Audrey menarik kopernya, tiba di bawah rumah Emilia. Begitu membuka pintu mobil, Emilia langsung menghampiri Audrey dan memeluknya. Setelah bertahun-tahun, kedua orang ini tidak pernah putus komunikasi. Namun, mereka tidak bisa bertemu dan hanya bisa mengobrol melalui telepon. Jadi, tentu saja keduanya sangat menantikan pertemuan mereka kali ini.Setelah mengobrol sekejap, Audrey menceritakan jadwalnya dalam beberapa waktu ini. Mengetahui bahwa Audrey akan tinggal di sini cukup lama, Emilia merasa sangat gembira. Beberapa saat kemudian, Emilia baru melihat koper Audrey yang diletakkan di samping."Duh, aku terlalu senang sampai lupa menyuruhmu masuk." Emilia langsung menarik kopernya dan membawa Audrey masuk ke rumah. Setelah itu, dia menunjuk kamar yang bersih di samping dan berkata, "Audrey, kamu menginap di kamar ini saja. Lihat dulu apa kamu suka dengan dekorasinya?"Mengetahui kedatangan Audrey, Emilia telah membersihkan kamar itu terlebih dahulu dan mengubah dekorasinya sesuai de
Melihat bahwa Zayden akhirnya menghentikan aksinya yang menyiksa diri itu, Kenny bergegas mendesak Zayden untuk berganti pakaian. Setelah itu, mereka mengunjungi restoran yang paling disukai Audrey semasa hidupnya.Sejak Zayden mengetahui peristiwa tersebut, dia selalu datang ke restoran ini untuk makan. Lama kelamaan, Kenny juga menjadi pelanggan tetap di restoran itu. Oleh karena itu, Kenny pun langsung menuju ke tujuan sesuai kebiasaan.....Setelah tidur sejenak di kamar, Audrey mandi dan pikirannya juga sudah mulai bersemangat lagi. Ketika melihat waktu di jam sudah hampir tiba, Audrey berganti pakaian dan berjalan keluar. Emilia sudah menunggu di luar sejak tadi. Hanya saja, dia tidak tega membangunkan Audrey. Melihat Audrey sudah cukup beristirahat, Emilia berkata, "Ayo, aku sudah reservasi semuanya."Audrey mengangguk, lalu pergi ke restoran bersama Emilia. Saat duduk di ruang privat, Audrey menyadari bahwa restoran ini telah direnovasi sehingga tampilannya lebih baru. Sorot ma
Mendengar perkataan pria itu, Audrey menjadi agak canggung. Namun, memang dia yang tidak berhati-hati hingga menabrak pria itu. Oleh karena itu, Audrey buru-buru melepas tangannya. "Maaf, aku nggak perhatikan jalan sampai menabrakmu. Maaf."Audrey menundukkan kepalanya dan meminta maaf dengan tulus. Namun, setelah dia selesai bicara, pria itu tetap saja tidak bersuara. Audrey menjadi semakin canggung saat ini. Apa pria itu benar-benar sampai semarah ini?Ketika baru saja Audrey hendak bicara, dia langsung mendongak dan melihat wajah pria itu. Seketika, Audrey langsung membisu. Pria yang sedang menatapnya saat ini, siapa lagi kalau bukan Zayden?Audrey tertegun, tetapi dia tidak menyangka bisa begitu kebetulan bertemu dengan Zayden di tempat ini. Zayden masih sama seperti dulu. Wajahnya masih tetap tampan dan tiada cela. Namun, dibandingkan dengan lima tahun lalu, raut wajahnya tampak lebih kuyu dan depresi. Namun, semua itu tidak mengurangi ketampanannya, sebaliknya justru menambah seb
Tamparan ini begitu kuat, bahkan sebelum Zayden sempat bereaksi, wajahnya telah dipukul hingga menoleh. "Apa hakmu mempertanyakan aku? Apa kamu masih mau membunuhku sekali lagi?" Ucapan Audrey yang penuh kebencian membuat Zayden melepaskan cengkeramannya tanpa sadar.Tangan Audrey juga terasa kebas karena tamparan itu. Tubuhnya gemetar hebat karena saking marahnya. Dia tidak pernah menyangka akan menampar Zayden. Namun, Audrey kehilangan kendali karena terlalu murka.Dalam hati, Audrey khawatir pria itu akan membalas dendam. Jadi, Audrey mengambil kesempatan untuk melarikan diri saat Zayden masih sedang terbengong. Teringat dengan tatapan Audrey yang begitu penuh dengan kebencian, Zayden hanya bisa mematung. Dia tidak tahu harus bagaimana bereaksi.Pada saat ini, Kenny yang menunggu Zayden terlalu lama di ruang privat itu pun keluar untuk mencarinya. Setelah berkeliling sejenak, Kenny akhirnya menemukan Zayden yang sedang berdiri mematung. Kenny mengerutkan keningnya melihat adegan ini
Ketika mengetahui bahwa Audrey telah pergi, Zayden merasa agak kecewa. Namun, dia langsung bersemangat kembali saat berkata, "Tolong putar rekaman kamera pengawas."Umumnya, rekaman kamera pengawas di restoran tidak akan ditunjukkan sembarangan kepada pengunjung. Namun karena Zayden yang telah memintanya, tidak ada orang yang berani menolak permintaan pria itu. Oleh karena itu, pihak restoran terpaksa menunjukkan rekaman kamera tersebut.Di ruang kamera pengawasan, Zayden terus mencari sosok Audrey. Dengan bantuan dari beberapa orang lainnya, mereka akhirnya berhasil menemukan Audrey. Saat melihat sosok Audrey yang muncul di layar kecil itu, untuk pertama kalinya Zayden merasa emosinya bergejolak melihat rekaman sederhana seperti ini.Seolah-olah telah terhipnotis, Zayden terus menatap wanita yang muncul di rekaman kamera pengawas itu tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali. Melihat penampilannya seperti ini, Kenny menghela napas tak berdaya.Kenny mengira bahwa setelah lima tahun b
Emilia sama sekali tidak percaya dengan ucapan Audrey. Dia menyentuh dagu Audrey untuk memastikan, suhu tubuhnya masih normal. Namun, Emilia bertanya dengan gugup, "Audrey, apa kamu ada masalah? Kulihat sepertinya raut wajahmu kurang bagus."Saat berada di restoran tadi, Emilia tidak banyak bertanya karena takut banyak masalah. Namun sekarang mereka sudah di rumah, Emilia tentu saja harus menanyakannya dengan jelas. Audrey mengatupkan bibirnya dan berkata dengan tatapan yang bingung, "Aku bertemu Zayden di restoran itu."Audrey langsung menceritakan semua kejadian yang terjadi kepada Emilia. Mendengar bahwa Audrey sempat bertemu dengan Zayden, Emilia juga terkejut. Slastin adalah salah satu kota terbesar di Negara Espington, sulit sekali untuk mencari seseorang di tempat seluas ini. Namun, kedua orang ini malah bisa bertemu. Bukankah semua ini terlalu kebetulan?Bahkan Emilia juga sangat kagum, apakah hubungan kedua orang ini benar-benar jodoh atau kutukan? Selama beberapa tahun ini, E
Sorot mata Audrey terlihat dingin saat mengatakan itu. Selama tinggal di luar negeri beberapa tahun ini, Audrey bukan hanya berkuliah dan bekerja, tetapi juga mempelajari Sanda dengan seorang pelatih wanita. Dia belajar banyak teknik bela diri darinya.Audrey pernah mencoba melawan seorang pria, tetapi pria itu tidak bisa menyakitinya. Sebaliknya, dia justru berhasil melancarkan serangan mendadak sampai membuat lawan kabur dengan menyedihkan.Audrey begitu pasif saat bertemu Zayden murni karena dirinya merasa panik. Pikirannya pun menjadi hampa, jadi dia melupakan segala hal yang telah dipelajarinya. Jika tidak, mana mungkin Zayden hanya ditampar sekali? Audrey pasti sudah menghajarnya habis-habisan.Emilia awalnya khawatir suasana hati Audrey menjadi buruk karena kejadian ini. Dia khawatir Audrey terkejut atau takut. Namun, ketika melihat sahabatnya ini tampak begitu tegar, Emilia seketika merasa lega. Sepertinya, Audrey tidak menyia-nyiakan 5 tahunnya. Dia bukan lagi wanita lemah sep
Caleb melakukan penyelidikan cukup lama, tetapi hanya mendapatkan beberapa informasi. Dia pun melapor, "Maaf, Tuan, waktu terlalu mendesak. Nona Audrey sepertinya juga menggunakan identitas lain supaya keberadaannya nggak terlacak. Aku hanya bisa mendapatkan beberapa informasi ini. Apa kita harus menggunakan metode lain?"Zayden mengernyit mendengarnya. Dia tidak terkejut dengan hasil ini. Audrey sudah bersusah payah melarikan diri darinya. Wanita ini tentu bersikap sangat hati-hati supaya identitasnya tidak terbongkar.Namun, mudah saja bagi perusahaan mereka untuk mengorek masa lalu seseorang. Hanya saja, kalau Audrey menyadari hal ini, takutnya dia akan membenci Zayden. Bagaimanapun, Zayden hanya bajingan keji di matanya sekarang ...."Tidak perlu diselidiki lagi. Kenapa dia tiba-tiba kembali ke Slastin?" tanya Zayden sembari menunduk."Nona Audrey tinggal di Negara Mrabac selama beberapa tahun ini. Dia kembali karena ada pekerjaan dari perusahaan, juga harus mengurus makam keluarga