Share

Pesta Yang Kacau

Penulis: Putri_Lotus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Gigi Rendra bergemelatuk mendengar ejekan Alin. Niat hati ingin memanasi mantan dengan di hari bahagianya, ternyata malah dia sendiri yang terbakar.

“Jaga mulutmu Lin!” desis Rendra.

“Jangan pernah mengancam calon istriku, dasar penjilat!” ujar Devan penuh sarkas.

Mereka juga menyalami kedua orang tua Rendra secara bergantian. Namun kata-kata pedas kembali didapat Alin dari kedua orang tua Rendra.

“Berani juga kau datang ke acara ini, Nak?” tanya ayah Rendra.

“Apa Anda berharap saya akan menangis darah ketika menyaksikan Rendra menikah dengan orang lain? Jangan mimpi!” jawab Alin angkuh.

“Sombong sekali kau sekarang, Lin. Baru juga bisa digandeng pengusaha sukses saja sudah sombong. Ingat kau itu hanya orang miskin, bisa saja Tuan Devan membuangnya setelah kebutuhannya terpenuhi. Malang sekali nasibmu,” ujar ibu Rendra pedas.

“Aku yang sombong tapi kenapa kalian yang panas? Bukankah tidak ada masalahnya dengan kalian? Atau kalian sebenarnya iri karena aku mendapatkan yang jauh l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Hadiah Yang Sesungguhnya

    Mertua Rendra terkejut dengan ucapan kasar yang dilayangkan Rendra terhadap Alin. Dia tidak menyangka menantunya sekasar itu dalam memperlakukan wanita. “Rendra, jaga ucapanmu! Jangan berlaku kasar dengan wanita!” tegur mertuanya. “Wanita tidak tahu diri seperti dia memang pantas mendapatkannya, Pa!” jawab Rendra. “Bagaimanapun sifat wanita, kamu tidak boleh berlaku kasar. Apa jangan-jangan memang seperti ini karaktermu sesungguhnya? Aku jadi ragu jika kau tidak akan bisa bersikap lembut pada putriku,” ujar mertua Rendra was-was. “Ti-tidak, Pa. Mana mungkin aku berani menyakiti dan berlaku kasar pada istriku. Aku akan memperlakukannya dengan lembut dan akan selalu meratukannya, Pa. Aku berjanji tidak akan memberinya penderitaan secuil pun," ujar Rendra merayu. Ali memutar bola matanya saat mendengar alasan Rendra. Dia yang sudah sangat hafal dengan karakter Rendra merasa jengah dengan berbagai drama yang diperlihatkan Rendra agar terlihat baik di depan orang lain. "Yang benar saj

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Menginap Di Vila

    Seluruh keluarga terkejut dengan permintaan mertua Rendra. Lelaki itu langsung bersujud di kaki mertuanya untuk meminta pengampunan.“Tidak, Pa jangan memaksaku menceraikan Fara. Aku sangat mencintainya dan aku tidak mau kehilangan Fara, Pa. Aku mohon jangan pisahkan kami,” jawab Rendra sambil terus memegang kaki mertuanya.“Tapi aku tidak mau lagi denganmu, Mas. Alin saja bisa dengan mudah kau bodohi, kau bohongi, apa lagi aku. Aku tidak mau hidup dengan lelaki pendusta dan gila selangkangan!""Tutup mulutmu, Fara. Kau sendiri juga dari awal juga sama saja dengan Rendra. Harusnya kau sendiri berkaca sebelum menyebut orang lain sebagai pendusta!" ujar paman Rendra."Hentikan perdebatan kalian. Apa kalian pikir dengan adu mulut bisa menyelesaikan masalah yang sudah terlanjur terjadi?" tanya ayah Rendra–dia melihat satu per satu orang yang ada di ruangan itu. Dia lalu memandang menantunya dengan tatapan permohonan, "tolong, Nak demi menyelamatkan nama baik keluarga jangan meminta cerai

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Kecurangan

    Alin langsung melihat sekeliling halaman belakang. Dia memindai setiap sudut halaman sebelum memberi jawaban pada Devan. “Idemu bagus juga, Mas. Tapi aku tidak yakin jika tempat ini akan cukup menampung banyaknya tamu undangan yang datang, Mas. Belum lagi akses jalan menuju ke sini sulit dijangkau atau tidak?” tanya Alin. “Kita tidak akan mengundang banyak orang. Cukup seluruh keluarga kita saja!” jawab Devan. “Lho, kenapa begitu?” tanya Alin membeo. “Aku ingin pernikahan kita menjadi sebuah privasi. Dan hanya orang-orang terdekat saja yang menyaksikan momen sakral kita,” ungkap Devan. ‘Kau tidak boleh terlalu terlena hanya karena perlakuannya yang terkadang manis padamu, Lin!’ batin Alin. Alin hanya mengangguk saja, dia pun meyakinkan dirinya untuk tidak terlalu berharap banyak pada pernikahan mereka. Karena tujuannya hanya untuk membalas dendam pada Rendra dan keluarganya. Saat mereka sedang duduk di kursi yang tersedia di halaman belakang, ponsel Devan berdering. Dia mengangk

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Tak Sempat Menghubungi

    Ayah Rendra terdiam tak berani melawan. Dia mengepalkan tangannya karena apa yang diinginkannya tidak sesuai harapan. Merasa tidak akan mendapatkan toleransi dari Devan, akhirnya ayah Rendra berinisiatif meminta ganti rugi. “Kalau begitu, Anda harus memberikan uang penalti pada kami sebagai pengganti kerugian kerja sama kita!” ujar ayah Rendra dengan lantang. “Maaf, tapi perusahaan kami tidak bisa memberikan uang penalti karena Anda sudah melanggar perjanjian yang kita buat!” ujar Devan dingin. “Memangnya apa yang sudah saya lakukan, Tuan?” tanya ayah Rendra lagi."Saya tidak tertarik bekerja sama dengan Anda," jawab Devan sekenanya. "Kurang ajar!" desis ayah Rendra.Mertua Rendra pun tidak tinggal diam, dia juga hendak mencari kejelasan tentang saham Devan yang ditarik dan kerja sama yang juga turut dibatalkan."Lalu bagaimana dengan kerja sama kita dan juga saham yang Anda tarik, Tuan? Mengapa Anda juga melakukan hal yang sama dengan perusahaan saya?" tanya mertua Devan.“Karen

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Masa Lalu bukan Masa Depan

    Alin heran dengan tingkah ibunya yang terlihat aneh hari ini. Gadis itu sampai menggelengkan kepalanya.“Ini lho Nak, Mami menemukan beberapa pasang baju bayi yang bagus banget. Kamu suka nggak? Biar Mami order ya?” ujarnya antusias.“Mi, tapi kan Alin belum menikah, Ma. Mami gimana sih? Bukannya pamali ya Mi?” tanya Alin balik.Mami menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Iya juga ya, Lin. Kamu kan belum menikah. Ya begini nih efek ingin punya cucu, sampai lupa kalau anaknya belum menikah,” ujar mami.Mereka lalu tertawa bersama. Tak berselang lama, papi pulang ke rumah. Mami menyambutnya lalu bergegas menyiapkan peralatan mandi papinya.“Kamu kapan pulangnya, Lin?” tanya papi.“Tadi pagi, Pi!” jawab Alin.Papi hanya mengangguk kemudian bergegas ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian.Setelah papinya berlalu, Alin bergegas ke kamarnya untuk memeriksa ponselnya karena sepulang dari vila dia sama sekali belum menyentuh ponselnya. Dia membuka pesan dan menemukan ada pesan dari Devan.

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Mengakuisisi Perusahaan

    Wanita itu menganga dengan jawaban Devan yang terkesan kejam untuknya. Dia merasa sangat malu karena beberapa pengunjung yang berniat makan di restoran itu kini memperhatikannya. “Van, kenapa kamu tega sekali berbicara seperti itu padaku? Bukankah dulu kita pernah saling mencintai?” ujar wanita itu sesedih mungkin.“Bukankah kenyataannya memang seperti itu? Dalam hal ini, bukankah kau jauh lebih tega membiarkanku berkubang dalam sakitnya sayatan luka yang sengaja kau torehkan di hatiku? Dengarkan aku baik-baik, aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakiti hati calon istriku secuil pun. Dan jangan pernah berpikir jika aku akan sudi kembali padamu. Karena aku tidak akan pernah mau mengulang kesalahan yang sama seperti dulu!” tegas Devan.Wanita itu tersentak, “apa bagimu aku ini adalah kesalahan, Van?” “Kau bukan hanya sekedar kesalahan, tapi kau adalah orang yang tidak pernah aku harapkan hadir di hidupku.”Wanita itu menatap Devan dengan nanar. Dia tidak menyangka jika seorang Devan

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   H-2 Masih Dalam Tugas

    Alin tertidur di ruangan pribadi Devan dengan sangat pulas. Ranjang yang terlalu nyaman membuat Alin lupa jika saat ini dia semakin terlelap dalam buaian mimpi.Saat Devan memasuki ruangan pribadinya untuk membangunkan Alin, dia terdiam sejenak sambil memperhatikan Alin yang tertidur sambil mengigau. Lelaki itu sampai menggelengkan kepalanya.“Dasar bocah,” gumamnya.Dia mendekat dan mencoba membangunkan Alin. “Lin ayo pulang, ini sudah sore!” ujar Devan sambil menggoyangkan tubuh Alin.“Jimin, peluk aku Jimin akhirnya aku bisa sedekat ini denganmu,” ujar Alin mengigau. Dia sampai berusaha meraih tubuh Devan yang tengah membangunkannya. Dia sampai memonyongkan bibirnya untuk mencium Devan.“Eh ini mulutnya kenapa monyong kayak ikan? Wah nggak benar ini harus segera di sadarkan!” gumam Devan.Dia segera membasahi tangannya dengan air dan mengusapkannya ke wajah Alin. Seketika Alin terbangun.“Lho Mas Devan mau apakan saya? Kok dekat-dekat sama saya? Mau perkosa ya?” tanya Alin sambil

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Darah Lebih Kental Daripada Air

    Ketiga kakak Alin sedikit kecewa karena di saat kedua orang tuanya sedang dalam kesulitan, tidak ada yang memberi tahukan hal ini pada mereka.“Lho, Mami dan Papi nggak kasih kabar ke kalian ya, Mbak?” tanya Alin.Mereka bertiga menggelengkan kepala. “Kalian tahu nggak Mbak? Berita kebangkrutan keluarga kita bahkan sudah menyebar di kalangan para pengusaha. Mungkin saja Mami dan Papi tidak ingin kalian itu bersedih dengan ujian yang sedang mereka jalani,” ucap Alin getir. Dia menghapus air matanya yang mengalir di pelupuk mata.“Sudahlah Dek, jangan menangis lagi, ya. Yang sudah berlalu biarkan saja. Yang terpenting sekarang perusahaan sudah kembali stabil. Sebentar lagi hari bahagia kami, Dek!” ucap kakak pertama menenangkan Alin yang mulai mengeluarkan air mata.Mereka bertiga berpelukan. Namun saat sudah melepas pelukannya, kakak kedua yang sejak tadi memendam penasaran akhirnya mencurahkannya. Dia khawatir sang adik tidak benar-benar bahagia menjalani biduk rumah tangga.“Lin,

Bab terbaru

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   The End

    Tak berselang lama, polisi dan Reno datang meringkus Rendra dan juga sepupunya. Mereka juga mengamankan preman-preman itu ke kantor polisi. Sedangkan Devan dan Alin segera pergi dari tempat itu.Sepanjang perjalanan, Devan tak tahan dengan rasa ingin tahunya. Dia segera bertanya pada sang istri mengenai keadaan sang istri saat ini."Sayang, sejak kapan ingatanmu kembali?" tanya Devan."Sejak saat putra kita menghilang, Mas. Tapi saat itu aku memutuskan untuk diam dulu sambil mengamati keadaan. Aku bergerak dalam diam dan aku sengaja mengecoh orang-orang agar mereka mengira aku masih hilang ingatan," jawab Alin."Untuk apa?" tanya Devan."Untuk mengetahui siapa saja yang hendak memanfaatkan keadaanku untuk mencari keuntungan." "Apapun itu, aku bahagia karena kamu sudah mengingat semuanya Sayang. Aku bisa lebih fokus untuk mencari keberadaan putra kita sekarang," jawab Devan dengan lega.Alin tersenyum tenang, "Mas jangan khawatir. Aku sudah tahu di mana keberadaan putra kita."Devan m

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Membebaskan Alin

    Tanpa pikir panjang, Devan langsung berlari ke dalam mencari keberadaan Alin. Dia masuk ke salah satu bilik tersebut. Akan tetapi, bilik tersebut ternyata dijaga oleh beberapa preman. Devan memancing preman tersebut untuk menjauh dari depan pintu dan berkelahi di luar.Tidak sulit mengalahkan para preman itu karena Devan sangat jago ilmu bela diri. Dalam sekejap, para preman itu langsung tumbang tak sadarkan diri. "Apa hanya segitu saja kemampuan kalian? Cih payah sekali kalian ini. Badan saja besar, tapi kemampuan nol. Ayo bangun dan serang saya. Hitung-hitung pemanasan," ejek Devan.Saat salah satu preman hendak bangun dan kembali menyerang, dalam satu pukulan saja preman tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak. Devan segera masuk ke dalam setelah memastikan seluruh preman bayaran itu tumbang. Di depan pintu, dia mengendap-endap masuk dan mendengarkan percakapan dua orang yang sedang berada di ruangan tempat Alin di sekap."Ren, menurutmu, apakah Tuan Devan akan benar-benar datan

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Duel Menyelamatkan Alin

    Setelah menempuh perjalanan laut selama lima hari, akhirnya akhirnya mereka sampai di kota A di pulau seberang. Mereka sengaja membawa bayi itu jauh dari pulau asalnya agar tidak mudah terlacak. Mereka langsung membawa bayi itu ke panti asuhan setempat. Mereka disambut baik oleh pemilik panti."Mari silakan masuk Bapak, Ibu."Setelah mereka dipersilahkan duduk dan disuguhi minuman, pemilik panti langsung bertanya maksud dan tujuan keduanya datang."Kalau boleh saya tahu, ada tujuan apakah Bapak dan Ibu datang ke sini?" "Kami ingin menitipkan bayi ini di sini, Bu," jawab Wina.Pemilik panti tersebut heran dengan sikap pasangan di depannya ini. Tega-teganya mereka hendak menitipkan bayi mungil tak berdosa itu di panti asuhan."Maaf Bapak, Ibu, tapi kenapa? Bukankah itu darah daging kalian? Apa kalian benar-benar tega meninggalkan mereka di sini?" tanya wanita setengah baya tersebut. "Bayi ini bukan anak kami, Bu. Kami menemukannya secara tidak sengaja di depan rumah kami. Jadi kami me

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Suasana Yang Semakin Tidak Kondusif

    Rendra hanya menyunggingkan senyumnya saat ibu Alin menuduhnya sebagai pelaku penculikan putra Alin. Dia terlihat santai saja dengan tuduhan yang terlontar dari mulut ibu Alin. Sedangkan Alin hanya diam saja tanpa menanggapi lelaki itu. "Atas dasar apa Anda menuduh saya dalang dibalik penculikan cucu Anda Tante? Lihatlah, Alin saja tidak banyak bicara. Kenapa Anda malah terlihat sensi sekali Tante?" tanya Rendra dengan santai."Karena Lindra adalah cucuku!" jawab ibu Alin dengan penuh emosi."Lin, kenapa dari tadi kamu diam saja? Apa kamu tidak merasa kehilangan bayimu? Atau kamu malah senang jika bayimu tidak ditemukan?" tanya Rendra pada Alin."Sebenarnya Anda ini siapa? Saya perhatikan sejak tadi Anda selalu membicarakan hal yang berbau provokasi," jawab Alin dengan tenang."Lin, aku Rendra, Lin. Orang yang pernah ada di hatimu. Tidak mungkin kamu lupa denganku, kan?" "Apa maksudnya kalau kamu pernah ada di hatiku? Dan sebenarnya, apa tujuanmu datang ke sini? Aku sungguh tidak me

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Kabur ke Pelabuhan

    Wina tampak berpikir sejenak dengan gagasan yang disampaikan lelaki itu."Baiklah, kita harus bergerak cepat malam ini juga," kata Wina."Apa? Malam ini? Apa kau sudah gila? Tidak mungkin kita jalan malam ini. Apa kamu nggak kelelahan dengan pertempuran kita tadi? Apa kamu nggak mau mengulanginya lagi?" tanya lelaki itu—menaik turunkan alisnya."Kita tidak punya banyak waktu, Tuan Tama yang terhormat. Kalau kita menunda-nunda, mereka pasti akan menemukan dan menangkap kita," ucap Wina penuh penekanan."Sepertinya kau sangat takut sekali dengan si Devan itu ya?" tanya lelaki itu."Bagaimana aku tidak takut? Aku pernah menjalin hubungan dengannya, sudah pasti aku tahu bagaimana watak Devan. Kau sendiri saudaranya tapi malah tidak memahami bagaimana karakter saudaramu sendiri," ujar Wina meremehkan."Aku memang tidak tahu banyak tentang kehidupan Devan karena aku jarang bertemu dengannya. Aku juga sangat jarang berinteraksi dengannya selama ini karena aku sering berada di luar negeri. Wa

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Penculikan Anak Alin

    "Sialan, siapa kau? Berani-beraninya mengancam ku!" sentak lelaki itu."Kau tidak perlu tahu siapa aku, cukup kau dengarkan saja perintahku. Jangan pernah mengusik keluarga Alin atau kau akan menyesal."Setelah mengatakan itu, penelepon itu memutuskan panggilan secara sepihak. "Siapa yang menelepon?" tanya wanita itu."Nomor tidak jelas. Berani-beraninya dia mengancam ku agar tidak mengganggu Devan dan Alin.""Kurang ajar, sepertinya mereka mengutus mata-mata untuk mengawasi kita," jawab wanita itu."Aku tidak yakin, tapi sepertinya orang itu bukan suruhan Devan. Lelaki itu tidak mungkin bisa mengendus gerak gerik kita. Kita harus berhati-hati, jangan melakukan hal yang bisa membuat mereka curiga dan kedok kita terbongkar," kata orang itu.***Sedangkan di sisi lain, Rendra dan sepupunya saat ini sedang mencari informasi tentang Alin."Bagaimana? Apa kamu sudah mendapatkan informasi?" tanya sepupu Rendra."Alin sudah melahirkan, tapi sekarang penjagaan semakin diperketat. Sangat suli

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Aqiqah

    Hari demi hari mereka lalui dengan sukacita. Devan juga sudah mulai beraktivitas di luar rumah. Dia yang berpikir semua sudah aman mulai lengah dari penjagaan. Lelaki itu tidak menyadari jika bahaya sedang mengintai keluarga kecil mereka. Hari ini, dia harus berangkat ke Surabaya karena salah satu klien berpengaruh meminta mengadakan pertemuan dengan Devan secara langsung di Surabaya."Tidak apa-apa Mas, berangkatlah. Aku bisa menjaga diri dan anak kita," kata Alin meyakinkan Devan."Kalau ada apa-apa segera hubungi Mas. Mas sudah mengabari Mami agar ke sini menemanimu," kata Devan.Lelaki itu mengecup kening sang istri dengan penuh cinta sebelum meninggalkannya pergi ke Surabaya."Jagoan Daddy baik-baik di rumah sama Mommy ya. Jangan nakal dan jangan rewel, kasihan Mommy. Daddy tinggal sebentar ke Surabaya," ucap Devan pada bayi mungil itu.Dengan berat hati, Devan meninggalkan mereka. Bertepatan dengan itu, hari ini baby sitter yang di rekomendasikan oleh salah satu saudara Devan d

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Pulang ke Rumah

    Devan langsung menuju ruang perawatan bayi untuk memastikan keadaan sang anak. Setelahnya, lelaki itu langsung memanggil seluruh suster, dokter dan pihak keamanan yang bertugas menjaga sang anak. Sang kakak pun tidak mengira jika mereka lalai. “Apa saja pekerjaan kalian? Menjaga bayi saja kalian tidak becus. Untung saja anakku tidak hilang,” kata Devan marah. “Ampuni kami, Tuan, kami lalai menjaga bayi Tuan. Tadi ada seseorang yang menyamar sebagai suster hendak masuk ke ruangan Tuan kecil. Kami kira, dia memang benar-benar suster yang hendak memeriksa Tuan kecil. Tapi ternyata dia hendak membawa kabur Tuan kecil. Andai kami tahu dari awal, kami pasti tidak akan membiarkannya membawa Tuan kecil, Tuan. Ampuni kami,” ucap penjaga dengan gemetar. Devan mengangguk, “ya sudah tidak apa-apa. Jangan diulangi lagi, dan aku ingin kalian perketat keamanan di sini. Aku tidak mau hal seperti ini terulang kembali,” kata Devan.Setelah mengatakan hal itu, Devan langsung pergi meninggalkan mereka

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Percobaan Penculikan

    Sang sepupu sangat menyayangkan sikap Rendra yang cenderung lembek. Wanita itu sangat dendam dengan Alin dan juga sang suami karena gara-gara mereka kini dia kehilangan pekerjaannya."Ndra, kamu itu laki-laki jangan lembek seperti ini. Apa kamu nggak kasihan sama kedua orang tua kamu? Apa kamu nggak mikirin mereka juga?" Rendra tampak terdiam dan menimbang-nimbang. Sedangkan sang sepupu terus saja meracuni pikiran Rendra agar mau bekerja sama dengannya."Apa kamu tidak sakit hati melihat kebahagiaan Alin di sana, sedangkan kamu di sini menderita? Lihatlah, mereka tertawa di atas kesedihan dan penderitaanmu. Pikirkan itu baik-baik," ujar sang sepupu sebelum berlalu pergi."Tunggu, apa ada yang bisa menjamin keamanan dan keselamatan kita jika kita kembali membuat ulah dan mengusik keluarga mereka? Kau tentu belum lupa kan bagaimana manusia-manusia itu menyingkirkan mu dari perusahaan? Bagi mereka, melenyapkan orang seperti kita bukanlah hal yang sulit dilakukan. Apalagi kita tidak puny

DMCA.com Protection Status