"Tuan, saya mendapatkan informasi terbaru mengenai Quen. Nona Quen bukanlah orang sembarangan. Dia adalah putri dari owner Crowndlier group." Pelayan kepercayaan Vinn memberikan beberapa berkas bukti mengenai ucapannya.Vinn terkejut mendengar hal ini. Bagaimana tidak, selama ia mengenal Quen. Wanita itu sangat rendah hati dan menghargai uang. Ia juga tidak pernah mengenakan pakaian bermerk. "Dari mana kamu mendapatkan informasi ini?" tanya Vinn setelah mampu mengontrol dirinya."Dari salah satu orang kepercayaan Nona Quen sendiri, Tuan. Sebenarnya Nona memiliki bodyguard yang selalu mendampingi. Kemarin, salah satunya memberikan semua informasi tersebut karna percaya Tuan adalah orang baik yang akan mampu menjaga Nona.""Tunggu, apakah Edward tidak mengetahui hal ini?" tanya Vinn dengan wajah keheranan."Sepertinya tidak. Sesungguhnya Nona juga tidak tahu bahwa orang tuanya mengirim para bodyguard ini untuk menjaganya. Tuan Edward dan mamanya telah menyiksa Nona Quen selama ini." A
"Lama tidak berjumpa, Vinn. Bagaimana kabarmu?" tanya seorang wanita cantik kepada Vinn yang baru saja datang. "Silahkan duduk.""Cukup baik. Bagaimana denganmu?" Vinn menggeser kursi. Mendudukinya sambil menatap wanita di depannya."Seperti yang kamu lihat. Maaf telah merepotkan untuk bertemu."Ia adalah Erica, teman semasa sekolah yang tidak begitu dekat dengannya. Edward yang dulu memperkenalkannya kepada Erica. Boleh dibilang Erica adalah cinta pertama Edward, yang mampu meluluhkan hati hingga menuruti apa yang di mau Erica."Jika ini tidak mendesak, saya tidak akan mengajakmu bertemu. Saya mendengar Edward kita telah menjadi lelaki yang sudah cukup sukses di bidang permodean? Benarkah demikian?" tanya Erica.Kembali ke kota kecil ini bukanlah pilihan yang tepat untuknya. Semua kenangan pahit harus ia ingat kembali. Namun, balas dendam masih harus ia laksanakan.Vinn hanya mengangguk. "Apa hubunganmu dengan Anne?"Erica tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Tidak bisa dipungkiri men
"Quen, apa yang sedang kamu pikiran, Sayang?" tanya Lyden. Ia melihat Quen yang sedang termenung di taman belakang rumahnya."Tante, saya masih merasa ini sebuah mimpi dan juga keajaiban."Quen masih terlihat begitu murung. Setelah pertemuannya dengan Melany, ia sadar bahwa selama ini tinggal bersama keluarga yang tidak bisa di tebak. Ia sangat beruntung tidak sampai dibuat menghilang.Berdasarkan penuturan Melany. Awalnya Berenice adalah wanita yang lemah lembut. Sebelum kekasihnya mencampakannya. Ia yang telah memberikan segalanya, harus menelan kekecewaan karna perselingkuhan kekasihnya dengan wanita kaya raya."Apakah kamu bertemu dengan Melany?" Lyden melihat ke arah Quen. Pandangan Quen terlihat begitu sayu.Quen mengangguk perlahan. Berkat bantuan kedua sahabatnya, Quen berhasil mendapatkan informasi seputar Berenice. Banyak hal yang membuat Quen terkejut dengan fakta-fakta yang disampaikan oleh Melany."Melany melarang saya untuk keluar rumah." Quen menelan ludahnya. Ada sedik
"Tuan Edward, terima kasih atas kerjasamanya. Semoga dengan begini akan menguatkan bisnis dari masing-masing dari kita.""Sama-sama, Tuan. Senang bekerjasama dengan anda. Namun, saya masih punya satu penawaran yang menarik. Siapa tahu anda tertarik." Edward sedikit memberi pancingan kepada partner bisnisnya. Ia mencoba kesempatan lain jikalau Vinn menolak kerjasama yang ditawarkan tempo hari.Sepertinya Tuan Sigh Matra adalah seorang yang tepat menggantikan posisi Vinn sebagai partner bisnis. Ia merupakan pemilik dari stasiun televisi terkenal di kota ini. Jangkauan bisnis yang sangat luas dapat dengan cepat mempromosikan rancangan-rancangan yang Edward miliki. Sekaligus ia merupakan paman dari Anita. Artis besar yang pernah memesan gaun pada Edward."Silahkan, Tuan. Saya ada waktu untuk mendengarkan. Bisnis apakah itu?" tanya Tuan Sigh."Jadi begini, setelah fashion show yang akan saya adakan minggu depan. Saya berencana untuk membuka agensi model. Anda sangat paham betul perihal sep
"Vinn, ada apa? Kenapa kamu sepertinya sangat gusar dengan semua hal ini?" tanya Lyden. Quen dan Lyden secara bersamaan memandangi Vinn. Ia berkali-kali meremas tangannya untuk mengurangi rasa gugup. Kembali lagi perkataan dari Erica membuatnya justru semakin khawatir akan keselamatan Quen.Apakah mungkin ini yang namanya jatuh cinta. Bersedia berkorban agar seseorang tidak merasakan kesulitan. Vinn berusaha mengontrol dirinya."Tante, apakah ingat dengan Erica?" tanya Vinn dengan gugup.Lyden hanya mengangguk sedangkan Quen sama sekali tidak tahu menahu tentang wanita tersebut. Erica adalah nama yang pernah Vinn ceritakan kepada Lyden. Dulu Vinn sangat ingin membantu Erica agar tidak terjebak cinta Edward."Tadi saya menemuinya. Dia juga yang telah membawa Emily agar terhindar dari masalah."Mata Lyden membulat dengan sempurna ketika nama Emily disebutkan. "Apakah Emily kembali?"Kini giliran Vinn yang mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Lyden. Bertahun-tahun keluarga Leaman menca
"Kakak, jika saya bercerita hal ini dulu. Kakak pasti tidak akan percaya. Entah apa yang membuat kakak begitu percaya dengan Edward. Ketika itu saya bingung harus bagaimana. Namun, saya ketemu dengan Erica. Kak Erica mengajak saya pergi. Saya bingung bagaimana cara menjelaskannya kepada Kakak sehingga saya memcari alasan agar nyawa saya terselamatkan."Emily memandang wajah Vinn dengan perasaan bersalah. Bertahun-tahun ia meninggalkan keluarga yang telah mengadopsinya. Namun, tidak ada yang bisa ia lalukan selain melarikan diri."Ada apa sebenarnya? Tolong jelaskan kepada Kakak." Vinn mengambil tangan Emily dan menggenggamnya secara lembut. Vinn merasa sangat bersalah. Sebagai seorang kakak, ia telah gagal menjaga adiknya. Rasa malu kepada orang tuanya karna membiarkan adiknya pergi adalah tamparan terbesar dalam hidup Vinn."Kak ... ketika itu, Edward berencana menghabisi Veronica. Iya sepertinya Veronica. Atau ... Angelica?" "Angelica ... ""Edward merencanakan suatu yang buruk ke
"Bagaimana, apakah Vinn sudah datang?" tanya Edward kepada asistennya."Belum datang, Tuan. Apakah saya perlu menghubungi Tuan Vinn?" tanya seorang wanita cantik yang berdiri sebelah Edward.Edward hanya menggeleng menandakan tidak perlu dihubungi. Ia langsung bergegas menuju tempat duduk tamu-tamunya. Setengah jam lagi fashion show akan dimulai sedangkan Vinn selaku investor terbesar sama sekali belum muncul.Di rumah Lyden, Vinn yang sadar bahwa sebentar pagi fashion show akan dimulai segera berpamitan dengan Quen dan yang lain. Ia meninggalkan diskusi itu dengan segera agar tidak menimbulkan kecurigaan. Quen dan yang lain melanjutkan diskusi hal apa yang harus dilakukan."Sepertinya kita perlu mengirim semua bukti ini kepada polisi tanpa menggunakan nama." Emily memberikan usulan.Vinn terburu-terburu mendatangi Edward yang sedang mengobrol dengan beberapa kolega. Ia melihat sekeliling untuk mencari asisten yang biasa menemaninya. Padahal ia telah lebih dulu menyuruh asistennya unt
"Jika mengikuti rencana yang dibuat suami saya, kita harus secepatnya mengirim semua barang bukti ke pihak berwajib," ujar Erica."Tapi ..."Michelle memotong perkataan Quen dengan cepat. "Saya akan meminta salah seorang tangan kanan saya untuk mengantarkannya. Tidak mungkin salah satu dari kita yang memberikan semua barang bukti ini. Sekarang kita tidak lagi memikirkan persoalan dendam. Namun, banyak pekerja yang harus kita tolong."Quen hanya mengangguk mengikuti arahan sahabatnya. Ia merasa bersyukur karna telah selamat dari keluarga yang sama sekali tidak memiliki hati nurani tersebut. Nampak diluar mereka sangat hangat namun nyatanya berbeda."Saya mengikuti semua keputusan. Atas nama Crowndlier grup, saya akan menjaga. Sebelumnya biarkan saya berkoordinasi dengan pihak perusahaan Papa agar mendapatkan perlindungan yang adil. Saya juga akan meminta Jeanne dan suaminya untuk membantu menguatkan semua pernyataan yang tertulis pada barang bukti. Mari jangan terburu-buru untuk melaku