. Bekerja di klub mobil mewah, dia harus merias wajahnya sebaik mungkin. Kalau saja ada orang kaya yang menyukainya, maka dia bisa langsung terbang setinggi-tingginya.Satu orang wanita yang berpakaian sama dengan reseptionis itu datang, terlihat dari pakaiannya dia juga merupakan staf di klub ini.Wanita itu pun berkata, “Barusan, manager kita mendapatkan telepon, kat
Dia buru-buru turun setelah dihubungi oleh Farzan, salah satu temannya yang kini tengah mengabdikan diri sebagai pengacara di keluarga Sunarya.Tapi tak disangka orang yang paling dipentingkan oleh Farzan adalah pria muda yang biasa saja.“Apakah kita bisa melihat mobilnya sekarang?” Seperti biasanya, Reyhan malas berbasa-basi atau hanya berdiri membiarkan orang lain memandang jijik padanya.Walaupun manager tidak percaya, tapi wajah tampan pria di depannya ini sangat mirip dengan tuan besar Sunarya. Ditambah lagi tidak ada orang lain di tempat ini membuat rasa percayanya semakin meningkat.“Tuan muda, mari aku antar masuk untuk melihat mobil mana yang sesuai dengan kriteria anda.” Manager itu seketika menjadi sangat hormat dengan Reyhan.Dua orang staf wanita tadi juga melihat ini sangat terkejut dan kebingungan.Manager yang sehari-harinya sangat tegas, kenapa tiba-tiba berubah menjadi sesopan ini dengan pria yang baru saja mereka remehkan. Bahkan manager mereka nampak merendahkan d
Dengan sombong anak itu memandang Kaesha yang berdiri tidak jauh darinya, “Mamaku bilang, Kaesha adalah orang miskin, jadi kalian lebih baik jangan bermain dengan orang miskin. Kalian seharusnya main saja denganku.”Mendengar itu, semua teman-temannya mulai membahasnya, “Apa? Kaesha adalah orang miskin? Bagaimana bisa orang miskin bersekolah di sini?”“Kaesha, kamu sangat cantik, tapi sayangnya kamu adalah orang miskin. Aku jadi bingung apakah kita masih harus bermain dengannya atau tidak?”Mendengar bullyan teman-teman, gadis kecil itu merasa bangga.Tiba-tiba mobil milik keluarganya sudah masuk ke halaman, gadis kecil itu langsung berteriak, “Mamaku sudah datang, lihat mobil yang ia bawa!”Ibunya memarkir mobil, lalu turun untuk menghampiri anaknya. Tapi ketika dia berjalan, langsung saja sebuah mobil Rolls Royce melaju di sampingnya. Tatapan wanita itu penuh dengan rasa kaget.Dengan harga mobil itu, bahkan mobil BMW miliknya hanyalah barang rongsokan dan tidak ada harganya.Dia ju
Elaine merasa dia sudah berusaha adil pada kedua anaknya. Tapi entahlah namanya pemikiran orang dia tidak bisa menebak.Elaine mengerucutkan bibirnya, “Bagaimana bisa aku begitu menyayangi anak itu, aku memarahinya satu kali maka dia akan membalas 10 kali. Anak itu begitu pandai berbicara, dia pantas menjadi penerusmu.”“Abi ingin menjadi seorang pengacara, menegakkan keadilan.” Elaine tersenyum.Tahun ini Kaesha sudah berusia 17 tahun dan Abimanyu 11 tahun. Saat itu Reyhan datang ke kamar putrinya, dengan canggung berkata, “Bagaimana dengan sekolahmu?”“Papa.” Kaesha tidak lantas menjawab, lantaran kaget dengan sosok papanya yang masuk ke kamar. Perasaan campur aduk kini memenuhi seluruh ruangan.Reyhan tidak akan secanggung ini jika bertemu dengan Abimanyu atau sekedar mengobrol dengannya, mungkin karena Abimanyu adalah laki-laki sedangkan Kaesha adalah seorang putri yang sudah remaja. Sangat tidak baik jika dia memberikan kesan yang buruk.“Sekolah, baik Pa.”“Tahun depan kamu suda
Reyhan diberitahukan seperti itu, tidak kalah paniknya dengan Elaine. Dia berlari keluar dan memanggil sopir untuk menyiapkan mobil. Setibanya di rumah sakit, Elaine didorong menggunakan brangkar. Dokter dan perawat lalu masuk melihat kondisi Elaine. Dokter mencium cairan itu dan berkata dengan gugup, “Nyonya, jangan bergerak, cairan ketuban pecah. Aku akan segera perintahkan untuk mempersiapkan ruang persalinan dan dokter kandungan yang akan menanganimu.” Setelah mendengar itu, wajah Elaine menjadi pucat. Cairan ketuban pecah itu artinya anak akan segera lahir, tapi kandungannya baru berusia 7 bulan. “Dokter, tolong lakukan yang terbaik!” Elaine memegang perutnya dengan cemas dan bibirnya bergetar hebat. Reyhan pernah mendampingi Allesia melahirkan tapi dia tidak pernah menghadapi hal seperti ketuban pecah dan lain sebagainya. Karena dia merasakan ada keanehan, dia lalu bertanya pada dokter, “Apa yang terjadi, Dok?” “Istri anda akan dibawa ke ruang persalinan karena air ketubann
“Maaf Tuan, tiba-tiba ada seorang wanita yang muncul di depan mobil. Untung saja saya cepat menginjak rem, kalau tidak hasilnya akan parah sekali.” Supir sudah berkeringat dingin karenanya.“Turun dan lihat kondisinya. Jangan menunda waktu dan cepat bereskan.” Reyhan berbicara sembari melirik jam tangannya. Sama sekali tidak ada maksud untuk ikut turun dari mobil.Supir buru-buru mengangguk, mendorong pintunya dan turun dari mobil. Di depan mobil Mercedes hitam, seorang wanita duduk dengan sangat lemah. Kulit kakinya tergores membuat dia terus saja menangis kesakitan.Ketika perempuan itu mendengar ada orang yang mendekatinya, dia langsung menatapnya dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya. Alhasil, rencananya gagal, yang keluar bukanlah CEO yang tadi bersamanya.“Nona, apakah tidak apa-apa?” Supir berjalan menghampirinya, lalu melihat perempuan itu dari ujung kaki ke ujung rambut. Ketika tidak menemukan luka serius pada tubuhnya, kecuali kaki yang tergores sedikit, supir itu ba
“Hallo, Nona Elaine. Aku Audi putri kedua dari Pak Walikota. Maaf dari tadi aku belum sempat menyapa.” Audi memegang tangan Elaine.“Tuan Reyhan, apa kabar?” Audi tidak lupa menyapa Reyhan, dibandingkan dengan Andin, Audi jauh lebih agresif dan terlihat berterus terang.“Nona Elaine, sekarang kamu sudah bergabung dengan wanita kelas atas. Mari aku perkenalkan teman-temanku. Kamu pasti bisa menyesuaikan diri dengan mereka.” Dengan cepat Audi menarik tangan Elaine agar menjauh dari Reyhan.Selang waktu berjalan, Reyhan sudah menghabiskan wine yang ada di gelas. Tiba-tiba seorang pelayan datang lagi menghampirinya, dan mengatakan bahwa Elaine sedang menunggunya di lantai atas dan meminta untuk ke sana.“Tunggu, untuk apa istri saya ke atas? Ini rumah pribadi, bukan hotel yang bisa dia masuk sesuka hati.”“Nona kedua mengatakan kalau Nyonya Elaine merasa tidak nyaman pada perutnya. Dia lalu membawa Nyonya Elaine beristirahat di kamarnya.”Reyhan merasa ini cukup masuk akal, tapi sebelum i
“Ceritanya sangat panjang, bahkan aku saja tidak tahu harus menceritakannya darimana.” “Ya Tuhan! Sungguh dia bahkan tidak mengundangku dalam pernikahan kalian. Apa dia sudah tidak menganggapku sebagai teman lagi?” Dania dari tadi begitu banyak pertanyaan dan Elaine tidak bisa menjawab semuanya. Dia dan Reyhan bisa dibilang memang sudah menikah, tapi pesta pernikahan dan acara lainnya bahkan belum diadakan sama sekali. “Apakah kalian menikah secara diam-diam?” Dania sungguh orang yang tidak bisa mengontrol ucapannya. “Bisa dibilang seperti itu, dan aku rasa itu juga cukup baik.” Dari ucapan Elaine, Dania bisa menyimpulkan bahwa wanita di hadapannya ini adalah wanita sederhana juga cantik. Reyhan menatap mereka dengan dingin, hatinya sudah dibakar oleh perasaan cemburu terhadap Dania yang jelas-jelas tidak sebanding dengan dirinya dilihat dari sisi manapun. Ketika Dania merasakan tatapan Reyhan, dia lalu berkata padanya, “Reyhan, kamu tidak mengundangku di hari pernikahanmu. Diam
Di dalam sebuah ruangan, ada boneka barbie besar seukuran dirinya. Boneka itu bisa bergerak dan memberi hormat, bagaikan robot tapi sangat mirip dengan manusia sungguhan.Hanya saja ketika tahu bahwa tangan Kaesha sedang memegang remote untuk menggerakkannya, Elaine tersenyum padanya.“Nyonya, apakah ada yang bisa dibantu?” Betapa terkejutnya Elaine, ternyata robot itu bisa berbicara.“Di mana kalian mendapatkan robot seperti ini?” tanya Elaine penasaran.“Robot barbie ini didatangkan langsung dari German oleh papa. Papa sudah memesannya selama satu tahun, dan bertepatan dengan hari ulang tahun Kaesha, robot itupun selesai dirakit. Jadi papa menjadikannya sebagai hadiah untuk Kaesha.”Elaine sungguh tercengang mendengarnya, apakah mereka benar-benar tidak memiliki tempat lagi untuk menyimpan uang. Hanya ulang tahun seorang anak kecil berusia 6 tahun, apakah perlu menghamburkan uang seperti ini?Apakah putranya nanti juga akan dimanjakan hingga ke atas langit ke tujuh seperti ini? Ya t
Hanya ada lampu berwarna orange di dalam kamar, cahaya lampunya sedikit redup. Kaesha berbaring di atas ranjang, tubuhnya terbungkus dengan selimut kartun. Wajah putih kecilnya mengerut, menangis terisak, kedua tangannya tidak berhenti melambai.“Mama, mama!”Elaine duduk di samping ranjang, mengangkat tubuh Kaesha yang berat dan membawanya ke dalam pelukan, menghibur dengan ringan, “Jangan takut, ada mama di sini.”Mendapatkan pelukan yang hangat, Kaesha mulai merasa tenang, tapi masih ada butir air mata di wajahnya. Elaine dengan lembut menyeka bekas air mata di pipinya.“Apakah dia mimpi buruk lagi?” Reyhan berdiri di depan pintu, rambutnya masih basah setelah mandi. Dengan lembut bertanya.“Iya.” Elaine mengangguk.Dia terus saja memanggil mamanya, Elaine juga tidak tahu mama yang dimaksud di sini apakah dirinya atau Allesia.Reyhan melihat ada sorot kekecewaan dalam wajah Elaine, dia lalu berkata, “Kaesha dari kecil selalu bermimpi dan memanggil mama, sudah lama semenjak kehadira
Roy kembali merangkul tubuh Elaine dan mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, segala doa dia panjatkan untuk menantunya di dalam hati.“Nyonya, maaf, hanya ini yang bisa kami berikan untukmu.” Suara salah seorang perwakilan pelayan yang juga sedang membawa kue di tangannya.Tidak heran jika Elaine begitu dihormati dan disegani oleh para pelayannya, karena memang karakter Elaine yang baik hati dan tidak sombong.Dia tidak pernah sekalipun memandang rendah mereka, justru Elaine selalu mengajari mereka cara menghormati orang lain dari prilakunya.“Makanan sudah siap kan? Ayoo kita makan bersama.” Roy mengarahkan mereka untuk masuk, dia juga mulai belajar memperlakukan pelayan dengan baik.Dia hampir seharian ini sudah mendengar langsung dari para pelayan di rumah Reyhan, bagaimana Elaine memperlakukan mereka selama ini.Jika dulu dia mendengar semua itu, dia pasti akan menganggap Elaine wanita rendahan yang berasal dari kalangan pelayan. Karena bagi Roy, pelayan hanyalah orang yang di
Elaine juga kaget dan langsung melihat Reyhan yang sudah memeluk tubuhnya, “Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi? Elaine, apakah kamu tahu betapa khawatirnya aku menunggumu di sini?” Elaine yang menghadapi tatapan mata perhatian dari Reyhan, luka dihatinya seperti terkoyak lagi. Namun dia hanya berpura-pura menyembunyikan perasaannya. “Kenapa kamu ada di sini? Apakah kamu sudah sembuh?” “Tidak peduli dengan rasa sakitku, aku hanya ingin bersamamu dan merindukanmu.” Reyhan menarik Elaine ke atas, setelah menutup pintu apartemen, dia pun memeluk Elaine dengan sangat erat, seperti Elaine akan menghilang dari hidupnya. “Apakah kamu tahu, bagaimana aku melewati hari-hari tanpamu? Setiap hari aku lalui dengan rasa takut. Berjanjilah ini adalah pertama kalinya dan juga terakhir kalinya kamu tidak ada di sisiku. Kalau tidak, aku pasti akan hancur.” Elaine bersandar di dada Reyhan yang hangat, dia bahkan bisa merasakan detak jantung Reyhan. Air mata kembali mengalir, hari-hari terakhir ta