Share

Bab 12

Author: Nuraselina
last update Last Updated: 2025-01-28 01:07:46

"Keterlaluan kamu, La...." gumamnya seraya meremas rambut dengan frustasi, namun pria itu meneteskan mata sambil tersenyum getir.

Arhan berdiri di depan pintu rumah, menatap Lula yang tersungkur di bawah hujan. Tubuh wanita itu gemetar, basah kuyup, dan terlihat begitu lemah. Namun tatapan dingin Arhan tetap tidak berubah. Ia tak berkata sepatah kata pun, hanya memandangi Lula dengan wajah tanpa ekspresi sebelum akhirnya berbalik masuk ke dalam rumah, membiarkan pintu tertutup rapat.

Pernikahan yang tengah berlangsung pun dibatalkan. Keputusan itu diambil bukan karena belas kasih pada Lula, tetapi karena hati Arhan diliputi kekosongan dan keraguan yang terlalu besar untuk ia abaikan. Ia tak bisa melanjutkan apa yang sudah direncanakan oleh ibunya.

Setelah acara pernikahan dibubarkan, Edna duduk di ruang tamu sendirian. Tangannya gemetar saat memegang sebuah amplop yang ia temukan di kamar pribadinya. Isinya adalah hasil pemeriksaan medis yang mengungkap bahwa Arhan adalah pihak yang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 13

    "La!... Lula!" teriak Arhan. Arhan berlari mengejar mobil yang membawa Lula pergi. Hujan terus mengguyur tubuhnya, membuat langkahnya terasa berat, tapi ia tidak peduli. Ia memanggil nama Lula dengan suara penuh penyesalan, berharap wanita itu mau berhenti dan memberinya kesempatan untuk menjelaskan. "Lula! Tunggu! Tolong maafkan aku!" teriak Arhan dengan suara serak. Di dalam mobil, Lula menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang terus mengalir. Matanya terpaku pada spion, melihat sosok Arhan yang terus mengejarnya. Hatinya terasa remuk, tapi ia tetap diam. Frans melirik Lula dari kursi pengemudi, lalu kembali fokus pada jalan. Ia bisa merasakan luka di hati istri sahabatnya itu, tapi ia tahu Lula membutuhkan waktu dan jarak untuk memulihkan diri. "La, kamu yakin tidak ingin aku berhenti?" tanya Frans pelan, meski ia sudah tahu jawabannya. Lula menggeleng dengan lemah. "Tidak, Kak... Aku harus pergi dari sini. Jangan berhenti," jawabnya sambil menggenggam erat gamis pem

    Last Updated : 2025-01-28
  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 14

    Arhan mengernyit, mencoba mengenali sosok itu. Dalam kegelapan, wajah Frans perlahan terlihat, dengan tatapan tajam yang menusuknya. "Frans?" Arhan bertanya, suaranya serak dan penuh kebingungan. Frans melangkah mendekat, menatap Arhan dengan pandangan yang tak bisa ditebak. "Kau pikir kau pantas mendapatkan kesempatan kedua setelah semua yang kau lakukan padanya?" Arhan terdiam, tak bisa membalas. Namun, sebelum ia sempat mengatakan apa pun, Frans mendekat lagi, matanya menyipit tajam. “Kalau kau ingin menebus semua dosa-dosamu pada Lula,” Frans berhenti, nadanya semakin rendah namun mengancam, “kau harus siap kehilangan segalanya.” Arhan terpaku di tempatnya, tubuhnya menegang. Kata-kata Frans menggema di kepalanya. Frans menatap Arhan dengan dingin, seolah setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah pisau yang siap menusuk. Ia berdiri tegak di hadapan Arhan, matanya menatap pria itu dengan campuran kemarahan dan rasa kecewa yang mendalam. “Kau benar-benar tak tahu apa-apa,

    Last Updated : 2025-01-28
  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 15

    "Berhenti!" Frans berseru, suaranya tegas meski wajahnya menahan kesal. Arhan berhenti mendadak, lalu berbalik dengan napas terengah-engah. Matanya penuh harap, seolah Frans adalah satu-satunya jalan keluar. “Kau pikir dengan kondisinya sekarang dia akan kembali ke rumah orang tuanya?” Frans berjalan mendekat, tangannya dimasukkan ke dalam saku, mencoba terlihat tenang meski jelas ada api di matanya. “Kau mau cari Lula, tapi dengan keadaanmu yang sekarang? Kau pikir dia bakal senang ketemu kamu?” Arhan menelan ludah, dadanya terasa sesak. “Kalau aku nggak cari dia, gimana caranya aku bisa minta maaf? Gimana aku bisa memperbaiki semuanya?” Frans mendesah berat, seolah mencoba menahan diri agar tidak meledak. “Denger ya. Lula itu lagi hancur banget. Dia nggak butuh siapapun sekarang, apalagi kalau kau cuma datang bawa omongan tanpa bukti. Yang dia butuh itu ketenangan. Kalau kau maksa ketemu dia sekarang, kau cuma akan buat semuanya makin parah.” “Tapi aku nggak bisa diam aja!” Arha

    Last Updated : 2025-01-29
  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 1. Hasil Lab Yang Disembunyikan

    “Mandul?” tanya Arhan Bahtiar Rajastra pada dokter kandungan yang ada di hadapannya. Arhan Bahtiar Rajastra, pria kaya raya berusia 32 tahun. Pria tampan pemilik hidung mancung itu saat ini sedang mengambil hasil pemeriksaan kesuburan dirinya dan sang istri. Namun ia dikejutkan oleh hasil yang diberikan dokter. Pria pemilik perusahaan Datvil property itu membolakan mata dengan tangan bergetar saat memegang kertas hasil pemeriksaan. “Tidak, tidak mungkin. Ini pasti salah,” racaunya tak percaya. “Hasil pengujian ini sudah akurat, Tuan. Jika Anda masih ragu bisa lakukan pemeriksaan ulang. Tapi seperti yang Anda tahu, ini sudah yang ke tiga kalinya Anda memeriksakan kesuburan Anda dan istri,” balas Dokter di hadapannya. Arhan meremas kertas tersebut dengan rahang mengeras dan keluar dari ruangan dokter. Langkah pria itu terkesan angkuh saat meninggalkan rumah sakit sambil memegang kertas yang sangat ia benci. Arhan berkendara dengan menggila, mobil yang ia kemudikan membelah jalan

    Last Updated : 2024-11-17
  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 2. Sikap Mencurigakan Ibu Mertua

    “Kenapa liatin saya kayak gitu? Heran kenapa saya bersikap seperti ini? Sia-sia saya menikahkanmu dengan Arhan, benar-benar menantu pembawa sial!” maki Edna lagi lalu pergi meninggalkan Lula yang kini tengah mematung. Lula benar-benar tak paham dengan apa yang terjadi. Kakinya nampak tak bertenaga hingga ia langsung terduduk di bangku yang ada di dekatnya. Matanya berkaca-kaca sambil menatap punggung Ibu mertua yang kian menjauh. “M-mami kenapa ngomongnya gitu? Aku salah apa?” lirihnya tak bertenaga. Tangan Lula masih bergetar, namun ia memaksakan diri untuk menormalkan kembali kondisinya. Wanita itu kembali melanjutkan langkah dengan beribu tanya di kepala. Tatapannya nampak kosong bahkan sampai masuk ke dalam kamar. Lula melihat Arhan di balkon kamar. Pria bertubuh tegap itu tengah asik menghisap rokoknya sambil menatap langit. “Ini kopinya.” Lula meletakkan kopi di meja bundar kecil yang ada di samping suaminya. Tatapan mata wanita itu masih saja hampa hingga membuat Arha

    Last Updated : 2024-11-17
  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 3. Dijual Ibu Mertua

    Lagi-lagi Lula mengerenyitkan kening dengan bingung, ia sudah menajamkan pendengarannya. Namun bisikan itu hanya terdengar samar, sangat samar sampai Lula sendiri tak bisa mencernanya. Dalam hitungan detik pria itu dengan lancang merangkul pundak Lula dan mengajaknya dengan paksa. "Ayo kita masuk Baby...." ajak pria itu sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit pada Lula. "A-apa yang kau lakukan?! Lepas! Lepaskan aku!" Lula melakukan pemberontakan, namun sayangnya tenaga yang ia keluarkan tak sebanding dengan tenaga pria itu. Kepanikan mulai melanda hati, tubuhnya bergetar hebat saat menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Lula berteriak bahkan sampai pintu itu hendak ditutup. Lula berusaha meraih pintu dan mencengkeramnya dengan erat untuk mempertahankan diri agar tak masuk lebih dalam lagi ke dalam kamar tersebut. Ia pun berteriak meminta pertolongan Edna, namun sayangnya semua itu sia-sia. "Mi!... Mami!" teriak Lula panik saat Edna hanya tersenyum sambil bersedekap dad

    Last Updated : 2024-11-17
  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 4. Malam Panas Menyakitkan

    Edna duduk di sofa, mengacuhkan kesedihan juga kesengsaraan Lula saat ini. Lula dengan tubuh yang masih terasa sakit melilit tubuhnya dengan selimut dan meraih pakaiannya sambil terisak. Ia tersenyum miris dan berjalan sambil memperhatikan Edna yang tengah asik dengan ponselnya. Bahkan wanita paruh baya itu tertawa terbahak-bahak, entah apa yang membuatnya bahagia. Tak berselang lama Lula keluar dengan mengenakan pakaiannya semula, namun tidak dengan riasan wajah karena ia tak membawa itu semua. Edna menoleh, lalu mencebikkan bibirnya saat melihat kesedihan dan jejak air mata di wajah menantunya. Pria sialan itu juga nampaknya tak ingin merugi hingga meninggalkan banyak jejak merah hingga membiru di leher juga di lengan Lula yang sangat ketara. Lula berusaha menutupi tanda merah itu dengan rambut panjangnya, namun sayangnya tanda itu tak bisa ditutupi dengan sempurna. "Kenapa tidak merias diri?" tanya Edna sinis. "A-aku tidak bawa make up Mi," balas Lula dengan nada bergetar t

    Last Updated : 2024-11-17
  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 5. Kenyataan Pahit

    “Lama sekali, cepatlah. Seperti tidak pernah melakukan itu saja. Tidak usah manja,” ucap Edna sinis pada menantunya. Lula mengangguk tanpa ekspresi. Ia berusaha menerka apa yang membuat Ibu mertua tega melakukan hal keji ini padanya. Dalam diam Lula mengikuti langkah Edna dari belakang dan masuk ke dalam mobil. Tubuhnya terlihat kaku dan takut karena Edna tak juga menunjukkan sikap lembutnya. “M-mi, kalau aku ada salah aku minta maaf,” lirihnya berusaha membuka pembicaraan. “Hmm." Edna masih acuh dan hanya berdeham untuk membalas ucapan Lula. Lula menelan kepahitan hidup, tanpa sadar air matanya menetes dan berusaha membuang pandangannya ke luar jendela. Mati-matian Lula menahan sesak di hati meski terasa sangat sulit. Perjalanan kembali hening, tak ada satupun dari mereka yang membuka suaranya. Begitu sampai Edna langsung masuk ke kamar dan mengisitirahatkan diri dengan nyaman. Namun tidak dengan Lula yang kini sedang meringkuk di samping kasur sambil menangis. Ia membiarka

    Last Updated : 2024-11-17

Latest chapter

  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 15

    "Berhenti!" Frans berseru, suaranya tegas meski wajahnya menahan kesal. Arhan berhenti mendadak, lalu berbalik dengan napas terengah-engah. Matanya penuh harap, seolah Frans adalah satu-satunya jalan keluar. “Kau pikir dengan kondisinya sekarang dia akan kembali ke rumah orang tuanya?” Frans berjalan mendekat, tangannya dimasukkan ke dalam saku, mencoba terlihat tenang meski jelas ada api di matanya. “Kau mau cari Lula, tapi dengan keadaanmu yang sekarang? Kau pikir dia bakal senang ketemu kamu?” Arhan menelan ludah, dadanya terasa sesak. “Kalau aku nggak cari dia, gimana caranya aku bisa minta maaf? Gimana aku bisa memperbaiki semuanya?” Frans mendesah berat, seolah mencoba menahan diri agar tidak meledak. “Denger ya. Lula itu lagi hancur banget. Dia nggak butuh siapapun sekarang, apalagi kalau kau cuma datang bawa omongan tanpa bukti. Yang dia butuh itu ketenangan. Kalau kau maksa ketemu dia sekarang, kau cuma akan buat semuanya makin parah.” “Tapi aku nggak bisa diam aja!” Arha

  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 14

    Arhan mengernyit, mencoba mengenali sosok itu. Dalam kegelapan, wajah Frans perlahan terlihat, dengan tatapan tajam yang menusuknya. "Frans?" Arhan bertanya, suaranya serak dan penuh kebingungan. Frans melangkah mendekat, menatap Arhan dengan pandangan yang tak bisa ditebak. "Kau pikir kau pantas mendapatkan kesempatan kedua setelah semua yang kau lakukan padanya?" Arhan terdiam, tak bisa membalas. Namun, sebelum ia sempat mengatakan apa pun, Frans mendekat lagi, matanya menyipit tajam. “Kalau kau ingin menebus semua dosa-dosamu pada Lula,” Frans berhenti, nadanya semakin rendah namun mengancam, “kau harus siap kehilangan segalanya.” Arhan terpaku di tempatnya, tubuhnya menegang. Kata-kata Frans menggema di kepalanya. Frans menatap Arhan dengan dingin, seolah setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah pisau yang siap menusuk. Ia berdiri tegak di hadapan Arhan, matanya menatap pria itu dengan campuran kemarahan dan rasa kecewa yang mendalam. “Kau benar-benar tak tahu apa-apa,

  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 13

    "La!... Lula!" teriak Arhan. Arhan berlari mengejar mobil yang membawa Lula pergi. Hujan terus mengguyur tubuhnya, membuat langkahnya terasa berat, tapi ia tidak peduli. Ia memanggil nama Lula dengan suara penuh penyesalan, berharap wanita itu mau berhenti dan memberinya kesempatan untuk menjelaskan. "Lula! Tunggu! Tolong maafkan aku!" teriak Arhan dengan suara serak. Di dalam mobil, Lula menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang terus mengalir. Matanya terpaku pada spion, melihat sosok Arhan yang terus mengejarnya. Hatinya terasa remuk, tapi ia tetap diam. Frans melirik Lula dari kursi pengemudi, lalu kembali fokus pada jalan. Ia bisa merasakan luka di hati istri sahabatnya itu, tapi ia tahu Lula membutuhkan waktu dan jarak untuk memulihkan diri. "La, kamu yakin tidak ingin aku berhenti?" tanya Frans pelan, meski ia sudah tahu jawabannya. Lula menggeleng dengan lemah. "Tidak, Kak... Aku harus pergi dari sini. Jangan berhenti," jawabnya sambil menggenggam erat gamis pem

  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 12

    "Keterlaluan kamu, La...." gumamnya seraya meremas rambut dengan frustasi, namun pria itu meneteskan mata sambil tersenyum getir. Arhan berdiri di depan pintu rumah, menatap Lula yang tersungkur di bawah hujan. Tubuh wanita itu gemetar, basah kuyup, dan terlihat begitu lemah. Namun tatapan dingin Arhan tetap tidak berubah. Ia tak berkata sepatah kata pun, hanya memandangi Lula dengan wajah tanpa ekspresi sebelum akhirnya berbalik masuk ke dalam rumah, membiarkan pintu tertutup rapat.Pernikahan yang tengah berlangsung pun dibatalkan. Keputusan itu diambil bukan karena belas kasih pada Lula, tetapi karena hati Arhan diliputi kekosongan dan keraguan yang terlalu besar untuk ia abaikan. Ia tak bisa melanjutkan apa yang sudah direncanakan oleh ibunya.Setelah acara pernikahan dibubarkan, Edna duduk di ruang tamu sendirian. Tangannya gemetar saat memegang sebuah amplop yang ia temukan di kamar pribadinya. Isinya adalah hasil pemeriksaan medis yang mengungkap bahwa Arhan adalah pihak yang

  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 11

    "Apa yang kau katakan?" tanya Arhan bingung.Arhan memundurkan langkah saat mendengar teriakan Lula. Keningnya mengerenyit heran seraya mencerna perkataan istrinya. Tangan yang sedari tadi terkepal akhirnya terbuka dengan pandangan yang sulit diartikan. Kesedihan di wajah Lula begitu sangat ketara hingga menggetarkan hati dan tubuh Arhan. "S-siapa yang bilang kau mandul? Siapa yang menyiksamu?" tanya Arhan dengan suara bergetar. Bersamaan dengan pertanyaan itu Edna masuk ke dalam ruangan Lula. Ia diberi kabar oleh Stella jika Lula telah dilarikan ke rumah sakit, namun tidak dengan kondisi Lula yang kini tengah berbadan dua. Edna meremas jari-jemarinya seraya memperhatikan wajah Arhan. Kemudian ia menatap Lula yang kini tengah menatapnya dengan penuh kebencian. Lula menghapus air matanya dengan kasar, mengulas senyum pahit saat melihat wajah Edna di hadapannya. "Mami yang menyiksaku, dia menjualku pada pria lain untuk memuaskan nafsu bejat mereka." tunjuk Lula pada Edna hingga

  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 10. Bukan Aku Yang Mandul

    "Tidak berhasil, La." Prem kembali ke kamar dengan wajah lemas. Ia sudah bernegosiasi dengan Stella bahkan bersedia membeli Lula, namun wanita serakah itu tak memperbolehkannya. Lula hanya tersenyum getir, ia menunduk dan tak tahu harus bagaimana. Sedangkan Prem, pria itu mengelilingi kamar Lula, mencari sela untuk melarikan diri. Namun sayang, semua jendela dan pintu telah dikunci bahkan telah dipasang tralis besi. Lula bagai di dalam penjara mewah, membuat Prem bingung bagaimana cara mengeluarkan istri sahabatnya itu. "Percuma, Kak. Aku sudah melakukannya berulang kali. Tapi penjagaan di bawah sangat ketat," ucap Lula dengan senyum pahit. "Ibu mertuamu sangat keterlaluan, kalau begitu aku harus menghubungi polisi untuk membebaskanmu," balas Prem. Luka tertawa sumbang. "Percuma Kak, bahkan para petinggi kepolisian pun sering ke sini untuk kepuasan mereka. Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dengan laporanmu. Justru kau yang akan mendapatkan kekejaman dari Stella." Ke duanya terdi

  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 9. Tuhan Berikan Penolong

    "Aku bukan pria bodoh sayang... Mana mungkin aku mempertaruhkan hidupku untuk melawan Stella. Yang aku butuhkan hanya kepuasan, dan kau harus memuaskanku sekarang juga," balas pria bertubuh tambun dengan seringai di wajahnya. Lula pikir pria itu mau membantu karena ekspresi yang dikeluarkannya. Namun nyatanya pemikiran itu salah, Lula kembali jatuh ke dalam lubang yang sama seperti semalam. Pria tambun itu memaksakan kehendaknya dan memperlakukan Lula seperti wanita-wanita lain yang ada di rumah itu. Lula berteriak, menjerit bahkan memukuli pria itu, namun bukan kebebasan yang ia dapatkan. Melainkan pukulan demi pukulan juga penyiksaan terhadap tubuhnya. "Tidak!...." teriak Lula frustasi. Pria tambun yang sudah terbakar gairah itu tak ingin menghentikan apa yang sudah ia mulai. Lula terus berteriak dan menangis ketika menerima sentuhannya. Pria itu langsung tersenyum puas dan keluar dari kamar begitu mendapatkan kepuasannya. Tapi tidak dengan Lula yang kini meringkuk di kasur seper

  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 8. Ibu Mertuaku Seperti Iblis

    "Tempat apa ini?" tanya Lula seraya memperhatikan sekitar. Rumah yang ia tapaki terlihat begitu mewah. Barang-barang yang ada di dalamnya pun nampak memukau matanya. Namun sayangnya kemewahan itu tak membuat Lula senang. Ia bergidik ngeri saat beberapa pasang pria dan wanita melintasinya sambil bercium*n. "Aku rasa kau bukan wanita bodoh, seharusnya kau tahu ini tempat apa," balas Lucia sinis. Lula menelan air liurnya sendiri. Ia pun kini telah masuk ke dalam kamar yang terlihat begitu rapi, bersih dan elagan. Sprei putih juga dekorasi serba putih telihat begitu menenangkan layaknya desain hotel mewah. Lucia mengambil pakaian dari dalam lemari dan melemparnya pada Lula. "Pakai itu, setelahnya aku akan merias wajahmu. Sepuluh menit lagi aku akan kembali," perintah Lucia lalu kekluar dari kamar Lula. Lula terperangah dengan gaun merah yang terlihat sangat minim. Gaun dengan lengan spageti, juga potongan rendah di bagian bawah membuat Lula enggan untuk memakainya. "Tidak, aku tidak

  • Dijual Ibu Mertua Karena Mandul   Bab 7. Jebakan Ibu Mertua

    Edna menarik paksa Lula hingga wanita itu memasuki mobilnya. Lula merasa panik, ia berusaha melarikan diri namun sikap Edna kembali mengecohnya. Wanita paruh baya itu bersikap lembut, tersenyum seperti biasa hingga Lula teringat tentang kebaikan mertuanya. "Tenanglah, apa yang kau takutkan, hem? Aku hanya ingin mengantarmu, apakah ada yang salah? Aku juga ingin bertemu dengan ibumu," ucap Edna dengan nada setenang mungkin. Lula mengerenyit heran, ia memperhatikan wajah Edna dengan seksama. "T-tapi, Mi. Mami serius mau ikut ke kampung juga?" tanya Lula memastikan. Namun sedetik kemudian kening Lula mengerenyit heran, merasa curiga pada niat Edna yang sebenarnya. 'Rasanya aku tidak percaya Mami mau ke kampung. Tidak mungkin juga Mami tidak membawa pakaian ganti, atau jangan-jangan....' batin Lula kembali cemas, namun sialnya sudah terlambat karena Edna telah menjalankan mobilnya. Wanita berambut panjang itu meremas tas sambil memperhatikan jalan. Ia menoleh dan memperhatikan wajah E

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status