"Siapa yang sombong sih? kenapa sih kamu dari bersikap kasar seperti ini kepadaku selama kita berpacaran kamu tidak pernah berbicara kasar kepada aku, membentak aku pun tidak pernah!" tegas Lita kepada Feri."Iya itu kan dulu tidak usah lagi diungkit-ungkit karena aku tidak mau untuk mengingat masa lalu yang sangat buruk itu," ucap Feri pada Lita.Buruk gimana sih maksud kamu Fer," ucap Lita."Kamu yang buruk wanita yang buruk yang aku kenal, kamu tidak mengerti kalau itu hal yang sangat buruk yang pernah aku lakukan yaitu pernah mencintai kamu, aku sangat menyesal," ujar Feri kepada Lita.Terlihat sekali dari wajah Feri dia sangat marah ketika Lita terus-menerus mengusiknya di dalam ruangan dimana dia bekerja."Tolong ya Lita sudah dulu, aku mohon sama kamu, memangnya kamu tidak bisa keluar? aku panggilkan orang yang harus mengusir kamu baru kamu mau keluar?" ujar Feri kepada Lita."Kamu tega banget sih kamu begitu sama aku, ada aku di sini tuh baik-baik untuk silaturahmi dan aku jug
"Asal kamu tahu saja ya Feri, aku tidak akan tinggal diam ketika kamusudah menikah aku akan tetap merebut kamu karena aku masih mencintaimu, aku masih menyayangimu dan tidak ada yang bisa untuk menghalangiku untuk mendapatkanmu kembali," ucap Lita kepada Feri."Apapun yang kamu lakukan tidak akan bisa menggoyangkan hatiku lagi aku sekarang sudah menjadi kepala rumah tangga dan aku harus mendirikan surga aku di rumah aku, dan aku tidak ingin tergoda dengan wanita sepertimu," ucap Feri kepada Lita.Lita terdiam ketika Feri berbicara seperti itu kepadanya, tetapi Lita terlihat sangat marah akan perkataan Feri.Lita tidak akan tinggal diam karena dia merasa dirinya masih menyayangi Feri dan harus mendapatkan Feri kembali"Sudah Lita kamu tidak perlu basa-basi lagi, aku mau kamu keluar dari ruangan aku! tidak enak dilihat orang kalau sampai warga kantor tahu aku dengan kamu disini apa yang akan mereka bicarakan tentang aku," ujar Feri kepada Lita."Oke aku akan keluar dari ruangan mu tapi
"Yang kamu bicarakan itu benar Sinta sebenarnya aku harus menghilangkan pikiran kurang dari Lita dan menjaga perasaanku yang ini dan tidak menyayangi dia, tapi itu semua butuh proses tidak hanya langsung cepat menghilang, tapi itu membutuhkan proses yang sangat panjang," ujar Feri kepada Sinta."Tapi mas kamu kan tahu aku istri sah kamu kalau memang kamu mencintaiku ya itu memang wajar karena memang kita tanpa ada rasa suka kita menikah dan itu kan kesalahan dari kamu kan, kenapa kamu harus memberikan pernyataan itu kepada kedua orang tuaku akhirnya jadi begini kan, kita sama-sama tidak suka tapi harus menikah," ujar Sinta kepada Feri."Begini ya Sinta aku harus jujur sama kamu, aku mengajukan pernyataan itu kepada kedua orang tuamu itu aku baru saja putus dengan Lita dan juga aku tidak bisa dia menghindari dan dia meninggalkanku seperti itu jadi aku memilih dan memutuskan untuk menikah dengan kamu, apapun yang terjadi aku harus menikah denganmu," ujar Feri kepada Sinta."Kalau kamu m
"Sari ..." Panggil Feri."Iya Mas ada apa? ada yang bisa saya bantu!? tanya asisten rumah tangganya itu kepada Feri."Iya ini bisa bantu aku enggak untuk menyiapkan makanan karena aku rasa lapar banget ini baru juga aku harus ke kantor pagi-pagi ini," ucap Feri kepada asisten rumah tangganya itu."Oh iya bisa mas ngomong-ngomong mbak Sinta ada di mana ya mas, kok dari tadi belum keluar kamar?" tanya Sari kepada Feri."Iya tadi dia sudah bangun sih, tapi waktu aku keluar dari kamar dia masih mau tidur lagi kayaknya jadinya biarkan saja jangan dulu diganggu," ujar Feri kepada Sari.Sari pun bingung ketika mendengarkan perkataan Feri karena setahu Sari Feri sama sekali tidak pernah seperhatian itu kepada istrinya dan juga mereka berdua tidak satu kamar, tetapi kenapa Feri berlaku lembut kepada Sinta."Kok aneh ya sedangkan kemarin itu mereka tidak satu kamar tapi sekarang mas Feri bilang seperti ini," batin Sari."Kamu kenapa kok bengong seperti itu Sari cepat saja ambilkan aku roti aku
"Kok terlihat banget ya dari wajah mbak Sinta itu sangat bahagia banget, memangnya ada apa sih mbak cerita dong mbak," ucap Sari kepada Sinta."Iya iya aku cerita, iya sekarang aku merasa bahagia mungkin ya kamu tau jugalah terlihat dari wajahku atau mataku," ucapnya."Ya mbak dari tadi itu aku pengen nanya kepada mbak kenapa sih sebenarnya dan aku juga melihat ada yang berbeda gitu dari mas Feri, yang biasanya bersikap dingin dan cuek kepada mbak Sinta," ucap Sari kepada Sinta."Iya jadi gini lho dia itu sekarang ingin berubah karena dia tidak ingin selamanya rumah tangganya dia itu tidak dibumbui dengan kebahagiaan, makanya itu dia berusaha untuk menjadi yang terbaik dan begitu aku berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk suamiku," ucap Sinta kepada Sari."Alhamdulillah kalau sudah mau berusaha seperti itu mbak aku juga ikut bahagia kalau mbak Sinta dan juga mas Feri bahagia karena aku kan di sini bekerja untuk kalian juga, jadi kalau di rumah adem dan bahagia pasti aku juga semang
Sinta pun melanjutkan pekerjaan rumahnya itu dan juga berharap mendapatkan telepon dari Bapaknya itu karena dia sudah rindu kepada Bapaknya itu."Ya sudah aku mau membersihkan ruang tamu dan ruang keluarga dulu nanti juga HP aku berbunyi kalau Bapak mau menelpon aku," ujar Sinta dengan pelan.Tetap bersikeras untuk membersihkan ruang tamu dan juga ruang keluarganya selang beberapa jam pun Sari memanggil Sinta."Mbak Sinta ..." panggil Sari kepada Sinta."Ada apa sih Sari," ucap Sinta."Aku mau berbicara kepada mbak Sinta," ujar Sari dengan pelan."Kamu kenapa sih kok berbicara seperti itu bicara yang bagus lah bicara yang keras kalau kamu seperti itu ya aku tidak dengar, kamu berbicara apa," ujar Sinta kepada Sari."Gini mbak tadi aku kan membersihkan taman di depan rumah tetapi tiba-tiba ada seseorang wanita yang datang," ujar Sari."Maksud kamu ada tamu ya kan? kamu suruh masuk saja kok kamu seperti ketakutan seperti itu sih," ujar Sinta kepada Sari."Ya mbak memang ada tamu tapi ta
"Kok kamu jadi belain dia sih sekarang Sari dulu kamu sangat dekat loh sama aku, tapi sekarang kenapa kamu membela perempuan itu? kenal juga enggak," ujar Lita kepada Sari."Loh mbak aku disini tidak membela siapapun karena di sini mbak Sinta itu adalah istri dari mas Feri, istri sah lagi jadi mbak harus tahulah batasan-batasan seperti apa yang harus dibicarakan kepada istri sah dari mas Feri ya kan, aku disini tidak berpihak kepada siapapun mbak," ujar Sari kepada Lita."Kenapa dia pergi seperti itu apakah dia mempunyai sopan santun? ketika ada tamu yang datang tetapi dia malah pergi ke kamar untuk beristirahat," ujar Lita kepada Sari."Mbak Lita yang cantik mbak kan tahu bagaimana sopan santun dan ketika mbak bertamu ke rumah orang jika tidak ramah dan tidak santun kepada orang yang memiliki rumah, itu maka orang itu juga akan marah iya kan," ujar Sari kepada Lita."Apaan sih kamu Sari kamu sekarang jadi beda ya ikut-ikutan ngebela perempuan itu lagi, ya sudahlah terserah kamu mau c
"Tolong lah Fer kamu berpikir lagi tentang perasaan kita yang selama ini kita bangun, dua tahun kita pacaran Fer masa iya kamu tidak ingat dengan janji-janji kita dan kita ingin bersama-sama terus sampai tua nanti," ucap Lita kepada Feri."Aku mempunyai mimpi seperti itu dengan Kamu Lita tapi kamu menghancurkan semuanya kan, kamu meninggalkan aku tanpa rasa kasihan dan kamu meninggalkan aku dan juga mengecewakan keluarga aku Lita kamu Ingat tidak sih," ucap Feri."Kan sudah beberapa kali meminta maaf kepadamu aku juga manusia aku juga khilaf tapi kenapa kamu langsung mencari wanita untuk dinikahi apakah itu setara dengan apa yang kau perbuat denganmu?" ucap Feri."Sudahlah cukup-cukup kamu berbicara seperti ini kepadaku," ujar Lita."Aku sudah tidak sanggup mendengarkan semua apa yang kamu katakan ini sudahlah," ujar Feri"Aku berani sumpah aku tidak bisa hidup tanpa kamu," ucap Lita.Tetapi Feri pun tetap mengusir Lita keluar dari ruangannya akhirnya pun Lita keluar dari ruangan Feri
Entah apa yang ada dipikiran Dafa tetapi Dafa ketika melihat Sinta diperlakukan seperti itu dengan adiknya.Selalu saja Dafa apa tidak terima karena dia merasa dia masih menyayangi Sinta, maka itu selalu saja Dafa memantau ketika Feri dan juga Sinta berbicara.Sementara itu setelah berbicara dengan Sinta akhirnya Feri meninggalkan Sinta.Dan Sinta pun pergi ke kamar dan duduk, dia tidak ingin banyak pikiran Sinta berusaha sabar untuk mengatasi kelakuan Feri terhadapnya dan dia selalu saja terlihat baik-baik saja karena dia harus mengurus ibu mertuanya yang sedang sakit.Sinta harus mengurus Ibu mertuanya itu karena Feri sedang bekerja di kantor dan sedangkan yang berada di rumah hanya Sinta.Sinta sering kali di anggap remeh dengan Feri padahal Sinta yang selalu saja mengurus Ibu mertuanya.Tetapi adik dari Dafa tetap saja masih mencintai mantannya."Aku salah tidak sih mempunyai rasa seperti ini," batin Dafa ketika melihat Sinta.Sinta yang sedang mengurus Ibu mertuanya itu Dafa tida
"Maaf ya mbak kalau aku lancang berbicara seperti itu kepadamu tapi memang aku baru kali ini mendapatkan seorang Istri yang sangat sabar seperti mbak Sinta," ucap Sari."Halah Sari sudahlah jangan berbicara itu ngapain sih aku juga masih memikirkan Ibu mertua aku bagaimana supaya dia cepat sembuh dan aku bisa kok untuk selalu saja mengurus dia," ujar Sinta kepada Sari.Beberapa hari kemudian Ibu mertuanya pun sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit dan menggunakan kursi roda.Ibu Tina sudah tidak bisa berdiri dengan tegak dan juga tidak bisa berbicara dengan lancar Sinta harus selalu mengurus Ibu mertuanya itu karena anak-anaknya sibuk untuk bekerja dan hanya dia yang bisa membantu mengurus Ibu mertuanya itu."Alhamdulillah sekarang Ibu sudah boleh pulang ke rumah," ujar Dafa."Iya, Alhamdulillah Ini Ibu kalian sudah bisa pulang ke rumah dan Bapak meminta kepada kalian harus bisa menjaga Ibu kalian ya," ucap bapak Heri kepada anak-anaknya itu."Tenang Pak selama masih ada Si
"Aku kasihan lihat Sinta seperti itu dia sama sekali tidak dihargai dengan Feri padahal dia adalah wanita yang sangat baik dan sangat Setia menurutku," batin Dafa.Ketika melihat Sinta yang sedang duduk di taman bersama Sari Dafa pun tidak tega melihat istri dari adiknya itu ditelantarkan seperti itu drmgan adik dari Dafa yang menikahi mantan kekasih Dafa itu.Tetapi Daffa selalu saja memikirkan kebahagiaan Sinta bersama Feri karena yang sering dilihat Dafa Feri sama sekali tidak ada perjuangan yang diberikan kepada Sinta.Akhirnya Dafa pun pergi untuk pulang ke rumah sementara itu Sari dan juga Sinta yang sedang duduk berdua di taman depan rumah sakit itu pun bercerita dan menenangkan diri."Kamu kenapa sih mbak kok seperti banyak sekali yang dipikirkan," ujar Sari bertanya kepada Sinta."Tidak aku hanya ingin tenang saja masih memikirkan Ibu mertuaku," ucap Sinta."Sebenarnya aku tahu kalau mbak masih memikirkan tentang yang terjadi tadi kan di depan ruangan Ibu Tina," ucap Sari kep
Feri pun terdiam ketika mendengarkan perkataan dari istrinya itu sementara itu Lita yang sangat takut ketika keluarga dari Feri mengetahui jika jus yang diminum oleh Ibunya itu adalah buatan dia dan dia memang sengaja untuk mencelakai Ibu Tina."Waduh gawat ini kalau mereka sampai mencari tahu sebenarnya apa yang ada di dalam kandungan jus yang aku buat itu, untung saja Ibu tidak bisa berbicara jadi aku aman," batin Lita."Nanti kita lihat sebenarnya siapa dari dalang semua ini aku juga penasaran kenapa Ibu meminum jus pagi-pagi sedang biasanya tidak pernah meminum jus sebelumnya," ujar Dafa."Sudahlah mungkin dibahas nanti saja sekarang kan Ibu harus beristirahat kita tidak boleh ribut dan tidak boleh mengganggu istirahat Ibu," ujar Sinta."Sudah kalau begitu Ibu istirahat dulu ya Bu kami semua ada di luar kalau Ibu membutuhkan apa-apa dan Bapak juga Istirahat di dalam sini," ucap Feri.Akhirnya mereka pun keluar dari ruangan di mana Ibu tidak dirawat, sedangkan di dalam ruangan itu
Tidak lama kemudian dokter pun keluar dan memberitahukan hasil pemeriksaan dari Ibu Tina.Akhirnya Bapak Heri pun ikutdengan dokter dan dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan Ibu Tina.Akhirnya dokter pun menjelaskan semuanya dan pada akhirnya Ibu Tina pun terkena stroke Bapak Heri sangat terpukul ketika mendengar kabar istrinya itu terkena penyakit stroke.Dia tidak menyangka jika Kejadian ini bakalan serius ini."Maaf ya Pak aku mau mengabarkan kalau bisa ke rumah sakit sudah mengusahakan dengan semaksimal mungkin tapi Ibu Tina terkena stroke," ujar dokter yang merawat atau yang memeriksa Ibu Tina.Bapak Heri pun kaget ketika mendengar kabar dari dokter itu."Ya ampun aku saja tidak tahu doa kalau dia mempunyai sakit itu," ucap Bapak Heri."Penyakit itu datangnya dari Allah dan kalau sudah seperti ini kita hanya bisa berdoa Pak," ucap dokter itu kepada Bapak Heri.Bapak Heri sampai lemas ketika mendengar berita dan informasi tentang istrinya itu Bapak Heri terduduk dan lemah ti
"Mas kamu kenapa?" tanya Sinta dengan lembut kepada suaminya itu tetapi tetap saja Feri melamun dan memandangi istrinya itu dengan sangat tajam."Mas kamu memikirkan apa sih kok bengong seperti itu mas kamu sekarang lagi nyetir lah kamu harusnya fokus kedepan dan jangan sampai kamu bengong seperti ini," ujar Sinta kepada Feri."Ya Allah maafin aku ya aku tadi malah bengong memikirkan sesuatu ya sudah kalau begitu aku fokus bawa mobil dulu," ucap Feri.Feri tidak menyadari bahwa dia melamun dan memandang wajah istrinya itu.Sinta pun heran ketika melihat tingkah suaminya seperti orang yang baru saja membuat kesalahan tetapi Sinta sama sekali tidak memikirkan hal itu karena dia sekarang memikirkan keadaan dari Ibu mertuanya.Akhirnya Feri pun bergegas dan fokus untuk menyetir dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ibunya.Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Feri memarkirkan mobilnya di parkiran di Rumah Sakit Cemara."Mas tarik nafas dulu ya, jangan sampai kamu khawat
"Terimakasih banyak ya mas, kamu sudah mempercayai aku buat pegang ATM kamu," ucap Lita kepada Feri."Kenapa sih kamu berterima kasih kepadaku itu juga hak kamu kan aku mencintai kamu dan menyayangi kamu, jadi apa salahnya kalau aku berbagi juga denganmu," ujar Feri kepada Lita.Lita tersenyum bahagia ketika melihat Feri yang bisa dibodohi seperti anak kecil dan Feri tampak bahagia ketika di dekat Lita.Dia merasa beban pikirannya hilang ketika bersama Lita dia sama sekali tidak memikirkan istrinya yang sedang di rumah dan tidak pernah memikirkan perasaannya."Untuk pin nya nanti kamu bisa chat aku saja ya biar aku tidak lupa," ujar Lita."Apa sih yang tidak buat kamu sayang," ucap Feri.Lita pun berhasil untuk mengambil hati Feri yang sempat dingin karena dia telah meninggalkan Feri pada masa lalu."Kamu ini semakin hari semakin cantik ya," ucap Feri sambil menatap Lita dan memegang rambutnya."Lah tumben kamu berbicara seperti itu kepadaku coba saja kamu berani berbicara seperti itu
Akhirnya Feri dan juga Lita pun bergegas untuk pergi ke kantor bersama-sama.Sementara itu Dafa yang melihat Lita dan juga Feri satu mobil pun Dafa bertanya kepada Sinta."Sudah berapa lama Lita tinggal di sini?" tanya Dafa kepada istri dari adiknya itu."Ya cukup lama sih mas memangnya ada apa ya?" tanya Lita."Ya aku hanya mau bertanya saja kenapa sih Lita ada disini siapa yang menyuruh dia datang ke rumah ini?" ucap Dafa."Aku mas yang suruh dia tinggal di sini karena aku merasa kasihan dengan dia, dia terlantarkan dan tidak mempunyai tempat tinggal waktu itu," ujar Sinta.Sinta menjelaskan semua apa yang terjadi ketika pertama kali dirinya bertemu dengan Lita dan sampai membawanya ke rumah Feri."Aku hanya mengingatkan dengan kamu mungkin kamu sudah tahu siapa Lita tanpa aku kasih tahu, kamu kan mengerti apa yang ada du pikiranku iya kan," tanya Dafa kepada Sinta."Ya aku tahu mas kamu pasti mau memberitahu aku kan kalau Lita adalah mantan kekasih dari Mas Feri, tapi aku juga tida
Tetapi ketika Feri keluar dari kamarnya Feri pun teringat Sinta berbicara seperti orang yang benar-benar sakit dan dia tiba-tiba takut jika istrinya itu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."Apa benar ya sinta sakit aku Makin khawatir dengan dia, kalau dia berbicara tentang penyakit seperti ini yang belum pernah sakit dan dia juga jauh dari orang tuanya tidak mungkin aku tidak mengurusinya," ujar Feri.Akhirnya Feri pun kembali ke kamarnya untuk mengecek suhu badan istrinya itu."Kamu beneran sakit?" tanya Feri kepada Sinta."Untuk apa aku berbohong dengan kamu mas aku sangat pusing dan lemas sekali sepertinya aku demam," ujar Sinta dengan lirih."Sudah lah kamu istirahat dulu aku mau tidur dulu maaf ya aku pegang," ucap Feri.Akhirnya Feri pun mengecek suhu badan Sinta dan berharap kalau Sinta tidak sakit, tetapi ternyata Sinta demam dan sangat lemah keadaannya."Kamu tadi malam makan banyak?" tanya Feri lepada Sari."Aku makan bersama Sari kenapa memangnya?" ucap Sinta."Aku hanya