setelah di make up Aida keluar. Aida sudah mengganti gamisnya dengan gaun cantik yang dibelikan Erland. Gaun berwarna gold yang terlihat elegan saat dipakai Aida.Erland sampai tidak bisa berkedip melihat kecantikan wanita itu."Ehm ...," suara Sang tante membuyarkan lamunannya. Membuat Erland salah tingkah, begitu juga Aida."Jangan dilihat terus, cepet nggih segera lakukan pemotretan, kasihan krunya sudah nungguin. Kalau nunggu kamu mengagumi kecantikan Aida tidak akan ada habisnya sampai kapan pun, dasar keponakan bucin," ujar David sambil menepuk bahu Erland."Apaan sih, Om?" Muka Erland sudah memerah menahan malu. Bik Wawa yang sejak tadi duduk di samping Dania yang duduk memangku Rendra ikut tersenyum."Sudah siap?" tanya Erland. Aida masih menunduk malu."Si-siap, Kak.""Kamu grogi? Ini belum ijab qobul. Kamu udah grogi gini," goda Erland pada Aida. Ia berusaha memecahkan kecanggungan ini. Aida benar-benar cantik sungguh Erland tidak sabar pingin cepat ngalalin wanita itu.A
Hari yang ditunggu-tunggu Aida dan Erland pun tiba. Hari H pernikahan mereka berdua. Aruna sejak subuh tadi sudah mondar-mandir untuk mengurus keperluan sang adik. Bahkan Aruna sendirilah yang memake up Aida, keahliannya dalam memake up ia dapatkan setelah mengikuti kursus dua tahun yang lalu karena dirinya ingin membuka salon kecantikan.Memakai kebaya putih dengan hijab senada dengan kebayanya. Aida tampil cantik, kecantikan itu semakin terpancar di wajah cantiknya. Aruna menambahkan aksesoris di kepala sang adik yang membuat Aida semakin cantik dan elegan.Pukul tujuh Rafa dan Aruna membawa Aida ke tempat ijab qobul. Erland memilih masjid besar milik keluarganya yang ada di samping hotel keluarga Erland untuk mengucap ikrar suci itu.Kedatangan Aida di sambut Bagas, Arumi dan Dania dengan senyum yang mengembang di wajah mereka. Bahkan Bik Wawa pun sudah ada di sana, pukul 6 pagi tadi Bik Wawa dan Rendra sudah dijemput sopir pribadi keluarga Erland. Saat ini Rendra digendong Arumi.
Sebuah pertemuan adalah hasil dari penantian panjangku yang Allah gariskan dalam takdirku.(Byan Bagas Anggara- Dicintai Kakak Ipar 2)***Saat ini Byan berada di Bandung. Dokter tampan itu mengikuti seminar selama tiga hari di rumah sakit cabang milik keluarganya. Saat jam makan siang tiba Byan keluar dari ruangan tempat diselenggarakan seminar dan berniat makan siang di restoran yang tidak jauh dari tempat acara. Restoran favoritnya saat ke Bandung bersama Erland dan Aida. Saat berjalan keluar ruangan ada pesan masuk dari ponselnya yang berada di saku celana. Ia hampir mengambil ponsel itu. Tiba-tiba_Brugh!Byan tidak sengaja ditabrak gadis yang berlari dari koridor rumah sakit. Gadis itu hampir jatuh ke lantai, beruntung dengan sigap Byan menahan tubuh gadis itu.Byan melihat mata gadis itu merah karena habis menangis. Gadis itu langsung gelagapan dan langsung membetulkan posisinya."Ma-maaf sudah menabrak Anda, te-terima kasih sudah menolong saya," ucapnya lirih, suaranya serak
Cinta mengajari kita untuk menjadi apa yang kita alami. Melakukan apa yang kita sukai dan menemukan cara untuk memahaminya.(Byan Bagas Anggara- Dicintai Kakak Ipar 2)***Saat ini Byan dan Aisyah sudah berada di depan petugas administrasi rumah sakit.“Ada yang perlu saya bantu, Dok?” tanya petugas administrasi itu dengan sedikit centil. Siapa yang tidak mengenal Byan, semua dokter, perawat, dan petugas rumah sakit meskipun berada di cabang semua mengenalnya. Bahkan kehidupan pribadi dokter muda tampan itu pun mereka tahu. Tidak jarang dokter perempuan dan perawat berusaha menggait hati Byan. Namun, sayangnya mereka tidak ada yang berhasil. Hati Byan sepertinya sudah tertutup setelah cintanya pada Aida tak terbalas.“Berapa biaya operasi untuk pasien bernama_" Byan menjeda ucapannya. Ia melihat Aisyah yang berdiri tidak jauh di sampingnya.“Siapa nama ibumu?” tanya Byan pada gadis cantik yang sejak tadi hanya diam.“Wi-widya, Pak. Nama ibuku Widya,” jawabnya. Mendengar petugas admi
Seandainya tidak ada badai, pelangi tidak akan muncul. Untuk itu, belajarlah dari badai yang menimpamu. Karena dengan begitu kamu akan menjadi sosok yang kuat yang suatu hari nanti akan menikmati indahnya pelangi kehidupan dengan senyuman.(Aisyah Nurul Qolby – Dicintai Kakak Ipar 2)***Aisyah tidak menyangka kalau Lucky datang ke rumah sakit setelah tadi pagi menolak membantu. Bahkan tadi pagi laki-laki itu menunjukkan ketidakpeduliannya pada calon mertua di depan kedua orang tuanya.Tadi pagi Aisyah menangis dan memohon pada mereka supaya mau meminjaminya uang untuk biaya operasi ibunya. Namun, mereka tanpa belas kasih malah mengusir Aisyah. Bahkan mereka mengancam menyita fasilitas kemewahan yang mereka berikan pada Lucky bila pemuda itu membantu Aisyah. Lucky yang masih belum bisa mandiri pun takut dan menurut pada kedua orang tuanya. Apalagi ia tidak punya tabungan lagi, uang tabungannya sudah habis untuk biaya pernikahannya. Begitu pun dengan Aisyah.Memang kedua orang tua Luck
Aku percaya pada takdir Allah. Allah akan menyiapkan yang terbaik untukku begitu juga untukmu, selama kita pun mau memperbaiki diri.(Byan Bagas Anggara - Dicintai Kakak Ipar 2)***Dengan langkah berat Aisyah berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju ruang operasi sang ibu.Aisyah melihat Byan sedang berbicara dengan dokter yang menangani ibunya. Gadis cantik yang penampilannya kembali berantakan itu pun melangkah lebih cepat. Ia menghampiri Byan dan dokter itu.“Maaf, Dok. Bagaimana keadaan ibu saya? Apa operasinya berhasil? Apa ibu saya baik-baik saja? Apa ibu saya sudah sadar? Apa dia sudah bisa saya temui? tanya Aisyah memberondong.“Satu-satu Mbak Aisyah tanyanya?” ucap Byan sambil memutar bola matanya jengah.Dokter yang ada di hadapan gadis itu sampai tersenyum geleng kepala.“Alhamdulillah, Nak. Operasinya berjalan lancar. Pasien sudah melewati masa kritisnya. Namun, pasien belum sadar karena efek obat bius yang kami beri tadi. Setengah jam lagi pasien akan dipindahkan
Ketika orang yang kamu cintai menghancurkan hatimu, rasanya dunia mungkin telah berakhir. Namun, percayalah ada seseorang yang lebih baik darinya menunggumu untuk membahagiakanmu.(Byan – Aisyah ~ Dicintai Kakak Ipar 2)***Byan keluar dari ruangan rawat inap Widya. Ia melangkah menuju aula rumah sakit yang berada di lantai atas untuk mengikuti seminar yang akan segera di mulai. Apalagi hari ini agendanya menjadi pemateri selaku pimpinan rumah sakit pusat.“Dokter Byan. Di dalam aula ruang tunggu sudah ada Dokter Aida dan Pak Erland,” ujar salah satu suster itu sebelum Byan masuk ruangan.“Erland dan Aida datang? Bukannya mereka bilang enggak bisa datang. Sejak hamil dan yang ngidam itu Erland tingkah keduanya makin aneh-aneh saja,” gumam Byan. Ia langsung masuk.“Kapan datang?” tanya Byan pada keduanya.“Barusan. Kami mampir dulu ke apartemenmu, tapi kamu udah berangkat. Kami cari ke rumah sakit enggak ketemu-ketemu. Emang dari mana?” tanya Erland“Jenguk pasien.”“Siapa?”“Ada, i
Menangislah bila itu membuatmu lega dan cepat menghilangkan duka. Namun, ingatlah setiap tetes air matamu menyirami benih-benih kebahagiaan masa depanmu.(Aisyah – Dicintai Kakak Ipar 2)***Aisyah masih tercengang dengan ekspresi yang ditunjukkan Lucky padanya.“Coba jelaskan maksud semua ini, Mas?”“Kurang jelas apanya? Kamu punya mata dan bisa melihat sendiri. Di sini ada tenda pernikahan dan kamu bisa melihat jelas siapa pengantinnya di sini,” ucap Lucky dengan senyum mengejek. Begitu juga wanita cantik yang ada di sampingnya yang memakai atribut pengantin.“Terus bagaimana pernikahan kita, Mas?”“Terserah kamu, mau batal, silakan! Mau lanjut, juga silakan! Namun, aku tidak bisa menikahimu secara hukum. Aku hanya bisa menikahimu secara sirri,” ucapnya sombong.Plaaak!Aisyah menampar Lucky dengan kerasnya sehingga para tamu melihat ke mereka.“Berani-beraninya kamu menamparku di depan tamu undanganku,” ucap Lucky marah.“Itu belum cukup untuk memberi pelajaran pada laki-laki penge
Satu minggu sudah Aida melahirkan anak keduanya. Hari ini juga Aida diizinkan untuk pulang. Sempat terjadi pendarahan sehingga tidak boleh langsung pulang dan harus dirawat.Kondisi Aida dan putrinya sudah semakin membaik. Seminggu ini Erland yang mengkhawatirkan keadaan Aida, terpaksa harus bekerja di rumah sakit. Setiap ada dokumen penting yang membutuhkan tanda tangannya, Anton pasti akan membawanya ke rumah sakit.Setelah membereskan barang-barang, Erland meminta perawat membantu mendorong kursi roda yang dinaiki Aida dan bayi mereka. Sedangkan Erland membawa barang-barangnya.Erland bergegas meletakkan barang-barang ke dalam bagasi mobil, lalu membukakan pintu mobil untuk Aida.Di kediaman Erland dan Aida. Arumi sudah menyiapkan syukuran kecil dengan mengundang beberapa tetangga dan tokoh agama di kompleks perumahan yang dihuni Aida dan Erland itu.Aluna dan Rafa pun ikut hadir. Mereka yang beberapa hari ini ikut menjaga Rendra, saat ini menemani bocah tampan itu bermain.Byan da
Hari ini mereka semua bersiap untuk pulang ke Jakarta. Aisyah sudah siap dengan dua koper yang berisi barang-barangnya dan Byan. Byan menyeret koper-koper itu ke bawah. Di sana sudah ada Erland dan yang lainnya menunggu.Setelah perjalanan yang memakan waktu sekitar dua jam lebih, mereka sampai. Di bandara sopir keluarga sudah menjemput mereka sesuai perintah Bagas dan Arumi. Byan dan Aisyah, Erland dan Aida tidak langsung pulang ke kediaman mereka. Mereka akan berkumpul di rumah kedua orang tua mereka terlebih dahulu.Mereka akan membuka oleh-oleh untuk diberikan pada Bagas dan Arumi juga para asisten rumah tangga yang sudah mereka siapkan.***Dua bulan kemudian .... Malam ini Aida gelisah, sudah pukul dua belas malam dirinya masih terjaga, perutnya terasa keram berulang kali. Ingin membangunkan Erland. Namun, dirinya merasa kasihan. Pukul tujuh malam sang suami baru datang karena ada meeting penting bersama klien yang berasal dari luar negeri. Sudah berulang kali dirinya bangun un
Keesokan harinya. Setelah sarapan, mereka melakukan aktivitasnya masing-masing. Aida yang perutnya sudah semakin besar hanya ingin ditemani Erland jalan-jalan ke pantai. Sedangkan Dinda dan Anton mereka mempunyai rencana sendiri, begitu pun Byan dan AisyahByan mengajak Aisyah masuk ke dalam butik setelah meletakkan semua belanjaannya di mobil. Ya, mereka kembali berburu oleh-oleh. Aisyah lupa belum membelikan teman-teman sesama guru oleh-oleh.Malam ini Byan akan mengajak Aisyah ke pesta peresmian dan pembukaan rumah sakit cabang Bali. Ia ingin Aisyah tampil berbeda. Aisyah sudah cantik, tinggal sediki polesan. Pasti akan membuatnya semakin cantik.Di butik, Aisyah diminta mencoba beberapa gaun untuk pesta nanti malam. Sedangkan Byan sibuk dengan ponselnya dan membaca email. Aisyah keluar dengan menggunakan gaun yang tadi ditunjuk Byan yang terakhir kali. Ia memperlihatkannya pada Byan dan meminta pendapat sang suami.“Sayang, wow ... Aku suka yang ini. Kita pilih gaun ini aja bagus
Pagi menjelang. Byan dan Aisyah sudah keluar resort setelah mengerjakan salat Subuh. Byan ingin mengajak Aisyah menikmati sunrise.Setelah itu, Byan mengajak Aisyah berjalan mengunjungi pura, puas mengabadikan momen dengan berswafoto di sana, Byan mengajak Aisyah ke kawasan persawahan. Melihat keindahan terasering di sana. Di kawasan sawah itu terdapat jalan setapak yang tersusun rapi yang digunakan sebagai jalan untuk menuju ke tengah sawah. Mereka berswafoto lagi mencari spot foto yang instagramable untuk diunduh di story mereka. Mereka menghabiskan waktu mereka dengan penuh kemesraan. Canda tawa dan suka cita. Aisyah sangat bahagia, Byan sudah mewujudkan mimpinya.Byan menyewa sepeda untuk mereka berdua. Byan membonceng Aisyah, dengan sedikit kikuk dirasakan Aisyah ketika Byan menyuruhnya duduk di depannya. Awalnya Byan kesusahan mengayuh sepeda itu karena sudah lama tidak mengayuh sepeda, tetapi lama-kelamaan Byan sudah terbiasa mengayuhnya.Mereka bersepeda mengitari area pers
Hari ini Byan dan Aisyah berkemas untuk bulan madu, mereka membawa peralatan yang mereka butuhkan, semua perlengkapan yang menunjang mereka di sana sudah dimasukkan ke dalam koper.“Sudah beres semua kah, Yang?” tanya Byan sambil memeluk Aisyah dari belakang yang sibuk meletakkan barang-barang mereka ke dalam koper.“Tinggal sedikit, habis itu sudah beres, tinggal kita berangkat,” ucapnya.Sepulang dari hotel yang ada di Bogor, Byan langsung membawa Aisyah pindah ke rumah yang memang disiapkan Byan untuk Aisyah. Rumah itu pun sudah ditempati pengajian menjelang akad nikah dengan mengundang ibu-ibu pengajian komunitas Arumi dan juga anak yatim di bawah asuhan Arumi dan Aida.“Sayang hari ini aku masih ada jadwal operasi. Aku bisa melakukannya cepat karena ini hanya operasi kecil. Waktu kita untuk pergi ke bandara masih lama,” ucap Byan bersiap.“Hm ... Kakak segera bersiap. Selesaikan tugasmu gabus itu cepat pulang supaya kita tidak telat.” Aisyah tersenyum turut membantu mengancingi k
***Pagi pun menyapa. Sejuknya udara pegunungan sangat terasa. Apalagi saat ini musim penghujan. Udara pagi semakin dingin, sedangkan mentari masih bersembunyi di balik peraduannya. Aisyah mengajak Byan berjalan pagi mengitari hotel setelah salat subuh. Jaket tebal milik Byan bertengger di tubuh wanita cantik itu. Sebelum sarapan, mereka ingin berkeliling mencari kuliner khas Jawa Barat yang dijual di pagi hari.Dengan memakai gamis soft pink dan hijab senada, Aisyah semakin terlihat cantik memesona. Sedangkan Byan menggunakan celana pendek selutut berwarna abu dan sweater tebal berwarna putih tampil nyantai tetap tak mengurangi ketampanannya. Mereka terlihat sangat serasi, membuat beberapa pasang mata melihat kagum ke arah pasangan itu. Byan menggandeng erat tangan Aisyah yang sedikit kedinginan padahal sudah memakai jaket milik Byan. "Sayang, pagi-pagi gini enak minum yang hangat-hangat, ya," ucap Kenzo saat sudah keluar jauh dari hotel. "Iya ... Eh lihat itu ada penjual ronde. P
Pagi pun tiba, Byan dan Aisyah diminta Arumi turun ke restoran mewah yang ada di hotel ini untuk sarapan bersama. Di sana sudah ada Bagas, Erland, Aida, Rendra, dan Anton juga calon istri Anton.Erland yang jahil berusaha menggoda pengantin baru itu. Pria tampan yang sudah akan menjadi ayah lagi itu sengaja memprovokasi sang kakak."Wangi banget, Bro, udah keramas berapa kali, nih?" ucap Erland menggoda sambil menaik turunkan alisnya memandang Byan. Aida yang merasa sungkan mencubit paha sang suami supaya tidak ngomong aneh-aneh."Apaan, sih, Er. May tau saja atau mau tau baget?" balas Byan melirik Aisyah yang langsung merona menahan malu."Widiih, udah nggak sabar aja, langsung belah duren, cus langsung sikat," goda Erland lagi sedikit vulgar. Erland memang berbeda dengan Byan yang masih sering canggung. Erland lebih terbuka dan ceplas-ceplos. "Bisa diem enggak?" cibir Byan malu bercampur kesal pada sepupu rasa saudara dan rasa sahabat itu.Aisyah sejak tadi hanya menunduk malu, mu
Ketika kamu mencintai seseorang, kamu tidak akan menyerah dalam hal apapun untuk memperjuangkannya. Karena cinta butuh perjuangan dan pengorbanan.(Byan- Aisyah ~ Dicintai Kakak Ipar season 2)***Tiga bulan berlalu. Saat ini Aisyah berada di Lembang. Di sana ia tinggal bersama sang nenek.Aisyah mengisi hari-harinya dengan mengajar santri Tahfiz di pesantren tempatnya dulu belajar menghafal Alquran dari kecil.Kini Aisyah lebih tenang dalam menjalani hidupnya. Setiap hari ia juga tidak berhenti menghubungi sang ibu.Meskipun kadang kala saat sendirian ia kembali memikirkan Byan. Ia ingin sekali tahu bagaimana keadaan laki-laki yang namanya masih bertahta di hatinya. Ya, Aisyah tidak bisa melupakan Byan meskipun ia berusaha. Berbeda dengan Lucky yang tidak sulit melupakan laki-laki itu, tapi tidak dengan Byan.***Byan bahagia setelah dua bulan ikut terapi. Ia sudah bisa berjalan. Setelah ia bisa berjalan dengan sedikit pincang, satu bulan berikutnya ia menjalani operasi untuk menorm
Kepercayaan bukanlah sesuatu hal yang dapat kita janjikan, tapi sesuatu hal yang harus kita buktikan agar mereka mendapatkannya.(Byan❤️ Aisyah – Dicintai Kakak Ipar 2)***Aisyah berusaha tenang. Ia ingin menjadi kekuatan untuk Byan, supaya laki-laki yang ada di depannya ini tidak semakin terpuruk.“Aku di sini. Insyaallah akan menemani Mas Byan sampai sembuh. A-aku tidak akan meninggalkanmu, Mas,” ucapnya mantap. Arumi dan Bagas melihat ketulusan dari gadis itu.“Kamu tidak akan pergi ‘kan, Sya? Ka-kamu tidak akan membatalkan pernikahan kita ‘kan?” tanya Byan penuh harap.Aisyah diam tidak menjawab. Ia masih dilema untuk membahas pernikahan saat ini, ia memang memutuskan untuk menemani Byan, karena ia merasa ikut andil dalam kecelakaan ini. Kalau saja Byan tidak mencarinya ke Bandung, Byan tidak akan kecelakaan.“Sya, kamu masih ada di sini ‘kan?” tanya Byan lagi.“Ya, aku ada di sini. Jangan pikirkan apa-apa lagi, pikirkan kesembuhanmu saja,” ujar Aisyah.Arumi dan Bagas memahami s