Memandang Leo dengan tatapan terkejut, kehadiran Leo di sekolah Risa memang suatu kejutan. Angin apa yang membuat Leo menjemput anak perempuan Putik ini, mengatakan sesuatu mengenai hal yang diluar anak seusianya. Bertemu dengan Fransiska beberapa hari lalu bersama dengan keluarganya memberikan kesan berbeda, ingin berkenal dan juga dekat dengan Risa menjadi tujuannya, walaupun sedikit penasaran dengan pemikiran anak yang seusianya.
“Mana mama?” Risa menatap sekitar.
“Mama kerja.” Leo menjawab setelah menundukkan wajahnya berhadapan dengan Risa, “kamu pulang sama om.”
Leo menggenggam tangan Risa menuju mobilnya, anak kecil yang tidak terlalu banyak bicara dan bertingkah membuat langkah Leo mudah mengajaknya. Memastikan Risa aman dan juga nyaman di kursinya, setelahnya mengendarai mobilnya menuju ke tempat penitipan anak yang orang tuanya bekerja. Beberapa kali sudut matanya menatap Risa yang diam dengan menatap lurus dihadapan
Tidak bisa menahan dirinya setiap bertemu dengan Putik, mereka melakukannya di kamar yang ada di hotel. Salah satu kamar yang ada di hotel, Leo menarik Putik yang kebetulan shift malam, tidak adanya tamu membuat Leo ingin melakukan dengan Putik. Suara desahan mereka berdua terdengar sangat jelas, ditambah suasana sudah sangat malam membuat mereka melakukannya dengan penuh gairah.“Lebih dalam, Leo.” Putik mengerang dengan memegang bantal.Leo yang berada di belakangnya mencoba untuk konsentrasi mendapatkan pelepasannya yang ketiga, terlalu lama tidak berhubungan membuat pelepasannya yang pertama terjadi dengan sangat cepat. Tidak merasakan kepuasan melakukan untuk yang kedua dan ketiga, saat ini Leo merasakan sudah cukup melakukannya. Tidak lama kemudian dirinya mencapai klimaks, menarik miliknya keluar dan itu membuat cairannya keluar di punggung Putik. Selama permainan tadi Leo tidak mengeluarkanmya didalam, memilih mengeluarkan diluar untuk mencegah hal-
Leo membawa Putik ke salah satu hotel yang menarik di Jakarta, mengambil tempat yang memiliki view bagus. Masuk kedalam kamar dan ekspresi wajah Putik langsung berubah, Leo hanya tersenyum kecil melihatnya. Memimpin untuk lebih masuk kedalam, dimana pemandangan malam lebih bagus dan mereka berdiri cukup lama menikmati pemandangan dihadapannya, lampu dari gedung-gedung bertingkat tampak indah dilihat malam hari.“Indah banget disini,” ucap Putik tanpa mengalihkan pandangan kearah Leo, “kita ngapain disini?”“Bicara.”Putik mengalihkan pandangan pada Leo, “bicara apa lagi?”“Banyak.”Putik mengangkat alisnya “Termasuk hubungan kamu sama penyanyi itu?”Leo membelalakkan matanya mendengar perkataan Putik, “dia tidak ada dalam hitungan.”“Kamu boleh cemburu sedangkan aku tidak,” ucap Putik dengan bibirnya yang mengerucut tanda bahwa dirinya seda
Berbicara dari hati ke hati dengan Putik menghabiskan waktu hingga pagi, mereka tidur menjelang subuh. Tidak melakukan apapun, hanya berbicara dan berbicara mengenai apa yang harus dilakukan nanti ke depan. Menatap Putik yang tidur dengan lelap, menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajah dan seketika tersenyum karena mereka berdua tidak melakukan apapun.“Kamu sudah bangun?” tanya Putik dengan mata tertutup.“Aku mau pulang, kamu disini atau bagaimana?” tanya Leo masih membelai wajah Putik.“Jam berapa ini?”Leo menatap jam di tangannya,”sembilan.”Putik menganggukkan kepalanya, “boleh aku disini saja? Tapi kasihan Risa.”“Bagaimana kalau aku bawa Risa kesini?” usul Leo, “hanya kalian berdua saja tidak ada yang lain.”Putik langsung membuka matanya, “kamu serius?” Leo menganggukkan kepalanya, “tapi dia naik apa?”“
Pandangan Leo tidak lepas dari Fransiska yang masih menata mereka dan memastikan mereka baik-baik saja, saat ini dirinya menunggu Fransiska selesai dengan kegiatan bersama dengan membernya. Perkataan spontan Azka membuat Leo berada didalam ruangan menunggu mereka semua selesai, tidak tahu apa yang keluarganya rencanakan dengan pendekatan ini. Kegagalan dengan Putik, bukan kegagalan tapi memang mereka mengambil keputusan bersama dengan mengambil jalan sendiri-sendiri terlebih dahulu.“Maaf, lama.” Fransiska menatap Leo tidak enak, sedangkan Leo hanya mengangguk singkat “Mau sekarang?”“Memang sudah semua?” menatap membernya yang seakan sudah siap untuk pulang, “mereka pulang?”Fransiska mengangguk, “kami belum pulang selama beberapa hari, jadi ini waktunya pulang.” Leo masih memandang mereka semua, “tenang Yena akan mengurus mereka.”“Yena?” Fransiska mengangguk, Leo hanya
Merutuki kebodohannya setelah mengatakan hal itu, suasana menjadi canggung satu sama lain. Tidak seharusnya Leo berkata seperti itu, mendatangi Fransiska yang masih diam membeku. Mengambil ponselnya tanpa banyak bicara, mengarahkan kearah Fransiska untuk di foto.“Kamu jahat ambil foto nggak bilang-bilang.” Fransiska mendatangi Leo dengan memukul lengannya.“Kamu cantik kalau lagi bengong gini, coba sini lihat.” Leo menunjukkan hasilnya pada Fransiska.“Cantik apaan?” Fransiska menatap tidak suka.Menarik Fransiska mendekatinya, membuat jarak mereka sangat dekat, suatu kesalahan yang membuat Leo bisa menghirup aroma tubuh Fransiska. Mencoba untuk konsentrasi dengan menunjukkan foto yang baru saja diambil, tangan Leo yang lain berada di pinggang Fransiska membuat jarak mereka sangat dekat.“Curang hasilnya bagus.” Fransiska menatap kesal pada Leo yang membuatnya tertawa.“Kamu nggak ahli a
“Ada yang beda ini habis kencan.” Endi memberikan tatapan menggoda pada Leo ketika memasuki ruangannya.Leo menatap sekilas dan hanya menggelengkan kepalanya, “ada perlu apa?”“Busyet! Ada perlu apa.” Endi memilih duduk dihadapan Leo yang membaca beberapa berkas, “gue butuh tempat buat meeting.”Menghentikan apa yang dibacanya dengan menatap Endi, “kenapa ke gue? Disini ada bagian marketing, lo ke mereka bukan gue.”Endi memutar bola matanya malas, “gue udah ke mereka dan tadi juga bilang sama Agus.” Leo mengangkat alisnya, “gue cuman mau lihat gimana orang kencan, lancar?”“Lancar.” Leo menjawab singkat.Endi mengangkat alisnya, “berakhir di ranjang?”Leo menggelengkan kepalanya, “entah kenapa sama Fransiska pikiran gue bukan kearah ranjang, banyak hal yang menjadi objek kami bicara. Fransiska enak diajak bicara dan juga menyenangkan.”“Lo jatuh cinta sama dia?” tanya Endi yang dijawab Leo denga
Salah satu kebiasaan baru Leo saat ini adalah datang di setiap acara yang menampilkan Fransiska dan teman-temannya, mengikuti secara langsung atau hanya menonton dari kejauhan. Leo biasanya datang bersama Tere atau Jimmy atau Rey atau bisa jadi mereka bertiga semuanya, seperti sekarang ini.“Kalian hebat,” ucap Tere mengangkat kedua jempolnya pada mereka berenam.Leo hanya memandang apa yang mereka lakukan, memandang dalam diam. Beberapa staf perusahaan mengangguk singkat sebagai bentuk sapaan, mereka semua sudah mengenal Leo dengan sangat baik, tapi satu hal yang mereka tidak tahu adalah latar belakang Leo.“Mas memang nggak capek?” Fransiska menatap Leo penuh perhatian.“Kalau aku bilang capeknya hilang dengan lihat kamu nanti dibilang gimbal.” Leo menjawab santai dengan nada menggodanya.Fransiska tersenyum dan menepuk bahu Leo pelan, “ya nggak gitu juga kali, tapi memang serius?”“Wanita dengan semua hal yang perl
“Kamu bahagia bersama dia.” Putik menatap wajah Leo dalam.Mereka bertemu di kolam hotel, Putik memilih berdiri disamping Leo. Melihat itu membuat Leo mengajak Putik untuk mengikutinya, mereka berakhir di salah satu ruangan yang biasanya digunakan setelah berada di kolam untuk membersihkan diri. Tubuh mereka sangat dekat, Leo bisa merasakan nafas dan kulit Putik, membuatnya hanya bisa menelan saliva kasar.“Kenapa kamu tanya seperti itu? Menyesal?” tembak Leo dengan suara rendahnya.“Apa kalau aku bilang menyesal semua akan kembali semula?” Putik membalikkan kata-kata Leo.Leo hanya mengangkat bahu, “semua tergantung sama kamu.”“Kamu juga.” Putik menambahkan, “hubungan tidak akan berjalan kalau hanya satu orang, dua orang harus berjalan dan beriringan.”“Kemana pria itu?” tanya Leo mencoba tidak peduli dengan kata-kata Putik.Putik menggerakkan tangannya ke wajah Leo, mendapatkan perlakuan seperti ini memb
Kehidupan Leo banyak berubah setelah menikah, Fransiska melakukan pekerjaannya dengan sangat baik menjadi istri. Kesibukan Fransiska di dunia hiburan tidak membuat dirinya melupakan tanggung jawabnya sebagai istri, Leo sendiri tidak pernah meminta Fransiska melakukan pekerjaan rumah. Beberapa hal masih dilakukan Fransiska untuk dirinya, seperti menyiapkan pakaian ganti dan makan.“Menu baru lagi?” tanya Leo menatap hidangan diatas meja “Naila yang ajarin?”Fransiska menganggukkan kepalanya “Mbak Naila kasih resepnya terus aku coba ini.”Leo menganggukkan kepalanya dan mulai menikmati makanan yang ada dihadapannya, menatap Fransiska yang menunggu komentar darinya setiap kali Leo mencoba merasakan masakan yang dibuatnya.“Nggak pernah mengecewakan dan selalu enak.” Leo mengatakan tepat setelah menelannya. “Kapan kita periksa kehamilanmu itu?”“Minggu depan, bukan?” ta
Kekesalan masih terlihat di wajah Leo setelah keluar dari ruangan tempat wartawan berada, Fransiska menghentikan langkah mereka membuat Leo melakukan hal yang sama. Tangan Fransiska merapikan pakaian Leo dengan pelan dan lembut, menatap apa yang Fransiska lakukan dalam diam sambil mengendalikan dirinya.“Mas kesal?” pertanyaan pertama yang Fransiska berikan pada Leo setelah keluar dari tempat wartawan berada.“Ya.” Leo menjawab singkat.“Jangan pernah menunjukkan ekspresi apapun saat kamera menyala, kita harus menyembunyikan kekesalan pada orang lain dan termasuk dengan pertanyaan wartawan.”Fransiska menjelaskan dengan sangat santai.Leo menghembuskan nafas panjang, “Aku nggak suka kalau mereka memandang sebelah kalian.”Fransiaka tersenyum “Semua sudah menjadi pekerjaan yang aku tekuni.”Fransiska langsung mengambil ponselnya ketika mereka memasuki kamar yang telah dise
Persiapan pernikahan berjalan sangat cepat, Leo dan Fransiska tidak bisa bertemu sejak pertemuan terakhir mereka dengan WO. Semuanya sudah direncanakan dengan sangat baik, membuat mereka berakhir duduk diam dan tidak melakukan kegiatan apapun.Mereka sudah berada di Bali, hotel yang sama hanya saja tidak bertemu. Leo sendiri sudah menyiapkan malam pernikahan mereka di villa yang di bangun beberapa tahun lalu, villa yang berada diluar hotel yang dijalaninya. Villa ini juga masuk kedalam bagian dari H&D group, tempat yang menjadi pembuktian Leo bisa lepas dari nama besar keluarga dan tempat ini pula yang menjadi saksi malam pertama untuk dirinya.“Gaya banget pakai villa itu.” Endi menyindir secara terbuka.“Fransiska tahu?” tanya Lucas dengan tatapan menggoda.“Nggak usah rese’ kalian berdua.” Leo memberikan tatapan tajam pada mereka berdua.“Udah berapa lama nganggur? Terakhir sama Putik, ka
Berita yang keluar di media sosial tidak berhenti, Leo menatap tidak percaya dengan berita-berita yang dibacanya. Menatap Fransiska yang tampak tenang tanpa memberikan reaksi apapun, membuat perasaan Leo menjadi tidak tenang.“Kita memberitahukan pada wartawan?” tanya Riri yang saat ini menemani Fransiska bersama dengan managernya. “Belum saatnya, biarkan mereka melakukan spekulasi siapa orangnya.” Perwakilan agency mengatakan dengan sangat santai “Kamu nggak keberatan?” menatap Fransiska.Fransiska menganggukkan kepala “Lagian kurang beberapa hari lagi pengumuman tentang pernikahan kita.”“Apa kamu nggak takut nama baik kamu menjadi jelek?” tanya Leo membuka suaranya.“Masalah seperti ini adalah hal biasa bagi orang yang bekerja di dunia hiburan, anggap saja ini salah satu cara menaikkan popularitas. Berita heboh akan membuat orang mengenal kita dibandingkan prestasi.” Fransiska menjawab Leo dengan sangat santai. “
Memberikan tatapan datar pada Fransiska, pelaku hanya menundukkan kepalanya tanda bahwa melakukan kesalahan. Melihat reaksi Fransiska membuat Leo tersenyum dalam hati, rasanya ingin mencubit pipinya dan disaat seperti ini jiwa galaknya akan hilang. Leo menggelengkan kepala dalam hati dan membantah Fransiska galak, lebih tepatnya tegas dan hanya galak ke Bella, mereka sudah dikenal sebagai Tom dan Jerry.“Jadi nggak ada pembelaan?” Leo membuka suara terlebih dahulu.“Bastian ngajaknya udah lama cuman aku lupa kasih tahu Mas Leo, masalah kita banyak sampai aku lupa kasih tahu masalah konser ini.” Fransiska menjawab pertanyaan Leo setelah kemarahannya yang tiba-tiba.“Masak aku dapat berita dari media sosial bukan kamu secara langsung.” Leo menggelengkan kepalanya saat mengatakan hal itu.Leo terkejut saat membuka media sosial dan langsung muncul dari fanbase group mereka tentang apa yang dilakukan masing-masing member, ma
Kerjaan Leo daritadi adalah membaca berita-berita tentang Fransiska, berita mengenai film yang sedang tayang. Banyak yang memuji kemampuan Fransiska yang masih pemula dalam berakting, lawan mainnya sendiri sudah sangat lama berakting sebelum memutuskan masuk kedalam group. Leo sudah mengenal lawan main Fransiska, beberapa kali datang ke lokasi membuatnya mengenal mereka yang ada disana.Kemampuan akting Fransiska mendapatkan sambutan baik dari pakar.Fransiska menolak mengisi soundtrack, mengajukan Gracia untuk mengisinya.Penggemar tidak sabar melihat akting Fransiska dan mendengarkan suara merdu Gracia.Perpaduan yang pas antara akting Fransiska dengan suara merdu Gracia.Penggemar merasakan terhubung antara lagu dengan film.Dukungan dari member Jobang terlihat melalui media sosial masing-masing.Dukungan tanpa henti diberi
Duduk berdampingan dengan Fransiska yang berada disampingnya, maminya berada di sebelah dengan duduk seorang diri. Mereka bertiga memandang Putik seakan menunggu apa yang akan dibicarakan pada Leo dan Fransiska.“Apa yang mau kamu bicarakan?” tanya Leo membuka suara terlebih dahulu dengan tatapan datarnya.“Keluarkan pria itu dari penjara.” Putik berbicara langsung pada intinya.Leo mengangkat alisnya mendengar perkataan Putik, “Atas dasar apa kamu meminta kita untuk mengeluarkan dia dari penjara? Memang apa yang aku lakukan sama dia?”“Mbak Putik mau menjebak kita?” tanya Fransiska yang membuat Leo mengalihkan pandangan dengan memberikan tatapan penuh selidik “Mbak lagi merekam pembicaraan ini dan akan disebarkan? Mami tadi sudah bicara apa saja sama Mbak Putik?”“Mami belum bicara karena daritadi dia yang berbicara dan mami tahu kalau dia sedang merekam pembicaraan ini.” Tania menjawab dengan santai yang membuat Leo kembali te
Pemutaran perdana film yang dibintangi Fransiska sudah keluar, melakukan pers conference dihadapan banyak wartawan. Leo berada disana bergabung dengan managernya, menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya. Senyum bangga tidak lepas dari bibirnya saat melihat Fransiska didepan menjelaskan mengenai karakternya, air mata keluar saat membicarakan mengenai membernya.Leo tahu perjuangan Fransiska selama ini, berjuang keluar dari kesedihan atas pembubaran groupnya dan sampai mendapatkan peran. Fransiska belajar dengan giat agar bisa mendalami peran yang dimainkan, beberapa kali Leo menemaninya ketika latihan. Terlalu sering menemani Fransiska membuat Leo mengenal beberapa orang yang terlibat dalam film, mereka mengenal Leo sebagai kekasih Fransiska bukan anak pengusaha terkenal.“Luar biasa, kamu.” Leo membuka suaranya saat mereka sudah berduaan didalam mobil agency Fransiska.“Masih banyak kekurangan, Mas.” Fransiska merendahkan dirinya membuat
Suasana menjadi hening, tidak ada yang membuka satu sama lain setelah Endi membacakan beritanya. Leo mengalihkan pandangan pada ketiga wanita yang ada disampingnya, mereka juga terkejut seperti dirinya.“Saya pergi,” ucap Endi berdiri yang diikuti Boy keluar dari keluar ruangan.Tidak ada yang menanggapi perkataan Endi, bahkan sampai keluar dari ruangan suasana ruangannyidak berubah sama sekali. Hening, tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali. Leo menatap Fransiska yang masih menenangkan mamanya dan berbicara pelan dengan suami dari Chika.“Sayang,” bisik Leo di telinga Fransiska membuatnya menatap Leo. “Kamu nggak papa?”Tangan lembut Fransiska memegang tangan Leo, dengan senyumnya yang menguatkan dirinya “Aku baik-baik saja, tenang aja.” “Bagaimana ini seharusnya?” perwakilan agency Fransiska membuka suara terlebih dahulu.Pertanyaan itu membuat semua secara otomatis menatap kearah Leo, tatapan mereka membua