Share

Bab 42 Tidak ada yang tersisa

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-19 16:00:28

“Makan”

Zara melihat malas ke arah Harry, memilih untuk diam dan kembali melamun sambil menatap langi-langi kamarnya. Dengan cepat, Harry meraih lengan Zara dan meremasnya dengan sangat kuat.

“Makan Zara”

"Kau menyakitiku, Mas."

"Aku pikir kamu sudah tidak bisa bicara" geram Harry dengan marah.

"Hanya saja aku tidak ingin berdebat denganmu.”

Harry meraih kasar rahang Zara dengan satu tangan, mendekatkannya ke wajahnya, berbisik ditelinga "Kamu harus mencerna perkataanku baik-baik. Tidak akan ada yang menyelamatkanmu Zara, Dave itu bukanlah pria yang baik, jadi jangan mengharapkan lebih terhadapnya, kamu hanya di anggap seorang pelacurya. Tidak lebih. Lihat. Dia bahkan tidak datang untuk menolongmu seperti sebelumnya"

"Biarpun dia seorang penjahat, setidaknya Dave bukan pengkhianat sepertimu" sahut Zara.

PLAK

Zara tertawa miris. "Puas kau menamparku? Kalau perlu bunuh saja aku Harry."

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 43 Kehilangan

    Harry memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper dengan gerakan canggung, sementara Zara diam memperhatikannya dari sudut kamar.Udara terasa tegang, penuh dengan rasa sakit dan kekecewaan yang tak terungkapkan. Setelah menutup koper itu dengan mantap, Harry akhirnya menoleh ke arah Zara."Terima kasih dan maaf untuk segalanya" ucapnya dengan suara yang terdengar rapuh.Zara menatap Harry tanpa ekspresi yang jelas, namun dalam matanya terpancar kekecewaan yang dalam. Dia berusaha menjaga emosinya agar tidak pecah di hadapan suaminya yang telah mengkhianatinya.Setelah Harry pergi dari kamar, Zara duduk di ujung ranjang, membiarkan dirinya merenung dalam kesendirian. Hatinya terasa hancur, tapi di tengah kehancuran itu, ada kekuatan yang membangkitkan dirinya untuk menghadapi kenyataan yang kejam.Di ruang tamu, Harry berpapasan dengan Layla dan Dion. Wajah mereka menyiratkan ekspresi yang berbeda. Layla menatap Harry dengan tatapan tajam, sedangkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 44 Entitas Layla

    Cklek..Layla menoleh pada pintu kamar yang terbuka. Zara melangkah keluar dari dalam dengan daster rumahan miliknya, matanya nampak sebam karena menangis dalam waktu lama.Melihat itu, Layla beranjak dan memeluk Zara“Jangan memendam semuanya sendiri” Bisiknya sambil mengusap punggung Zara.Tak lama pelukan itu terlepas. Layla memandang Zara dengan penuh perhatian, matanya menyelusuri wajah temannya itu, mencoba memahami segala yang terjadi. Terdapat luka-luka yang tersembunyi di balik senyum Zara, dan Layla merasa bertanggung jawab untuk itu“Gimana menurutmu Dion sekarang Lay?” Goda Zara, sekilas ada tatapan jahil dimatanyaLayla berdecak, dia tahu jika Zara hanya mengalihkan pembicaraan. Akhirnya mau tak mau Layla ikut campur saja“Dia keren. Jauh lebih baik dari yang dulu” Ucap Layla tanpa tahu jika ucapannya membuat Dion nampak salah tingkahZara yang menyadari itu terkekeh. “Ngom

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 45 Terima perasaanku

    “Habis” Zara bergumam pelan saat menuangkan tetesan terakhir dari botolnya“Udah Ra, kamu mabuk” Ucap Layla melihat kondisi Zara yang sesekali tertawa sendiri sembari cegukanZara menggeleng “Minum ini enak Lay, badanku jadi hangat dan kesedihanku menghilang” Ucapnya sambil tersenyum lebar“Kan sudah kubilang kamu sih gak percaya, lain kali aku ajak minum lagi” Sahut LaylaDion menggeleng pelan lalu melirik jam tangannya, sudah mau jam 12 malam. Dion mengambil handphone disaku celananya dan mengabari TuannyaSetelah mendapat balasan dia menatap kedua wanita didepannya “Layla” Panggil DionLayla menoleh, alisnya terangkat dengan tatapan bertanya “Kenapa?” Tanya Layla“Pulang. Aku antar kamu” Ucap DionLayla menggeleng “Aku temani Zara malam ini, kamu pulang saja” Tolak LaylaDion berdecak, dia mendekati Layla lalu berbisik dite

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 46 (21+) Apakah ini pantas?

    Warning 21+Zara membuka matanya yang terasa berat. Penglihatannya yang semula buram kini sudah jernih. Matanya menatap dada bidang Dave yang tak tertutup apapun. Tangan pria itu memeluknya erat, membuat Zara sedikit sesak.“Bahkan saat tidurpun kekuatannya masih besar” Zara bergumam pelanGerakan pelan Dave yang seperti akan membuka mata membuat Zara menutup matanya, berpura-pura tidur. Sedangkan Dave tersenyum tipis, dia tahu jika Zara hanya berpura-pura.Cup..Saat itu, Zara merasakan sesuatu yang lembut menyentuh wajahnya. Sentuhan hangat yang membuat debaran kuat dijantungnya. Ketika dia membuka mata lagi, dia menemukan Dave yang tersenyum padanya dengan lembut.“Selamat pagi, Zara” sapanya dengan suara yang lembut.Zara tersenyum balas. “Selamat pagi, Dave.”Tanpa sepatah kata pun, Dave mendekatkan bibirnya dan menciumi wajah Zara dengan lembut. Meskipun masih ada keraguan dan kebingungan di dalam dirinya, dia merasa aman dan dilindungi di samping Dave.Ngomong-ngomong, Zara masi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 47 Perasaan nyaman

    Dengan perlahan tapi pasti, Zara mulai membasahi seluruh bagian tubuhnya, dia menggosokan shower puff yang penuh dengan busa ke beberapa area tubuhnya.Bekas yang ditinggalkan Dave tidak bisa hilang walau sudah dibilas berkali-kali. Zara kini memutuskan untuk membiarkan dirinya dibawah aliran shower.Tok…tok.. tok…“Zara?” Suara Dave tak membuat Zara bergeming. Dia tetap diam, membiarkan guyuran air mengalir di tubuhnya, seakan mencoba menghapus kenangan pahit yang tertinggal.Ketukan di pintu semakin keras dan suara Dave terdengar lebih mendesak, “Zara, buka pintunya, kau sudah terlalu lama di dalam.”Zara memejamkan matanya, menarik napas dalam-dalam. Setelah beberapa detik, dia mematikan shower, meraih handuk, dan membungkus tubuhnya dengan rapi.Dengan langkah pelan, Zara membuka pintu kamar mandi. Dave berdiri di ambang pintu, wajahnya yang semula nampak panik kini berubah tegang‘Shit,

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 48 Transaksi

    Dave keluar dari rumah Zara. Sebelum itu dia membalik badan, melihat Zara yang menatap kepergiannya di depan pintu gerbang.Dave menyempatkan diri melambai sampai akhirnya dia masuk ke dalam mobil yang disupiri oleh DionBegitu melihat mobil mewah itu sudah menjauh, Zara menutup gerbang rumah kemudian masuk kembali ke dalam.Zara menuju kamarnya, ada aroma berbeda yang Zara rasakan dari sebelumnya.Aroma milik Dave yang masih terasa di udara, seperti jejak yang ditinggalkannya. Zara duduk di tepi ranjang, memandang cermin di depan yang memantulkan bayangan wajahnya yang tampak kosong.“Rumah ini kembali terasa sepi” GumamnyaDi sisi lain, di dalam mobil yang melaju, Dave duduk terdiam di kursi belakang, tangannya nampak sibuk pada sebuah ipad.Dion, sesekali melirik melalui kaca tengah, mencoba membaca ekspresi majikannya.“Dion” panggil Dave membuat Dion terkesiap“Ya Tuan”&ld

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 49 kapan kau menerimaku?

    ‘1 jam lagi aku datang, siapkan dirimu’Zara menghela napas panjang kala membaca pesan Dave. Mau tak mau Zara beranjak ke kemar mandi. Tak berselang lama Zara kembali keluar dengan handuk yang melilit tubuhnya, dia membuka lemari pakaian, mencari kira-kira baju mana yang akan dikenakannyaPilihan Zara jatuh pada sebuah dress polos satin berwarna biru tua dengan lengan panjang. Zara ingat, dulu dia membeli dress itu saat mencari pakaian kantor bersama dengan Harry, tentunya menggunakan kartu yang Dave berikan padanyaTing.. suara bell membuat Zara terkesiap, Zara dengan cepat memoleskan bedak diwajahnya lalu memoleskan lipstickDia tidak mengira jika Dave tiba lebih cepat. Zara meraih sebuah hells bertumit rendah lalu membuka pintu“Ayo” Ucap Zara sambil berusaha memasang heels bertumit rendahnyaSedangkan sang tamu yang Zara kira Dave nampak tertegun. “Ay- Mas Harry?”Zara melotot, dia terkejut melihat Harry ada didepannya, tangan pria itu nampak mengepal, wajahnya terlihat emosi terle

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 50 Romantisnya Dave

    Zara merasa aneh, dia melihat-lihat sekitar “Bukannya mall ini terlalu sepi?” Tanya Zara pada DaveJujur saja dia merasa canggung berjalan di samping Dave. Terlebih saat para pegawai pertokoan seperti menyambut kedatangan mereka“Entahlah” Jawab acuh tak acuh meskipun sebenarnya, diam-diam sudut bibirnya terangkat.Zara berhenti sejenak, matanya menatap Dave penuh curiga. “Kamu menutup mall ini kan?”Dave menoleh, mencoba menahan senyum. “Mungkin saja” jawabnya dengan nada misterius “Jika kututup kita tidak mungkin disini” SambungnyaZara menghela napas, menyadari bahwa Dave sedang merencanakan sesuatu. “Baiklah, apa yang sedang kau rencanakan?”“Tidak ada”“Dave” decak ZaraDave terkekeh, dia merangkul pinggang Zara lebih dekat “Aku hanya tidak ingin diganggu oleh orang lain” Bisiknya“Selamat datang, Tuan D

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23

Bab terbaru

  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 159 Sebuah keajaiban

    “Darling” Suara itu sontak mengagetkan Zara. Tubuhnya membatu dan sontak beberbalik. Dave sedang bersandar di pintu sambil bersedekap dada menatapnya dengan tatapan tajam mengintimidasi“D..Dave.. kamu sudah kembali?” Tanya Zara tersendat-sendatDave tidak menjawab. Sekarang, ia melangkah mendekati Zara. Zara merasa seperti penjahat yang tertangkap basahDan di sana, di ambang pintu, berdiri Dave. Wajahnya tampak tenang, tetapi matanya penuh dengan sesuatu yang tidak bisa Zara baca dengan jelas—apakah itu penyesalan, rasa bersalah, atau bahkan sesuatu yang lebih gelap?"Mencari sesuatu?" tanya Dave dengan nada yang sulit ditebak, matanya tertuju pada tumpukan foto di tangan Zara.Zara menelan ludah, merasa seluruh tubuhnya menegang. "Dave... apa maksud semua ini? Mengapa ada foto-foto ini? Siapa yang memotretku?" tanyanya dengan suara yang bergetar, menuntut jawaban.Dave melangkah lebih dekat, tetapi Zara mundur selangkah, menjaga jarak di antara mereka. Dia tidak ingin mempercayai b

  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 158 Obesesi mengerikan Dave

    ‘Kau bisa mencaritahunya sendiri dirumah itu’ Pesan terakhir yang Sylvia tinggalkan membuat Zara gelisah dan penasaranZara mempercayai Dave namun dia ingin tahu apa yang Dave sembunyikan darinya. Zara berjalan perlahan-lahan menyusuri lorong rumah besar itu menuju ruang kerja DaveZara nampak ragu sejenak sebelum dia masuk dan menatap isi ruangan itu. Zara mengigit bibir bawahnya lalu mengeluarkan sebuah kunci yang Sylvia berikan.Dalam ruang kerja Dave, terdapat sebuah pintu yang selalu terkunci rapat dan kini kunci itu ada ditangannyaCtak..Saat dia mendorong pintu itu perlahan, ruang rahasia terbuka di depannya. Ruangan itu dipenuhi oleh berkas-berkas, dokumen, dan peta besar yang tergantung di dinding. Mata Zara tertuju pada satu dokumen yang tergeletak di atas meja besar, seperti sesuatu yang sengaja dibiarkan terbuka. Tangan Zara gemetar saat dia meraih dokumen itu.Mata Zara mulai membaca, dan semakin dia membaca, semakin cepat jantungnya berdetak.Tubuh Zara membeku di tempa

  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 157 Pertengkaran Carpenter

    “Aku baru tahu jika sepupuku ini bodoh” Ucap Sylvia yang ditujukan pada DaveDave mengernyit, menatap Sylvia kesal “Apa maksudmu, Sylvia?” tanyanya, suaranya masih diliputi amarahSylvia mendesah, menyilangkan tangan di depan dada sambil menatap Dave dengan tatapan penuh penilaian. “Kau selalu memikirkan segalanya dengan begitu terencana, begitu strategis. Tapi ketika menyangkut Zara, kau benar-benar buta, Dave” katanya dengan nada tajam.“Kau menjadi lemah karena perasaan tak bergunamu itu” SambungnyaDave menahan diri untuk tidak memaki atau bahkan memukul Sylvia.Marcus, yang sedari tadi hanya menonton, tertawa kecil. “Lihatlah kau, Dave. Bahkan adik perempuanku bisa melihat betapa bodohnya kau dalam hal ini. Kau mungkin seorang pemimpin yang hebat, tapi dalam urusan hati, kau hanya seorang amatir.”Dave menoleh tajam ke arah Marcus, tetapi dia tahu bahwa Sylvia dan Marcus, meski

  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 156 Menghilangnya Erman Carpenter

    Dave tiba di markas dengan langkah cepat, pandangannya menyapu ruangan yang penuh dengan kesibukan. Anak buahnya bergerak cepat, mencoba mengendalikan situasi yang jelas sedang berada di luar kendali. Beberapa dari mereka tampak terluka, dan suasana tegang terasa di udara."Apa yang terjadi di sini?" tanya Dave dengan nada tajam, suaranya memotong kebisingan di ruangan itu. Semua orang berhenti sejenak dan menoleh ke arahnya, merasakan otoritas yang dibawa Dave ke dalam ruangan.Seorang pria dengan luka di bahu mendekati Dave, wajahnya penuh kecemasan. "Tuan Carpenter, ada penyerangan mendadak. Kami tidak tahu dari mana mereka datang, tapi serangan itu terorganisir dengan sangat baik.""Siapa yang menyerang kita?" Dave mendesak, matanya penuh dengan kemarahan yang tertahan. Dia merasa marah dan frustasi, tidak percaya bahwa markas mereka bisa diserang dengan begitu mudah.Pria itu menelan ludah, tampak ragu sejenak sebelum menjawab, "Kami masih mencari ta

  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 155 Ditinggalkan

    "Selamat, Tuan Carpenter. Istri Anda mengandung anak kembar" ucap Dokter kepada Dave yang menemani Zara saat memeriksakan kesehatan kehamilannya."Benarkah?" sahut Dave sambil menatap Zara yang duduk di sampingnya. Tatapan bahagia jelas terlihat di wajahnya"Iya, bayinya dalam kondisi sehat, tolong jaga kesehatan dan jangan mudah lelah.""Itu pasti, Dok. Aku akan menjaga istriku selalu."Zara tersipu malu saat Dave mencium pipinya di hadapan dokter itu. "Ini resep vitamin, jangan lupa diminum secara teratur" kata Dokter sambil memberikan selembar kertas pada Dave."Terima kasih, Dok." Ucap Zara. Setelahnya dia berdiri dan Dave menggandeng tangan Zara keluar ruangan itu."Setelah ini kita mau kemana, Dave?" Tanyanya"Makan malam. Kau mau makan di restoran mana?""Emm aku tidak mau di restoran mana pun."Dave mengernyit bingung. "Lalu kau mau makan dimana?"“Aku ingin kau yang masak” kata Zara sambil ter

  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 154 Berdamai dengan masa lalu

    “Luna, aku ingin menamainya Luna”Dave terdiam sejenak. Wajahnya yang semula penuh kasih dan ketenangan berubah menjadi kaku, seperti baru saja ditampar oleh kenyataan yang menyakitkan. Tangannya berhenti bergerak di atas perut Zara, dan dia menariknya perlahan, seolah-olah menyadari bahwa nama itu adalah sesuatu yang tidak pernah ingin dia dengar lagi dalam konteks ini.Nama itu, Luna, membawa banyak kenangan yang bercampur antara manis dan pahit. Luna, wanita yang pernah ia cintai, dan wanita yang harus ia relakan pergi, kini kembali menghantuinya dalam bentuk yang sama sekali tidak ia duga—sebagai nama untuk anak yang ia nantikan bersama Zara.Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk tidak memperlihatkan ketegangan yang tiba-tiba melanda dirinya. "Darling... Luna adalah nama yang sangat indah, tapi...," suaranya sedikit serak, dan dia berusaha mengumpulkan kata-kata yang tepat. "Apakah kau yakin itu nama yang kau inginkan untuk anak kita

  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 153 Nama Luna

    Dave selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan rambut masih sedikit basah. Dia mengenakan kaus sederhana dan celana panjang, terlihat lebih santai dari biasanya.Di meja makan, Zara sudah menyiapkan makan malam dengan tampilan yang rapi dan sempurna, seperti biasa. Namun, ada sesuatu yang berbeda malam itu, sesuatu yang Dave tidak langsung sadari.“Bagaimana kondisimu?” tanya Dave“Lebih baik, tadi aku emosional karena hormone kehamilan” Jawab ZaraMereka duduk berhadapan di meja makan, tetapi percakapan yang biasanya hangat dan penuh canda terasa hambar malam itu. Zara menjawab setiap pertanyaan Dave dengan singkat, dan sering kali dia hanya mengangguk tanpa benar-benar melihat Dave.Ekspresi wajahnya datar, tidak ada senyum yang biasanya menghiasi wajahnya saat mereka makan bersama. Dave merasakan dingin yang perlahan merayap di antara mereka, tetapi dia memilih untuk tidak menanyakannya saat itu, berpikir mungkin Z

  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 152 Rapuh

    Dave yang baru saja pulang dibuat kaget melihat Zara yang bersandar pada ranjang sambil menangis“Darling?” Dave memanggil lembut, suaranya penuh dengan kekhawatiran saat melihat Zara. Pikirannya langsung dipenuhi oleh seribu kekhawatiranapa yang terjadi saat dia pergi?“Apa Sylvia melakukan sesuatu padamu?” tanya DaveDave segera mendekati Zara, duduk di tepi ranjang dan meraih tangannya.“Darling, katakan, apa Sylvia yang membuatmu begini?”Zara menggeleng, kepalanya mendongak menatap Dave. Air mata bercucuran dari netra hazel itu“D..Dave..” Rintih Zara"Aku disini Darling. Katakan, apa yang terjadi padamu?” matanya berusaha mencari penjelasan di wajah istrinya.Zara mencoba menahan isakan yang masih tersisa. "Dave… kenapa kau harus pergi? Kenapa semuanya terasa begitu sulit?" suaranya terdengar putus asa.Dave merasakan hatinya tercabik-cabik meliha

  • Dibuang Suami Diperistri Tuan Presdir   Bab 151 Rahasia yang Dave sembunyikan

    "Aku tidak bisa kehilangan dia, Sylvia. Aku butuh dia... kita butuh dia" ujarnya, suaranya hampir bergetar“Kau bodoh” Ucap Sylvia, kali ini nada bicaranya terdengar sinis “Kau lemah Zara, apa kau paham itu?”Zara mengangguk pelan, dia sadar bahwa yang Sylvia ucapankan adalah kebenaran“Kau terlalu percaya padanya, terlalu mudah jatuh ke dalam perangkapnya. Seorang Carpenter bukanlah orang tulus, Zara.”“Aku menasehatimu sebagai seorang wanita” lanjut Sylvia, suaranya kini lebih lembut namun tetap tegas. Ia bersandar pada sofa, pandangannya menjelajahi sekeliling rumah. "Dave memberikanmu sangkar yang bagus" gumamnya, seakan berbicara lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Zara.Zara mengikuti pandangan Sylvia, memperhatikan setiap sudut rumah yang indah ini. Rumah yang dulu terasa seperti tempat berlindung yang aman, kini terasa seperti penjara mewah. Setiap sudutnya mengingatkannya pada kebaha

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status