Share

90. Palsu?

"Tentang surat cerai itu."

Davie mengernyit heran. Ekspresi wajah Ileana sudah berubah menjadi cemas. "Kenapa?"

"Tapi janji jangan marah ya," ucap Ileana dengan suara gemetar.

Davie menampilkan senyuman manis agar Ileana tidak merasa takut untuk berbicara. Entah apa yang akan dikatakan Ileana tentang surat itu. Yang jelas, Davie tidak bisa marah pada Ileana.

"Aku nggak marah kok."

Ileana menarik napas panjang, lalu membuangnya perlahan. Digenggamnya kedua tangan Davie dengan erat. Ia pun berkata, "Surat cerai itu … palsu, Mas."

"Palsu?"

"Iya, Mas." Ileana menggigit bibir bawahnya sejenak. Ia benar-benar cemas sekarang. Ekspresi Davie saat ini tak bisa Ileana tebak. "Surat itu aku buat cuma untuk kasih tunjuk ke Braga aja. Aku nggak pernah ajukan cerai ke pengadilan agama," sambungnya. "Tadinya memang ada rencana mau lakuin itu karena aku kesel sama kamu. Untungnya aku ketemu sama temen lama waktu datang ke pengadilan agama. Namanya Chintya. Dia minta aku buat pikirin semuanya sebelum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status