Share

Bab 164 Ke Mana?

Author: Myafa
last update Last Updated: 2024-07-08 08:01:50

Di kamar Sean, Stela bersiap untuk tidur. Hari ini, Stela menginap di rumah Sean. Di kamar yang hanya beberapa kali Stela pernah tempati.

Sean yang baru selesai mandi, meletakan handuknya dan berlalu menghampiri Stela, merangkak ke atas tempat tidur dia ikut merebahkan tubuhnya di samping Stela.

Matanya memandangi wajah Stela yang selalu membuatnya jatuh cinta. Dia masih tidak percaya, setelah semua hal yang dia lalui kini dia bisa bersama dengan istrinya itu.

"Kenapa memandangi aku begitu?" tanya Stela yang malu saat dipandangi oleh Sean.

"Aku masih tidak percaya ternyata sudah melewati banyak hal." Sean membelai pipi Stela. "Aku harap setelah ini hanya akan ada kebahagiaan."

"Semoga." Stela pun berharap hal demikian untuk hubungannya dengan Sean. Berharap akan ada banyak cinta di masa depan.

Sean mendaratkan satu kecupan di dahi Stela. "Kita harus segera tidur, karena besok pagi, kita harus pergi," ucapnya sesaat ayo main sama aku

"Memang kita mau ke mana?" tanya Stela penasaran.

"R
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 165 Merebut Kembali

    Ana langsung menghampiri Stela dan mendekap erat tubuh temannya itu. Dia begitu senang saat sekarang Stela sudah kembali pada suaminya. Banyak hal yang sudah dilalui Stela dalam mengarungi biduk rumah tangga dan membuat Ana turut bahagia."Bukannya harusnya kamu berbulan madu?" tanya Stela yang penasaran."Kami baru pergi besok, karena kami ingin datang ke pernikahanmu." Ana dan Nathan memang sudah mengetahui hal ini jauh-jauh hari. Karena tidak mau tertinggal dengan moment penting di hidup Stela, Ana dan Nathan akhirnya memutuskan untuk menunda keberangkatan mereka."Terima kasih." Stela merasa terharu karena temannya sudah rela membatalkan perjalanan bulan madunya demi dirinya."Kamu cantik sekali." Ana yang melihat wajah Stela merasa sangat senang."Jangan memujiku, aku bisa besar kepala," jawab Stela tertawa.Ana pun ikut tertawa. Dia kemudian beralih pada gaun pengantin milik Stela. Berjalan mendekat ke arah gaun, dia melihat gaun detail gaun yang begitu indah. "Cantik sekali," u

    Last Updated : 2024-07-08
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 166 Apa Kamu Siap?

    Stela dan Sean kembali menyalami para tamu. Sampai akhirnya acara pelemparan bunga dilaksanakan."Finn, ikutlah mengambil bunga itu," ucap Risha pada putranya. Dia yang menemani sang putra datang pernikahan Stela, merasa anaknya harus dapat bunga itu. Dia mendorong-dorong tubuh Finn maju ke depan.Finn benar-benar merasa heran dengan mamanya. Padahal dirinya belum berniat untuk mengganti Stela di hatinya. Finn ikut berjejal bersama beberapa orang yang sudah menanti bunga dilempar."Satu … dua … tiga," ucap pembawa acara menghitung acara pelemparan bunga.Finn hanya kaku dan tidak bersiap menerima bunga itu. Pikirnya kalau bunga itu dia datang padanya, barulah dia akan tangkap. Namun, tanpa Finn duga, Stela dan Sean turun menghampirinya dan memberikan bunga padanya."Menikahlah setelah kami," ucap Stela dan Sean. Ini adalah ucapan terima kasih mereka dengan terselip doa di dalamnya.Finn tersenyum dan menerima bunga pemberian Stela dan Sean. Dia berterima kasih pada sepasang suami istr

    Last Updated : 2024-07-08
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 167 Permainan

    Stela yang sudah dipenuhi gairah mengangguk pasrah dan menerima kedatangan Sean. Dengan berhati-hati, Sean mulai menyatukan tubuh mereka. Stela yang merasakan kedatangan Sean langsung mencengkram erat tubuh Sean. Kuku-kuku lentiknya menancap sempurna di punggung Sean, dan akan meninggalkan bekasnya nanti.Suara kenikmatan terdengar mengisi keheningan kamar saat tubuh menciptakan sebuah irama yang membuat keduanya menggila, merasakan kenikmatan yang sudah lama mereka berdua rindukan.Saat tubuh semakin panas dan irama semakin cepat, semburan vanila menandakan akhir dari penyatuan dua tubuh.Tubuh Sean yang terjatuh di atas Stela membuatnya mengatur kembali deru napas yang masih terengah. Tubuh Stela yang sama-sama masih terengah membuat napasnya masih naik turun."Terima kasih." Satu kecupan mendarat di dahi Stela. Perasaannya begitu lega saat penantian panjangnya berbuah sebuah kenikmatan.Stela yang lemas hanya mengangguk saja, tanpa menjawab. Pipinya masih merona mengingat bagaimana

    Last Updated : 2024-07-08
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 168 Pijat

    Tawa Sean langsung terdengar saat wajah Stela yang tampak kesal saat dirinya menjawab berapa anak yang dia inginkan. "Kita anak tunggal, jadi wajar jika aku tidak mau mereka seperti kita yang tidak punya saudara."Stela mengerti maksud Sean. Di dalam hatinya membenarkan jika memang apa yang dikatakan Sean benar. Jika mereka memiliki anak satu saja, pasti akan membuat mereka akan kesepian, seperti dirinya dan Sean."Dua," ucap Stela bernegosiasi."Empat." Sean tak mau kalah saat bernegosiasi dengan istrinya.Stela mencebikkan bibirnya. Dia tidak mau karena empat menurutnya masih terlalu banyak. Apalagi dia sering mendengar jika melahirkan begitu sangat menyakitkan."Oke tiga, kita ambil tengah-tengah." Sean yang melihat istrinya tidak suka mengatakan empat anak, akhirnya memilih jalan tengah."Oke." Stela setuju dengan apa yang diucapkan oleh Sean. Menurutnya lebih adil karena mengambil jalan tengah di angka empat."Dua pria dan satu wanita." Sean kembali menjelaskan apa yang jenis kel

    Last Updated : 2024-07-09
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 169 Menghangatkan

    "Sayang, apa kamu ingin melihat matahari terbenam?" Sean yang sengaja menyalakan alarm di jam empat untuk melihat matahari terbit sengaja membangunkan Stela.Stela mengerjap saat suara lembut tepat di telinga. Suara yang begitu amat dia hapal. Tangan Stela justru menarik tubuh Sean ke dalam pelukannya."Apa yang didapat saat matahari terbit?""Kepuasan," jawab Sean."Lalu apa lagi?" Dengan masih memejamkan matanya, Stela kembali bertanya."Sinarnya bisa menghangatkan," jawab Sean kembali."Apa berarti sama denganku?"Dahi Sean berkerut dalam. Dia tidak mengerti kenapa bisa Stela memberi pertanyaan seperti itu. Namun, akhirnya dia tahu apa yang dimaksud oleh istrinya."Iya, sama dengan kamu." Sean mendekap tubuh Stela, mencari kehangatan seperti sinar matahari. Mencari kepuasan saat melihat keindahan apa yang di hadapannya.Stela tersenyum dan perlahan membuka matanya. Semalam saat dia dipijat, tubuhnya begitu merasakan kenikmatan, hingga sampai melupakan suaminya dan meninggalkannya u

    Last Updated : 2024-07-09
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 170 Orang Tergoda

    "Kamu akan berenang juga, kenapa kesal?""Iya, tapi aku ingin menyesuaikan airnya dulu." Perlahan Stela masuk ke dalam kolam renang lebih dalam. Menyusul Sean yang sudah menenggelamkan tubuhnya ke dalam kolam renang.Stela mengambil nampak rotan berisi makanan. Dia mengambil potongan buah dengan garpu dan memasukannya ke dalam mulut. "Ternyata enak makan sambil berenang seperti ini," ucap Stela yang begitu senang.Sean hanya menggeleng. Dia merutuki dirinya sendiri yang tidak pernah mengajak Stela jalan-jalan. Dulu waktu kuliah, Stela tidak pernah mau, karena takut jika hanya pergi berdua. Namun, jika dipikir-pikir, pergi berdua pasti akan menimbulkan banyak hal. Bisa-bisa mereka melakukan sebelum menikah."Kita akan lebih banyak jalan-jalan setelah ini." Sean memang berencana akan mengajak istrinya itu jalan-jalan. Menikmati moment berdua sebelum nanti hadir anak yang pasti akan membuat mereka kesulitan untuk pergi."Kamu tidak berenang?" tanya Sean dan mendapati gelengan Stela. Dia

    Last Updated : 2024-07-09
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 171 Meminta Maaf

    Flashback"Aku mencintaimu, Se, aku melakukan semua karena aku ingin memilikimu." Air mata Olivia mengalir saat menjelaskan pada Sean.Sean yang sengaja mengajak Olivia untuk bertemu, akhirnya mendapati jawaban Olivia yang sudah dia duga sebelumnya. Dia tahu jika Olivia menyukainya, tetapi tidak menyangka jika akan senekat itu."Itu bukan cinta tetapi obsesi." Dengan Tegas itu yang diucapkan oleh Sean.Olivia menutup rapat mulutnya. Cinta dan obsesi memang berjarak sangat tipis, hingga dia tidak sadar sebenarnya dia mencintai atau sekedar obsesi."Berhentilah mengejarku. Aku mencintai Stela lebih dari apa pun, jadi aku tidak akan berpaling darinya. Carilah lelaki single yang baik untukmu."Sean pergi begitu saja. Dia sadar jika tidak ada yang harus dibicarakan. Ucapannya sudah cukup jelas dan cukup dimengerti.***"Dia mengatakan ingin meminta maaf."Suara Abi yang kembali berbicara membuat Sean tersadar dengan lamunannya yang sedang memikirkan pertemuan terakhirnya dengan Olivia."Me

    Last Updated : 2024-07-09
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 172 Meminta Tolong

    Stela tersenyum mendengar suaminya yang tampak protect padanya. Padahal dia hanya pergi ke supermarket. "Iya, aku akan menghubungi kamu nanti."Menyelesaikan sarapan, Sean melanjutkan bersiap untuk ke kantor. Sepanjang bersiap, dengan setia Stela membantunya, dan itu membuat Sean begitu senang."Aku akan jadi manja, jika kamu terus membantuku," ucap Sean. Pandangannya yang sedang menengadah membuatnya kesulitan untuk melihat istrinya."Selama aku bisa, aku akan selalu membantumu." Sebagai seorang pengangguran, dia sangat senang karena mempunyai kegiatan baru.Satu kecupan mendarat di pipi Stela. "Aku akan selalu jadi anak pertama berarti.""Tentu saja."Suasana pagi yang begitu menyenangkan membuat sepasang suami istri itu begitu bahagia. Berpamitan pada istrinya, Sean berangkat bekerja. Memulai hari dengan penuh semangat.***Mata melihat berjajar sayuran yang begitu tampak segar. Memanjakan mata saat warna hijau tampak begitu sangat cantik.Stela terus saja memilih sayuran untuk di

    Last Updated : 2024-07-09

Latest chapter

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 188 TAMAT

    "Sabar ya, rasa sakitnya nanti akan hilang jika anak kita sudah lahir." Sean mencoba menenangkan Stela. Namun, rasanya ucapannya tidak berarti apa-apa, karena Stela semakin mencengkeram erat tangannya.Sean hanya bisa pasrah saat kuku-kuku Stela menancap sempurna di tangannya. Dia merelakan itu asal bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan istrinya.Setelah semua peralatan siap. Dokter mulai memberi instruksi pada Stela untuk mengejan. "Kita mulai persalinannya, Bu, tarik napas dan buang seperti yang sudah diajarkan di kelas ibu hamil," ucap Dokter pada Stela.Stela hanya bisa mengangguk. Dia berusaha kuat dan melakukan instruksi yang diberikan oleh Dokter. Dia menarik napas dan membuangnya sambil mengejan.Mungkin ini adalah yang membuat surga di telapak kaki ibu. Sakitnya saat melahirkan benar-benar tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Tulangnya serasa remuk saat berusaha untuk mengejan. Otot-ototnya tertarik semua saat tubuh berusaha keras untuk mendorong bayi untuk keluar."

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 187 Tanda-Tanda Melahirkan

    "Mungkin aku kekenyangan." Stela tidak ingin membuat panik Sean. "Kita pulang saja," ajak Stela.Usai makan mereka akhirnya memilih pulang. Di mobil Stela merasakan kembali perutnya mulas."Kamu benar tidak apa-apa?" tanya Sean khawatir."Sepertinya aku sudah mulai ada tanda-tanda melahirkan."Mendengar ucapan Stela, Sean panik. Dia bingung harus berbuat apa. Padahal di kelas ibu hamil berkali-kali dijelaskan jika dia tidak boleh panik."Kita ke rumah sakit," ucapnya pada Stela."Tapi, masih berjarak sangat jauh rasa mulasnya, jadi aku rasa kita tunggu saja di rumah."Sebenarnya Sean merasa tidak tenang. Namun, dia menuruti keinginan istrinya, kembali ke rumah sambil menyiapkan semuanya.Di rumah Sean meminta Stela untuk duduk manis. Dia juga sudah memberitahu sang mama jika Stela sudah menunjukan tanda-tanda melahirkan. Adel yang sedang ada pertemuan dengan teman-temannya langsung meninggalkan tempat acara dan menuju ke rumah anaknya.Sean merapikan beberapa barang untuk keperluan a

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 186 Di Rumah Saja

    Di depan cermin Stela menatap dirinya. Jika kemarin acara pesta pernikahannya bertema universal, kini acara tujuh bulanan diadakan dengan adat jawa sesuai dengan permintaan mertuanya.Rambut panjang Stela disanggul seperti tradisi jawa. Stela tersenyum melihat tampilan di pantulan cermin. Terakhir kali dia semacam ini adalah saat SD di hari kartini. Semenjak remaja hingga kuliah, dia lebih memilih memakai kebaya dengan rambut yang digerai.Penata rias, terus memoles wajah Stela dengan make up tipis sesuai permintaan Stela."Apa sudah siap?" tanya Sean seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu."Sudah, Pak," jawab penata rias. Penata rias keluar dan bergantian dengan Sean yang masuk ke dalam kamar. Sean mengambil baju dengan motif yang sama dengan Stela yang di letakan di atas tempat tidur.Sean langsung mengganti bajunya untuk acara yang sebentar lagi akan dimulai. Sepanjang memakai bajunya, Sean menggerutu karena harus memakai jarik dan itu membuat dirinya kesulitan. Namun, dem

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 185 Selalu Hamil

    Tentu saja Stela mau. Dia mengangguk mendapati tawaran dari mama mertuanya. Dia ingin membayangkan kelak akan seperti apa anaknya.Adel langsung mengambil foto yang ditemukannya kemarin. Kemudian dia menunjukan pada Stela. Lembar demi lembar Adel tunjukan pada Stela dan membuat Stela benar-benar senang.Sean kecil begitu mengemaskan. Dengan pipi gembulnya Sean begitu lucu. Stela memerhatikan dengan baik semua foto. "Ini umur berapa, Ma?" Saat melihat-lihat Stela justru menemukan selipan foto Sean yang besar."Itu umur sepuluh tahun."Mendengar jawaban mertuanya, Stela mengingat jika wajah Sean yang dilihatnya pertama kali di kampus tidak berubah. Entah kenapa, Stela merasakan jika Sean masih awet muda saja."Anak kalian nanti pasti anak lebih tampan dan cantik." Adel sudah membayangkan bagaimana cucunya nanti. Perpaduan antara Stela yang cantik dan Sean yang tampan."Yang penting sehat, Ma. Mau dia mirip Stela atau Sean sama saja." Stela tidak berharap banyak. Dia hanya ingin semua s

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 184 Detak Jantung

    Sean meletakan keranjang ke lantai dan menegakkan tubuhnya. Dia memijat pinggangnya yang begitu terasa sakit. "Aku membelinya karena penjualnya adalah seorang nenek tua." Dia menjelaskan pada Sean alasan membeli semua buah manggis.Stela merasa terharu mendengar jawaban Sean. Dia langsung memeluk tubuh Sean karena merasakan senang melihat suaminya membantu nenek-nenek dengan membeli banyak buah. Padahal mungkin yang akan dimakannya tidak akan banyak.Mendapati dekapan Stela, Sean merasa heran. Dia hanya tahu jika istrinya begitu melow, gampang menangis dan gampang terharu. "Ayo makan buahnya, aku tidak mau nanti anak kita mengeluarkan air liur karena tidak buru-buru diberikan."Stela melepas dekapan Sean dan tersenyum. Sean mengambil beberapa buah dan mengajak Stela untuk duduk menikmati buah yang dibuka oleh Sean.Rasa manis dari buah manggis membuat Stela begitu senang. Dia merasa lidahnya dimanjakan dengan rasa yang sudah dia bayangkan sedari tadi.Sean merasa sangat senang karena i

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 183 Manggis

    Stela mencebikkan bibirnya karena tidak menemukan perubahan itu, dan membuat Sean yang gemas mendaratkan kecupan di pipi Stela. "Tunggulah beberapa bulan lagi, pasti kamu akan melihat perut buncitmu, dan tidak hanya itu, kamu akan mendapati pipi kamu yang juga akan gembung." Sean menjelaskan seraya menggembungkan pipinya.Melihat Sean yang menggodanya, Stela terlihat kesal. "Apa jika aku gendut kamu tidak akan suka?" Dia langsung melepas dekapan tangan Sean dan meninggalkan Sean ke tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menarik selimut.Dahi Sean berkerut diiringi dengan matanya yang membulat. Niatnya tidaklah meledek istrinya. Akan tetapi istrinya itu justru merajuk. 'Tenyata bukan hanya wanita yang datang bulan yang sensitif, tetapi ibu hamil juga sensitif,' batin Sean.Melangkah menuju ke tempat tidur, dia merangkak naik dan kembali mendekap tubuh Stela. "Sayang, bukan maksud aku begitu," bujuknya."Kamu tadi bilang begitu." Stela masih saja dengan pendiriannya. D

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 182 Pelajaran Hidup

    Stela tersenyum tipis. "Mama tetap ingat anaknya, mana mungkin dia tidak menyisihkan makanannya." Stela menambahkan lauk di piring Sean."Iya, tetapi nanti tempat aku akan di isi dengan cucunya, jadi pasti aku akan di tendang." Seraya memasukan makanan ke dalam mulut, dia menggerutu. "Mana ada orang tua akan menendang anaknya," ucap Stela tersenyum.Sean hanya tersenyum saat kalimatnya dicela istrinya sendiri. Kemudian dia melanjutkan makannya.Menyelesaikan makannya, mereka menuju ke kamar. Mengistirahatkan tubuh yang sudah seharian bekerja keras.Di atas tempat tidur, Sean meletakan kepalanya di kaki Stela, membelai perut Stela yang belum tampak besar. "Apa kamu tahu, terkadang aku tidak menyangka kita bisa sampai di sini."Mendengar ucapan Sean, Stela hanya bisa tersenyum. Dia juga memikirkan hal itu."Dulu saat kita berpacaran, semua berjalan datar. Hanya Kebahagiaan yang ada. Hingga mimpi-mimpi indah terangkai. Namun, seketika semua berubah saat kita menikah. Egoku mengalahkan ra

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 181 Hasil

    "Aku juga kurang tahu." Stela menduga jika mungkin dokter ingin melihat jika dirinya hamil atau tidak. Namun, dia tidak mau terlalu berharap, mengingat terakhir kali dia mengecek hasilnya adalah negatif.Menunggu sejenak akhirnya petugas laboratorium memberikan hasil pada Sean dan Stela. Mereka membawa hasil laboratorium pada dokter yang menanganinya.Dokter mengecek hasil laboratorium dan tersenyum. Dia mengulurkan tangan dan mengucapkan selamat pada Sean."Selamat, Pak, istri Bapak sedang hamil."Sean dan Stela saling pandang. Mereka terkejut mendengar ucapan selamat dari dokter. Karena tidak mau dokter menunggu, Sean menerima uluran tangan dokter, walaupun dengan kebingungan."Tapi, waktu itu saya sudah cek hasilnya negatif, Dok." Stela masih belum percaya dengan ucapan dokter."Kalau boleh tahu kapan waktu mengecekknya?""Dua hari setelah terlambat datang bulan, Dok." Dia mengingat jelas bagaimana dulu dia mendapati satu garis."Kandungan HCG bisa saja belum terdeteksi, jadi saat

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 180 Tes

    Melihat suaminya yang membuka pintu. Stela merasakan hal aneh. Dia bangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Sean. Dia mendekap tubuh Sean dari belakang."Kamu kenapa tiba-tiba di belakang aku?" tanya Sean yang terkejut mendapati dekapan istrinya."Sejak kapan kamu seksi seperti ini," jawab Stela. Bibir Stela menyusuri bahu Sean yang polos. Menyusuri ke leher dan membuat Sean yang tadinya tenang menjadi gelisah."Sayang, aku masih bau keringat." Sean yang merasa tidak enak pada Stela mencoba menghindar."Tapi aku suka." Stela masih terus mendaratkan kecupan di bahu dan punggung Sean dan membuat Sean semakin tidak keruan.Sean yang tidak tahan langsung berbalik. "Jangan menggodaku, karena aku tidak tega melihatmu kelelahan lagi." Mata Sean menatap dalam mata Stela memberikan isyarat tanda bahaya pada istrinya."Kalau aku bilang aku tidak lelah untuk hal yang satu ini bagaimana?" Tangan Stela membelai lembut tubuh Sean, membuat suaminya itu semakin tidak menentu."Kamu yang memulai."

DMCA.com Protection Status