“Augh...sakit....Ahh....”
Suara erangan Putik terdengar jelas, Leo menggerakkan miliknya dengan kasar. Pertemuannya dengan Wijaya dan pemandangan Putik memasuki mobil yang tidak dikenal membuat Leo menjadi tidak menentu. Gerakannya didalam Putik semakin kasar, tangannya tidak lepas dengan meremas bukit kembar secara kasar.
“Leo...ahhh...dalam dan lebih keras.”
Mendengar suara Putik membuat Leo menggerakkan semakin kasar dan cepat, suara gesekan kelamin dan kulit diikuti dengan suara erangan mereka. Tidak lama Leo merasakan Putik akan mencapai klimaksnya lagi, membuatnya bergerak semakin cepat agar bisa mencapai klimaks secara bersama, mendorong semakin dalam saat mereka berdua mencapai klimaksnya. Mendiamkan beberapa saat sebelum akhirnya melepaskan penyatuan mereka, Leo dapat melihat banyaknya cairan yang keluar dari Putik. Memilih duduk di salah satu kursi di meja makan, menatap Putik yang berada tidak jauh darinya dengan memegang
“Dia menerima kamu?” tanya Irwan tidak percaya.“Apa nggak aneh?” tanya Endi lagi yang menatap dalam pada Leo.Leo mengangkat bahu “Mungkin, tapi setidaknya dia menerima lamaranku.”“Kamu masih memiliki rasa sama dia?” tanya Irwan dengan tatapan penuh selidik.“Penyanyi itu bagaimana?” tanya Endi lagi.“Kalian bisa kalau tanya satu per satu?” Leo menatap malas pada kedua orang dihadapannya “Kamu kapan menikahi dia? Apa mau Dona aja yang kamu nikahi?”Melempar kertas dengan memberikan tatapan tajam “Nggak semudah itu ternyata, pengalaman masa lalunya membuat orang tua dia bertanya-tanya tentang keseriusanku. Sampai aku minta Om Awang turun tangan, hasilnya tidak jauh berbeda.”“Gue nggak peduli sama kisah lo, sekarang Leo aja fokusnya.” Endi memotong perkataan Irwan dengan menatap Leo penuh selidik “Jangan mengalihkan pembi
Menatap Putik yang sedang menyiapkan makanan untuk dirinya, tersenyum kecil membayangkan bagaimana kehidupan rumah tangga mereka nantinya. Senyum Leo hilang saat bukan bayangan Putik yang hadir melainkan Fransiska, sudut hatinya terasa bahagia tapi tidak dengan tatapan matanya.“Om Leo, memang kalian mau menikah?” tanya Risa yang membuat lamunannya hilang.“Memang kenapa?” tanya Leo tanpa menjawab pertanyaan Risa “Kamu nggak suka punya ayah?”Risa menggelengkan kepalanya “Ayah Risa nggak ada, satu-satunya ayah yang aku miliki kemarin bertemu.” Leo menatap penuh minat dengan kata-kata Risa “Memang kenapa mama sama ayah nggak menikah saja? Kenapa harus sama Om Leo?”“Kalian sering bertemu?”Risa mengangguk “Beberapa hari ini kita sering bertemu, kita menghabiskan waktu bersama.”“Memang mama sama ayah belum pisah?” tanya Leo harap-harap cemas.
Menenangkan diri di salah satu pub terkenal, hiruk pikuk suara orang-orang diikuti dengan musik yang keras dan ditemani dengan minuman yang ada dihadapannya. Mengetahui kenyataan yang membuat Leo membeku, terngiang suara Risa yang menceritakan mengenai Putik dan pria itu. Masih teringat apa yang Putik katakan ketika menerima lamarannya, saat itu Leo sangat bahagia dan melupakan pertanyaan mengenai pria yang berada dalam mobil itu.“Aish....bego banget sih gue.” Leo menggelengkan kepalanya.“Hi...cowok...” Leo menatap malas pada wanita yang menggunakan pakaian mini disampingnya “Sendirian?”“Gue nggak butuh lo, jadi mending pergi.”Beranjak dari tempatnya menuju pintu keluar dari pub terkenal ini, berada disini bukannya tenang malah membuat pikirannya kacau. Leo menggelengkan kepalanya melihat beberapa orang sedang bercumbu satu sama lain, langkahnya terhenti saat melihat orang yang dikenalnya sed
Menjalani aktivitas seperti biasanya, hanya saja saat ini Leo mengurangi hubungan dengan Putik. Masalah antar jemput masih dilakukan, tapi berada di rumahnya dalam waktu lama tidak. Pembicaraan dengan Jimmy membuat dirinya sadar akan beberapa hal, tidak tahu keputusannya benar atau tidak.“Malam ini ya keluarga Fransiska?” tanya Irwan yang membuyarkan lamunan Leo.“Katanya begitu.” Leo menjawab sambil membuka pesan dari Fransiska.“Hubunganmu sama Putik bagaimana? Sampai tahap mana? Katanya mau dijadikan asisten pribadi.” Leo hanya diam mendengar kata-kata yang Irwan keluarkan.“Kamu jadi berangkat kapan?” Leo menatap Irwan sekilas dan kembali fokus pada berkas dihadapannya.“Lusa, dia mau liburan sama keluarga. Lagian katanya masalah di rumah sakit sudah selesai ditangani.”Suasana diantara mereka menjadi hening, tidak ada yang membuka pembicaraan setelah Irwan menjawab perta
Leo menatap dari jauh kedatangan Fransiska dengan keluarganya, keluarga yang sangat harmonis dan tidak jauh berbeda dengan dirinya. Fransiska sangat manja dengan pria yang sepertinya ayahnya itu, beberapa kali tersenyum lembut kearah kedua orang tuanya membuat Leo ikut tersenyum kecil.“Mau hampiri?” tanya Irwan yang berada disamping Leo.“Dia bahagia sama keluarganya, nggak mau merusak suasana.” Leo menjawab tanpa melepaskan tatapan pada Fransiska.“Coba datangin hitung-hitung pendekatan.” Irwan menepuk bahu Leo pelan, “butuh perjuangan mendapatkan wanita yang memang berharga.”Menatap Fransiska dan keluarganya setelah kepergian dari Irwan, seakan tatapannya hanya fokus pada mereka. Perkataan Irwan memang ada benarnya, hanya saja statusnya saat ini belum memungkinkan melakukan hal itu, lagipula tidak ada target menikah jadi untuk apa mempercepat semuanya.Perdebatan panjang terjadi pada hati dan otak
“Apa yang kamu lakukan?” Leo berdiri memberikan tatapan tajam, “siapapun bisa masuk sini, jadi gunakan pakaianmu.”“Kenapa kamu menjauhiku? Apa semua selama ini tidak berguna?” tanya Putik tidak menghiraukan kata-kata Leo.“Gunakan pakaian itu sekarang juga!” Leo berkata dengan nada dingin dan tegas.Putik terkejut dengan nada suara Leo, menggunakan pakaiannya kembali. Tatapan Leo mengarah pada yang lain, tidak pada Putik yang dari tadi mencoba membuka pakaiannya. Tidak peduli atas apa yang terjadi, Leo menghembuskan nafas panjangnya saat melihat dari ekor matanya Putik telah menggunakan pakaiannya.“Kembali bekerja, kamu tahu hubungan kita hanya atasan dan bawahan jika berada di hotel....”“Kapan kita bisa bicara?” potong Putik.“Aku masih sibuk dan tidak bisa bertemu sementara waktu.” Leo menjawab langsung tanpa menatap Putik.“Apa lamaran dan
Menatap dalam Fransiska yang masih terkejut dengan kenyataan dihadapannya, Leo memang tidak membuka diri pada Fransiska siapa dirinya yang sebenarnya di hotel ini. Memberikan voucher dan reservasi adalah hal yang dilakukannya dengan menggunakan kekuasaan, tidak berpikir panjang kedua orang tuanya langsung tahu atas apa yang dilakukannya.Kedua orang tua mereka tampak asyik berbicara satu sama lain, Jimmy sendiri berusaha mengajak Fransiska dan kakak perempuannya berbicara. Kakak perempuannya, Chika. Memiliki wajah tidak jauh berbeda dengan Fransiska, bahkan tampak seperti kembar.“Jadi kamu ini general manager?” tanya Chika membuat Leo mengalihkan pandangan, “ini yang pintar dan bodoh siapa? Kalian saling mengenal?”“Fransiska tidak pernah bertanya.” Leo menjawab menatap Fransiska dengan tatapan menggoda.“Lagian buat apa tanya pekerjaan orang lain? Nggak sopan.” Fransiska menjawab dengan ekspresi kesalnya.
Memandang Leo dengan tatapan terkejut, kehadiran Leo di sekolah Risa memang suatu kejutan. Angin apa yang membuat Leo menjemput anak perempuan Putik ini, mengatakan sesuatu mengenai hal yang diluar anak seusianya. Bertemu dengan Fransiska beberapa hari lalu bersama dengan keluarganya memberikan kesan berbeda, ingin berkenal dan juga dekat dengan Risa menjadi tujuannya, walaupun sedikit penasaran dengan pemikiran anak yang seusianya.“Mana mama?” Risa menatap sekitar.“Mama kerja.” Leo menjawab setelah menundukkan wajahnya berhadapan dengan Risa, “kamu pulang sama om.”Leo menggenggam tangan Risa menuju mobilnya, anak kecil yang tidak terlalu banyak bicara dan bertingkah membuat langkah Leo mudah mengajaknya. Memastikan Risa aman dan juga nyaman di kursinya, setelahnya mengendarai mobilnya menuju ke tempat penitipan anak yang orang tuanya bekerja. Beberapa kali sudut matanya menatap Risa yang diam dengan menatap lurus dihadapan
Kehidupan Leo banyak berubah setelah menikah, Fransiska melakukan pekerjaannya dengan sangat baik menjadi istri. Kesibukan Fransiska di dunia hiburan tidak membuat dirinya melupakan tanggung jawabnya sebagai istri, Leo sendiri tidak pernah meminta Fransiska melakukan pekerjaan rumah. Beberapa hal masih dilakukan Fransiska untuk dirinya, seperti menyiapkan pakaian ganti dan makan.“Menu baru lagi?” tanya Leo menatap hidangan diatas meja “Naila yang ajarin?”Fransiska menganggukkan kepalanya “Mbak Naila kasih resepnya terus aku coba ini.”Leo menganggukkan kepalanya dan mulai menikmati makanan yang ada dihadapannya, menatap Fransiska yang menunggu komentar darinya setiap kali Leo mencoba merasakan masakan yang dibuatnya.“Nggak pernah mengecewakan dan selalu enak.” Leo mengatakan tepat setelah menelannya. “Kapan kita periksa kehamilanmu itu?”“Minggu depan, bukan?” ta
Kekesalan masih terlihat di wajah Leo setelah keluar dari ruangan tempat wartawan berada, Fransiska menghentikan langkah mereka membuat Leo melakukan hal yang sama. Tangan Fransiska merapikan pakaian Leo dengan pelan dan lembut, menatap apa yang Fransiska lakukan dalam diam sambil mengendalikan dirinya.“Mas kesal?” pertanyaan pertama yang Fransiska berikan pada Leo setelah keluar dari tempat wartawan berada.“Ya.” Leo menjawab singkat.“Jangan pernah menunjukkan ekspresi apapun saat kamera menyala, kita harus menyembunyikan kekesalan pada orang lain dan termasuk dengan pertanyaan wartawan.”Fransiska menjelaskan dengan sangat santai.Leo menghembuskan nafas panjang, “Aku nggak suka kalau mereka memandang sebelah kalian.”Fransiaka tersenyum “Semua sudah menjadi pekerjaan yang aku tekuni.”Fransiska langsung mengambil ponselnya ketika mereka memasuki kamar yang telah dise
Persiapan pernikahan berjalan sangat cepat, Leo dan Fransiska tidak bisa bertemu sejak pertemuan terakhir mereka dengan WO. Semuanya sudah direncanakan dengan sangat baik, membuat mereka berakhir duduk diam dan tidak melakukan kegiatan apapun.Mereka sudah berada di Bali, hotel yang sama hanya saja tidak bertemu. Leo sendiri sudah menyiapkan malam pernikahan mereka di villa yang di bangun beberapa tahun lalu, villa yang berada diluar hotel yang dijalaninya. Villa ini juga masuk kedalam bagian dari H&D group, tempat yang menjadi pembuktian Leo bisa lepas dari nama besar keluarga dan tempat ini pula yang menjadi saksi malam pertama untuk dirinya.“Gaya banget pakai villa itu.” Endi menyindir secara terbuka.“Fransiska tahu?” tanya Lucas dengan tatapan menggoda.“Nggak usah rese’ kalian berdua.” Leo memberikan tatapan tajam pada mereka berdua.“Udah berapa lama nganggur? Terakhir sama Putik, ka
Berita yang keluar di media sosial tidak berhenti, Leo menatap tidak percaya dengan berita-berita yang dibacanya. Menatap Fransiska yang tampak tenang tanpa memberikan reaksi apapun, membuat perasaan Leo menjadi tidak tenang.“Kita memberitahukan pada wartawan?” tanya Riri yang saat ini menemani Fransiska bersama dengan managernya. “Belum saatnya, biarkan mereka melakukan spekulasi siapa orangnya.” Perwakilan agency mengatakan dengan sangat santai “Kamu nggak keberatan?” menatap Fransiska.Fransiska menganggukkan kepala “Lagian kurang beberapa hari lagi pengumuman tentang pernikahan kita.”“Apa kamu nggak takut nama baik kamu menjadi jelek?” tanya Leo membuka suaranya.“Masalah seperti ini adalah hal biasa bagi orang yang bekerja di dunia hiburan, anggap saja ini salah satu cara menaikkan popularitas. Berita heboh akan membuat orang mengenal kita dibandingkan prestasi.” Fransiska menjawab Leo dengan sangat santai. “
Memberikan tatapan datar pada Fransiska, pelaku hanya menundukkan kepalanya tanda bahwa melakukan kesalahan. Melihat reaksi Fransiska membuat Leo tersenyum dalam hati, rasanya ingin mencubit pipinya dan disaat seperti ini jiwa galaknya akan hilang. Leo menggelengkan kepala dalam hati dan membantah Fransiska galak, lebih tepatnya tegas dan hanya galak ke Bella, mereka sudah dikenal sebagai Tom dan Jerry.“Jadi nggak ada pembelaan?” Leo membuka suara terlebih dahulu.“Bastian ngajaknya udah lama cuman aku lupa kasih tahu Mas Leo, masalah kita banyak sampai aku lupa kasih tahu masalah konser ini.” Fransiska menjawab pertanyaan Leo setelah kemarahannya yang tiba-tiba.“Masak aku dapat berita dari media sosial bukan kamu secara langsung.” Leo menggelengkan kepalanya saat mengatakan hal itu.Leo terkejut saat membuka media sosial dan langsung muncul dari fanbase group mereka tentang apa yang dilakukan masing-masing member, ma
Kerjaan Leo daritadi adalah membaca berita-berita tentang Fransiska, berita mengenai film yang sedang tayang. Banyak yang memuji kemampuan Fransiska yang masih pemula dalam berakting, lawan mainnya sendiri sudah sangat lama berakting sebelum memutuskan masuk kedalam group. Leo sudah mengenal lawan main Fransiska, beberapa kali datang ke lokasi membuatnya mengenal mereka yang ada disana.Kemampuan akting Fransiska mendapatkan sambutan baik dari pakar.Fransiska menolak mengisi soundtrack, mengajukan Gracia untuk mengisinya.Penggemar tidak sabar melihat akting Fransiska dan mendengarkan suara merdu Gracia.Perpaduan yang pas antara akting Fransiska dengan suara merdu Gracia.Penggemar merasakan terhubung antara lagu dengan film.Dukungan dari member Jobang terlihat melalui media sosial masing-masing.Dukungan tanpa henti diberi
Duduk berdampingan dengan Fransiska yang berada disampingnya, maminya berada di sebelah dengan duduk seorang diri. Mereka bertiga memandang Putik seakan menunggu apa yang akan dibicarakan pada Leo dan Fransiska.“Apa yang mau kamu bicarakan?” tanya Leo membuka suara terlebih dahulu dengan tatapan datarnya.“Keluarkan pria itu dari penjara.” Putik berbicara langsung pada intinya.Leo mengangkat alisnya mendengar perkataan Putik, “Atas dasar apa kamu meminta kita untuk mengeluarkan dia dari penjara? Memang apa yang aku lakukan sama dia?”“Mbak Putik mau menjebak kita?” tanya Fransiska yang membuat Leo mengalihkan pandangan dengan memberikan tatapan penuh selidik “Mbak lagi merekam pembicaraan ini dan akan disebarkan? Mami tadi sudah bicara apa saja sama Mbak Putik?”“Mami belum bicara karena daritadi dia yang berbicara dan mami tahu kalau dia sedang merekam pembicaraan ini.” Tania menjawab dengan santai yang membuat Leo kembali te
Pemutaran perdana film yang dibintangi Fransiska sudah keluar, melakukan pers conference dihadapan banyak wartawan. Leo berada disana bergabung dengan managernya, menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya. Senyum bangga tidak lepas dari bibirnya saat melihat Fransiska didepan menjelaskan mengenai karakternya, air mata keluar saat membicarakan mengenai membernya.Leo tahu perjuangan Fransiska selama ini, berjuang keluar dari kesedihan atas pembubaran groupnya dan sampai mendapatkan peran. Fransiska belajar dengan giat agar bisa mendalami peran yang dimainkan, beberapa kali Leo menemaninya ketika latihan. Terlalu sering menemani Fransiska membuat Leo mengenal beberapa orang yang terlibat dalam film, mereka mengenal Leo sebagai kekasih Fransiska bukan anak pengusaha terkenal.“Luar biasa, kamu.” Leo membuka suaranya saat mereka sudah berduaan didalam mobil agency Fransiska.“Masih banyak kekurangan, Mas.” Fransiska merendahkan dirinya membuat
Suasana menjadi hening, tidak ada yang membuka satu sama lain setelah Endi membacakan beritanya. Leo mengalihkan pandangan pada ketiga wanita yang ada disampingnya, mereka juga terkejut seperti dirinya.“Saya pergi,” ucap Endi berdiri yang diikuti Boy keluar dari keluar ruangan.Tidak ada yang menanggapi perkataan Endi, bahkan sampai keluar dari ruangan suasana ruangannyidak berubah sama sekali. Hening, tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali. Leo menatap Fransiska yang masih menenangkan mamanya dan berbicara pelan dengan suami dari Chika.“Sayang,” bisik Leo di telinga Fransiska membuatnya menatap Leo. “Kamu nggak papa?”Tangan lembut Fransiska memegang tangan Leo, dengan senyumnya yang menguatkan dirinya “Aku baik-baik saja, tenang aja.” “Bagaimana ini seharusnya?” perwakilan agency Fransiska membuka suara terlebih dahulu.Pertanyaan itu membuat semua secara otomatis menatap kearah Leo, tatapan mereka membua