Leo menatap keponakannya yang sedang bermain dihadapannya, setiap minggunya semua harus berkumpul di rumah orang tuanya. Bisa datang kalau ada acara yang memang tidak bisa ditinggalkan, tapi jangan harap bisa dengan tidak mudah datang karena maminya akan bertanya dari a sampai z, bukan hanya itu asisten juga akan ditanyai lengkap.
“Jadi kamu dekat sama janda itu?” Lucas memilih duduk disamping Leo tanpa melepaskan tatapan dari putranya.
“Ya dan tidak,” jawab Leo membuat Lucas menatap kearahnya, hembusan nafas panjang dikeluarkannya “Dia menolak berkali-kali.”
Lucas tertawa mendengarnya membuat Leo memutar bola matanya malas “Kalau papi dengar bakal emosi, keturunan Hadinata bisa ditolak. Itu namanya kamu yang bego.”
“Kaya situ nggak bego aja.” Leo menatap sinis pada Lucas “Awas aja ampe lo buat Anggi sedih.”
“Tenang, nggak akan.” Lucas menepuk bahu Leo pelan. &ldquo
“Ahh...lebih dalam.” Putik mengerang keras dan menarik Leo dengan melumat bibirnya kasar.Gerakan mereka semakin cepat, tidak lama kemudian Leo mencapai klimaks dan mengeluarkanmya didalam. Melepaskan penyatuan mereka, terlihat cairan mereka keluar dari milik Putik. Beranjak dari atas Putik, melangkah kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Leo mengajak Putik untuk kedalam kamarnya yang ada di hotel, kamar khusus yang menjadi fasilitasnya. Bukan hanya Leo yang mendapatkan tapi Irwan dan Agus juga, semua ini dilakukan kalau mereka harus menginap karena pekerjaan.“Aku akan antar kamu pulang.” Leo mengatakannya dengan menatap Putik yang masih berada di ranjang.“Aku juga harus menjemput Risa, kamu banyak kerjaan jadi nggak usah.” Putik menolak ajakan Leo, beranjak dari ranjang menuju kamar mandi.Leo memilih tidak menghiraukan apa yang Putik lakukan, hubungan mereka sudah berjalan beberapa minggu. Leo sendiri juga su
Mengelilingi hotel bersama dengan Agus, melihat bagaimana kondisinya untuk bisa dilaporkan pada pusat. Tidak hanya itu Leo juga ingin dekat dengan karyawan-karyawannya yang lain bukan hanya Irwan, saling berbicara satu sama lain mengenai kondisi hotel.“Aku mau ke lobby, berbicara sama pria-pria itu.” Leo menatap Agus sekilas yang hanya dijawab dengan anggukan.Langkah Leo terhenti saat melihat Fransiska bersama dengan seseorang, tidak tahu siapa yang bersama dengannya. Memilih tidak terlalu mempercayai matanya mengenai pemandangan didepan, langkah Leo semakin menuju ke pria-pria yang bertugas menyambut para tamu. Leo berdiri disampingnya, bertanya beberapa hal pada pria disampingnya yang tampak gugup membuat Leo tersenyum.“Leo,” ucap sumber suara membuat mereka menatapnya “Aku nggak tahu kalau kamu....” Fransiska menatap Leo dari atas ke bawah “Kamu kerja disini?”“Ya.” Leo menjawab langsung &l
“Dia tadi idola yang memiliki tinggi badan kayak model.” Putik membuka suaranya saat Leo melepaskan penyatuan mereka “Groupnya memang tidak terlalu terkenal tapi banyak yang suka, apa ya bilangnya susah menjelaskan. Mereka disukai dengan semua sikap dan lagu-lagunya, tapi fans mereka bukan hanya menyukai mereka tapi banyak idola lainnya.” Leo menatap dalam diam tentang apa yang Putik katakan tentang Fransiska “Banyak yang menjodohkan dia dengan idola pria kaya Dongdet sama Tigabelas.”“Tampan?”Putik mengangguk “Gara-gara itu banyak yang nggak suka sama group itu, mengatakan mereka jalang dan wanita penggoda, meskipun begitu secara perlahan berita itu hilang karena sikap mereka yang ramah dan sopan pada semua orang ditambah mereka tidak menunjukkan kedekatan dengan group pria itu. Tigabelas pengecualian karena salah satu diantara mereka atau lebih sudah berteman, jadi fans mereka tidak mempermasalahkan.”
“Kamu membuat reservasi khusus untuk orang tuanya Fransiska?” tanya Irwan penuh selidik “Diundur aja lah.”Leo menatap bingung “Memang kenapa?”“Aku ada masalah sedikit sama papi kamu.” Irwan menundukkan kepalanya, Leo mengangkat alisnya tanda bingung “Masalah Naila tidak bisa dengan mudah diselesaikan, pengajuan cuti juga tidak terlaksana.”“Bukannya sudah cuti kemarin? Nggak jadi nikah?” tanya Leo bingung.Irwan memutar bola matanya malas “Kamu kira ngurus nikah bisa dalam sekejap mata? Pakai otak dong.”“Gue belum pernah urus begituan,” ucap Leo kesal.“Makanya buat Putik mau terima lamaran kamu, bukan mengejar Fransiska. Tunggu kamu sama Fransiska belum melakukan sesuatu?” Leo menggelengkan kepala “Cemen banget jadi orang.”Leo membelalakkan matanya menatap tidak percaya dengan apa yang Irwan katakan “Dia t
Mengantarkan Tania ke lobby setelah pembicaraan dengan Putik, Leo tidak tahu harus bagaimana pada mami tercintanya ini. Sang mami selalu memiliki penilaian yang Leo tidak bisa tebak sama sekali, dan saat ini tidak ingin bertanya lebih tentang apa yang dikatakan pada Putik.“Mami benaran ngajak Putik ke acara keluarga?” tanya Leo saat sudah berada depan pintu mobil “Kita bicara dalam mobil.”Leo masuk terlebih dahulu, tidak menghiraukan tatapan Tania yang kesal pada dirinya. Mereka berdua duduk berdampingan dengan supir yang ada didepan, menatap mami tercintanya yang hanya diam dan menatap lurus ke jalanan.“Apa alasan mami mengundang Putik dan Risa ke acara keluarga?” tembak Leo langsung.“Membuat Putik merasakan bagaimana memiliki keluarga, bukannya kamu sudah melamar dia? Seharusnya kamu mengajak ke acara keluarga kita, dengan cara seperti itu membuat dia akan berubah pikiran.”“Mami bilang ma
Memberikan hadiah berupa voucher untuk orang tua Fransiska adalah langkah awal yang Leo lakukan, voucher diberikan saat mereka tampil di acara yang diadakan salah satu tamu hotel bersama dengan membernya. Leo lagi-lagi datang melihat penampilannya, kedua kalinya melihat Fransiska dan teman-temannya tampil.Mendatangi mereka di ruangan khusus, suara tawa mereka terdengar sampai luar membuat Leo terkejut. Sedikit ragu mengetuk pintu, walaupun akhirnya dilakukannya dengan keinginan bertemu dengan Fransiska. Pintu terbuka menampilkan salah satu staf yang ikut acara mereka, Leo masuk kedalam seorang diri dan berhasil membuatnya menarik perhatian mereka semua.“Ah...kamu.” Fransiska mendatangi Leo dengan senyuman lebar “Kamu bisa datang?”“Bisa bicara berdua?” Leo memandang Fransiska tepat di matanya.Fransiska mengangguk “Mau disini atau diluar?”Leo memandang sekitar dimana ada banyak orang “Diluar.
Menggosok wajahnya kasar, mengatakan kata-kata yang tidak masuk akal pada Fransiska. Leo benar-benar frustasi saat ini, mengingat apa yang mereka lakukan di kamar khusus miliknya ini. Hembusan nafas panjang dikeluarkannya tanda bahwa dirinya benar-benar frustasi, ketukan pintu membuyarkan lamunannya.“Pak Leo membuat reservasi di restoran depan?” tanya Agus yang Leo anggukin pelan “Disana ada ayahnya Larissa, Pak Tommy.”“Pak Tommy salah satu pejabat dan pengusaha yang pernah papi bicarakan?” tanya Leo memastikan yang diangguki Agus “Larissa siapa? Temannya Fransiska?”“Satu group atau bisa dikatakan bersama-sama, Fransiska paling tua dan Larissa paling muda.” Agus menjelaskannya yang hanya diangguki Leo “Bapak nggak mau ketemu?”“Buat apa? Cari muka? Aku bukan type seperti itu, biarkan Lucas yang lakuin hal-hal itu dan bukan aku.” Leo mengatakannya dengan malas “Bil
“Augh...sakit....Ahh....”Suara erangan Putik terdengar jelas, Leo menggerakkan miliknya dengan kasar. Pertemuannya dengan Wijaya dan pemandangan Putik memasuki mobil yang tidak dikenal membuat Leo menjadi tidak menentu. Gerakannya didalam Putik semakin kasar, tangannya tidak lepas dengan meremas bukit kembar secara kasar.“Leo...ahhh...dalam dan lebih keras.”Mendengar suara Putik membuat Leo menggerakkan semakin kasar dan cepat, suara gesekan kelamin dan kulit diikuti dengan suara erangan mereka. Tidak lama Leo merasakan Putik akan mencapai klimaksnya lagi, membuatnya bergerak semakin cepat agar bisa mencapai klimaks secara bersama, mendorong semakin dalam saat mereka berdua mencapai klimaksnya. Mendiamkan beberapa saat sebelum akhirnya melepaskan penyatuan mereka, Leo dapat melihat banyaknya cairan yang keluar dari Putik. Memilih duduk di salah satu kursi di meja makan, menatap Putik yang berada tidak jauh darinya dengan memegang
Kehidupan Leo banyak berubah setelah menikah, Fransiska melakukan pekerjaannya dengan sangat baik menjadi istri. Kesibukan Fransiska di dunia hiburan tidak membuat dirinya melupakan tanggung jawabnya sebagai istri, Leo sendiri tidak pernah meminta Fransiska melakukan pekerjaan rumah. Beberapa hal masih dilakukan Fransiska untuk dirinya, seperti menyiapkan pakaian ganti dan makan.“Menu baru lagi?” tanya Leo menatap hidangan diatas meja “Naila yang ajarin?”Fransiska menganggukkan kepalanya “Mbak Naila kasih resepnya terus aku coba ini.”Leo menganggukkan kepalanya dan mulai menikmati makanan yang ada dihadapannya, menatap Fransiska yang menunggu komentar darinya setiap kali Leo mencoba merasakan masakan yang dibuatnya.“Nggak pernah mengecewakan dan selalu enak.” Leo mengatakan tepat setelah menelannya. “Kapan kita periksa kehamilanmu itu?”“Minggu depan, bukan?” ta
Kekesalan masih terlihat di wajah Leo setelah keluar dari ruangan tempat wartawan berada, Fransiska menghentikan langkah mereka membuat Leo melakukan hal yang sama. Tangan Fransiska merapikan pakaian Leo dengan pelan dan lembut, menatap apa yang Fransiska lakukan dalam diam sambil mengendalikan dirinya.“Mas kesal?” pertanyaan pertama yang Fransiska berikan pada Leo setelah keluar dari tempat wartawan berada.“Ya.” Leo menjawab singkat.“Jangan pernah menunjukkan ekspresi apapun saat kamera menyala, kita harus menyembunyikan kekesalan pada orang lain dan termasuk dengan pertanyaan wartawan.”Fransiska menjelaskan dengan sangat santai.Leo menghembuskan nafas panjang, “Aku nggak suka kalau mereka memandang sebelah kalian.”Fransiaka tersenyum “Semua sudah menjadi pekerjaan yang aku tekuni.”Fransiska langsung mengambil ponselnya ketika mereka memasuki kamar yang telah dise
Persiapan pernikahan berjalan sangat cepat, Leo dan Fransiska tidak bisa bertemu sejak pertemuan terakhir mereka dengan WO. Semuanya sudah direncanakan dengan sangat baik, membuat mereka berakhir duduk diam dan tidak melakukan kegiatan apapun.Mereka sudah berada di Bali, hotel yang sama hanya saja tidak bertemu. Leo sendiri sudah menyiapkan malam pernikahan mereka di villa yang di bangun beberapa tahun lalu, villa yang berada diluar hotel yang dijalaninya. Villa ini juga masuk kedalam bagian dari H&D group, tempat yang menjadi pembuktian Leo bisa lepas dari nama besar keluarga dan tempat ini pula yang menjadi saksi malam pertama untuk dirinya.“Gaya banget pakai villa itu.” Endi menyindir secara terbuka.“Fransiska tahu?” tanya Lucas dengan tatapan menggoda.“Nggak usah rese’ kalian berdua.” Leo memberikan tatapan tajam pada mereka berdua.“Udah berapa lama nganggur? Terakhir sama Putik, ka
Berita yang keluar di media sosial tidak berhenti, Leo menatap tidak percaya dengan berita-berita yang dibacanya. Menatap Fransiska yang tampak tenang tanpa memberikan reaksi apapun, membuat perasaan Leo menjadi tidak tenang.“Kita memberitahukan pada wartawan?” tanya Riri yang saat ini menemani Fransiska bersama dengan managernya. “Belum saatnya, biarkan mereka melakukan spekulasi siapa orangnya.” Perwakilan agency mengatakan dengan sangat santai “Kamu nggak keberatan?” menatap Fransiska.Fransiska menganggukkan kepala “Lagian kurang beberapa hari lagi pengumuman tentang pernikahan kita.”“Apa kamu nggak takut nama baik kamu menjadi jelek?” tanya Leo membuka suaranya.“Masalah seperti ini adalah hal biasa bagi orang yang bekerja di dunia hiburan, anggap saja ini salah satu cara menaikkan popularitas. Berita heboh akan membuat orang mengenal kita dibandingkan prestasi.” Fransiska menjawab Leo dengan sangat santai. “
Memberikan tatapan datar pada Fransiska, pelaku hanya menundukkan kepalanya tanda bahwa melakukan kesalahan. Melihat reaksi Fransiska membuat Leo tersenyum dalam hati, rasanya ingin mencubit pipinya dan disaat seperti ini jiwa galaknya akan hilang. Leo menggelengkan kepala dalam hati dan membantah Fransiska galak, lebih tepatnya tegas dan hanya galak ke Bella, mereka sudah dikenal sebagai Tom dan Jerry.“Jadi nggak ada pembelaan?” Leo membuka suara terlebih dahulu.“Bastian ngajaknya udah lama cuman aku lupa kasih tahu Mas Leo, masalah kita banyak sampai aku lupa kasih tahu masalah konser ini.” Fransiska menjawab pertanyaan Leo setelah kemarahannya yang tiba-tiba.“Masak aku dapat berita dari media sosial bukan kamu secara langsung.” Leo menggelengkan kepalanya saat mengatakan hal itu.Leo terkejut saat membuka media sosial dan langsung muncul dari fanbase group mereka tentang apa yang dilakukan masing-masing member, ma
Kerjaan Leo daritadi adalah membaca berita-berita tentang Fransiska, berita mengenai film yang sedang tayang. Banyak yang memuji kemampuan Fransiska yang masih pemula dalam berakting, lawan mainnya sendiri sudah sangat lama berakting sebelum memutuskan masuk kedalam group. Leo sudah mengenal lawan main Fransiska, beberapa kali datang ke lokasi membuatnya mengenal mereka yang ada disana.Kemampuan akting Fransiska mendapatkan sambutan baik dari pakar.Fransiska menolak mengisi soundtrack, mengajukan Gracia untuk mengisinya.Penggemar tidak sabar melihat akting Fransiska dan mendengarkan suara merdu Gracia.Perpaduan yang pas antara akting Fransiska dengan suara merdu Gracia.Penggemar merasakan terhubung antara lagu dengan film.Dukungan dari member Jobang terlihat melalui media sosial masing-masing.Dukungan tanpa henti diberi
Duduk berdampingan dengan Fransiska yang berada disampingnya, maminya berada di sebelah dengan duduk seorang diri. Mereka bertiga memandang Putik seakan menunggu apa yang akan dibicarakan pada Leo dan Fransiska.“Apa yang mau kamu bicarakan?” tanya Leo membuka suara terlebih dahulu dengan tatapan datarnya.“Keluarkan pria itu dari penjara.” Putik berbicara langsung pada intinya.Leo mengangkat alisnya mendengar perkataan Putik, “Atas dasar apa kamu meminta kita untuk mengeluarkan dia dari penjara? Memang apa yang aku lakukan sama dia?”“Mbak Putik mau menjebak kita?” tanya Fransiska yang membuat Leo mengalihkan pandangan dengan memberikan tatapan penuh selidik “Mbak lagi merekam pembicaraan ini dan akan disebarkan? Mami tadi sudah bicara apa saja sama Mbak Putik?”“Mami belum bicara karena daritadi dia yang berbicara dan mami tahu kalau dia sedang merekam pembicaraan ini.” Tania menjawab dengan santai yang membuat Leo kembali te
Pemutaran perdana film yang dibintangi Fransiska sudah keluar, melakukan pers conference dihadapan banyak wartawan. Leo berada disana bergabung dengan managernya, menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya. Senyum bangga tidak lepas dari bibirnya saat melihat Fransiska didepan menjelaskan mengenai karakternya, air mata keluar saat membicarakan mengenai membernya.Leo tahu perjuangan Fransiska selama ini, berjuang keluar dari kesedihan atas pembubaran groupnya dan sampai mendapatkan peran. Fransiska belajar dengan giat agar bisa mendalami peran yang dimainkan, beberapa kali Leo menemaninya ketika latihan. Terlalu sering menemani Fransiska membuat Leo mengenal beberapa orang yang terlibat dalam film, mereka mengenal Leo sebagai kekasih Fransiska bukan anak pengusaha terkenal.“Luar biasa, kamu.” Leo membuka suaranya saat mereka sudah berduaan didalam mobil agency Fransiska.“Masih banyak kekurangan, Mas.” Fransiska merendahkan dirinya membuat
Suasana menjadi hening, tidak ada yang membuka satu sama lain setelah Endi membacakan beritanya. Leo mengalihkan pandangan pada ketiga wanita yang ada disampingnya, mereka juga terkejut seperti dirinya.“Saya pergi,” ucap Endi berdiri yang diikuti Boy keluar dari keluar ruangan.Tidak ada yang menanggapi perkataan Endi, bahkan sampai keluar dari ruangan suasana ruangannyidak berubah sama sekali. Hening, tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali. Leo menatap Fransiska yang masih menenangkan mamanya dan berbicara pelan dengan suami dari Chika.“Sayang,” bisik Leo di telinga Fransiska membuatnya menatap Leo. “Kamu nggak papa?”Tangan lembut Fransiska memegang tangan Leo, dengan senyumnya yang menguatkan dirinya “Aku baik-baik saja, tenang aja.” “Bagaimana ini seharusnya?” perwakilan agency Fransiska membuka suara terlebih dahulu.Pertanyaan itu membuat semua secara otomatis menatap kearah Leo, tatapan mereka membua