Beranda / CEO / Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan / BAB 121 : Mengunjungi Kantor Brahmana

Share

BAB 121 : Mengunjungi Kantor Brahmana

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Brahmana menatap layar tanam berukuran besar di dinding ruang kerjanya.

Beberapa orang tampak di layar tersebut secara tersekat. Satu pria paruh baya berkaca mata dengan rambut berwarna kemerahan, tengah berbicara --dalam bahasa Inggris.

Secara bergiliran satu per satu orang-orang dalam layar tersebut berbicara.

“Tuan.” Fathan menegur Brahmana pelan. Tangannya baru menekan tombol ‘mute’ atau tombol diam pada satu konsol di atas meja.

“Mr. Waverly menunggu tanggapan Anda,” ujar Fathan mengingatkan.

“Hm.” Brahmana menurunkan pandangan sesaat, lalu mengangguk pada Fathan.

Fathan lalu melepas tombol ‘mute’ tadi kemudian Brahmana memulai bicara.

“So.. I get your point, Mr. Waverly. Getting proper measurements to couple agreements which lagged …” (Jadi.. Saya paham maksud Anda, Tuan Waverly. Mendapatkan tolak ukur yang tepat untuk beberapa perjanjian yang tertinggal…)

Fathan mengembus napas lega.

Ia sungguh lega bisa melihat Sang CEO masih bisa menangkap apa yang telah disampaikan oleh bebe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Susi Yulianti
dhiya kaya punya mksud terselubung deh.. ini pasti slah satu dramanya kaya pas aruna nganterin k apartemennya
goodnovel comment avatar
Joy
ternyata ada 1 bab lagi toh.. tunben ada jedanya... 'mngat thorr lnjut crita serunya
goodnovel comment avatar
Shelly Sheldon
nah...nah... mulai terkuak siapa diya, kayanya nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 122 : Terbuka Untukmu

    “Ru..na?”Tak kalah kaget, Aruna pun terpaku melihat orang yang tadi berseru marah dan menutup pintu ruang CEO dengan kasar.“Diya? Kenapa bisa ada di sini?”Orang itu --Ardiya langsung meraih sebelah tangan Aruna dan menariknya.“Tunggu, Diya..”“Lepaskan tanganmu darinya!” Seruan lain terdengar lantang dari arah belakang Aruna.Kepala Aruna berpaling cepat ke belakang dan mendapati Brahmana yang berdiri di ambang pintu dengan mata menyorot tajam pada Ardiya.“Agha..”“Saya bilang, lepaskan tanganmu darinya!” Brahmana berseru lagi, dengan derap cepatnya menghampiri Ardiya dan mengempas pegangan Ardiya pada tangan Aruna.“Runa… ikut aku,” pinta Ardiya tanpa menghiraukan netra Brahmana yang berkilat dan menatap tajam padanya.Andai tatapan itu adalah pedang, mungkin Ardiya akan terkoyak sekian kali oleh tatapan itu.De

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 123 : Mengetahuinya

    “Bagaimana bisa wanita itu datang ke kantornya?” Joe mengerutkan kening tak percaya.“Oh ayolah! Itu bisa terjadi jika benar mereka sedekat itu,” jawab Ardiya.“Dan jika kau tahu itu, mengapa kau gegabah ke sana? Wanita itu pasti kini tahu hubungan kalian!”“Itu kecelakaan.” Ardiya mendesah lalu menyalakan sebatang rokok.“Yeah,” keluh Joe. “Kau kelepasan mendatangi Brahmana begitu saja.”“Dia nyaris menggagalkan rencanaku, God dammit!” sentak Ardiya lalu melempar kesal rokok di tangannya yang baru satu kali ia isap.“Ya. Siapa menyangka Harsa Karya dan Dala Dwitama mengalami nasib seperti itu. Lalu pembekuan semua aset itu. Terutama salah satu yang menjadi sumber perputaran dana kita,” Joe menggelengkan kepalanya.“Otak pria itu memang mengerikan,” ujarnya lagi menambahkan.Ardiya terdiam. Ia terlihat berpikir keras.

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 124 : Ardiya Dan Masa Lalu

    “Kenapa tidak kau mengatakan apapun pada kami bahwa kau pulang, Kev?” Harsa bertanya keras pada Ardiya.“Mama sudah tahu,” jawab Ardiya sambil berlalu, melewati Harsa untuk naik ke kamarnya di lantai dua.“Kevin!!” bentak Harsa.“Apa sih Pa? Gak perlu bentak-bentak gitu sama Kevin. Biarkan dia istirahat dulu.” Melissa yang muncul dari arah pantri, mengingatkan Harsa.“Kamu juga!” Harsa berbalik pada Melissa. “Sudah tahu anakmu pulang, kenapa tidak bicara apa-apa? Bagaimana jika Brahmana tahu anak ini di sini?”“’Anak ini’? ‘Anakmu’? Seolah-olah Kevin hasilku sendiri. Dia itu anakmu juga, Pa!” Melissa melotot. “Kenapa kita harus takut sama Brahmana? Inilah, mama gak ngomong sama papa karena papa pasti menyalahkan Kevin!”“Brahmana mengirim Kevin ke Boston untuk belajar berbisnis! Jika ia pulang tanpa sepengetahuan Brah

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 125 : Renungan Erwin

    Dan karena itu pula, Ardiya ingin memberikan bukti cintanya yang paling besar, adalah memberikan kesempatan Cleo untuk senyuman yang sama.Meski sekalipun, senyuman itu berasal dari Brahmana.Tidak satu kali pun Brahmana melirik Cleo. Bahkan dengan kejam, menolak tegas semua ajakan dan tawaran Cleo.“Siapa kamu dengan tega melukai hati gadis sebaik Cleo?!” Ardiya menyentak marah pada Brahmana. Tangannya mendorong bahu Brahmana dengan kasar.Ia mendatangi Brahmana di ruang perpustakaan, kala mendapati Cleo yang menangis setelah ajakannya ditolak mentah-mentah oleh Brahmana.“Jika kamu menyukainya, kenapa tidak kamu saja yang mengencaninya?” ujar Brahmana datar.“Brengsek kamu!” Ardiya melayangkan pukulan ke arah wajah Brahmana.Namun dengan gesit, Brahmana menghindari pukulan itu lalu menangkap tangan Ardiya dan memutar tubuh adik sepupunya itu hingga Ardiya mengerang kesakitan.“Jangan

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 126 : Dananjaya VS Brahmana

    “Apa?” Brahmana menghentikan kegiatannya melakukan pengecekan berkas di atas meja dan menatap tajam Fathan. “Maaf Tuan, tapi semua schedule besok dikosongkan atas permintaan Tuan Besar.” “Besok penandatanganan MoU dengan Mr. Harun dan kamu tahu seperti apa beliau. Kerjasama itu bisa saja dibatalkan olehnya jika kita merubah jadwal yang disepakati besok.” Fathan meringis. “Memang sudah dibatalkan, Tuan. Asisten tuan Harun telah mengirim email-nya.” “Apa?” “Maaf Tuan. Tuan Besar mengatakan tidak apa-apa kehilangan kerjasama dengan Tuan Harun, karena beliau sendiri yang membatalkannya.” “What the–” Brahmana beralih pada layar PC-nya dan mengecek kotak email. Dan benar saja, email dari perusahaan besar di Malaysia itu masuk dan memberitahukan membatalkan kerjasama mereka. “Apa yang Kakek lakukan.. Proyek dengan Harun ini bernilai besar…” desis Brahmana dengan raut wajah kesal. Cukup sulit baginya untuk menggaet perusahaan milik Tuan Harun itu dalam satu proyek bersama di negara in

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 127 : Dananjaya VS Brahmana 2

    “Kakek--”“Aku benar kan?” Mata Dananjaya Tua memicing beberapa saat, lalu ia mendengkus sinis mendapati Brahmana yang tidak kuasa menjawab dirinya.Ia beralih menuju sofa santai yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.“Sudah bukan waktunya kamu bermain-main dan bersenang-senang, Bram.” Dananjaya mengempas tubuhnya di atas sofa dan mulai berbicara panjang.“Saya tidak pernah bermain-main, Kek. Kakek sangat mengetahui itu.”Dananjaya melirik Brahmana yang masih berdiri di tempat semula. “Kalau begitu, laksanakan perintah Kakek. Kita akan melamar ke keluarga Robert minggu depan. Kamu tidak bisa sembarang mengambil pasangan yang tidak jelas asal-usulnya. Apa kata orang nanti?”Brahmana mengeratkan rahang lalu berjalan mendekat ke arah kakeknya duduk. “Saya sudah mengatakannya pada kakek. Saya tidak bisa menikah dengan Katrina. Saya--”“Kakek tahu, bahwa kamu in

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 128 : Ayah Dan Anak

    “Terima kasih kau masih mau menemuiku, Runa.”Aruna menatap wajah pria yang cukup rupawan itu di hadapannya. Ia akhirnya menemui Ardiya di suatu cafe Minggu hari ini.Setelah negosiasi yang hampir alot dengan Brahmana, Aruna diizinkan bertemu dengan Ardiya tanpa ditemani Brahmana ataupun tanpa diantar supir Brahmana.“Diya… Kamu pikir aku itu teman macam apa, yang langsung memutuskan hubungan pertemanan hanya karena hal sepele?”Ardiya mengangkat wajah dan menatap manik kecoklatan milik Aruna. “Kau benar-benar tidak menganggap ini hal besar?”Gelengan kepala diberikan Aruna sebagai jawaban. “Meskipun demikian, kamu berhutang penjelasan padaku, Diya. Aku bahkan tidak tahu, apakah nama Ardiya bahkan nama aslimu.” Aruna mencebik.Ardiya melipat bibir dan menunduk kembali. “Namaku Kevin Ardi Dananjaya. Ardiya berasal dari Ardi Dananjaya yang aku singkat.”“Kenapa kam

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 129 : Membuktikan Sendiri

    “Apa yang kamu lamunkan, Kev?” Joe bertanya saat mereka berdua berada dalam mobil milik Ardiya. Joe yang menyetir, telah mematikan mesin mobil sejak tadi namun Ardiya terlihat asyik memandang ke luar jendela. Ardiya hanya menggeleng cepat lalu membuka pintu mobilnya. “Ayo,” tukasnya singkat pada Joe. Joe mengangkat bahu lalu berjalan menyusul Ardiya yang telah lebih dulu masuk ke sebuah rumah di pinggiran kota. Ardiya mengetuk pintu, tak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampilkan satu sosok lelaki bertubuh tinggi tegap. Laki-laki itu bergeser ke sisi untuk memberikan jalan bagi Ardiya dan Joe masuk ke dalam. “Sedang apa dia?” tanya Ardiya pada laki-laki itu. “Ada di kamarnya, Bos. Terkunci seperti yang diperintahkan,” jawab laki-laki itu. Ia ikut berjalan di belakang Ardiya menuju satu ruangan di lantai dua. Laki-laki itu kemudian mendahului Ardiya untuk membukakan pintu bagi Ardiya dan Joe masuk ke dalam ruangan yang serupa kamar itu. Begitu pintu terbuka dan Ardiya mel

Bab terbaru

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 3

    Fathan membuka pintu apartemen dengan perlahan, menghela napas panjang setelah hari yang cukup melelahkan.Matahari sudah tenggelam, dan hanya lampu-lampu kecil di sudut ruangan yang menyinari apartemen.Dia mengharapkan sambutan hangat dari Shanti, seperti biasanya. Namun, saat masuk ke dalam, Fathan langsung merasakan sesuatu yang memang berbeda malam itu.Shanti berdiri di tengah ruangan, kedua tangannya bersilang di dada, dan wajahnya menunjukkan ekspresi tegang namun dingin.Tatapannya menusuk, seolah-olah dia sudah lama menunggu kedatangan Fathan hanya untuk menghujaninya dengan kekesalan.Fathan mengerutkan alis, merasa ada yang tidak beres.“Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat seram, seperti orang marah?” Fathan mencoba menggoda.Shanti menatap Fathan dengan tajam, tidak langsung menjawab. Seolah-olah sedang berusaha menahan diri untuk tidak meledak. “Bukankah kau bilang ada yang ingin kau bicarakan? Dan kau bilang sebentar lagi pulang. Tapi larut malam begini, kau baru pulang.”F

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 2

    Pagi itu, sinar matahari menyelinap melalui tirai apartemen yang belum sepenuhnya tertutup, menerangi ruangan yang tertata rapi.Shanti baru saja selesai sarapan dan memutuskan untuk membersihkan apartemen yang ia tinggali bersama Fathan.Setelah beberapa bulan tinggal bersama, Shanti sudah mulai terbiasa dengan ritme hidup baru ini, meskipun ada kalanya dia masih merasa canggung. Namun, pagi ini, ada perasaan aneh yang merambat di hatinya, membuatnya gelisah tanpa alasan yang jelas.Shanti mengenakan kaus longgar dan celana pendek, rambutnya diikat ke atas, siap untuk menjalani hari dengan membersihkan apartemen.Ia memulai dari dapur, kemudian ruang tamu, dan akhirnya tiba di kamar tidur mereka. Tempat tidur masih berantakan dengan selimut dan bantal yang berserakan —tanda bahwa kegiatan yang cukup dahsyat terjadi tadi malam.Saat sedang merapikan selimut, matanya tertuju pada lantai berkarpet di bawah ranjang mereka. Satu benda asing menangkap perhatiannya.Shanti membungkuk lalu me

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 1

    Pagi itu, sinar matahari menyelimuti Pantai Senggigi di Lombok dengan kehangatan yang lembut.Angin laut yang sejuk berembus pelan, membawa aroma asin yang khas. Langit biru membentang tanpa cela, sementara ombak kecil yang tenang menyapu lembut pasir putih di tepi pantai. Pemandangan yang begitu indah dan syahdu, seolah-olah surga kecil di bumi ini diciptakan khusus untuk mereka.Fathan dan Shanti berjalan beriringan di sepanjang pantai, kaki mereka tenggelam dalam pasir yang terasa basah juga hangat.Fathan mengenakan kemeja linen putih yang dibiarkan setengah terbuka, memperlihatkan dada bidangnya yang terbakar matahari. Ia tidak lagi mengenakan kacamata palsu-nya, namun manik abu-abunya tetap tertutup oleh kontak lens berwarna hitam.Sementara itu, Shanti mengenakan gaun pantai berwarna pastel yang melambai ringan tertiup angin, memperlihatkan sosoknya yang tidak seperti biasa --anggun dan santai."Mungkin kita harus pindah ke sini," ujar Fathan tiba-tiba, suaranya sedikit serak k

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 101 : Kisah Bahagia Mereka

    Kemeriahan begitu tampak di bangunan mewah nan megah Brahmana dan Aruna. Setiap sudut ruangan di lantai dasar dihiasi begitu cantik dan indah. Halaman samping juga terbentang tenda indah dengan tema kanak-kanak berwarna biru. Warna yang menjadi dominan ciri untuk kehadiran anak lelaki. Meja-meja bundar tersebar di halaman samping, dengan penataan hampir mirip saat Brahmana mengadakan pesta reuni untuk Aruna, kali ini tentu ditata lebih sempurna dan megah. Karena hari ini adalah pesta menyambut kelahiran putra penerus Dananjaya Group. “Ah, welcome Mr. Othman!” Brahmana menyambut kedatangan sepasang suami istri yang tentu saja ia ingat dengan sangat baik. Itu adalah Tuan Othman beserta istrinya, Nyonya Ariyah yang terbang dari Australia untuk memenuhi undangan dan melihat serta turut mendoakan bayi mungil Aruna. Tentu saja Ariyah sangat antusias tatkala mendengar kabar Aruna yang telah melahirkan. Sejak tragedi tempo hari itu, Ariyah dan Aruna menjadi cukup dekat, meski hanya berko

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 100 : Sesi Sparring Spesial

    Dhuaagg!Dhaagg!!Samsak itu bergoyang dan mengayun menjauh, menandakan pukulan dan tendangan yang dihantamkan, memiliki kekuatan yang serius.Fathan melompat sembari melakukan tendangan berputar.Dhuaagg!Samsak setinggi seratus lima puluh senti itu mengayun lagi. Dengan samsak setinggi itu, memiliki bobot sekitar empat puluh lima sampai lima puluh lima kilogram. Dan benda berbobot puluhan kilogram itu mengayun cukup jauh.Shanti yang tiba di ruang latihan, terpaku di balik pintu ganda dengan aksen kaca bagian tengahnya, sehingga ia bisa menyaksikan apa yang dilakukan pria yang telah menjadi suaminya itu, sejak beberapa menit lalu.“Keren…” desis Shanti dengan mata menyorot takjub.Ia jelas tahu, seberapa berat samsak dan betapa sulitnya untuk membuat benda berlapis kain oxford tersebut untuk mengayun sejauh itu.Dengan perlahan dan diam-diam, Shanti mengendap-endap mendekati Fathan yang terlihat fokus dan serius dengan samsak di hadapannya.Sebisa mungkin ia mengambil jalur yang tida

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 99 : Ingin Disentuh Tapi Takut

    “Apa beneran mereka ditinggal berdua, gak apa-apa?” Shanti masih terus bertanya pada Fathan sebelum ia akhirnya benar-benar masuk ke dalam mobil. Kepalanya masih menoleh ke arah bangunan megah kediaman Aruna dan Brahmana. Ia sungguh merasa khawatir akan terjadi keributan lagi antara Aruna dan Brahmana yang dipicu oleh kehadiran Mike di sana. “Cemas sekali?” Fathan terkekeh. Ia telah duduk di balik kemudi dan menyalakan mesin. “Gimana ngga cemas! Gegara keributan oleh Mike itu kan, terakhir Runa sama pak CEO hilang akal sehat, yang berimbas gue ikutan melancong ke negara tetangga dengan terpaksa!” Shanti merengut. Bahunya sedikit bergidik. Ia masih ingat betul, saat dirinya diikat bersama Aruna, lalu hampir mengalami pelecehan dan rudapaksa. “Chill out, Baby Doll…” Fathan mengulurkan tangan kiri dan mengelus kepala istrinya itu. “Baby Doll apaan!” Shanti mendelik sebal pada Fathan, namun suaminya itu malah tertawa. “Aku tidak akan membiarkan apapun atau siapapun menyentuh, apala

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 98 : Ayah Baby

    “Hai Babe!” Mike tersenyum lebar saat matanya tertuju pada Aruna yang duduk bersandar pada tumpukan bantal besar. “Siapa yang mengizinkan dia masuk?” desis Brahmana. Rahangnya terlihat mengeras, bersamaan gigi yang terkatup dan bergemeletuk. “Bukankah kau sendiri yang mempersilakan aku masuk? Pengawal Aruna tadi mengatakannya. Apa kau akan menjilat ludahmu sendiri?” Pria bule itu mengerling santai. “Kau!” “Sayangku… Agha…” Aruna di sisi Brahmana, berbisik mengingatkan. Ia lalu beralih pada teman bulenya itu. “Mike, masuklah.” Mike lalu melangkah masuk. Tubuh tingginya tegap bergerak mendekat dengan sebelah tangan memegang karangan bunga mawar begitu besar. “Congrat, Dear. Sudah menjadi seorang ibu…” Mike merentangkan tangan dan membungkuk, hendak memeluk Aruna, namun tangan kokoh Brahmana dengan sigap menahan tubuh pria bule itu dan mendorongnya menjauh. “Heyy! Easy man!” protes Mike dengan lirikan sewot pada Brahmana. “Mike, please. Hargai suamiku,” cetus Aruna. Kalimat pendek

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 97 : Dendam Terbalaskan

    “Tarik napas, Nyonya… Jangan dulu mengejan!”Instruksi dari dokter terdengar tenang dan lantang, namun Aruna bagai tidak bisa mencerna semua kata-kata itu.Tubuhnya terasa remuk dan seakan ditarik dari dalam. Suatu ‘ajakan’ memintanya untuk mengejan dan itu tidak bisa ditolak Aruna. “Arrrghh!!”“Jangan angkat pinggul Anda, Nyonya!”“Mengapa begitu banyak larangan!” Kali ini Brahmana yang mengomel. Ia sudah ikut berkeringat dan bermandi peluh. Kedua tangannya berada di bahu Aruna, sedikit lebih ke depan.“Kalau berposisi begini, Nyonya akan mengalami robek yang cukup panjang, Pak.” Dokter itu menjawab omelan Brahmana.“Ro-robek?” Brahmana seketika menganga. Tubuhnya bergidik ngeri, tidak sanggup membayangkan daerah sensitif itu terluka, apalagi sampai mengalami robekan.“Arrghh!” Aruna mengejan lagi.“Sa-sayang… dengarkan apa kata dokter. Turunkan pantatmu, jangan diangkat..” pinta Brahmana gugup. Tanpa sadar, ia menekan kuat tangannya yang berada di pundak agak depan Aruna.“Kau mau m

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 96 : Chaos Ruang Persalinan

    Kegaduhan benar-benar terjadi di Rumah Sakit ternama di ibukota siang hari itu.Mungkin bagi Rumah Sakit tersebut, hari ini adalah kejadian membuat ricuh dan paling menegangkan yang pernah mereka alami selama berpuluh-puluh tahun beroperasi.Satu lantai dipenuhi orang.Bukan pengunjung, namun tim pengawal dan keluarga serta teman Aruna yang memadati koridor menuju ruang persalinan.Bahkan kondisi seperti itu, belum termasuk Dananjaya Tua dan segenap pengawalannya.Sesepuh Dananjaya Group yang memiliki status prestisius yang sangat tinggi itu baru datang.Tak terkira para perawat, pegawai juga pengunjung lain Rumah Sakit tersebut dibuat bingung dengan ‘keramaian’ yang menampak di siang hari tersebut.Satu lantai, nyaris terisolasi karena dijaga oleh sederet tim pengaman dari Dananjaya Group.Tantri yang baru saja pulang ke kediaman Brahmana dari pesta Shanti, segera berbalik kembali dan datang ke Rumah Sakit dengan kehebohan khas ibu kandung Brahmana itu.“Dimana Sayangku? Cintaku? Di m

DMCA.com Protection Status