Lima menit berlalu,kini Alex dan Louis sedang dalam perjalanan pulang ke mansion setelah menemui sang ayah di mansion nya. "Apa tuan Jhon berbahaya tuan?Kenapa aku sama sekali tidak tahu tentang pria itu?"Louis bertanya kepada Alex tentang pria yang membuat Alex tampak khawatir. "Dia berbahaya Louis. "Jawaban Alex membuat Louis diam. Louis bisa melihat raut wajah Alex yang tampak khawatir tidak seperti biasanya.Alex tidak pernah bercerita tentang pria itu kepada dirinya. "Perketat penjagaan mansion Louis. Aku tidak ingin terjadi apa-apa kepada orang-orang mansion.Tuan Jhon adalah orang yang nekat.Jika dia berani kembali berarti dia sudah membangun kekuatannya kembali.Ayah dan tuan Jhon adalah musuh bebuyutan yang sudah lama.Aku juga tidak tahu permasalahan mereka berdua tapi aku pernah melihat ayah terluka parah dan yang melakukan hal itu adalah tuan Jhon."Ucap Alex dengan pikiran yang tertuju kepada puluhan tahun yang lalu.Saat itu usianya masih belasan tahun dan dia belum
"Apa yang kamu lakukan di kamar mu Louis?Kamu membuat istri ku repot saja. "Kesal Alex yang di lampiaskan kepada tangan kanannya. Louis yang mendengar hal itu hanya terkekeh kecil. Dia sudah bisa menebak jika Alex akan kesal kepada dirinya begitu melihat Alona berdiri di depan pintu kamarnya. "Duduklah Louis. Jangan dengarkan dia."Ucap tuan Mahendra menatap tajam ke arah sang putra. "Terima kasih Paman. "Louis duduk di samping tuan Mahendra dan menghiraukan perkataan Alex seperti yang dikatakan oleh tuan Mahendra. "Makanlah yang banyak. "Ucap tuan Mahendra menatap ke arah Bibi Alice. Lagi-lagi pria paruh baya itu membuat semua orang menatap ke arah dirinya. "Terima kasih. Jangan melakukan hal seperti ini di depan anak anak."Ucapan bibi hanya membuat tuan Mahendra tersenyum kecil. Tuan Mahendra bisa melihat jika wanita paruh baya itu mulai bersikap tenang kepada dirinya. Tidak ada lagi amarah yang di perlihatkan oleh wanita paruh baya itu.Hal itu membuat tuan Mahendra sed
Di taman,Lily dan Louis masih saja mengobrol. Kedua manusia yang sedang di landa perasaan berbunga-bunga masih saja menatap ke arah langit sesekali. Tidak ada yang mau mengakui perasaan mereka.Keduanya masih saja ingin menyangkal perasaan mereka satu sama lain. Tiga puluh menit berlalu,mereka memutuskan untuk kembali ke mansion.Lily menuju ke kamar miliknya begitu juga dengan Louis. Satu minggu berlalu.... "Selamat ibu,ayah."Alona mengucapkan selamat mertuanya yang baru saja melangsungkan pernikahannya lima belas menit yang lalu. Tuan Mahendra dan bibi Alice menikah di mansion yang hanya di hadiri keluarga inti saja.Tuan Mahendra terlihat begitu bahagia saat ini. Pria paruh baya itu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan nya. "Terima kasih nak."Jawab tuan Mahendra memeluk menantunya. Tuan Mahendra merasa jika Alona adalah pembawa berkah untuk keluarganya. Beberapa menit kemudian,tuan Mahendra melerai pelukannya dan menatap ke arah menantunya dan sekali lagi pria paruh b
"Apa pekerjaan kalian adalah pekerjaan yang berbahaya?Setelah mendengar ucapan mu,sepertinya aku benar. "Alona menatap ke arah suaminya setelah mengatakan hal itu. "Kamu benar sekali sayang. Kami memiliki pekerjaan yang berbahaya tapi aku berjanji akan melindungi kalian berdua. Aku memiliki sebuah kelompok yang bernama Black Dragon dan aku adalah pemimpinnya sedangkan Louis adalah tangan kanan ku.Kami bekerja di dunia bawah dan aku sudah cukup lama melakoni pekerjaan ku sebagai mafia. " Alex mulai menjelaskan semuanya kepada istrinya. Tidak ada lagi yang ditutup tutupi oleh pria itu kepada istrinya. Bahkan Alex sendiri sudah mengubah sikapnya kepada sang istri. Pria itu sudah berjanji untuk berubah dan dia membuktikan semua hal itu. "Berarti sekarang aku harus terbiasa dengan semua ini. Tapi sepengetahuan ku,seorang mafia memiliki begitu banyak anggota. Apa kamu juga memiliki begitu banyak anggota?" "Aku memiliki cukup banyak anggota dan bahkan banyak juga yang berjaga di mans
"Tuan,semuanya sudah siap dan barang nyonya semuanya sudah di siapkan. "Ucap tangan kanan tuan Mahendra memberikan laporan. "Aku mengerti. Kami akan ke sana setelah makan malam." "Baik tuan." Tangan kanan tuan Mahendra meninggalkan ruang tamu dan kembali ke mobil.Pria yang usianya hampir sama dengan tuan Mahendra itu begitu di percaya oleh ayah Alex dan juga begitu setia. "Dia orang yang baik. " Tuan Mahendra menatap ke arah Bibi Alice setelah mendengar ucapan wanita yang baru beberapa jam telah resmi menjadi istrinya. "Apa kalian pernah mengobrol?" "Tentu saja.Dia terkadang membeli kan ku cemilan saat mengandung Alex."Jawab bibi Alice tersenyum kecil karena ia tahu jika tuan Mahendra sama sekali tidak tahu tentang hal itu. "Dia diam diam melakukan hal itu?Kenapa aku sama sekali tidak tahu tentang hal itu?"Tuan Mahendra tampak sedikit kesal dengan hal itu. "Jangan menyalahkan dia.Terkadang aku yang memintanya.Aku terkadang tidak memahami sikap mu.Terkadang kamu bers
Satu tahun berlalu... Tepat pukul 7 pagi di mansion Alex,bayi mungil yang banyak menghabiskan waktu untuk tidur kini mulai berjalan.Kelvin menjadi bocah yang begitu aktif dan hal itu membuat mommy nya begitu kelelahan karena terus berlarian karna sang putra yang tidak bisa diam.Alona takut jika terjadi sesuatu kepada putranya. "Kelvin,Berhati-hatilah sayang. Lily tolong awasi Kelvin. Aku ingin mengambil nafas terlebih dahulu."Ucap Alona menoleh ke arah Lily yang sedang duduk di rerumputan. "Baik nona. " Alona merasa kelelahan mengejar putranya yang terus saja berlarian tanpa henti sedangkan sang putra tampak santai saja.Tidak ada adanya rasa lelah yang di perlihatkan oleh bocah laki-laki itu. Tidak berselang lama kemudian,mobil hitam berhenti di depan mansion.Alona tersenyum kecil ketika melihat mertuanya turun dari mobil. "Kelvin. "Panggil bibi Alice yang terlihat begitu bahagia. Wanita paruh baya itu tampak begitu bahagia ketika bocah laki-laki itu tersenyum kecil dan
"Bagaimana menurut ibu?"Alona menoleh ke arah mertuanya. "Tapi kenapa tidak ada yang melayani kami?"Lily mencari cari keberadaan pengawai toko yang mereka masuki hingga seorang wanita menghampiri mereka. Lily tidak tahu jika wanita itu adalah pegawai di toko tersebut. "Maaf nona nona.Kami sedang kedatangan pelanggan besar kami.Itu sebabnya dia lebih di utamakan. Tapi bukan berarti kami tidak melayani pelanggan seperti anda."Ucap karyawan toko tersebut dengan sangat ramah.Bahkan dia juga menawarkan beberapa produk kepada Alona dan Lily serta bibi Alice tanpa mengetahui siapa yang sedang ia layani. Alona sama sekali tidak merasa tersinggung dengan ucapan karyawan toko tersebut tapi berbeda dengan Lily dan bibi Alice. Jelas mereka mengerti maksud dari karyawan tersebut. Meskipun mereka bukan pelanggan tetap tapi setidaknya mereka juga ingin. di layani dengan baik tapi untung nya karyawan di depannya itu cukup ramah. "Apa ini mahal?"Alona memberanikan diri bertanya dan menunjuk
"Apa yang begitu menarik di sini?Kenapa semua orang berkumpul di tempat ini?"Tatapan Alex begitu dingin memandang ke arah Aghata. Terlihat jelas jika pria itu tidak menyukai wanita di hadapannya itu.Sedangkan wanita yang di tatap seketika merasa gugup. Dia tidak menyangka. jika Alex akan berada di toko itu. "Selamat datang tuan Alex. Kami sangat senang dengan kedatangan anda ke toko kami. "Tiba-tiba saja pemilik toko muncul di belakang mereka. Sang maneger dan para karyawannya terlihat begitu gugup bukan cuman Aghata saja.Sementara itu Alona juga terkejut dengan kedatangan suaminya yang secara tiba-tiba tanpa ada kabar terlebih dahulu "Sebenarnya aku hanya datang karena merasa kesal dengan karyawan mu.Mereka menghina istri ku demi melindungi wanita sialan itu. "Alex menunjuk ke arah Aghata yang sedang menatap ke arah dirinya. Alex tersenyum tipis ketika ekspresi pemilik toko tersebut berubah.Terlihat jelas jika pria paruh baya itu tampak murka. Sementara itu para karyaw
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L
"Paman akan mengambilkan makanan nak.Kamu harus memulihkan tenaga mu secepatnya."Ucap Paman Jack tersenyum tipis. Pria paruh baya itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar.Paman Jack menuju ke arah dapur untuk mengambil makanan. "Paman Jack. "Panggil Lily. "Kenapa turun nak?" "Aku baik-baik saja Paman. Paman tidak perlu repot repot mengantarkan makanan ke kamar ku."Ucap Lily duduk di meja. "Paman sama sekali tidak merasa di repotkan nak." Paman Jack meletakkan makanan di depan keponakannya. Pria paruh baya itu bahkan menyiapkan buah yang sudah dia kupas sendiri. "Terima kasih Paman. "Lily menyantap makanan yang di berikan oleh Paman Jack dengan lahapnya. "Baru kali ini Paman melihat mu makan dengan begitu lahapnya nak.Paman senang melihat mu seperti itu. "Ucap Paman Jack tersenyum tipis memandangi wajah cantik keponakannya. "Di mana semua orang?" Paman Jack dan Lily berbalik setelah mendengar pertanyaan dari seseorang di belakang mereka. "Tuan,semua orang s
Tok..tok.. Kelvin kembali berlari membuka pintu. Kali ini Kelvin melihat kehadiran neneknya lagi. "Hallo nenek. " "Hallo sayang.Di mana Mommy mu?" "Di dalam bersama dengan nenek. "Jawab bocah laki-laki itu menarik tangan neneknya. Bibi Alice masuk ke dalam kamar dan melihat kehadiran besannya dan juga menantunya yang sedang asyik mengobrol. "Hallo bu."Sapa Alona tersenyum kecil ke arah mertuanya. "Hallo sayang." "Duduklah Alice." "Hmmm." Ketiga wanita itu kembali mengobrol dengan santai dan membiarkan bocah laki-laki itu bermain sendirian.Kelvin sendiri sibuk dengan mainnya seorang diri. "Boleh nenek menemani Kelvin bermain?"Angelina menghampiri cucunya yang sedang asyik bermain seorang diri. "Apa nenek tidak mengobrol?" "Nenek ingin bermain bersama dengan Kelvin. " "Baiklah jika nenek mau.Kita bisa bermain bersama. " Satu jam berlalu,Pintu kamar kembali terbuka. Kali ini Alex yang sedang melangkah masuk ke dalam kamar. Pemimpin Black Dragon itu seke
"Tutup mulutmu Brengsek.Kita semua akan mati di tempat ini."Teriak Wiliam penuh amarah. "Apa kamu yakin kita semua akan mati di tempat ini?Sepertinya hanya kamu yang akan mati di tempat ini."Ucap Alex kembali,pemimpin Black Dragon itu bisa melihat bagaimana raut wajah kekhawatiran dari Wiliam. "Tentu saja.Apa kamu bisa meninggalkan tempat ini dalam sekejap mata?Aku rasa itu hal yang tidak mungkin. Kita semua akan mati di tempat ini."Wiliam tertawa terbahak-bahak seperti orang kesurupan. Pria itu terlihat putus asa saat ini.Wiliam tidak yakin jika dia bisa mengalahkan Alex.Itu sebabnya dia memilih jalan yang terbilang cukup ekstrem.Dia rela mengorbankan dirinya sendiri. "Aku memberimu kesempatan kedua.Aku biasanya tidak pernah melakukan hal ini tapi aku melihat Lily begitu mengkhawatirkan mu.Tinggalkan kota ini dan jangan pernah muncul lagi.Tapi jangan mengulang kesalahan yang sama seperti kakak mu karena kamu akan berakhir seperti kakak mu." Louis yang mendengar ucapan Ale
Wiliam menoleh ke arah Lily yang sudah mulai memejamkan matanya.Pria itu mendekat dan memeriksa denyut nadi Lily. Wiliam mengeluarkan pisau kecilnya dan membuka peluru yang menembus kulit Lily. Lily yang merasakan hal itu secara tiba tiba hanya bisa meringis kesakitan. "Diamlah.Jika kamu tidak ingin mati kehabisan darah."Ucap Wiliam yang tidak tega melihat wanita yang di cintainya tersiksa. "Pergilah Wiliam. Menghilanglah dari kota ini."Lirih Lily yang masih saja mengkhawatirkan sahabatnya. "Jangan campuri urusan ku lagi.Anggap saja kita bukan teman lagi.Jangan membuat ku semakin terlihat kejam Lily. Karena aku tidak akan mengubah keputusan yang sudah aku putuskan."Ucap Wiliam beranjak dari tempat duduknya setelah membalut luka wanita yang di cintainya. Wiliam menjauhi Lily,dia tidak ingin berdekatan dengan wanita itu.Dia takut jika dia akan berubah pikiran jika terus berada di samping wanita yang cintainya. Wliliam jelas tahu meskipun dia berubah pikiran.Alex tidak a
"Tuan,Kami tidak menemukan keberadaan tuan Wiliam. "Anak buah Alex memberikan laporan kepada pemimpinnya. "Apa itu mungkin?Aku tidak mau tahu,cari dia sampai ketemu."Perintah Alex kepada anak buahnya. Sementara Alex sedang membalut Lukanya.Raut wajah Alex terlihat begitu murka.Dia sama sekali tidak menyangka jika Wiliam akan kabur.Baru kali ini pemimpin Black Dragon itu kecolongan. Hal yang tidak pernah terjadi kepadanya tapi kali ini terjadi. Alex terlihat tidak senang dengan hal itu dan dia tidak akan pernah memaafkan pria itu. Selesai membalut Lukanya,Alex melihat sekeliling tempat itu sambil menunggu informasi dari anak buahnya. Beberapa menit kemudian Louis menghampirinya dengan raut wajah yang tampak gugup. "Katakan."Alex sepertinya sudah bisa menebak apa yang terjadi. "Wiliam kabur tuan." "Bodoh.Lakukan sesuatu. "Alex terlihat begitu kesal. "Maaf tuan." Mereka belum menyadari sesuatu yang terjadi.Tidak berselang lama kemudian,salah satu anak buahnya mengham