Galang memperhatikan Ghea yang masih tertidur di sampingnya. Ada keinginannya memotret gaya eksotis isterinya yang sedang tertidur, bagai anak kecil, kaki kirinya menempel di paha Galang tangannya menempel di dada Galang. Mulutnya terbuka dengan senyum kepuasan menampilkan lesung pipinya. Bulu matanya yang lebat, alisnya yang lebat , hidungnya yang mancung bertengger sangat estetik di wajahnya yang imut-imut menggemaskan. “ Isteriku seperti anak kecil yang manja , kalau sudah horny ..mmm… perlu teknik untuk mengendalikannya.” Bisik Galang, membetulkan rambut Ghea yang terjurai tak beraturan. Pelan-pelan mata Ghea terbuka, bulu matanya bergerak-gerak menghindari matahari yang masuk ke dalam kamar melalui vitrage tipis, “ Mas melihatku tidur? “ tanyanya dengan malu-malu. “ Hum… kau menggairahkan..” bisik Galang di telinga Ghea menggigtnya lembut. “ Menggairahkan?” tanya Ghea. “ Hum.. coba lihat kakimu menempel kuat di pahaku, tanganmu menempel di dadaku.” Kata Galang. “ Euhmmm. Pa
Sesuai request Sinar yang kepengin nasi goreng buatan mama, Ghea bangun pagi-pagi mempersiapkan nasi goreng ditemani mbak Marni. Dapur bersih di ruang makan terdengar kesibukan yang membuat Marni tersenyum. “ Mengapa tersenyum mbak?” tanya Ghea. “ Dapur kering ini kembali berfungsi ibu, “ bisiknya. “ Mbak Marni kalau masak di mana?” tanya Ghea. “ Di dapur bagian belakang bu, disini hanya untuk buat kopi , teh, susu dan jus. Sejak ibu.. maaf Yasmin tidak ada kami dilarang masak di sini.” Bisiknya sambil melihat ke arah pintu kamar tidur. “ Oh.. gitu ya..” jawab Ghea. “ Mbak Marni sudah lama kerja di pondok indah?” tanya Ghea. “ Sejak bapak dan ibu Yasmin menikah, saya kerja disini bu. Sudah hampir lima tahun.” Katanya lagi sambil merajang bawang Bombay. “ Mbak betah kerja disini?” “ Betah ibu, bapak itu orangnya baik, ngewongkan orang, tapi kalau sudah marah , apa saja bisa dibanting.” “ Mbak Marni pernah dibanting?” canda Ghea. “ Masyaallah bu.” Jawab mbaknya tertawa. Sete
Kehadiran Keenan dan ibu Sukma ke Pondok Indah membuat Galang gelisah sepanjang hari meskipun Ghea menyediakan tubuhnya untuk dilahap Galang habis-habisan. Keesokan harinya, di hari Minggu,setelah sibuk telepon ke sana ke mari, Galang mengajak Ghea ke kantor. " Ada yang harus aku amankan. " katanya lalu menelpon Galley dan Nyali. Ternyata kedua ponsel itu mengatakan sedang diluar jangkauan. Sampai di ruang kerjanya, Galang membuka brankas, “ Keluarkan semua isinya masukkan dalam tas ini.” Kata Galang. Ghea mengambil berkas, beberapa dokumen , uang dalam bentuk dolar, pound sterling dan yen tanpa dihitungnya, cek, bilyet , semuanya dimasukkan dalam tas besar yang telah disiapkan Galang. “ Nanti di rumah kita sortir , masukkan ke brankas di rumah.” Kata Galang. “ Ambil semua draf rancangan proyekku yang ada di mejamu dan mejaku. Cek di komputer apakah ada file yang berhubungan dengan proyek terutama rancangan proyek,jangan sampai ada yang tertinggal! “ perintah Galang. “ Mas….?”
Ghea memandang wajah Galang yang tegang ketika memeriksa beberapa dokumen yang diambil dari kantor. Sebagai sekretaris pribadi dia tahu isi semua dokumen , karena Galang mempercayakan semua dokumen penting padanya. Dibukanya masing-masing dokumen meletakkannya di meja kerja, menyediakan kopi dan pancake yang sempat Ghea buat tadi pagi. Sepintas wajah Galang terlihat bingung, mencari sesuatu di antara dokumen-dokumen, kemudian bernafas lega setelah apa yang dicarinya diketemukan , mencium dokumen , menaruhnya di tas kerjanya. “ Yang, besok kamu bawa tas kerjaku pada rapat direksi.” Kata Galang, mengunci tas kerjanya dengan nomor yang hanya mereka berdua yang tahu. Mengapa hidup ini penuh pencobaan. Aku baru merasakan kebahagiaan bersama Galang, entah apa yang akan terjadi besok pada rapat direksi, batin Ghea, merapikan dokumen yang telah diobrak abrik oleh Galang. Pikiran Ghea kembali melayang, semua manusia baik tua, muda , kaya miskin, terkenal tidak terkenal, pasti mengalami pen
Kepahitan hidup merupakan salah satu masalah yang sangat berbahaya dalam kehidupan manusia. Tidak jarang orang menjadi putus asa, menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan Tuhan. Kepahitan hidup yang dialami Galang melalui proses panjang , awalnya bisa dilaluinya, sejak dia mengetahui bahwa dia anak haram, meskipun menoreh luka di hatinya, meskipun sempat menyalahkan ibunya mengapa ibunya mempertahankan kandungannya melahirkannya, Jika waktu itu dia digugurkan ibunya, masalah selesai. Kegagalan dalam perkawinannya, larinya Yasmin ke pelukan lelaki lain membuat luka baru menjadikan dia pribadi yang terkenal tidak bersahabat, kejam, sok berkuasa, sulit bagi Galang untuk mengintropeksikan dirinya. Saat ini dia dilecehkan , dihina lagi di depan dewan direksi, membuat luka lama kembali menganga. Setiap hari Galang meraung di kamar, membanting apa yang bisa dibanting, membentur kepalanya di dinding membuat Ghea ketakutan. Selama ini jika ada masalah dengan Galang, Ghea selalu memanggil
Galang mengikuti saran Ghea beristirahat melepaskan pikiran dari segala kemelut yang merasuki pikiran Galang. “ Mas, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke luar kota Jakarta?” tanya Ghea. " Rapat dengan pemegang saham tiga hari lagi, aku perlu menyiapkan beberapa dokumen." jawab Galang. “ Sekalian berlibur, mas bisa mempelajari dokumen dengan tenang tanpa gangguan, mas mau kan?” tanya Ghea bergelanjut manja di pundak Galang. “ Hum.. aku mau, tapi kita berlibur kemana agar mereka tidak tahu tempat liburan kita.” Bisik Galang. “ Mas, kan biasa berlibur kemana-mana, pasti deh tahu tempat berlibur yang tenang, indah pemandangannya.” Balas Ghea. “ Kita kepantai atau pegunungan? di dalam negeri atau luar negeri ?” tanya Galang. “ Bagaimana kalau ke pantai, biar Sinar tahu yang namanya pantai itu apa.” Kata Ghea. " Mau pantai di Maldives atau pantai di Bali?" tanya Galang. " Ih ! tanyanya kok aneh-aneh, Maldives. Kita ke pantai Pangandaran." “ Baiklah ! Mas akan mencari tempat yang
Resort yang disewa Galang langsung menghadap ke pantai, cocok untuk healing. Galang mengambil kamera, mengabadikan spot pantai yang indah, ditingkahi dengan ombak yang berlari mencapai bibir pantai. “ Sayang, mana ponselku?” tanya Galang. “ Mama amankan , kita lagi relaksasi mengumpul tenaga dan pikiran untuk rapat dengan para pemegang saham. Papa tolong ganti bajunya Sinar dan basuh badannya agar segar. Mama mau pesan makanan untuk makan siang. Papa mau makan apa?” tanya Ghea. “ Apapun yang mama pesan, aku ikut saja.” Jawab Galang lalu memanggil Sinar. “ Pa, man…di la…ut.” “ Sinar makan dulu, tidur lalu sorenya bisa mandi di laut.” Bujuk Galang. “ A..di .. su..dah..bo..bo..” “ Hum, bobo lagi biar Sinar kuat berenang?” bujuk Galang. Ghea tersenyum melihat Galang membujuk Sinar. Membiarkan Galang mengeluarkan semua bujukannya agar Sinar paham dan mengikutinya. “ M..am.. Sinar bo..bo..” “ Eh ! Makan siang dulu, mama pesan ayam goreng kesukaan Sinar.” Bujuk Ghea. “ Ho..yeee…”
Setelah menikah dengan Yasmin Galang mengetahui sepak terjang pak Pringgodihardjo , dekat dengan orang-orang pemerintah. Kemampuannya melobi proyek-proyek besar pemerintah, tentunya setelah melobi mereka menang tender, kantor pun sibuk entertainment para pejabat mulai jamuan makan disertai gift terselubung dan plesiren ke luar negeri. Dalam hal ini bonus yang merupakan hak karyawan ditekan. Perlahan-lahan Galang berbalik cara melobi , untuk urusan pemerintah biarlah mertuanya yang menangani. Diam-diam Galang membuat proposal proyek , survey lapangan dan sebagainya untuk kemudian mencari investor untuk kerjasama. Sempat terjadi ketegangan antara mertua dan menantu. Proyek mall di Jayapura dan proyek perkantoran di Surabaya adalah proyek gagasan Galang. Perselingkuhan Yasmin, Galang perlahan-lahan menjauhkan dirinya dengan keluarga Pringgodihardjo. Mereka tahu Galang sangat mencintai Yasmin, mendesak Galang ke Spanyol, mengambil paksa Yasmin , membawa kembali ke Indonesia. Mere
Satu tahun kemudian. Ghea sibuk menyiapkan makan malam, ibu Imelda Hutomo , Yasmin dan Oscar diundang Ghea makan malam di rukan . Ibu Imelda Hutomo, Yasmin dan Oscar ke Sendawar untuk menjemput Sinar liburan akhir tahun ke Jakarta. Untuk mengungkapkan dibutuhkan kesabaran dan kebijakan agar Sinar bisa menerimanya. Sinar perlahan-lahan diperkenalkan dengan keluarga biologisnya, awalnya dengan mengadakan komunikasi jarak jauh Sinar dengan Oscar. Sinar kagum ketika Oscar menunjukkan beberapa lukisan yang memenangkan perlombaan Internasional. “ Sinar ingin oom jadi guru menggambarku,” “ Baik, Sinar ke Jakarta nanti oom akan ajar melukis, agar Sinar bisa mewarisi seni melukis oom Oscar.” Kata Oscar. “ Betul, kapan Sinar bisa ke Jakarta?” “ Kalau mama Ghea dan papa Galang mengijinkan.” Jawab Oscar. Ghea dan Galang mendengar pembicaraan Sinar dengan Oscar melalui speaker handphone milik Galang, menyembunyikan wajah ketidak relaan mereka karena Sinar akan diambil dari kehidupan mereka.
Sampai di Balikpapan, Galang menyewa cleaning service untuk membersihkan rumah, mengepak barang-barang yang akan dibawa ke Sendawar. Beberapa barang yang tidak dipakai , ibu Marni dibantu ibu RT ,menanyakan ke tetangga membuat daftar siapa yang akan mengambilnya. Langsung nama Ghea meroket naik, dari perempuan sombong menjadi perempuan murah hati. Ghea tersenyum mendengar laporan ibu Marni, “ Itulah ibu, mereka tidak paham, hanya melihat dari luar.” Kata Ghea. Tiba-tiba Ghea merasa mual kembali, keinginan muntahnya semakin hebat disertai rasa pening, “ Mbak bisa buatkan saya teh manis hangat. Rasanya saya sering mual dan ingin muntah.” Kata Ghea. “ Apakah aku hamil?” bisik Ghea. Ghea mengingat kapan dia terakhir haid. Karena siklusnya tidak teratur diapun lupa kapan terakhir haid. “ Ibu, kapan ya haid saya yang terakhir? Ibu mungkin tahu?” tanya Ghea. “ Hmm.. waktu nak Galang pulang dari proyek, ibu sempat dengar dia ngedumel, “ Lagi PM, aku so tidak tahan.” Jawab ibu Marni samb
Setelah pesta ulang tahun Ghea serasa reunian, Galang dan Ghea mengantar tamu mereka yang langsung menuju ke lift. Mereka terlihat sumringah karena masing-masing membawa paper bag berisi kain tenun khas Dayak. Kesemuanya adalah ide Galang memperkenalkan kain khas Kalimantan, selain batik yang sudah go Internasional. “ Aku mau lihat anak-anak dulu.” Kata Ghea ketika mereka sampai ke kamar yang bersebelahan dengan kamar Ghea dan Galang, mengetuk pintu perlahan, ibu Marni keluar berbisik, “ Anak-anak sudah tidur, mereka capek nunggu mama dan papanya.” “ Oh… “ bisik Ghea penuh penyesalan. “ Besok aku akan melihat mereka, “ bisik Ghea. Galang melihat ke mata sendu Ghea yang penuh penyesalan, “ Besok pagi-pagi kita ajak jalan-jalan sebelum ke bandara.” Ghea merasa tenang mendengar janji Galang, memeluk Galang.Galang memperketat pelukannya, memasukkan kartu ke kamar mereka. “ Papa, terima kasih atas pesta ulang tahunnya, atas semua yang telah papa buat untuk mama.” “ Mama senang?” ta
Sore hari Galang menyatakan bahwa dia akan membuat pesta ulang tahun untuk Ghea. Ghea protes ,” Pa, ngapain bikin pesta ulang tahun?” “ Selama kita menikah, aku tidak pernah bikin pesta untukmu. Ayolah, papa sudah reservasi resto di hotel ini.” “ Hanya keluarga kita kan?” “ Beberapa teman, papa panggil.” Kata Galang sambil memberikan boks. “ Bukalah.” Ghea membuka pita , kemudian membuka boks,sebuah gaun hijau dengan potongan dada Sabrina dihiasi taburan berlian sepanjang leher, sepatu heels slingback warna perak dan clutch bag warna silver. “ Papa..” “ Kamu pakai untuk pesta ulang tahunmu nanti malam.” “ Aku, tidak biasa pakai yang beginian,” “ Kamu harus biasa, apakah kamu mau pakai tanktop dan celana pendek?” Sore menjelang malam, diantar ibu Marni, Ghea ke salon yang ada di hotel, itupun atas perintah Galang. Setelah mandi Galang telah mempersiapkan gaun, sepatu dan clutch bag di ranjang. Galang sudah memakai celana panjang, kemeja dan dasi tinggal memakai jas Armani
Jam menunjukkan pukul dua belas malam, Galang terbangun dari tidur lelap setelah berpacu nikmat dengan Ghea. Ghea nampak pulas tidur dalam lekukan lengan Galang. Perlahan Galang membebaskan kepala Ghea dari lekukan lengannya, menelpon seseorang. “ Saya ada di depan pintu kamar,” jawab Dipta. Galang cepat memakai bathrobe, membuka pintu , Dipta memegang kue tart kecil dengan lilin yang sudah menyala. “ Terima kasih Dipta, silah tidur kembali.” Tetap memegang kue tart, Galang mencium bibir Ghea, mengulum membuat Ghea membuka matanya. Melihat lilin yang menyala di depan wajahnya, Ghea bangkit, “ Happy birthday my wife, my angel, my love.” Kata Galang memeluk Ghea. “ Tiup lilinnya, tapi sebelumnya make a wish.” Ghea dengan mata terpejam karena melawan ngantuk meniup lilin, kemudian memeluk Galang,” Thanks, my darling. I love you.” Lalu jemarinya mencolek cream menaruhnya di hidung Galang. Galang membalas mencolek cream menaruhnya di bibir Ghea. Kue tart kecil dimakan bersama, seper
Sidang kedua hak asuh anak, sesuai permintaan penasehat hukum Galang sebagai tergugat, atas permintaan Ghea sebagai saksi, pada agenda sidang pemeriksaan saksi, sidang perebutan anak dilakukan secara tertutup bagi umum. Kuasa hukum Yasmin sebagai penggugat, menyatakan keberatannya terhadap larangan hakim karena menyangkut masa depan anak yang diperebutkan hak asuhnya. Kuasa hukum Galang sebagai tergugat, pak Susetyo menjelaskan karena menyangkut kasus dalam ranah hukum keluarga dan mental anak yang diperebutkan hendaknya sidang tertutup untuk umum. Akhirnya hakim memutuskan sidang tertutup untuk umum dan menyatakan bahwa semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang berbuka untuk umum. Suasana sidang penuh ketegangan karena adanya protes dari keluarga Pringgodihardjo karena mereka ingin menutup fakta yang sebenarnya terjadinya gugat cerai oleh Galang . Sidang berjalan alot, akhirnya atas permintaan kuasa hukum tergugat meminta Ghe
Ghea sedang memasak ketika ponselnya berbunyi, dibacanya log panggilan dari Poppy. “ Hai aku dengar dari dokter Budi kamu mencari mantan suamimu?” “ Dia bukan mantan suamiku, suamiku .” jawab Ghea. “ Dia kan ceraikan kamu?” “ Iya. Di atas kertas, tapi belum di pengadilan agama. Kami sudah menyalurkan gairah seksual kami.” “ Bagaimana, asyik, putar ke kanan, ke kiri, melompat setelah empat tahun selibat?” tanya Poppy. “ Simpan pikiran mirismu!” kata Ghea sambil tertawa. “ Woaaahh! Berarti tebakanku benar.” “ Tumben menelponku di jam segini, biasanya kamu sibuk di salon.” “ Hmm.. apa kau sudah baca berita ?” tanya Poppy sambil menyebutkan salah satu portal yang terkenal dengan gosip hot. “ Mengenai apa?” tanya Ghea. “ Perebutan hak asuh Yasmin Pringgodirgo dengan mantannya, Galang.” “ Apa? “ kata Ghea langsung mematikan kompor, menutup ponselnya dengan tangan kemudian memanggil ibu Marni,” Ibu tolong selesaikan.” “ Pop, aku putuskan dulu, mau mencari beritanya.” Kata Ghea .
Begitu tamu tidak diundang keluar rukan dengan bersungut-sungut, Ghea dengan langkah cepat menaiki anak tangga mencari Haikel dan Sinar. Haikel sedang dibujuk oleh ibu Marni, “ Mama , Haikel takut nanti papa dipukul .” kata Haikel sambil menangis tersedu-sedu. “ Haikel, mereka tidak akan memukul papa, ada oom Dipta yang jaga papa,” kata Ghea, lalu bertanya ke ibu Marni , “ Di mana Sinar?” “ Sinar di kamar sedang melukis,” “ Sinar,” panggil Ghea. Tidak ada sahutan, Ghea mulai cemas, takut kalau Sinar mendengar keributan di bawah dan mengetahui jati dirinya. Dibukanya pintu kamar Ghea, Ghea sibuk di depan papan melukis, sambil tubuhnya bergoyang-goyang mengikuti irama musik, sekali-sekali dia bersenandung. Ah, dia pakai headset, batin Ghea. “ Sinar ! “ teriak Ghea. Sinar bergeming, tetap fokus di depan papan melukis, Ghea mendekati Simar memeluknya, Sinar melihat ke arah Ghea,” Mom , aku kaget !” “ Kamu terlalu asyik melukis sampai tidak tahu bahwa papa sudah pulang dari proyekn
Seminggu kemudian. Ghea menunggu Galang yang sedang bekerja di kantornya. Meskipun rumah dan kantor dalam satu lokasi, Ghea tidak pernah memunculkan dirinya di kantor Galang. Pintu penghubung dengan rukan sebelah tempat ibu Marni dan anak-anaknya, Sinar dan Haikel tinggal Ghea dilalaui Ghea jika akan bertemu dengan mereka. Galang hanya ingin kamarnya untuk dia dan Ghea, Galang tidak ingin privasinya terbagai dengan yang lain, meskipun mereka adalah anak-anaknya, itulah keegoisan yang dimiliki Galang. Ghea baru saja meninggalkan anak-anaknya, Sinar dan Haikel setelah mengajari Haikel belajar mengenal huruf , mendampingi Sinar melukis. Masih terbayang wajah Sinar yang tidak menampakkan satupun dari wajahnya yang bisa diandalkan sebagai anak Galang. Yasmin? Ghea tidak tahu garis wajah Yasmin, yang diketahuinya hanya kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Sinar memiliki wajah yang cantik. Berbeda dengan Haikel, melihat rupanya orang bisa menebak bahwa Haikel adalah anak Galang, Haikel bagaik