Malam harinya, Audrey kembali ke rumah dan melihat Zayden sedang duduk di sofa sambil membaca buku yang dipegang di tangannya. Saat ini, Audrey sedikit tidak fokus karena masalah Christian yang mendadak pulang. Dia pun berjalan ke dalam tanpa berinisiatif untuk menyapa Zayden. Ketika mendengar suara gerakan, Zayden sontak mendongak dan melihat Audrey sedang berjalan ke arah kamar dengan frustrasi serta menunduk. Zayden mengernyitkan alisnya dan memanggil, "Audrey, tunggu sebentar."Audrey seketika tersadar kembali dari pikirannya yang kacau, lalu berhenti melangkah dan menatap Zayden dengan sedikit cemas. Meskipun perasaannya dengan Christian sudah merupakan masa lalu dan pernikahannya dengan Zayden juga sebagian besar hanya berakting, Audrey tetap merasa tidak nyaman saat melihat Zayden sekarang."Ada apa, Tuan Zayden?" tanya Audrey."Masalah yang kamu katakan padaku hari ini, aku sudah menyuruh orang mencari tahu. Kalau ada kabar, aku akan memberitahumu. Kamu juga tidak perlu terlal
Lantaran terlalu menggunakan tenaga, urat nadi di tangan Audrey tampak menonjol dan mencerminkan ketidaktenangan dalam hatinya.Kenapa Christian bisa ada di foto ini?Audrey mengenali semua orang yang ada di dalam foto tersebut. Mereka semua adalah anggota Keluarga Moore, sedangkan Christian berdiri di tengah Zachary dan Vivi. Rupanya … mereka adalah satu keluarga?Sebelumnya, Audrey pernah mendengar nama Christian, tetapi Audrey tidak menyangka Christian yang dulunya tampak miskin itu ternyata punya hubungan dengan Keluarga Moore yang sangat berpengaruh. Mungkin, bisa dikatakan bahwa Audrey menolak untuk percaya bahwa masalah yang tidak masuk akal seperti ini akan terjadi pada dirinya sendiri. Namun, saat melihat foto Christian dan Zayden berdiri bersama, Audrey tidak punya alasan untuk menolak percaya dan melarikan diri lagi.Saat ini, Audrey hanya merasa bahwa otaknya seperti akan meledak. Tangannya yang menggenggam foto seketika mengendur, lalu foto itu langsung terjatuh ke lanta
Emilia tidak banyak berpikir. Memang benar, pria yang begitu luar biasa seperti Zayden pasti memiliki banyak wanita yang mengaguminya di sekelilingnya. Apalagi, Audrey juga merupakan sosok yang kurang percaya diri."Audrey, aku mendukung segala keputusanmu," kata Emilia.Saat mendengar ucapan menghibur dari Emilia, hati Audrey menjadi sedikit lebih lega. Kemudian, dia duduk di kursi panjang di taman dan menatap awan di langit sambil melamun.…Di sisi lain, Christian merasa sangat tidak berdaya ketika mengetahui bahwa Audrey telah pindah. Oleh sebab itu, Christian hanya bisa mencari keberadaan ibu Audrey di berbagai rumah sakit. Akhirnya, segala upayanya membuahkan hasil. Salah seorang teman Christian yang dulu memberitahunya informasi rumah sakit tempat Lara dirawat. Christian pun bergegas menuju rumah sakit tersebut. Setibanya di depan kamar pasien, hatinya merasa sedikit gugup. Namun, begitu teringat dengan Audrey, Christian memilih untuk tidak menghindar. Saat berjalan masuk ke da
"Emilia, dengarkan aku. Aku tahu kamu sedang marah padaku karena masalah Audrey, tapi aku nggak berbuat sembarangan di luar selama beberapa tahun ini. Aku menemani Dokter Ross ke Afrika dan sekarang dia akhirnya setuju melakukan operasi untuk ibu Audrey," jelas Christian.Setelah berhenti sejenak, Christian lanjut berkata, "Kamu juga tahu kondisi Bibi, kalau nggak ada bantuan Dokter Ross, mungkin nggak ada yang bisa menolongnya. Aku juga terpaksa tinggal di luar negeri selama ini."Penjelasan Christian membuat raut wajah Emilia menjadi sedikit lebih baik. Kemudian, dia berkata, "Kamu serius?""Serius! Awalnya aku berpikir setelah pulang dan mengobati penyakit Bibi, aku akan melamar Audrey. Lihat, ini cincin yang sudah aku siapkan," seru Christian sambil memperlihatkan cincin di kalungnya kepada Emilia. Melihat Christian berbicara dengan begitu tulus, Emilia juga mulai mengerti bahwa Christian mungkin benar-benar punya kesulitan sendiri.Emilia lalu menghela napas dan merasa ragu sejena
Christian yakin bahwa orang yang ada di hadapannya ini adalah Audrey. Audrey telah berubah menjadi lebih dewasa dari sebelumnya, tetapi kecantikannya itu tetap membuat Christian sulit mengalihkan pandangannya.Christian lalu memeluk Audrey dengan bahagia dalam pelukannya dan berkata, "Audrey, maaf, aku sudah kembali. Setelah pulang kali ini, aku nggak akan meninggalkanmu lagi."Audrey yang didekap oleh Christian dengan begitu bersemangat merasa sedikit sesak. Napasnya yang sedikit tertekan itu membuat Audrey menjadi sadar dari keterkejutannya. Dia pernah membayangkan akan bertemu dengan Christian, tetapi dia tidak menyangka akan terjadi secepat ini. Bahkan, itu terjadi tepat di depan Kediaman Moore.Jika Zayden melihatnya, bagaimana Audrey menjelaskannya?Saat berpikir, Audrey mencoba meronta dan berkata, "Apa yang kamu lakukan? Lepaskan!"Akan tetapi, Christian tidak mungkin bersedia melepaskan tangannya. Alih-alih melepaskan Audrey, Christian justru memeluknya dengan semakin erat. Di
Awalnya, Zayden hanya fokus kepada Audrey dan tidak melihat dengan jelas siapa pria yang ada di sana. Ketika melihat Christian maju dengan emosi dan ingin menarik tangannya, raut wajah Zayden yang suram tampak terkejut. Dari ucapan Christian barusan, apa mungkin mereka berdua adalah sepasang kekasih?"Christian, bukankah kamu sangat ingin bertemu bibimu?" tanya Zayden dengan nada yang tidak berubah, tetapi memberikan tekanan yang menakutkan kepada orang lain.Tubuh Audrey bergetar sesaat dan mencoba untuk kabur, tetapi Zayden sama sekali tidak menggubrisnya. Dia langsung menarik Audrey ke hadapannya dan berkata, "Ini dia, Audrey. Istriku, juga bibimu."Christian tercengang di tempat dan terdiam untuk sesaat. Dia bahkan tidak bisa memberikan reaksi apa pun saat mendengar kabar ini dan hanya memandang kedua orang di hadapannya dengan ekspresi tertegun. Christian sepenuhnya merasa kenyataan bahawa Audrey adalah bibinya ini merupakan hal yang sangat sulit untuk dipercaya.Saat melihat eksp
Begitu mendengar kata "anak haram", raut wajah Audrey seketika menjadi pucat pasi. Jika boleh, dia tidak ingin Christian melihat tampilannya yang menyedihkan seperti ini seumur hidup. Dia lebih berharap untuk tidak pernah bertemu dengan Christian lagi. Dengan begitu, dia bisa meninggalkan sedikit kenangan indah di mata Christian.Di sisi lain, Christian sontak terkejut saat melihat wajah Audrey yang tampak sangat pucat. Dia sama sekali tidak menyangka, pamannya yang sangat bermartabat dan memiliki sopan santun akan berbicara kasar seperti itu di hadapan Audrey.Christian pun membayangkan berapa banyak penderitaan yang telah diterima oleh wanita yang dicintainya ini? Padahal, Audrey juga hanya korban. Setelah hal itu terjadi, yang paling menderita seharusnya adalah Audrey. Saat ini, Christian mengepalkan tangannya dan berkata, "Benar, itu memang anakku. Om Zayden, karena kamu sudah tahu, tolong kamu segera bercerai dengannya dan berikan kebebasan untuk Audrey."Audrey sama sekali tidak
Saat Zayden hendak menjalankan mobilnya, Christian bergegas mengejar dan memukul pintu mobil dengan kuat sambil berteriak, "Audrey, cepat turun. Om Zayden, aku mohon, turunkanlah Audrey!"Zayden sama sekali tidak menggubris, lalu langsung menginjak pedal gas dan melaju pergi. Dari kaca spion belakang, Audrey bisa melihat Christian terhempas ke tanah dengan kuat akibat dorongan yang besar. Hal itu pun membuat Audrey merasa khawatir. Dia sangat ingin memberi tahu Christian untuk berhenti mengejar karena mereka tidak mungkin bersama lagi. Akan tetapi, Audrey hanya bisa melihat Christian mengejar mobil Zayden tanpa henti."Kenapa? Kamu sedih karena melihat dia seperti itu? Sekarang keselamatanmu sendiri sudah terancam, lebih baik cemaskan dirimu sendiri dulu," seru Zayden dengan nada yang mencibir sambil mencengkeram kemudi mobil dengan erat.Saat ini, Audrey tidak tahu apa yang harus dia katakan lagi. Lagi pula, Zayden tidak akan percaya dengan apa pun yang dia katakan. Sementara itu, da
Sesudah menimbang pro dan kontranya, Dash segera membuat keputusan. Lara yang sudah selesai mengobrol pun kembali, lalu melihat Dash melamun di atas ranjangnya.Dash berinisiatif untuk berkata, "Nenek, aku sudah mengerti maksudmu. Mulai hari ini, aku akan jaga jarak dengan Paman Zayden. Mama sudah memilih untuk pergi, jadi aku nggak boleh menyusahkannya. Aku ingin Mama bahagia."Ketika melihat cucunya begitu pengertian, Lara mengecup pipinya dan membalas, "Kalau begitu, kamu harus membantu Papa Chris saat dia melamar mamamu nanti. Oke?""Oke," sahut Dash sambil memberi isyarat tangan. Setelah mendapatkan jawaban dari Dash, Lara pun mengabari Christian tentang hal ini. Christian sangat terharu saat mengetahui Dash lebih memilihnya daripada ayah kandungnya sendiri.Christian segera pergi ke toko perhiasan untuk mengambil cincin berlian yang telah lama disiapkannya. Sebenarnya dia sudah lama ingin melamar Audrey, tetapi tidak menemukan momen yang pas. Dia pun khawatir Audrey akan menjauhi
Sesudah Zayden pergi, Lara memasuki bangsal. Dia tak kuasa menghela napas saat melihat cucunya memegang mainan Transformers baru yang dibawakan oleh Zayden. Bagaimanapun, Dash masih kecil. Dia pasti senang dengan orang yang memberinya mainan baru."Dash, jangan main lagi, Nenek mau bicara," ujar Lara.Begitu mendengar suara Lara, Dash meletakkan mainannya. Sejak dulu, dia memang selalu menuruti perkataan neneknya. "Nenek mau bilang apa?""Dash, Nenek mau tanya. Kamu sangat menyukai Paman Zayden, ya?" tanya Lara langsung.Dash ragu-ragu sejenak sebelum mengangguk. Beberapa hari ini, Zayden selalu datang menemaninya. Selain menemaninya bermain game dan catur, Zayden juga membeli banyak mainan, bahkan memasak untuknya.Dash bukanlah anak yang keras kepala. Dengan berbagai perlakuan ini, dia tentu mulai memiliki kesan baik terhadap Zayden."Kalau harus memilih di antara Papa Chris dan Paman Zayden, kamu lebih suka siapa?" tanya Lara lagi.Dash tertegun sejenak, tidak menduga dirinya akan d
Ketika melihat putranya meraba-raba kepala sendiri, Audrey mengira Dash sakit kepala. Dia segera menghampiri, lalu bertanya, "Dash, kenapa? Sakit kepala, ya? Atau bagian mana yang sakit?""Mama, aku nggak apa-apa," jawab Dash sembari menggeleng. Kemudian, dia teringat pada sesuatu sehingga bertanya lagi, "Bibi tadi teman Mama, ya?""Bukan, anaknya juga sakit. Dia hanya mengobrol denganku tadi," timpal Audrey dengan jujur.Dash pun tampak bingung, merasa ada yang tidak beres. Akan tetapi, dia tidak terlalu memikirkannya karena mereka mungkin tidak akan bertemu lagi.....Sementara itu, wanita yang mengobrol dengan Audrey barusan buru-buru mencari tempat yang tidak diperhatikan siapa pun. Dia memasukkan beberapa helai rambut Dash ke sebuah kantong kecil dengan hati-hati.Kemudian, wanita itu mengamati sekelilingnya. Setelah memastikan tidak ada siapa pun, dia bergegas keluar dari rumah sakit dan mendekati sebuah mobil yang terparkir di sana.Begitu jendela mobil diturunkan, si wanita men
Apakah hubungannya dengan Zayden akan retak karena wanita itu? Felya duduk sendirian di ruang kantor, merasa sangat kesepian.Beberapa saat kemudian, Felya bangkit dan menyuruh orang memesan tiket ke luar negeri. Dia harus memastikan bahwa anak itu memang darah daging Zayden. Mengingat obsesi Zayden terhadap wanita itu, putranya mungkin saja tertipu.Kalau Dash memang cucunya, Felya pun harus mencari cara untuk membawanya pulang. Dia tidak bisa membiarkan cucunya tinggal di luar negeri bersama orang lain. Setelah bertekad, Felya berkemas dan menaiki penerbangan terdekat untuk ke luar negeri.....Selesai memasak beberapa lauk, Audrey ingin membawanya ke rumah sakit. Sejak tadi, Zayden terus menunggunya di ruang tamu. Dia tahu Audrey tidak akan mengajaknya pergi, jadi hanya bisa duduk di sini karena takut ditinggal.Ketika melihat Audrey hendak keluar, Zayden segera bangkit dan berucap, "Aku ikut." Dengan begitu, keduanya sama-sama menuruni tangga dan berangkat ke rumah sakit.Di dalam
Setelah Zayden membalut lukanya, dia mencari tisu untuk menyeka noda darah di lantai. Dia tahu Audrey adalah wanita berhati lembut. Kalau bukan karena membenci seseorang, Audrey pasti selalu bertanya untuk sekadar memberi perhatian.Kini, Zayden pun mengerti. Begitu seorang wanita berhati lembut membulatkan tekadnya, tidak akan ada yang bisa membuatnya goyah.Namun, Zayden tidak berhak untuk mengeluh karena semua ini terjadi gara-gara dirinya. Kebodohan dan kesombongannya yang membuat hubungan mereka menjadi begitu buruk.Tidak peduli secuek apa Audrey padanya, Zayden harus bisa menerima dan bertahan. Dia yakin, suatu hari nanti dirinya akan memiliki posisi lagi di hati Audrey.Sesudah memikirkan semua ini, Zayden tidak terlihat murung lagi. Dia membereskan semua barang, lalu berdiri di depan dapur sambil menatap Audrey yang sibuk memasak. Kali ini, dia tidak masuk dan mengganggu lagi, melainkan hanya memperhatikan Audrey.Sementara itu, Audrey merasa sangat tidak nyaman ditatap oleh Z
Zayden tidak memperhatikan keraguan Audrey. Dia meletakkan barang-barangnya di samping, lalu membawa bahan makanan ke dapur.Audrey mengira Zayden ingin memasukkan bahan makanan ke kulkas, tetapi pria ini malah memakai celemek seperti ingin masak.Audrey tidak pernah melihat Zayden masak sehingga menghampiri untuk bertanya, "Kamu ngapain?"Zayden menoleh meliriknya sekilas, lalu menjawab, "Dash bilang ingin makan beberapa masakan, jadi aku mau masak untuknya."Audrey mengernyit dengan makin kuat mendengarnya. Dia melirik sekilas resep yang ditulis khusus oleh Zayden, lalu mendapati semua itu memang makanan favorit Dash. Namun, sejak kapan keduanya menjadi begitu akrab?Audrey seketika menjadi berwaspada. Dash tidak tahu motif Zayden, tetapi Audrey tahu jelas. Pria ini hanya ingin menggunakan trik kecil untuk membuat Dash menyukainya. Dengan begitu, dia mungkin bisa balikan dengan Audrey. Huh! Jangan mimpi!"Tuan Zayden yang terhormat, kamu sudah terbiasa hidup bergelimang harta sejak k
Audrey melihat senyuman di wajah Zayden, lalu berkata dengan agak jengkel, "Biar kuperjelas dulu, aku membiarkanmu tinggal di sini hanya untuk memastikan transplantasi sumsum tulang berlangsung dengan lancar. Jangan pikir macam-macam atau aku akan mengusirmu dengan sapu!"Zayden tidak mengatakan apa pun, hanya mengangguk dengan tenang. Sikapnya yang tampak pasrah ini pun membuat Audrey sangat kesal karena amarahnya tidak dapat terlampiaskan.Audrey berusaha untuk menahan emosinya dan kembali ke kamar. Untuk menunjukkan kekesalannya, dia sengaja membanting pintu dengan kuat.Zayden pun tidak bisa apa-apa saat melihat tingkah Audrey. Setelah berpikir sesaat, dia mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan kepada Dash. Pagi ini, Zayden bermain dengan Dash, lalu mendapatkan WhatsApp-nya karena menang.[ Mau makan apa sore ini? Aku akan membawakannya untukmu. ][ Aku nggak boleh makan makanan di luar. ][ Aku akan memasaknya untukmu. ]Dash terkejut membacanya. Zayden bisa memasak? Apakah pria
"Masalah ini nggak bisa dicegah hanya karena kamu nggak mau," ujar Lara dengan tenang. Demi kebahagiaan putrinya, Lara memutuskan untuk bersikap kejam. Dia tidak akan membiarkan siapa pun punya kesempatan untuk melukai putri dan cucunya."Kalaupun kamu mau bersama Audrey, aku nggak percaya ibumu itu akan setuju. Jangan bilang kamu nggak tahu apa saja yang diperbuatnya. Kalau kamu berada di posisiku, apa kamu akan merelakan putrimu disiksa oleh mertua seperti itu?""Aku ...." Zayden terdiam. Perbuatan ibunya memang sangat keterlaluan, Zayden tidak berani mengelak untuk hal ini.Melihat Zayden yang terdiam mendengar perkataannya, Lara berdiri sambil berkata, "Aku sudah bicara sampai seperti ini, aku harap kamu bisa pertimbangkan hubunganmu dengan Audrey. Kalau kamu tetap bersikeras, aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk melindungi keluargaku."Usai bicara, Lara langsung bangkit dan berdiri. Sebelum meninggalkan restoran, dia sudah membayar semua tagihannya terlebih dahulu. Zayden menatap
"Nggak kok! Kalau kamu nggak percaya, kita janji jari kelingking saja," ujar Zayden seraya mengulurkan jari kelingkingnya. Dash langsung menyambut dengan gembira, "Nggak boleh ingkar janji."Setelah itu, Dash baru melepaskan tangannya dengan gembira. Melihat Dash yang begitu senang, Audrey mengernyit dan merasa gusar dalam hatinya. Saat dia sedang berusaha memikirkan bagaimana caranya untuk mengusir Zayden, Lara telah masuk ke ruangan sambil membawa sarapan.Begitu masuk, Lara melihat Zayden yang sedang duduk di samping Dash dan Audrey yang berdiri diam. Dia langsung memahami situasi saat ini, tetapi tidak mengungkapkannya secara langsung."Nenek datang!" sambut Dash dengan gembira saat melihat Lara. Dia tahu bahwa ini adalah saatnya sarapan, sehingga dia langsung berlari ke arah Lara dengan gembira.Berhubung Dash harus selalu rutin suntik dan minum obat beberapa hari ini, selera makannya jadi berkurang. Maka dari itu, Lara harus turun tangan sendiri untuk memasakkan hidangan yang dis