Share

52. Kamera Pengawas

“Lho, hey, kamu kenapa? Kenapa nangis begini? Ayo masuk dulu,” Sharon merangkul dan menuntun Almara masuk ke dalam.

Sharon mendudukkan Almara di sofa ruang tamunya, “Tunggu sini ya Al, aku bikinkan kamu minum anget dulu. Kayaknya kamu sedih dan syok banget ya.”

Almara mengangguk sambil menyeka air matanya. Ardan duduk di sofa tepat di hadapan Almara. Sejenak, dia memperhatikan wajah mungil Almara yang saat ini sedang berhias air mata. Ardan merasa simpati kepada kesedihan apapun yang wanita itu alami. Bagaimanapun, lelaki sejati tak pernah suka melihat seorang wanita menangis.

Namun, dia mencari – cari di dalam hatinya, kemana perginya rasa yang dulu membuatnya nyaris tak bisa bernafas setiap kali melihat wanita di hadapannya itu menangis? Kemana ribuan belati yang selalu berpesta menikam hatinya setiap kali kesedihan menghampiri Almara?

Dia bertanya – tanya apakah tatapannya sekarang masih sehangat dulu, saat dia begitu menginginkan wanita itu dan amat takut kehilangannya. Dia mencar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status