Sore ini, Ranny mengajak Juan dan Cici untuk boleh menemani Ranny pergi ke makam Ibu Susan. Sudah lama mereka tidak berkunjung ke pemakaman Ibu Susan. Di makam Ibu Susan mereka membersihkan makamnya yang sudah ditumbuhi rumput liar setelah itu mereka berdoa sejenak. Sebelum pulang ke rumah, Juan berkata, “ Hari ini ulang tahunnya Kakek Rinto, Juan ingin memberikan hadia kepada Kakek, Juan tidak punya uang untuk membeli hadia untuk Kakek.”
“Kalau begitu, kita mampir sejenak ke pertokoan, Kak Ranny yang tanggung biaya belanja untuk hadia di hari ulang tahun Kakek Rinto,” ujar Ranny.
Sesudah dari tempat pemakaman Ibu Susan, mereka bertiga mampir sejenak di pertokoan. Dalam perjalanan ke pertokoan Ranny, Juan dan Cici berpapasan dengan barisan orang-orang yang akan mengungsi. Jalur jalan menuju ke pertokoan menjadi ramai. Lintasan yang hendak dilalui Ranny, Juan dan Cici terlihat padat dengan mobil dan juga orang-orang yang mengungsi karena le
Mentari pagi muncul di balik gunung. Ranny, sudah berada di dapur. Ranny menyendokan garam ke cobekyang telah berisi bawang dan capai. Setelah menurutnya sudah cukup garam, dia mencari ulekannya, namun Ranny tidak menemukan ulekan itudi tempatnya. Ranny mencari di sudut dapur tempat penyimpanan cobek, namun tidak diketemukannya. Raut wajahnya menunjukkan kebingungan, karena tidak tahu di mana harus mencari ulekan itu. Saat sibuk mencari ulekan Ranny mendengar telpon berdering. panggilan dari Ibu Relly. Ranny menerima telpon dari Ibu Relly. Ibu Relly menyampaikan kepada Ranny bahwa Ranny menjadi utusan mahasiswa dari program studi untuk melaksanakan kegiatan sosial dengan jenis kegiatan memberi bantuan kepada para pengungsi. Kegiatan berlangsung dari pukul 07.30 AM, sampai selesai. Ranny beredia menjadi bagian dari tim tersebut. Setelah menerima telpon dari Ibu Relly Ranny bergumam, “Ranny mengira membahas tentang tugas akhir ternyata meminta kesediaan Ranny untuk b
Ibu Renya di bawa pohon rindang masih melanjutkan belajar membaca bagi putrinya, Intan setelah sarapan pagi. Ibu Rennya bertanya kepada kepada Intan “Nak, tadi kita belajar sudah sampai di halaman berapadan tentang apa?”Intan tidak menjawab malah terus mebuka halaman-balaman buku. Intan bertaka kepada Ibunya ketika dia menemukan alaman terakhir prose belajar menghafal huruf sebelum sarapan pagi, “Kita belajar tadi sampai di halaman ini, Bu.”“Oh, iya, kita sampai halaman itu,” ujar Ibu Renya, “Kita lanjut belajar, ya!”“Nanti saja belajarnya, Bu, Intan ingin bermain dengan teman-teman,” ujar Intan.“Oh, iya, silakan bermain bersama teman-teman,” ujar Ibu Renya kepada Intan. Intan berlari mendekati teman-temannya di tenda relawan yang melaksanakan kegiatan trauma healing. Di sana Intan bermain dengan teman-temannya. Ranny yang sedari tadi memperhatikan Ibu
Ranny bangun dari istirahat sejenak dan keluar dari kamarnya. Dia memperhatikan arloji di pergelangan tangannya. “Ah, ternyata sudah waktunya makan malam,” gumam Ranny. Dia cepat-cepat bergegas ke ruang makan. di ruang makan Anggota keluarga yang lain sedang menikmati hidangan makan malam. Ranny terlambat lima belas menit. di meja makan, Anre menanyakan pengalaman Ranny selama seharian melaksanakan kegiatan sosial. Untuk memenuhi keingintahuan Ayahnya, Ranny menceritakan pengalamannya selama mengikuti kegiatan sosial penanganan pengungsi bencana erupsi gunung berapi.“Seharian ini, Ranny bekerja di bagian logistik. Ranny bertugas untuk mengontrol barang masuk dan keluar dari gudang penyimpanan,” ujar Ranny,” Tadi, saat hujan panitia penanganan pengungsi erupsi gunung berapi akhirnya merelokasikan pengunsi ke sekolah-sekolah, sebab tenda-tenda yang dibabgun di lokasi pengungsi di posko bantuan utama digenangi banjir.”&ldq
Ibu Renya sedang bertedu di bawah pohon., Ranny mendekatinya, Mereka berdua bercerita dengan sangat ramah di bawah pohon. Rany bertanya kepada Ibu Renya, “Ibu, Bolehkah Resti tahu, dimanakah Ibu Renya dan Intan mendapat penginapan ketika hujan kemarin?” Ibu Renya menjawab pertanyaan Ranny, “Kami di hantar dengan mobil ke salah satu sekolah di depan poskoh bantuan utama.”Sedang berbincang-bincang dengan Ibu Renya, tidak lama kemudian Ranny melihat Ibu Renya keluar dari ruangan ketua tim bantuan utama penanganan bencana erupsi gunung berapi. Ranny pamit dengan Ibu Renya dengan alasan bahwa mereka hanya mampir sebentar karena ada informasi di lapangan yang harus disampaikan kepada ketua tum posko bantuan utama. Segera Ranny mendekati Ibu Relly dan menanyakan hasil duskusi dengan ketua tim bantuan utama penanganan bencana erupsi gunung.“Ranny, Ibu sudah sampaikan informasi yang kita peroleh di lapangan, khususnya pengungsi
04.30 AMRanny sudah bangun. Dia ke kamar Juan membangunkan juan , setelah itu dia ke kamar Cici untuk membangunkan Cici. Kepada Juan dan Cici, ranny mengajak kedunya untuk menemaninya lari pagi.“Ah, Kak Ranny tidak informasikan sejak malam untuk lari pagi, nanti pagi-pagi orang mau belajar diajak untuk temani lari pagi,“ ujar Cici.“Iya, Kak Ranny tiba-tiba saja menajak untuk lari pagi,” ujar Juan.“Kalian berdua kalau tidak ingin temani Kak Ranny untuk lari pagi, Kak ranny bisa lari pagi sendiri,“ ujar Ranny.Akhirnya ketiganya lari pagi bersama. Saat lari pagi mereka berpapasan dengan Pak Pedro dan Ibu Rikka, keduanya juga lari pagi. “Udara pagi ini benar-benar segar,“ ujar Cici yang sedang berlari- di belakang juan dan Ranny. ketika mereka kelelahan berlari pagi mereka putuskan untuk jalan santai di pagi hari. “Pagi ini, banyak orang yang melakukan jalan santai,&rdqu
Ranny, melangkahkan kaki ke dapur untuk membantu Tante Tina. Ranny menyapa Tante Tina saat masuk ke dalam dapur, “Selamat sore, Tante Tina.” “Selamat sore Ranny,” jawab Tante Tina. Ranny membantu Tante Tina untuk menyelesaikan tugas di dapur. Ranny dan Tante Tina diskusi banyak hal. Ranny berkisah kepada Tante Tina mengenai kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh kampus tempatnya kuliah, khusus kegiatan yang baru saja dilaksanakan hari ini. Kegiatan penamanaman jagung yang akan diperuntukan sebagai persediaan bahan pangan bagi warga terdampak bencana erupsi gunung berapi. Ranny membantu Tante Tina menyiapkan menu untuk malan malam. sementara itu, Juan dan Cici setelah melakukan aktivitassore hari kini mereka sudah rapi dan bersih. Keduanya sedang membaca koran di ruang rekreasi. Setelah hidangan makan malam tersaji, mereka akhirnya makan malam bersama. Saat makan makan malam bersama, Kakek Rinto menginformasikan bahwa sekarang telah hadir virus corona
Setelah cukup lama berbaring, dan kepenatan sudah sedikit menghilang, Ranny akhirnya bangun juga untuk melaksanakan aktivitas sore hari. Setelah itu, Ranny bangun dan mendapati Juan dan Cici sedang belajar bersama. ketika di tanya, ternyata Cici sedang membantu Juan meneyelesaikan tugas yang diberikan gurunya saat pembelajaran jarak jauh pagi tadi. Tugas sekolah juan yang dipercayakan kepada Cici untuk mengerjakannya pun sudah selesai dikerjakan. Cici menyerahkan hasil pekerjaan dari tugas sekolah Juan kepada Juan untuk dikumpulkan kepada guru yang memberikan tugas tersebut. Setelah Cici menyelesaikan tugas sekolah Juan, Cici dan Juan melaksanakan aktivitas sorek hari. seperti biasanya Cici menyapu halaman dan menyiram bunga di taman sedangkan Juan memberi pakan pada ternak piaraan. Ranny juga melaksanakan aktivitasnya di dapur bersama Tante Tina dan Ibu Resti. Sedangkan Kakek Rinto dan Anre sedang duduk santai mendengarkan lagu ‘Nyalakan Api’ lagu yang dilantunkan oleh Nike
Sore hari, sesuai dengan perbicaraan Ranny bersama dengan Juan dan Cici saat jalan pagi, sehingga ketiganya bersiap untuk mengunjungi pemakaman Ibu Susan. Ranny mengingatkan Cici dan Juan agar segera menyelesaikan pekerjaan sore seperti menyapu halaman dan memberi pakan pada ternak piaraan sebelum mereka berangkat ke makam Ibu Susan. Sampai di makam Ibu Susan, Ranny, Juan dan Cici membersihkan makam Ibu Susan. Setelah membersihkan makam Ibu Susan mereka duduk mengitari makam Ibu Susan, ketiganya hening sesaat. Saaat hening itu, ketiganya meluangkan waktu sebentar untuk berdoa mohon keselamatan jiwa dari Ibu Susan. Selesai berdoa mereka bertiga pulang ke rumah. Saat berjalan pulang ke rumah mereka, Juan melihat Joe dan memanggilnya. Joe pun mendekati Juan, Ranny dan Cici. Juan, Joe, Ranny dan Cici bincang-bincang sebentar. Dari bincang-bincang dengan Joe, ketiganya akhirnya mengetahui bahwa Joe hendak pergi mengunjungi makam Kakeknya–Ayah dari Ibunya. Untuk tidak menghambat per