Share

Bab 18

Penulis: Ayu Kristin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Suara tangisan yang berasal dari dalam kamar mengejutkan Wisnu yang baru tiba di rumah. Lelaki itu segera berhambur menuju ke arah kamar, sumber suara itu terdengar.

"Asma, ada apa?" ucap Wisnu menyentuh bahu wanita yang bergerak naik turun di atas pembaringan. "Apa yang terjadi?" tanya Wisnu panik, karena Asma semakin mengeraskan bahunya. Ia sama sekali tidak mau menatap ada Wisnu. Wanita itu semakin menenggelamkan wajahnya pada bantal yang telah basah oleh airmata.

"Neng, ada apa? Cerita sama Abang? Apakah Abah melakukan sesuatu lagi sama Neng Asma?" ucap Wisnu dengan nada lembut sekali. Ia menyentuh bahu Asma kembali. Namun, Asma kembali menepis kasar tangan itu dari bahu Asma.

Asma menggelengkan kepalanya. Tanpa beranjak sedikitpun dari posisinya. Wanita itu semakin terisak dan terdengar menyayat hati.

Wisnu semakin bingung. Baru kali ini ia mendapati istrinya yang selalu penurut dan kuat menghadapi semua cobaan menangis tersedu-sedu.

"Ya sudah kalau Neng, tidak mau cerita sama Ab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 19

    "Silahkan buka mata anda!"Perlahan Asma membuka kedua netranya. Pantulan dirinya pada cermin membuat Asma berdecak kagum. Paras cantik berbalut kerudung berwarna milo tampak pada kaca yang berada di depan Asma."Apakah ini aku?" ucap Asma mengusap lembut wajahnya. Kini kulitnya selembut kapas. Asma tidak percaya jika dirinya bisa secantik saat ini. Wanita yang berdiri di belakang Asma tersenyum kecil."Ternyata aku cantik sekali," tutur Asma senang. Sekarang dirinya sudah pantas disebut sebagai Nyonya Wisnu pemilik perkebunan keluarga Sangir. Bukan lagi gadis sederhana dari pelosok desa."Sudah selesai Mbak! Apakah masih ada yang anda inginkan?" tanya wanita yang berada di belakang punggung Asma seraya menyungingkan senyuman hangat."Tidak, tidak, ini sudah sangat sempurna sekali," ucap Asma sesekali memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan di depan cermin. Netra wanita itu dipenuhi binar."Pasti Abang akan terkejut melihat aku yang cantik seperti ini." Asma tidak sabar ingin segera mem

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 20

    Wisnu mendadak diam. Kerongkongannya tercekat. Bahkan ia sama sekali tidak menyadari jika wanita yang berdiri di depannya telah melepas dasi yang melingkar pada lehernya dan sekarang Asma sedang menatapnya penuh curiga."Bang, kok diam?" celetuk Asma menyadarkan Wisnu."Di pakaikan ...!" Belum sempat Wisnu menyelesaikan kalimatnya, Asma menarik dasi dari leher Wisnu."Sudahlah, tidak usah pakai dasi saja!" ucap Asma berjalan masuk ke dalam kamar melewati Wisnu. Saat itulah Wisnu baru tersadar jika dasi yang melingkar pada lehernya sudah berpindah."Lagi pula cuma bertemu dengan Abah," cerocos Asma yang masih sempat Wisnu dengar di luar pintu."Oh, ya sudah!" sahut Wisnu membenarkan sedikit kemeja yang ia kenakan setelah terdiam beberapa saat.______"Assalamualaikum ...!""Assalamualaikum ...!" Beberapa kali Asma mengucap salam di depan pintu rumah Umi, tidak ada jawaban sama sekali dari dalam rumah. Bahkan celotehan Akbar yang biasanya akan menyambut kedatangannya kini juga tidak te

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 21

    "Sudah, tidak apa-apa, ini hanya luka kecil saja." Tolak Abah tak kala Rani akan meminta lelaki itu untuk dirawat di rumah sakit."Sudahlah Abah, Abah menurut saja," sahut Rani dengan nada lesu. Kesedihan tergambar dari wajah Rani."Tapi apa sudah jauh lebih baik, Ran!" sahut Abah. Dokter memang meminta Abah untuk dirawat saja di rumah sakit hingga beberapa hari ke depan. Karena luka pada kaki Abah cukup serius. Tapi lelaki itu bersikukuh untuk pulang dan menjalani rawat jalan saja. Sebenarnya Rani tahu apa yang menjadi alasan lelaki itu, semua tidak lebih karena ketidak mampuan ekonomi Abah."Iya, Ran, biar Abah dirawat di rumah saja." Wanita yang duduk di samping Abah menimpali ucapan Rani.Lelaki berseragam putih yang duduk pada bangku di depan Abah dan Umi menatap pada Umi dan Abah serta Rani saling bergantian."Tapi, Umi, kata dokter kan Abah harus dirawat dulu. Setidaknya sampai luka di kaki Abah itu lebih baik," desak Rani. Abah dan Umi bungkam. Pasangan suami istri itu sesaa

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 22

    Asma terdiam sejenak, menatap pada Wisnu yang berdiri di belakang punggungnya."Abah tidak perlu memikirkan hal itu yang terpenting adalah kesembuhan Abah," sahut Wisnu dengan nada lembut khas lelaki itu. Ia menjatuhkan tatapan lekat pada Abah."Abang!" seru Asma menaikkan kedua alisnya. Wisnu menggenggam tangan Asma meyakinkan jika semuanya akan baik-baik saja."Terimakasih Wisnu, maafkan Abah jika selama ini sudah bersikap buruk kepadamu," tutur Abah seraya menyeka sudut matanya yang basah. Penyesalan tergambar dari wajah Abah.Setelah menjenguk Abah Asma dan Wisnu segera kembali pulang ke rumah Abah untuk menjemput putra semata wayang mereka yang ia titipkan kepada Ibu Fatimah, ibu dari Ustaz Azhar."Terimakasih Bu, maaf sudah merepotkan," ucap Asma sebelum meninggal rumah Ustaz Azhar untuk mengambil putranya."Tidak apa-apa Asma," balas wanita yang tidak lagi muda itu melemparkan senyuman hangat pada Asma dan juga Wisnu. "Akbar tidak nakal kok," imbuhnya tersenyum kecil."Bagaiman

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 23

    Lelaki pemilik lesung pipi itu kembali menghilang. Sudah hampir seminggu sejak kepergiannya, lelaki bernama Wisnu itu tidak kembali ke rumah. Asma tidak tau harus bertanya kepada siapa. Ia sudah berusaha untuk menemui Hamzah, lelaki yang ia kenal di perkebunan teh keluarga Sangir. Lelaki yang menjemput Wisnu malam itu. Tapi kata para karyawan yang bekerja di perkebunan itu. Hamzah hanya datang seminggu sekali untuk mengecek perkebunan. Selebihnya lelaki yang memiliki otot kekar itu tidak pernah datang."Asma!" Wanita berkerudung coklat yang berdiri di depan pintu gerbang perkebunan terkejut saat seseorang memanggil namanya. Ia menoleh pada pria berbaju Koko yang memberhentikan motornya tidak jauh dari tempat Asma berada."Ustaz Azhar!" ucap Asma dengan wajah terkejut."Kamu sedang apa Asma di sini?" tanya lelaki itu melajukan motornya mendekati Asma."Aku ....!" Asma terlihat gugup. Senyuman paksa terukir pada lengkungan bibirnya, menegaskan jika ia baik-baik saja. Namun wajah sedih

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 24

    Hari berganti Hari, tapi lelaki itu juga tidak juga kunjung kembali. Bahkan ia meninggalkan Asma sudah cukup lama, tanpa kabar tak sama seperti dulu. Lelaki bernama Hamzah itu juga tidak kunjung datang menemui Asma, untuk sekedar mengatakan jika Wisnu kini sedang berada di suatu tempat atau memberikan uang sama seperti dulu."Kemana kamu Bang?" lirih Asma semakin cemas. Netranya menatap pada langit juga yang kebetulan tidak mendung. Asma membuang nafas berat, menenggelamkan wajahnya pada kesedihan. Bukan karena Wisnu yang tidak meninggalkan uang untuknya saat ia pergi, melainkan karena Wisnu yang tidak kunjung kembali. Membaut Asma semakin dilanda kegelisahan dan kerinduan yang teramat dalam."Asma!" Suara panggilan itu mengalihkan tatapan Asma pada seorang wanita yang muncul dari anak tangga jalan setapak menuju rumahnya yang terletak di lereng perbukitan."Umi!" ucap Asma sedikit terkejut melihat kehadiran wanita yang tidak lagi muda itu. Ia segera bangkit dan menghampiri Umi."Ad

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 25

    Asma mengangguk lembut seraya menyunggingkan senyuman kepada Umi. Sejenak wanita itu menjatuhkan pelukan pada tubuhnya. "Terimakasih Asma, terimakasih!" ucap Umi terdengar sangat terharu. Asma mengusap punggung wanita bertubuh subur yang memeluknya. Benaknya mengembara jauh, memikirkan bagaimana caranya ia bisa mendapatkan uang untuk biaya pernikahan Rani. ______Suasana pondok memang tidak pernah berubah. Letaknya yang berada di daerah pegunungan dengan pemandangan yang menyejukkan mata. Hamparan perkebunan teh yang luas milik perusahaan keluarga Sangir terlihat jelas dari pondok pesantren tempat Asma dulu mengajar. Tapi sayangnya, setelah menikah Wisnu, lelaki itu meminta Asma untuk berdiam di rumah dan melayani semua kebutuhannya, layaknya seorang istri. Ia tidak mengizinkan Asma untuk mengajar di pondok lagi."Hah ...!" Asma membuang nafas berat. Sebelum ia melangkahkan kakinya memasuki pintu gerbang pondok pesantren. Riuh ramai suara anak-anak yang sedang mengaji terdengar h

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 26

    Senyuman terbit dari kedua sudut bibir Rani saat melihat Asma menyerahkan sebuah amplop coklat kepada Umi. Seperti apa yang ada di dalam benaknya, wanita lugu itu tidak akan pernah bisa melihat kesedihan pada wanita yang tidak lagi muda yang duduk di hadapannya."Yes, akhirnya aku bisa juga menikmati harta suami Mbak Asma. Dengan begini kan uang tabunganku akan utuh. Aku bisa memakainya untuk pergi bulan madu bersama Mas Bagas," ucap Rani senang, seraya memeluk buku tabungan yang berada di tangannya. Rani menarik pelan tubuhnya masuk ke dalam kamar. Sebelum Asma ataupun Umi melihat kehadirannya yang sedari tadi mengintip dari balik celah pintu. Rani berjalan menuju ke arah ranjang dan menyimpan buku tabungan miliknya ke dalam laci nakas yang berada di samping ujung ranjang.____Janur kuning melengkung di depan rumah Abah. Pesta pernikahan mewah yang Rani inginkan akhirnya terwujud juga. Dekorasi yang megah dan pakaian pengantin yang sangat bagus sekali. Semua Rani sewa dengan harga

Bab terbaru

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 282

    Tidak ada yang bisa menyembuhkan kerinduan kecuali pertemuan. Segalanya nelangsa sirna, saat raga mampu mendekap tubuh yang terkasih secara sempurna. Jarak yang membelah, kini hanya menjadi sepenggal cerita manis. Melebur menjadi sebuah kisah bahagia."Ibu!" Gala terisak di dalam pelukan Nada. Tangis dua manusia yang tidak memiliki hubungan darah itu pecah. Menumpahkan segala dahaga yang selama ini tertahan."Maafkan ibu, Gala!" lirih Nada di sela-sela tangisannya. "Jangan tinggalkan ibu!" pinta Nada, memohon.Gala mengusap lembut pipi Nada yang basah oleh air mata. Menjatuhkan tatapan teduh pada wanita yang lebih tinggi darinya itu."Tidak Bu, aku tidak akan meninggalkan ibu!" ucap Gala, suaranya terdengar sumbang. Karena terlalu banyak menangis.Wisnu yang mematung di halaman rumah hanya terdiam seraya menarik sebelah sudut bibirnya tersenyum kecil. Ia tidak menyangka jika darah dagingnya bisa sesayang itu pada Nada. Wanita yang telah ia benci selama ini._____Satu bulan telah berl

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 281

    Nada memutar tubuhnya sembilan puluh derajat. Melihat ke arah wanita dengan setelan seragam kerja yang sedang menatap ke arahnya."Saya sedang mencari pemilik apartemen ini?" Nada mengarahkan jari telunjuknya pada pintu apartemen yang ada di depannya."Saya pemilik apartemen ini!" jawab Hanum dengan tatapan sedikit bingung. Tetapi entah mengapa ia merasa pernah melihat sosok Nada sebelumnya. Tetapi lupa di mana ia pernah melihatnya.Kepulan asap putih dari gelas yang berada di depan Nada menyeruak ke udara. Aroma terapi Jasmine sedikit menghilangkan perasaan khawatir yang sejak tadi melanda hati Nada."Saya Nada, saya mencari keberadaan Gala?" seloroh Nada setelah meletakkan gelas teh yang baru saja ia sesap.Wajah Hanum berubah sesaat. Tatapan yang sulit sekali untuk Nada artikan."Apakah anda orang itu?" celetuk Hanum menebak. Puzzle kisah cinta segitiga Wisnu, Asma dan wanita yang duduk di sudut bangku ruangannya telah sempurna. Sekarang ia bisa membingkainya dengan baik.Dari pert

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 280

    Cuaca panas tidak hanya terjadi di kota Medan. Hampir di seluruh kota yang berada di Indonesia. Hal seperti ini akan terjadi selama kurang lebih enam bulan ke depan. Hingga musim kemarau berakhir dan berganti dengan musim penghujan.Pengacara Arif membawa Nada menuju sebuah restauran cepat saji yang berada di pusat kota. Sebuah restoran yang menjual makan khas Padang."Nyonya mau makan apa?" ucap pengacara Arif mengalihkan tatapannya dari buku menu pada Nada. "Terserah Pak Arif saja," balas Nada tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Wanita itu melipat kedua tangannya di atas meja. Netranya terus mengawasi Sekertaris Arif yang semakin lama menjadi salah tingkah oleh tatapan Nada.Setelah memesan makanan lelaki itu mulia dengan tujuannya untuk mendatangi Nada ke pulau seberang.Wajah pengacara yang tidak lagi muda itu berubah lesu, penuh dengan penyesalan. Sesekali ekor matanya melirik pada Nada yang sejenak tadi mengawasinya dengan tatapan tidak suka."Saya minta maaf, Nyonya Nada. Karen

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 279

    Tubuh Gala terhuyun jatuh di lantai. Wisnu tidak sempat menghalangi peluru yang hendak menembus dada Gala. Timah panas itu melesat cepat dan berhenti tepat di jantung Gala."Gala, bangun Gala!" Wisnu menarik tubuhnya Gala di atas pangkuannya. Dar*h dengan cepat menyebar pada bagian dada Gala yang tertembus timah panas. Kemeja putih yang Gala kenakan, berubah warna menjadi merah dar*h"Polisi, tolong!" teriak Wisnu panik.Wajah Danil mendadak berubah cemas. Para polisi yang sejak tadi memang mengintai cepat mengeluarkan diri dari persembunyiannya. "Sialan!" decak Danil meradang. Beberapa lelaki berseragam kepolisian muncul satu persatu masuk ke dalam ruangannya."Gala, bangun Gala!" Wisnu mengucang tubuh' Gala. Nafasnya yang mulia melemah membuat Wisnu semakin takut.Kedipan mata Gala melemah. Sakit yang mendadak menyiksanya, perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya."Ibu ....!" lirih Gala sebelum akhirnya ia memejamkan kedua matanya dan tidak sadarkan diri."Gala, bangun!" teriak Wisnu

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 278

    Memilih tidak menceritakan apapun pada Wisnu adalah pilihan Gala. Sekalipun lelaki itu terus mendesaknya dan hampir seperti memaksa. Tetapi Gala tetap menyimpan permasalahan yang terjadi antara dirinya dan Danil sendirian.Berita kematian Gala semakin menyebar luas. Setelah sebulan berlalu di temukannya mobil yang Gala kendarai meringsek ke dalam jurang. Meskipun jenazah Gala tidak di temukan, tetapi media membuat berita sedemikian rupa. Jurang yang dalam menjadi dugaan tempat jasad Gala berada. Apalagi di bawah jurang itu ada aliran sungai yang cukup deras. Membuat pihak sars menyudahi pencarian setelah semua usaha tidak mendapatkan hasil.Selama pemulihan Gala memilih bersembunyi di rumah Wisnu. Hanya lelaki itulah yang menjadi andalan Gala saat ini. Menghilang dari Danil agar lelaki itu senang karena mengetahui jika Gala telah tiada."Sudah tidak terlalu sakit, Hanum!" suara yang terdengar seperti rengekan itu menghentikan langkah kaki Wisnu yang hendak menuju pintu utama rumah.Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 277

    Aroma anyir menusuk pangkal hidung Wisnu. Perlahan setelah kesadarannya kembali. Tetapi entah mengapa kepalanya terasa sangat sakit sekali. Tanpa sadar, tangan kanan Wisnu memegangi sudut pelipisnya. Dan ia bisa merasakan ada sesuatu yang keluar dari pelipis lelaki itu dan sangat perih sekali.Wisnu membiarkan tubuhnya terbaring di atas rerumputan beberapa saat. Rekaman kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu berputar kembali di dalam kepalanya. Bergegas ia bangkit saat teringat dengan Gala dan mobil yang terperosok hampir masuk ke dalam jurang."Gala, di mana dia?" Wisnu bangkit dengan wajah panik duduk di atas rerumputan. Tatapannya menyapu ke sekeliling tebing. Tetapi ia tidak melihat keberadaan Gala. Hanya sebuah mobil yang terangkut pada pohon yang ada di bibir jurang.Perasaan khawatir seketika menguasai Wisnu. Seingatnya sebelum mobil yang kini tersangkut pada pohon yang berada di tepi jurang itu meringsek, Wisnu telah mendorong tubuh Gala ke arah pintu. Tetapi dia tidak

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 276

    Setelah Danil menolak ajakan sarapan paginya, Gala terpaksa menikmati serapan itu sendirian. Sebenarnya ia tahu, pasti Danil saat itu sangat marah karena niatannya untuk menyingkirkan Gala tidak berhasil. Sementara nasib Bibik, Gala belum tahu pasti. Yang jelas wanita itu pasti kena hukuman berat. Begitu dugaan Gala.Ekor mata Gala melirik pada jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Masih ada waktu yang cukup lama untuk ia berangkat ke kantor.Rasa penasaran masih menganggu pikiran Gala. Tegang surat wasiat yang Nada katakan kepadanya. Jika sebenarnya dirinyalah pewaris utama seluruh harta Tuan Seno. Tetapi sampai detik ini, Gala tidak menemukan di mana lelaki bertubuh jangkung itu menyembunyikan surat wasiat itu.Cukup pelan Gala menyeret langkah kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Danil. Dugaan Gala kali ini, Danil menyembunyikan surat wasiat itu di dalam kamarnya. Hanya ada dua tempat di rumah itu yang memungkinkan Danil menyimpan sesuatu. Yaitu ruang ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 275

    Bergegas Gala turun dari bangku. Memperhatikan dengan seksama kucing berwarna orange yang mendadak kejang dengan mulut berbusa. Melihat dari tanda-tandanya kucing itu sepertinya mengalami keracunan."Tidak salah lagi!" guman Gala yakin dengan apa yang ada di dalam pikirannya. Jika ada seseorang yang menginginkannya mati.Gala bangkit berdiri. Tatapannya tajam melihat ke arah makanan yang tersaji di atas meja makan. Beruntungnya belum ada satupun makanan yang masuk ke dalam mulut Gala. "Aku harus lebih berhati-hati lagi!" monolog Gala dengan tatapan serius.____Danil menatap terkejut saat baru kembali ke rumah. Pemuda tampan itulah yang membukakan pintu rumah untuknya. Keringat dingin seketika membahasi sekujur tubuh Danil.Sepersekian detik Danil mematung di depan pintu rumah. Menatap pada Gala yang tengah melemparkan senyuman kepadanya dengan wajah yang sedikit malas khas seorang yang baru bangun dari tidur."Ayah, kenapa pulang larut malam sekali?" seloroh Gala terdengar malas. Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 274

    "Gala kamu kenapa?" seloroh Wisnu.Gala terseret kembali dari lamunannya. Sekarang ia sudah menemukan siapa wanita yang sudah melahirkannya ke dunia. Jawaban yang sudah sangat jelas sekali.Tidak terasa sudut mata Gala pun telah basah. Cepat ia mengusap genangan itu agar tidak berjejak. Ia tidak ingin Wisnu melihat hal itu.Bagaimana tidak sakit, menemukan wanita yang telah melahirkannya tetapi dalam perpisahan yang menyakitkan. Hanya sebait kenangan yang bisa Gala ingat. Jika Asma juga tidak kalah sayangnya kepadanya. Hingga hampir gila saat Nada mengambil Gala dari kehidupannya."Aku banyak sekali bersalah pada Asma." Helaan nafas Wisnu terdengar jelas. Suaranya yang menggelar terdengar penuh kesedihan.Kerongkongan Gala terasa kering. Hanya sedikit ia menelan salivanya. Selebihnya, tatapan matanya tidak beralih sedikitpun dari Wisnu."Memangnya kesalahan apa yang sudah Om Wisnu lakukan?" ucap Gala."Banyak Gala. Kesalahanku sudah tidak termaafkan oleh Asma." Tatapan mata Wisnu meli

DMCA.com Protection Status