Home / Romansa / Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya / Bab 159 - Setelah Titik Balik

Share

Bab 159 - Setelah Titik Balik

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
....

Arley masuk kembali ke dalam ruangan setelah ia berpisah dengan Richard yang sekali lagi izin untuk membawa mobilnya pulang sementara waktu.

Ia kembali ke dalam dan melihat Prims yang berbincang berbisik-bisik dengan Lucia.

Arley mendengar, “Nona setelah ini istirahatlah, aku dan Jay akan pulang. Kami akan datang besok lagi.”

“Iya, Lucia.”

Melihat itu ... Arley tahu bahwa Prims nyaman dekat dengan Lucia.

“Pak Tom dan Nyonya Katie bilang kalau malam hari ini mereka tidak bisa datang, Pak Arley,” kata Jayden. “Aku sudah beri tahukan ke Nona Primrose barusan. Mereka akan datang besok,” lanjutnya.

“Iya, Jay. Tidak apa-apa. Nanti aku akan hubungi papa biar besok datang ke rumah sakit sekalian memeriksakan kakinya yang terkilir itu.”

“Pak Arley bisa jaga malam di sini sendiri sama Nona?” tanya Jayden sembari memiringkan kepalanya sekilas ke kiri dengan seberkas rasa ragu.

“Iya, kenapa memangnya?”

“Mintalah bu Jodie untuk datang dan membantu kalian kalau kewalahan. Atau ambilla
Almiftiafay

akaaak terima kasih sudah membaca ya jangan lupa baca juga buku saya yang berjudul TUAN JAKE NYONYA LAURA INGIN BERCERAI ❤️

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Astaga,...Arley itu asi bwt babynx bkan bwt bpknx,...heheheeee aish Arley mesumnx mkin aneh2 iiiihhh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 160 - Makhluk Kecil Milik Kita

    Jika tidak ingat Prims sedang berada di dalam kamar tempat di mana anak-anaknya baru saja tertidur dengan lelap, ia bisa berteriak dan memukuli Arley. Dengar 'kan apa yang baru saja dia bilang? Dia bawa pompa katanya? Bibirnya itu? Kadang-kadang ... Prims bahkan lupa jika ia memiliki suami, seorang pria dewasa berdarah panas yang baru sekali jatuh cinta seumur hidupnya. Dan itu pada Prims. Baik, Prims memang suka. Tetapi lihat saja apa yang ia lakukan di saat yang bisa dibilang sedikit genting seperti ini! Prims turun dari ranjang, melewati Arley yang mengekor di belakangnya dengan polos. Melihat Prims memeriksa tas yang semalam diantar oleh Wil, berisi pakaian miliknya dan juga pakaian untuk si kembar selama mereka berada di rumah sakit. "Ada, ini sudah disiapkan sama Bu Jodie ternyata." Prims mengambil benda yang ia sebut sebagai pompa asi itu keluar dari dalam tas. Membawanya kembali ke ranjang, kali ini ... Arley tidak hanya diam saja dengan wajahnya yang polos, tetapi m

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 161 - Harus Dengan Cara Apa Lagi Aku Mencintaimu?

    .... Lewat pukul sebelas malam saat Arley terjaga dari tidurnya yang tadi terpejam matanya secara sembarangan di sofa. Tepat saat ia membuka matanya, ia bisa melihat seorang wanita berdiri di dekat box bayi anak gadisnya dan menggendongnya, lengkap dengan tangannya yang membawa botol susu untuknya. Arley tak bisa membendung senyumnya saat tahu itu adalah Katie, ibunya. Benar, Katie bilang ia ingin menginap di sini untuk menjaga Prims dan si kembar karena sejak mereka lahir Katie sibuk dengan Tom dan kakinya yang tengah terkilir. “Mama,” panggil Arley membuat Katie yang tadinya menimang Rose menoleh pada anak lelakinya itu dengan cepat. “Kenapa bangun?” tanya Katie, kedua alisnya terangkat menerpa mata Arley yang masih setengah terbuka. “Rose bangun?” tanya Arley balik. “Iya.” “Sudah dari tadi?” “Sudah.Tapi jangan bangunkan istrimu, dia baru sebentar tidur stelah menyusi Rhys.” Arley mengangguk, tak bisa menahan senyumnya dan bangun mendekat pada Katie. Turut memandangi anak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 162 - I Know, Baby

    Karena ia hanya terfokus pada anak-anak dan hari perkiraan lahir mereka, Prims bahkan lupa bahwa bulan ini adalah bulan kelahirannya. Yang artinya, untuk hari ke depannya setelah tahun ini, dalam satu bulan akan ada dua perayaan ulang tahun. Ulang tahun si kembar, dan ulang tahunnya sendiri Entah bagaimana harus mengungkapkannya karena hatinya sangat bahagia. Desir darahnya memacu detak jantung lebih cepat, berdebar tanpa aturan saat ia melihat tulisan selamat ulang tahun dalam buket bunga mawar yang diletakkan di sofa ruang tamu dengan sangat manisnya. Arley bahkan bukan hanya memberi satu gelar saja. Melainkan beberapa, istriku yang cantik, manis— Akh! Ia tak bisa berkata-kata. Dan sekarang tahu sudah ia alasan mengapa Jayden dan Lucia memakaikan topi ulang tahun berbentuk kerucut di kepalanya. Ini bukan menyambut kepulangan mereka melainkan untuk merayakan ulang tahun Prims. Jodie yang tadi membawa mereka masuk datang dari arah berlawanan. Entah kapan wanita paruh baya

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 163 - Beside The Sweet Juliet

    ....Waktu berganti, hari menapaki jejak mentari untuk meninggalkan minggu demi minggu yang terhimpun.Dari minggu pertama yang sedikit chaos karena mereka harus menyesuaikan diri, sekarang mereka telah terbiasa.Ini telah menjadi rutinitas harian Arley sejak beberapa saat yang lalu.Memutuskan untuk sementara mengambil cuti, saat ia bangun pangi lebih dulu dan Prims masih terlelap, ia akan berolahaga sebentar.Tidak perlu ke gym dulu untuk sekarang.Ia bisa melakukan olahraaga ringan dengan push up atau angkat barbell yang sudah ia bawa masuk ke dalam kamarnya. Sengaja memang, untuk ia gunakan olahraga setiap pagi.Setelah itu ia akan melihat si kembar—yang seringnya sudah bangun tepat saat Arley selesai.Ia akan membawa mereka keluar dari box baby, melepas diapers, dan menghangatkan asip yang ia ambil dari lemari pendingin. Bergantian, ia akan melakukannya dengan telaten.Baiknya, anak-anaknya jarang menangis sehingga itu memberi waktu bagi Prims untuk bisa tidur lebih lama. Sebab A

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 164 - Another Mom And Dad

    Sementara itu di tempat lain .... Jayden sedang berada di rumah bagian belakang, lebih tepatnya di dalam ruang gym. Rutinitas hariannya adalah menghabiskan beebrapa saat di dalam sini. Jika libur seperti hari ini, ia akan mengambil waktu yang lebih lama untuk sekadar membakar kalori. Ia tadinya sibuk lari di atas treadmill kemudian berhenti saat mendengar pintu kamar yang terbuka. Saat ia menoleh ke arah pintu, ia melihat Lucia yang datang dengan seulas senyum. Ada satu botol minuman di tangannya, yang jelas itu ia tujukan untuk Jayden. Kebetulannya juga, air minumnya memang sudah habis. Jayden berhenti berlari dari memelankan treadmill, lalu melepas airpods yang terpasang di telinganya sebeum berjalan untuk menghampiri Lucia. “Kamu membawakan itu untukku?” tanyanya yang kemudian dijawab oleh Lucia dengan sebuah anggukan. “Iya.” “Terima kasih, Sayangku.” “Kamu belum akan berhenti?” Jayden meneguk minuman dari dalam botol hingga hampir tandas sebelum mengatur napasnya dan mem

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 165 - Yes, You Can Touch Me

    Prims melihatnya beranjak dari tempat ia duduk, bergegas naik melalui tangga dan tiba di hadapannya sehingga mereka kini berhadapan. “Sejak kapan kamu di sini?” tanya Arley, salah satu alisnya terangkat. “Sejak kamu meeting daring dengan Jay tadi,” jawab Prims. “Apa yang kamu lakukan di atas, Sayangku? Mengambil pakaian?” Prims menggeleng, tidak membenarkannya. “Aku ingin tidur di sini malam ini.” “Kamu ingin tidur di kamar atas?” ulang Arley memastikan. “Iya.” “Tiba-tiba saj—” “Denganmu.” Arley berdeham mendengar hal itu, meski sejenak barusan wajahnya berpaling untuk menyembunyikan kegugupan, ia kemudian kembali memandang Prims yang senyumnya tampak sangat manis. Ia bahkan sangat manis dengan gaun tidur panjang yang ia kenakan dan cardigan rajut yang tampak hangat dan juga lembut. “Sure,” jawab Arley. “Kita tidur di sini kalau begitu.” Arley meraih tangannya, membawanya berjalan untuk masuk ke dalam sana dan menutup pintunya. “Apa kamu ingin berdua saja karena si kembar

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 166 - From Bed To Bathroom

    Entah harus berapa kali Prims menyebut nama Arley sepanjang malam ini. Ia tidak bisa menghitungnya, pun menggambarkan bagaimana nikmatnya saat diri mereka kembali bersua. Kulit yang bersentuhan, desah erotika yang lolos memenuhi kamar. Saat Arley mengecup bibirnya, atau bahkan memberi tanda di punggungnya lengkap dengan bisikan mesranya yang memenuhi rongga dadanya dengan baritonnya yang dalam, “Aku mencintaimu, Primrose.” *** .... Nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Prims masih berbaring memandang langit-langit saat pagi yang biasanya sudah ia jalani dengan sangat lincah dan cepat tak seperti pagi ini. Ia sudah bangun sejak tadi, tetapi ingat si kembar tidak ada di rumah dan bersama dengan oma serta opanya membuatnya .... Apa? Tidur lagi? Tidak! Ia memang berniat tidur lagi tetapi Arley lebih dulu melihatnya sehingga yang mereka lakukan adalah membuka hari dengan berkeringat. Lututnya terasa lemas, lebih dari satu bulan tak melakukan aktivitas fisik sepertinya telah membua

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 167 - Milk—But This Is Not About Ordinary Milk

    .... “Sayang-sayangnya Mama ....” Prims tidak bisa menahan diri saat melihat si kembar yang digendong oleh opa dan omanya sore ini. Prims sedang berada di halaman depan, melihat bunga bersama dengan Lucia yang datang ke rumahnya, memetiknya beberapa karena Lucia mengatakan ia suka dengan Sweet Juliet yang ada di halaman depan. Sementara Arley dan Jayden sedang bermain bulu tangkis sebelum mereka sama-sama melempar raket mereka saat melihat mobil milik Tom memasuki halaman rumah. Prims dan Lucia mendekat pada si kembar yang telah berpindah tangan pada Arleys serta Jayden. Prims rasa ... Jayden itu sangat suka dengan anak-anak. Dan belakangan ini ... ia tampak lebih gembira daripada hari biasanya. Sangat jauh dari bagaimana Prims melihatnya dulu saat mereka pertama kali bertemu. Alisnya yang tegas dan bibirnya yang lurus sebelas dua belas dengan Arley itu kini selalu tampak menunjukkan senyuman. Ia terlihat seperti sepasang adik dan kakak saat berdiri berdampingan dengan Arley.

Latest chapter

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 175 - Berhenti Di Tepi Danau Bagley

    || 29 Mei, tahun 2XXX Tahun berganti, tetapi aku merasa langkah kakiku berhenti pada masa di mana aku bisa melihatmu mengatakan bahwa kau akan ada di sisiku, dalam keadaan suka maupun duka, dalam sedih ataupun sengsara. Hari yang menjadi sebuah titik awal, bahwa aku akan mendapatkan hidupku yang baru, dan itu bersama denganmu. Arley Miller, untuk semua yang telah kau lakukan, terima kasih. Tidak ada kata yang lebih baik daripada itu untuk aku sampaikan padamu. Kedatanganmu adalah sebuah hadiah, untukku yang berpikir bahwa aku tidak akan lagi menemukan kata ‘bahagia’ dalam perjalananku menghabiskan sisa usia. Dalam hidupku yang hampir dipenuhi dengan jalan sendu, aku mendapatkanmu. Seorang pria yang menganggapku ada. Kamu yang merengkuhku saat dunia lepas dari genggamanku. Pria yang bersumpah dengan apapun yang dimilikinya untuk membuatku percaya bahwa masih ada dunia yang baik yang tidak menganggapku hanya sebagai bayangan dan kesia-siaan. Pada akhirnya, waktu menggerakkan ak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 174 - Gambaran Masa Depan

    *** Ada undangan dari Jayden dan juga Lucia. Sebuah undangan makan malam yang digelar di rumahnya secara sederhana. Tidak akan menolak, mengingat mereka adalah sahabat baik, Arley dan Prims datang. Tetapi sebelum sampai di sana, mereka lebih dulu ingin membawakan hadiah. Prims bilang itu adalah buket bunga yang besar atau jika bisa bunga hidup yang bisa diletakkan di dalam rumah dan tidak perlu memrlukan banyak perawatan. Kaktus misalnya. Arley menyarankan kue yang manis, karena Jayden itu tipe gigi manis, ia bilang. Yah ... sebelas dua belas dengan Prims lah kira-kira ... gemar makanan yang manis. Mereka keluar dari Acacia Florist, toko bunga yang mereka lewati selama perjalanan. Bunga yang mereka bicarakan itu telah ada di tangan mereka sekarang. Dengan hati yang gembira Prims dan Arley menuju tempat selanjutnya, di toko kue sembari menggendong si kembar yang tadinya duduk anteng di baby car seat di bagian belakang mobil. Memasuki toko kue, Rhys dan Rose terlihat sangat sena

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 173 - Minggu Pagi Di Depan Nisan

    *** Seperti janji yang pernah ia katakan selepas Prims meninggalkan ruang kunjung tahanan beberapa saat yang lalu saat ia menjenguk ayahnya, Prims bilang ia akan datang ke tempat ini untuk mengabarkan perihal keadilan yang pada akhirnya telah ia terima. Sebuah pemakaman. Lokasi di mana Jasmine Harrick disemayamkan. Nisan salibnya menyambut kedatangan Prims yang menyaunkan kakinya lengkap dengan kedua tangannya yang mendekap buket bunga berukuran besar. Ia sendirian, ia sudah meminta izin pada Arley yang mengiyakannya untuk pergi di hari Minggu pagi ini. Saat anak-anaknya masih tertidur, Prims bergegas dengan diantar oleh Will. Ia tersenyum saat menjumpai foto Jasmine yang juga sama tersenyumnya. “Apa kabar, Mama?” ucapnya sembari meletakkan buket bunga itu di dekat fotonya. “Aku datang sendirian hari ini, Mama.” Prims duduk bersimpuh di sampingnya, mengusap nisan Jasmine yang bersih dan terawat karena memang selain ini di area yang bersih dan bagus, Arley meminta orangnya un

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 172 - Redemption

    *** Langkah kaki Prims terdengar berirama mengetuk, ia berjalan keluar dari mobil yang dikemudikan oleh Will, sopir milik Arley untuk tiba di tempat ini. Sebuah tempat yang barangkali Prims sama sekali tidak ingin menginjakkan kakinya meski hanya sebentar, pun tidak ingin ia datangi karena luka menganga masih terasa perih. Menyayat, menusuknya. Tak ada terbesit pikiran untuknya datang ke sini, sama sekali. Tetapi sepertinya takdir selalu memiliki rencana lain sehingga mau tak mau ia harus menguatkan diri untuk menghadapinya. Sebuah pesan dari kepolisian Seattle mengatakan bahwa ayahnya Prims, Aston Harvey sedang sakit dan ingin bertemu dengan anak perempuannya. Prims berpikir kenapa ayahnya itu tidak meminta Alice yang mendatangi atau menjenguknya? Kenapa malah dirinya yang sudah bertahun-tahun lamanya ini ia sia-siakan? Dalam kebencian yang masih kental itu, Prims menolak untuk datang. Namun, Arley mengatakan padanya dengan lembut, 'Datanglah, Sayangku ... siapa tahu sekarang

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 171 - Our Responsibility

    *** “Cepat turun ya panasnya, sayangku ....” Prims mengusap rambut hitam Rose setelah mengatakan demikian. Malam terasa dingin di luar tetapi di dalam sini sedikit chaos sebab si kembar sedang demam. Mereka baru saja imunisasi tadi siang di klinik khusus anak dan malam ini terasa efeknya. Rhys demam, begitu juga dengan Rose. Meski mereka tidak rewel, tetapi mereka tidak mau tidur di box bayi milik mereka sendiri melainkan minta digendong oleh ibunya. Prims yang menggendong Rose pertama. Mungkin sudah lebih dari satu jam dan setiap kali ia ajak duduk atau ingin ia baringkan, anak gadisnya itu akan menangis. Ia memandang Arley, tetapi tidak tega membangunkannya sebab tadi ia juga pulang bekerja cukup larut. Tetapi, Arley adalah Arley yang rasanya selalu bisa mengerti dan merasakan apa yang terjadi pada Prims. Sebab tak lama kemudian ia bangun. Saat Prims memeriksa anak lelakinya dengan meletakkan telapak tanganya di kening Rhys yang ternyata juga sama demamnya. “Anak-anak tidak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 170 - I Know, Daddy

    Prims hampir saja menggoda Arley lebih banyak sebelum ia menyadari ia telah kehilangan keseimbangan sebab Arley merengkuh pinggangnya dan membuatnya jatuh dengan nyaman di bawahnya. "Aku tidak menginginkanmu?" ulang Arley dengan salah satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas. Ibu jarinya yang besar mengusap lembut bibir Prims sebelum berbisik di depannnya dengan, "Mana mungkin, Nona?" Arley menunduk, memberi kecupan pada bibir Prims sebelum kedua tangan kecil istrinya itu menahannya agar ia tidak melakukan apapun. "Tapi aku tidak mau," ucap Prims, memalingkan sedikit wajahnya. Satu kalimat yang membuat Arley mengangkat kedua alisnya penuh dengan rasa heran. "Kamu tidak mau?" Prims mengangguk, mengarahkan tangannya ke depan, jemarinya menyusuri garis dagunya yang tegas dan disukai oleh Prims. "Aku tidak mau kalau kamu melakukannya dengan masih marah," lanjutnya. "Kenapa aku marah?" "Soal Jeno Lee, aku tahu kamu sangat kesal barusan. Mata Tuan Arley Miller ini mengatakannya le

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 169 - Romantic Jealousy

    .... Setelah Jayden dan Lucia pulang, Prims kembali ke dalam kamar terlebih dahulu. Tak sesuai yang ia duga bahwa si kembar akan terbangun, ternyata Rhys dan Rose malah terlelap. Sama-sama miring di dalam box bayi milik mereka dengan lucunya. Ia meninggalkan Arley selama setengah jam lamanya hingga tak sadar prianya itu telah berada di dalam kamar dan melihatnya dari dekat box bayi si kembar. Prims tidak menoleh padanya sama sekali. Matanya tertuju pada layar ponselnya yang menyala dengan senyum yang tak bisa ia tahan. Kedua pipinya memerah, sama seperti jika Prims sedang malu karena digoda oleh Arley dengan mengatakan ia cantik atau saat Arley menyebut jika ia mencintainya. Seperti itulah keadaan wajahnya sekarang itu. Dan tentu saja itu menimbulkan tanya. ‘Apa yang dia lihat sampai dia tersenyum seperti itu?’ gumamnya dalam hati lalu melangkah mendekat ke arah ranjang seraya mengancingkan atasan piyama tidur yang ia kenakan. Bahkan sampai Arley naik ke atas ran

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 168 - Love, Dazzling

    “Aku benar, ‘kan?” desak Jayden masih tak ingin diam. Arley nyaris saja menjawabnya tetapi hal itu ia urungkan karena mereka mendengar dari belakang, suara Lucia yang bertanya, “Apa yang kalian bicarakan? Ayo masuk dan kita makan!” Mereka berhenti bertengkar dan memasuki rumah. Di ruang makan, Arley tidak menjumpai Prims yang tadi ia lihat sibuk bersama dengan Lucia. “Di mana Primrose, Lucia?” tanya Arley, mengedarkan pandangannya. Urung duduk karena Prims belum tampak. Sama halnya dengan Jayden dan Lucia yang juga urung menarik kursi mereka. “Nona Primrose sedang ke kamar sebentar, Pak Arley. Mau melihat si kembar katanya,” jawab Lucia yang lalu diiyakan oleh Arley. Baru selesai mereka bicarakan, Prims muncul dengan sedikit bergegas. “Kenapa?” tanya Arley begitu melihatnya. “Ah, aku pikir kalian sudah mulai dan aku terlambat makanya aku cepat-cepat ke sini,” jawabnya. “Belum, Sayang. Rhys dan Rose masih tidur?” Prims mengangguk membenarkannya. “Iya, Arley. Masih tidur.” “A

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 167 - Milk—But This Is Not About Ordinary Milk

    .... “Sayang-sayangnya Mama ....” Prims tidak bisa menahan diri saat melihat si kembar yang digendong oleh opa dan omanya sore ini. Prims sedang berada di halaman depan, melihat bunga bersama dengan Lucia yang datang ke rumahnya, memetiknya beberapa karena Lucia mengatakan ia suka dengan Sweet Juliet yang ada di halaman depan. Sementara Arley dan Jayden sedang bermain bulu tangkis sebelum mereka sama-sama melempar raket mereka saat melihat mobil milik Tom memasuki halaman rumah. Prims dan Lucia mendekat pada si kembar yang telah berpindah tangan pada Arleys serta Jayden. Prims rasa ... Jayden itu sangat suka dengan anak-anak. Dan belakangan ini ... ia tampak lebih gembira daripada hari biasanya. Sangat jauh dari bagaimana Prims melihatnya dulu saat mereka pertama kali bertemu. Alisnya yang tegas dan bibirnya yang lurus sebelas dua belas dengan Arley itu kini selalu tampak menunjukkan senyuman. Ia terlihat seperti sepasang adik dan kakak saat berdiri berdampingan dengan Arley.

DMCA.com Protection Status