Share

Bab 37 Satu Kamar

Author: Myafa
last update Last Updated: 2024-05-18 20:53:23
Mata Sean dan Stela yang saling beradu langsung beralih pada mamanya. "Ma ... " panggil Sean dan Stela bersama-sama. Mereka pun saling pandang kembali saat ternyata suara mereka terdengar secara bersama-sama.

"Ma, jangan bicara seperti itu." Stela menggenggam tangan mertuanya. Dia benar-benar merasa sedih jika harus kehilangan mama mertuanya.

"Sudah-sudah, anakmu baru datang, tapi kamu sudah mencecarnya dengan pertanyaan anak." Akhirnya setelah sekian lama bungkam Papa Abian pun berbicara untuk mengakhiri pembicaraan istri dan menantunya.

"Iya," jawab Adel pada suaminya. Dia menatap pada anak dan menantunya. "Kalian pulang saja dulu. Pasti kalian lelah, nanti sore kalian bisa kemari lagi untuk temani mama."

"Yang dibilang mama benar, kalian pulang saja dulu istirahat, nanti kalian bisa kemari." Papa Abian ikut menimpali.

Sean mengangguk mendengar perintah mama dan papanya. "Ayo, Sayang, kita pulang untuk beristirahat," ajaknya.

Mendapati kata 'sayang' membuat Stela terkesiap. Sudah sek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
jangan-jangan pesan yang masuk ke HP ste itu adalah pesan dari finn
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 38 Menghapus Pesan

    Meraih ponsel milik Stela, dia mengecek siapa yang mengirimi Stela pesan yang begitu banyak. Matanya memicing saat nama Finn yang terdapat di layar ponsel. Ada sekitar sepuluh pesan dari Finn dan satu pesan dari Ana yang masuk ke dalam ponsel Stela.Karena rasa penasarannya, Sean membuka ponsel milik Stela. "Apa sandinya," gumam Sean.Jari Sean pun menekan angka tanggal ulang tahun Stela, dan akhirnya ponsel pun terbuka. Buru-buru Sean melihat ke layar ponsel milik Stela untuk tahu pesan apa yang ditulis oleh Finn.Sean hanya membacanya dalam hati, setiap pesan Finn yang masuk. Auri, apa kamu sudah sampai? Isi pesan pertama dari Finn. Melanjutkan membaca pesan berikutnya, ternyata masih pertanyaan yang sama, hingga sekitar tujuh pesan yang masuk, ternyata dengan kata-kata yang sama.‘Apa dia kurang kerjaan mengirim pesan yang sama sebanyak itu,’ batin Sean mencibir apa yang dilakukan Finn.Sampai di pesan ke delapan, Finn menanyakan bagaimana keadaan mertuanya alias mamanya.‘Untuk ap

    Last Updated : 2024-05-18
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 39 Menunggu Mama Sehat

    Stela menatap Sean, dan Sean pun menatap kembali pada Stela. Pandangan mata yang seolah mencari jawaban dari pertanyaan mamanya begitu membuat mereka bingung.Meraka berdua dalam pikiran masing-masing. Di mana Stela berpikir jika pernikahannya di ambang perceraian, dan mana mungkin mereka tidak akan pernah melangsungkan pesta pernikahan."Yang terpenting Mama sembuh dulu." Sean seraya memindahkan laptop yang dia lekatkan di pangkuannya. Dia berdiri dan menghampiri mamanya. "Sean dan Stela akan melangsungkan pesta setelah Mama sehat." Sean berdiri di samping ranjang dan tepat berdiri di depan Stela yang duduk di kursi. Matanya beralih pada Stela. "Iya, kan, Sayang?" tanyanya."Hah .... " Stela merasa bingung harus menjawab apa ucapan Sean."Kita akan melangsungkan pesta pernikahan setelah Mama sehat." Sean mengulang kembali ucapannya. Matanya menatap kedua bola mata Stela ini menanti jawaban dari istrinya itu.Stela berada dalam dilema. Jika dia menjawab iya, akan menjadi janji yang ha

    Last Updated : 2024-05-18
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 40 Tutup Mulutmu!

    Tangan Stela langsung mencubit lembut perut Sean. "Tutup mulutmu!" ancamnya."Kenapa aku harus tutup mulut, memang harusnya kita melakukan bulan madu bukan setelah menikah?""Itu jika kamu tidak menceraikan aku." Stela memutar bola matanya malas. Tatapannya menajam saat mengingat perceraiannya."Aku belum mengajukan surat perceraian ke pengadilan, jadi kita masih bisa kembali.""Berarti dulu kamu membohongi aku?" Stela ingat jika dulu waktu Sean mengantarkannya pulang ke kos setelah acara pesta papa Finn, dia mengatakan jika dia sudah mengajukan surat perceraiannya."Aku tidak benar-benar serius waktu itu. Aku hanya kesal saat kamu dekat dengan Finn." Sean akhirnya mengatakan pada Stela apa yang membuat dirinya mengatakan hal itu dulu."Bukannya aku sudah jelaskan jika aku tidak ada apa-apa dengan Finn?""Iya, tapi dia menyukaimu.""Kalau dia menyukaimu, apa kamu pikir aku semudah itu jatuh cinta." Suara Stela sudah semakin kesal."Aku tahu kamu tidak mudah jatuh cinta, tapi jika Finn

    Last Updated : 2024-05-18
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 41 Aku Kedinginan

    "Aku mau jangan berikan kesempatan pria mana pun masuk ke dalam kehidupanmu, selama aku masih berstatus suamimu." Sebuah rasa ketakutan yang Sean rasakan adalah Stela berpaling dari dirinya. Finn yang menjadi ancaman terbesarnya begitu membuatnya gelisah.Stela menarik senyum di wajahnya. Dia tahu persis jika Sean begitu takut pada Finn. Namun, tanpa Sean larang pun dirinya tidak akan melakukan itu."Baiklah." Satu kata yang Stela ucapkan.Ada kelegaan di hati Sean mendengar ucapan Stela yang akan menjadi janjinya. Semua janji yang akan selalu dia pegang teguh bahwa istrinya itu tidak akan memberi kesempatan pria mana pun. "Satu lagi yang ingin aku tanyakan?""Apa?""Apa kamu masih mencintai aku?"Stela terkesiap mendapat pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab, jika Sean bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Stela."Aku mengantuk, selamat tidur." Stela menarik selimut dan memejamkan matanya. Dia enggan menanggapi pertanyaan Sean.‘Sebenarnya tanpa kamu jawab aku sudah tahu,

    Last Updated : 2024-05-18
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 42 Pergi Jalan-Jalan

    "Apa? Olivia di sini?" tanya Stela memastikan. "Iya.""Lalu bagaimana jika nanti dia melihatku?" Stela panik."Memangnya kenapa, jika dia melihatmu." Sean memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Stela.Stela mendengus kesal melihat Sean yang terlihat begitu santai. "Kamu ini bagaimana dia tidak tahu bukan, jika aku ini istrimu.""Akhirnya kamu mengakui jika kamu istriku." Sean tersenyum mendengar ucapan Stela. Perasaannya senang karena setelah sekian lama Stela menyebut sebagai istrinya.Stela merutuki kesalahannya yang mengucapkan hal itu. "Iya, hanya saja aku adalah istri yang dibuang," sindirnya."Stel, aku mohon jangan berkata seperti itu. Aku tahu aku salah." Sean menarik lembut tangan Stela. Ada penyesalan besar di hatinya karena sudah dengan bodohnya mengucapkan kata sakral itu.Merasakan sentuhan lembut tangan Sean membuat sejenak Stela lupa apa yang menjadi kekesalannya. Namun, dia buru-buru untuk menyadarkan diri."Pikirkan dulu cara menghindari Olivia." Stela mena

    Last Updated : 2024-05-20
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 43 Istri?

    "Kamu ini bagaimana, jika mama tanya kita ke mana, lalu kamu mau jawab apa?" Sean berpikir untuk membodohi Stela."Jawab saja kita ke sini."Sean sadar jika lawannya adalah Stela. Tidak akan semudah membuat wanita yang sebenarnya masih istrinya itu untuk mendengarkan segala ucapannya."Iya, tapi pasti mama bertanya, apa yang kita lakukan, jika kamu bilang kita sedang berfoto-foto, pasti mama ingin melihat, dan jika mama melihat foto kita berdua tidak ada, apa yang akan diucapkan mama?"Stela menimbang-nimbang ucapan Sean. "Ya sudah, ayo!" Dia pun mengajak Sean untuk berfoto berdua."Berikan ponselnya padaku! Biarkan aku yang mengambil fotonya," pinta Sean." Sean mengulurkan tangannya dan meminta Stela memberikan ponselnya. Saat ponsel Stela sudah di tangannya, Sean mengarahkan kameranya pada dirinya dan Stela. "Senyum!" ucap Sean seraya membidik foto.Saat foto sudah selesai. Sean melihat hasilnya. Namun, hanya dirinya yang terlihat tersenyum, sedang Stela hanya datar saja. "Senyum, S

    Last Updated : 2024-05-20
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 44 Memblokir?

    Stela yang begitu puas jalan-jalan akhirnya meminta untuk kembali ke rumah sakit. Dia berharap jika Olivia sudah pulang menjenguk mertuanya. Karena jika tidak, Olivia akan tahu jika dia adalah istri Sean.Beruntungnya sampai di rumah sakit, ternyata Olivia sudah pulang. Paling tidak Stela lega. Andai mungkin hubungannya dengan Sean baik-baik saja, dia tidak akan main kucing-kucingan seperti ini."Maaf, Ma, kami tadi pergi jalan-jalan." Stela merasa tidak enak dengan mama mertuanya."Tidak apa-apa, hanya saja akhirnya kalian tidak bertemu Olivia."Stela bingung harus menjawab apa pertanyaan mama mertuanya, dia pun menatap Sean seolah meminta bantuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut Olivia."Kami masih bisa bertemu saat nanti di Jakarta, Ma." Sean menimpali ucapan mamanya, dan itu membuat Stela lega."Benar juga, kalian masih bisa bertemu di sana nanti," jawab Adel. Saat berbincang dengan anak-anaknya. Adel mengingat satu hal yang ingin kalian tanyakan. "Kalian sekarang tinggal

    Last Updated : 2024-05-20
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 45 Karena Kamu Miliku

    Sean yang keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk di pinggangnya disambut tatapan tajam dari Stela. Dalam batinnya bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan wanita yang masih menjadi istrinya itu? Namun, wajah tak bersahabat dari Stela membuat nyali Sean ciut saat ingin bertanya."Apa kamu yang memblokir nomer Finn?" Pertanyaan tajam langsung terlontar dari mulut Stela. Tatapan yang menghujam jantung itu begitu membuat siapa pun tak berani menatapnya.Sean baru menemukan jawaban apa yang membuat Stela memasang wajah garangnya itu. "Dari mana kamu tahu?" tanya Sean tanpa merasa bersalah."Jadi benar kamu yang memblokirnya?" Dengan nada suara sedikit meninggi, Stela kembali bertanya pada Sean."Iya," jawab Sean seraya melangkah mengambil baju di dalam kopernya.Jawaban Sean yang begitu tampak santai dan tidak merasa bersalah itu membuat Stela kesal. Dia melangkah menghampiri Sean dan menarik lengan Sean kasar."Kenapa kamu lancang sekali?"Namun, saat Stela menarik lengan Sean denga

    Last Updated : 2024-05-20

Latest chapter

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 188 TAMAT

    "Sabar ya, rasa sakitnya nanti akan hilang jika anak kita sudah lahir." Sean mencoba menenangkan Stela. Namun, rasanya ucapannya tidak berarti apa-apa, karena Stela semakin mencengkeram erat tangannya.Sean hanya bisa pasrah saat kuku-kuku Stela menancap sempurna di tangannya. Dia merelakan itu asal bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan istrinya.Setelah semua peralatan siap. Dokter mulai memberi instruksi pada Stela untuk mengejan. "Kita mulai persalinannya, Bu, tarik napas dan buang seperti yang sudah diajarkan di kelas ibu hamil," ucap Dokter pada Stela.Stela hanya bisa mengangguk. Dia berusaha kuat dan melakukan instruksi yang diberikan oleh Dokter. Dia menarik napas dan membuangnya sambil mengejan.Mungkin ini adalah yang membuat surga di telapak kaki ibu. Sakitnya saat melahirkan benar-benar tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Tulangnya serasa remuk saat berusaha untuk mengejan. Otot-ototnya tertarik semua saat tubuh berusaha keras untuk mendorong bayi untuk keluar."

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 187 Tanda-Tanda Melahirkan

    "Mungkin aku kekenyangan." Stela tidak ingin membuat panik Sean. "Kita pulang saja," ajak Stela.Usai makan mereka akhirnya memilih pulang. Di mobil Stela merasakan kembali perutnya mulas."Kamu benar tidak apa-apa?" tanya Sean khawatir."Sepertinya aku sudah mulai ada tanda-tanda melahirkan."Mendengar ucapan Stela, Sean panik. Dia bingung harus berbuat apa. Padahal di kelas ibu hamil berkali-kali dijelaskan jika dia tidak boleh panik."Kita ke rumah sakit," ucapnya pada Stela."Tapi, masih berjarak sangat jauh rasa mulasnya, jadi aku rasa kita tunggu saja di rumah."Sebenarnya Sean merasa tidak tenang. Namun, dia menuruti keinginan istrinya, kembali ke rumah sambil menyiapkan semuanya.Di rumah Sean meminta Stela untuk duduk manis. Dia juga sudah memberitahu sang mama jika Stela sudah menunjukan tanda-tanda melahirkan. Adel yang sedang ada pertemuan dengan teman-temannya langsung meninggalkan tempat acara dan menuju ke rumah anaknya.Sean merapikan beberapa barang untuk keperluan a

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 186 Di Rumah Saja

    Di depan cermin Stela menatap dirinya. Jika kemarin acara pesta pernikahannya bertema universal, kini acara tujuh bulanan diadakan dengan adat jawa sesuai dengan permintaan mertuanya.Rambut panjang Stela disanggul seperti tradisi jawa. Stela tersenyum melihat tampilan di pantulan cermin. Terakhir kali dia semacam ini adalah saat SD di hari kartini. Semenjak remaja hingga kuliah, dia lebih memilih memakai kebaya dengan rambut yang digerai.Penata rias, terus memoles wajah Stela dengan make up tipis sesuai permintaan Stela."Apa sudah siap?" tanya Sean seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu."Sudah, Pak," jawab penata rias. Penata rias keluar dan bergantian dengan Sean yang masuk ke dalam kamar. Sean mengambil baju dengan motif yang sama dengan Stela yang di letakan di atas tempat tidur.Sean langsung mengganti bajunya untuk acara yang sebentar lagi akan dimulai. Sepanjang memakai bajunya, Sean menggerutu karena harus memakai jarik dan itu membuat dirinya kesulitan. Namun, dem

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 185 Selalu Hamil

    Tentu saja Stela mau. Dia mengangguk mendapati tawaran dari mama mertuanya. Dia ingin membayangkan kelak akan seperti apa anaknya.Adel langsung mengambil foto yang ditemukannya kemarin. Kemudian dia menunjukan pada Stela. Lembar demi lembar Adel tunjukan pada Stela dan membuat Stela benar-benar senang.Sean kecil begitu mengemaskan. Dengan pipi gembulnya Sean begitu lucu. Stela memerhatikan dengan baik semua foto. "Ini umur berapa, Ma?" Saat melihat-lihat Stela justru menemukan selipan foto Sean yang besar."Itu umur sepuluh tahun."Mendengar jawaban mertuanya, Stela mengingat jika wajah Sean yang dilihatnya pertama kali di kampus tidak berubah. Entah kenapa, Stela merasakan jika Sean masih awet muda saja."Anak kalian nanti pasti anak lebih tampan dan cantik." Adel sudah membayangkan bagaimana cucunya nanti. Perpaduan antara Stela yang cantik dan Sean yang tampan."Yang penting sehat, Ma. Mau dia mirip Stela atau Sean sama saja." Stela tidak berharap banyak. Dia hanya ingin semua s

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 184 Detak Jantung

    Sean meletakan keranjang ke lantai dan menegakkan tubuhnya. Dia memijat pinggangnya yang begitu terasa sakit. "Aku membelinya karena penjualnya adalah seorang nenek tua." Dia menjelaskan pada Sean alasan membeli semua buah manggis.Stela merasa terharu mendengar jawaban Sean. Dia langsung memeluk tubuh Sean karena merasakan senang melihat suaminya membantu nenek-nenek dengan membeli banyak buah. Padahal mungkin yang akan dimakannya tidak akan banyak.Mendapati dekapan Stela, Sean merasa heran. Dia hanya tahu jika istrinya begitu melow, gampang menangis dan gampang terharu. "Ayo makan buahnya, aku tidak mau nanti anak kita mengeluarkan air liur karena tidak buru-buru diberikan."Stela melepas dekapan Sean dan tersenyum. Sean mengambil beberapa buah dan mengajak Stela untuk duduk menikmati buah yang dibuka oleh Sean.Rasa manis dari buah manggis membuat Stela begitu senang. Dia merasa lidahnya dimanjakan dengan rasa yang sudah dia bayangkan sedari tadi.Sean merasa sangat senang karena i

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 183 Manggis

    Stela mencebikkan bibirnya karena tidak menemukan perubahan itu, dan membuat Sean yang gemas mendaratkan kecupan di pipi Stela. "Tunggulah beberapa bulan lagi, pasti kamu akan melihat perut buncitmu, dan tidak hanya itu, kamu akan mendapati pipi kamu yang juga akan gembung." Sean menjelaskan seraya menggembungkan pipinya.Melihat Sean yang menggodanya, Stela terlihat kesal. "Apa jika aku gendut kamu tidak akan suka?" Dia langsung melepas dekapan tangan Sean dan meninggalkan Sean ke tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menarik selimut.Dahi Sean berkerut diiringi dengan matanya yang membulat. Niatnya tidaklah meledek istrinya. Akan tetapi istrinya itu justru merajuk. 'Tenyata bukan hanya wanita yang datang bulan yang sensitif, tetapi ibu hamil juga sensitif,' batin Sean.Melangkah menuju ke tempat tidur, dia merangkak naik dan kembali mendekap tubuh Stela. "Sayang, bukan maksud aku begitu," bujuknya."Kamu tadi bilang begitu." Stela masih saja dengan pendiriannya. D

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 182 Pelajaran Hidup

    Stela tersenyum tipis. "Mama tetap ingat anaknya, mana mungkin dia tidak menyisihkan makanannya." Stela menambahkan lauk di piring Sean."Iya, tetapi nanti tempat aku akan di isi dengan cucunya, jadi pasti aku akan di tendang." Seraya memasukan makanan ke dalam mulut, dia menggerutu. "Mana ada orang tua akan menendang anaknya," ucap Stela tersenyum.Sean hanya tersenyum saat kalimatnya dicela istrinya sendiri. Kemudian dia melanjutkan makannya.Menyelesaikan makannya, mereka menuju ke kamar. Mengistirahatkan tubuh yang sudah seharian bekerja keras.Di atas tempat tidur, Sean meletakan kepalanya di kaki Stela, membelai perut Stela yang belum tampak besar. "Apa kamu tahu, terkadang aku tidak menyangka kita bisa sampai di sini."Mendengar ucapan Sean, Stela hanya bisa tersenyum. Dia juga memikirkan hal itu."Dulu saat kita berpacaran, semua berjalan datar. Hanya Kebahagiaan yang ada. Hingga mimpi-mimpi indah terangkai. Namun, seketika semua berubah saat kita menikah. Egoku mengalahkan ra

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 181 Hasil

    "Aku juga kurang tahu." Stela menduga jika mungkin dokter ingin melihat jika dirinya hamil atau tidak. Namun, dia tidak mau terlalu berharap, mengingat terakhir kali dia mengecek hasilnya adalah negatif.Menunggu sejenak akhirnya petugas laboratorium memberikan hasil pada Sean dan Stela. Mereka membawa hasil laboratorium pada dokter yang menanganinya.Dokter mengecek hasil laboratorium dan tersenyum. Dia mengulurkan tangan dan mengucapkan selamat pada Sean."Selamat, Pak, istri Bapak sedang hamil."Sean dan Stela saling pandang. Mereka terkejut mendengar ucapan selamat dari dokter. Karena tidak mau dokter menunggu, Sean menerima uluran tangan dokter, walaupun dengan kebingungan."Tapi, waktu itu saya sudah cek hasilnya negatif, Dok." Stela masih belum percaya dengan ucapan dokter."Kalau boleh tahu kapan waktu mengecekknya?""Dua hari setelah terlambat datang bulan, Dok." Dia mengingat jelas bagaimana dulu dia mendapati satu garis."Kandungan HCG bisa saja belum terdeteksi, jadi saat

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 180 Tes

    Melihat suaminya yang membuka pintu. Stela merasakan hal aneh. Dia bangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Sean. Dia mendekap tubuh Sean dari belakang."Kamu kenapa tiba-tiba di belakang aku?" tanya Sean yang terkejut mendapati dekapan istrinya."Sejak kapan kamu seksi seperti ini," jawab Stela. Bibir Stela menyusuri bahu Sean yang polos. Menyusuri ke leher dan membuat Sean yang tadinya tenang menjadi gelisah."Sayang, aku masih bau keringat." Sean yang merasa tidak enak pada Stela mencoba menghindar."Tapi aku suka." Stela masih terus mendaratkan kecupan di bahu dan punggung Sean dan membuat Sean semakin tidak keruan.Sean yang tidak tahan langsung berbalik. "Jangan menggodaku, karena aku tidak tega melihatmu kelelahan lagi." Mata Sean menatap dalam mata Stela memberikan isyarat tanda bahaya pada istrinya."Kalau aku bilang aku tidak lelah untuk hal yang satu ini bagaimana?" Tangan Stela membelai lembut tubuh Sean, membuat suaminya itu semakin tidak menentu."Kamu yang memulai."

DMCA.com Protection Status