07.30 PM
Watu makan malam bersama, kepada Tante Tina, Ibu Resti, Siti, dan Ayah Anre, Ranny berkata, “Tadi, di ruang rekreasi kami berempat mendiskusikan agar jikalau boleh kita sekeluarga rekreasi kembali di area perkebunan milik keluarga seperti kemarin kita pernah tamasya di sana saat masa karantina mandiri.”
“Ibu Resti, setuju dengan perkataan Ranny,” ujar Resti.
“Ibu Resti sudah sejutu, bagaimana dengan yang lain? ujar Ranny.
“Tante Tina, sepakat untuk rekreasi di area perkebunan milik keluarga, tetapi kita ke sana tidak hanya untuk rekreasi melainkan untuk mengontrol para pekerja yang ada di sana. Apakah mereka bekerja dengan serius atau tidak? Apalagi sekarang musim penghujan hampir tiba,” ujar Ranny.
“Untuk dapat mengetahui peralihan musim, dengan memperhatikan terbitnya matahari pagi. Terbitnya matahari di pagi hari dapat menandakan bahwa kita memasuki musim penghujan atau kita memasuki
Pekerjaan yang ditawarkan Siti juga tidak mampu memperbaiki perekonomian keluarga Anre. Anre hanya mampu mempromosi hasil rajutan Siti kepada teman-teman Anre, itu pun tidak banyak yang laku karena hasil rajutan Siti sudah kalah saing dengan desainer-desainer modern. Anre duduk duduk menyendiri memikirkan solusi agar Anre dapat bekerja lagi. “Anre harus dapat menerima kenyataan bahwa sekarang ini Anre sudah tidak bisa bekerja sekuat tenaga seperti sebelum Anre, mengalami kecelakaan,” ujar Kakek Rinto yang sedari tadi memperhatikan Anre, “Anre agar sebaiknya pikirkan secara matang dan bijak dalam memengambil keputusan, sebab Anre masih dalam proses pemulihan kesehatan sesuai dengan anjuran dari dokter.”“Anre juga stres di ruma saja. Sumber keuangan keluarga hanya dari gajinya Resti, sementara kebutuhan keluarga kadang melebihi gaji Resti tiap bulan.” ujar Anre kepada kekek Rinto. mendengar keluhan Anre, Kakek Rinto berkata kep
“Apa maksud dari perkataan Joe tadi,” gumam Juan, “Jangan-jangan Joe sudah mengatakan hal yang sebenarnya kepada Ayahnya. Sial! Juan tidak dapat memeras Joe lagi. Juan harus menjaga rahasia agar orang-orang di rumah tidak tahu bahwa Juan selalu meminta uang dari Joe. Namun, Juan juga kuatir jika Joe mengatakan kepada Ayahnya atau Ibunya tentang perbuatan Juan terhadapnya dengan meminta uang darinya setiap hari.”sementara itu, Joe yang sedang merasa jengkel dengan Juan–sahabatnya itu, berusaha menjaga jarak persahbatan dengan Juan. Ririn sahabat Joe dan Juan memperhatikan bahwa kedua sahabatnya itu tidak akur seperti dulu. Ririn ingin agar kedua sahabatnya itu kembali bersahabat seperti sediakala. Namun, Ririn tidak tahu apa yang mengakibatkan Juan dan Joe tidak akur seperti dulu. Ririn menemui Joe dan bertanya kepadanya, “Joe, saya memperhatikan bahwa engkau dan Juan akhir-akhir ini tidak seakrab dulu. Mengapa engkau dan dia menodai
04.00 AMTerdengar suara gadu di depan rumah yang membuat Ranny terkejut. Setelah Ranny bangun dari tidur, Ranny merasakan dinginnya udara pagi seolah menikam sekujur tubuh Ranny. Dia merapatkan jaket berbahan wool sintetis yang membalut tubuhnya. Ponsel pintarnya memberikan informasi bahwa pagi itu suhu udara sekitar sembilanbelas derajat celcius. suhu yang cukup dingin untuk tubuhnya yang terbiasa dengan hawa panas matahari tropis. Ranny bersama Juan dan Cici menyusun sejumlah kardus ke dalam mobil yang berisi barang-barang yang hendak dibawah bersamaan dalam kegiatan rekreasi bersama.“Kita akan segera berangkat,“ ujar Anre kepada Resti dan juga kepada semua anggota keluarga, sambil menutup pintu mobil. mereka lalu bergegas masuk ke dalam mobil. Mobil mengaspal meninggalkan halaman rumah Anre. Di sepanjang perjalanan pikiran Ranny berkelana tentang berkenun.05.30 AMMereka memasuki area perkebunan. Setelah turun dari mobil m
06.00 AMJuan mendapat telepon dari Ririn.Ririn menelponnya karena ingin memastikan kepstian waktu pertemuan sesuai perjanjian yang telah disepakati.“Juan, kamu belum siap-siap juga, ya? tanya Ririn.“Maaf, Ririn, Juan semalam bergadang jadi telat bangun. Kamu sudah siap, ya?” ujar Juan.“Iya, Ririn sudah siap,” ujar Ririn.Juan akhirnya bergegas untuk mandi meski dirinya sulit bangun pagi di pagi ini. “Ah, sial! perjanjian dengan ririn, Juan harus tepati, apalagi Ririn juga sudah menelpon, seperti ingin menagi perjanjian,” gumam Juan.Ririn sudah lama menjadi sahabat Juan. “Juan...Juan,” panggil Ririn dari depan pintu rumah yng gagang pintunya sudah lapuk dan tidak dapat disentu lagi.“Eh, Sudah datang kamu Ririn?“ jawab Juan yang berjalan muncul dari balik pintu. “Iya. Ayo, Kita pergi!” ujar Ririn.“Ah! semba
Saat makan malam bersama, Juan menginformasikan kepada seluru anggota keluarga bahwa dirinya telah berdamai dengan Joe sahabatnya atas bantuan Ririn sahabat mereka. Semua yang ada di ruang makan bahagia mendengar bahwa Juan dan Joe sudah berdamai.“Nah, Cucu Kakek yang baik itu, harus dapat mengakui kesalahan,” ujar Kakek Rinto.“Terima kasih, Kakek,” ujar Juan.Kepada Juan, Ranny berkata, “Kamu harus berterima kasih kepada Ririn, kerena inisiatifnya, kalian dapat saling memaafkan dan berdamai.“Selesai acara makan malam, seluluru anggota keluarga Anre ke ruang rekreasi. Mereka rekreasi bersama. Juan dan Cici asyik membaca koran, Kakek Rinto sibuk mencari remote televisi sebab Kakek ingin mendengar berita terkini mengenai corona virus. Ante, Resti, Siti dan Tante Tina yang ingin menonton sinetron, akhirnya mengikuti selera Kakek Rinto, karena Kakek Rinto yang mengontrol televisi menggunakan remote kontrol.Berita
Sore ini, Ranny mengajak Juan dan Cici untuk boleh menemani Ranny pergi ke makam Ibu Susan. Sudah lama mereka tidak berkunjung ke pemakaman Ibu Susan. Di makam Ibu Susan mereka membersihkan makamnya yang sudah ditumbuhi rumput liar setelah itu mereka berdoa sejenak. Sebelum pulang ke rumah, Juan berkata, “ Hari ini ulang tahunnya Kakek Rinto, Juan ingin memberikan hadia kepada Kakek, Juan tidak punya uang untuk membeli hadia untuk Kakek.”“Kalau begitu, kita mampir sejenak ke pertokoan, Kak Ranny yang tanggung biaya belanja untuk hadia di hari ulang tahun Kakek Rinto,” ujar Ranny.Sesudah dari tempat pemakaman Ibu Susan, mereka bertiga mampir sejenak di pertokoan. Dalam perjalanan ke pertokoan Ranny, Juan dan Cici berpapasan dengan barisan orang-orang yang akan mengungsi. Jalur jalan menuju ke pertokoan menjadi ramai. Lintasan yang hendak dilalui Ranny, Juan dan Cici terlihat padat dengan mobil dan juga orang-orang yang mengungsi karena le
Mentari pagi muncul di balik gunung. Ranny, sudah berada di dapur. Ranny menyendokan garam ke cobekyang telah berisi bawang dan capai. Setelah menurutnya sudah cukup garam, dia mencari ulekannya, namun Ranny tidak menemukan ulekan itudi tempatnya. Ranny mencari di sudut dapur tempat penyimpanan cobek, namun tidak diketemukannya. Raut wajahnya menunjukkan kebingungan, karena tidak tahu di mana harus mencari ulekan itu. Saat sibuk mencari ulekan Ranny mendengar telpon berdering. panggilan dari Ibu Relly. Ranny menerima telpon dari Ibu Relly. Ibu Relly menyampaikan kepada Ranny bahwa Ranny menjadi utusan mahasiswa dari program studi untuk melaksanakan kegiatan sosial dengan jenis kegiatan memberi bantuan kepada para pengungsi. Kegiatan berlangsung dari pukul 07.30 AM, sampai selesai. Ranny beredia menjadi bagian dari tim tersebut. Setelah menerima telpon dari Ibu Relly Ranny bergumam, “Ranny mengira membahas tentang tugas akhir ternyata meminta kesediaan Ranny untuk b
Ibu Renya di bawa pohon rindang masih melanjutkan belajar membaca bagi putrinya, Intan setelah sarapan pagi. Ibu Rennya bertanya kepada kepada Intan “Nak, tadi kita belajar sudah sampai di halaman berapadan tentang apa?”Intan tidak menjawab malah terus mebuka halaman-balaman buku. Intan bertaka kepada Ibunya ketika dia menemukan alaman terakhir prose belajar menghafal huruf sebelum sarapan pagi, “Kita belajar tadi sampai di halaman ini, Bu.”“Oh, iya, kita sampai halaman itu,” ujar Ibu Renya, “Kita lanjut belajar, ya!”“Nanti saja belajarnya, Bu, Intan ingin bermain dengan teman-teman,” ujar Intan.“Oh, iya, silakan bermain bersama teman-teman,” ujar Ibu Renya kepada Intan. Intan berlari mendekati teman-temannya di tenda relawan yang melaksanakan kegiatan trauma healing. Di sana Intan bermain dengan teman-temannya. Ranny yang sedari tadi memperhatikan Ibu