Kak aku mau tanya boleh?" tanya seorang anak SMP kepada gadis lain yang lebih tua satu tahun di atasnya.
Gadis mengangguk "tentu saja boleh, apa yang mau kamu tanyakan?"
Si gadis SMPA tersenyum senang "kak, sejak kapan kakak berkerudung, lihat kakak berkerudung, kayaknya adeeem banget gituh!" ujarnya.
Gadis lain mengangguki pertanyaannya, bukan hanya dia saja tapi juga yang lain, hari ini mereka sedang ada pertemuan seperti perkumpulan atau ekstra diluar sekolah, belajar agama sambil berbagi cerita.
"Iya kak, emangnya enggak gerah gitu kalau pake hijab kemana-mana?" tanya yang lain.
Gadis yang ditanya tersenyum "bukankah memakai jilbab adalah kewajiban bagi wanita muslimah? Yang seharusnya bertanya adalah kakak, kenapa kalian tidak berkerudung? Coba jawab?" ujarnya dengan santai seraya memperhatikan satu persatu wajah mereka.
Semuanya terdiam, tak ada yang berani menjawab, melirik satu sama lain berharap ada yang mau membuka suara.
"Gerah kak!"
"Ribet!"
"Belum siap"
Hanya itu yang mampu mereka jawab, gadis itu kembali tersenyum.
"Berjilbab adalah satu hal yang wajib dikenakan wanita muslimah untuk menutupi auratnya. Perintah berjilbab sudah dijelaskan dalam al-qur'an.
Seperti dalam QS . AL-AHZAAB : 56
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istri mu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: " hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka", yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.
- Jilbab adalah salah satu ciri agar seorang muslimah mudah dikenali, kalian bisa membedakan mana orang islam dan bukan yaitu dengan jilbab yag mereka kenakan.
Ada satu contoh, apabila kita memiliki 2 buah permen yang satu tanpa bungkus dan yang satunya lagi masih tertutup oleh bungkus, mana yag menurut kalian akan mudah dikerumuni semut?"
"Ya pasti yang enggak di bungkus lah kak" jawab salah satu dari mereka.
Gadis itu tersenyum bangga "nah begitu pun dengan wanita, antara yang berjilbab dan tidak, pria akan lebih tertarik pada wanita yang menunjukkan kemolekan tubuhnya, memperlihatkan geraian rambut indahnya, berbeda dengan wanita berjilbab, bahkan pria pun akan merasa segan pada kita.
Selain itu perintah wanita agar menetap di rumah menunjukkan keharusan berjilbab tatkala keluar.
Katakanlah kepada wanita yang beiman: "hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan jangan lah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (BIASA) nampak dari padanya, dan hendaklah mereka menutup kain krudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putet-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap mereka) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan, dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung
( QS AN-NUUR:31)
Apabila menampakkan perhiasan saja dilarang bagi wanita, lantas bagaimana lagi jika bersolek dan menampakkan keindahan tubuh mereka?
Rasulullah bersabda: ada 2 kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya, suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya dan wanita yang berpakaian tapi telanjang karena tipis, atau pendek, yang tidak menutup semua auratnya, bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang, kepala mereka seperti punuk unta yang berpunuk dua, mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya padahal bau surga itu akan didapati dari sekian dan sekian perjalanan 50 tahun.
(HR.MUSLIM, AHMAD, DAN IMAM MALIK)
Wanita di jaman sekarang menyalah artikan jilbab, mereka memakai jilbab tapi masih memperlihatkan dada dan bentuk tubuhnya, memakai krudung tapi diikat di leher, memakai jilbab yang benar adalah menutupi dadanya, banyak style yang bermacam-macam tapi tidak memenuhi syari'at.
Memakai kerudung tapi mengenakkan pakain yang ketat dan tipis, wanita muslimah haruslah memakai pakain yang longgar yang mampu menyembunyikan lekuk tubuhnya.
Memakainya jilbab tapi kepala mereka seperti punuk unta, maksudnya adalah mengikat rambutnya atau menggelung sampai terlihat jelas gelungan tersebut meskipun tertutup oleh jilbabnya.
Dan perlu kalian ketahui, satu langkah kalian keluar rumah tanpa jilbab, maka sama dengan kalian menarik ayah kalian satu langkah menuju neraka, jika kalian menyayangi ayah kalian, tutuplah aurat kalian, dan 1 helai rambut yang terlihat oleh laki-laki yang bukan mahram, maka 70.000 tahun kalian mendapat siksanya."
"...wanita adalah aurat, apabila dia keluar akan dibuat indah oleh syetan."
(HR TIRMIDZI, IBNU HIBBAN, DAN AT-THABRANI).
Wanita begitu berharga, setiap tubuhnya adalah aurat, kita sebagai seorang muslimah sangat diharuskan menutupinya."
" tapi kak, banyak perempuan diluaran sana yang berjilbab tapi akhlaknya kurang baik!" tanya lagi mereka, teman yang lain mengangguk setuju, mata mereka jeli hingga mempertanyakan nya.
"Memakai jilbab adalah kewajiban bukan pilihan, sedangkan akhlak adalah salah satu yang sudah dimiliki setiap orangnya, jangan pernah salahkan jilbab yang dipakain seseorang sedang orang tersebut memiliki sikap yang buruk, sifat seseorang berbeda beda, mereka berhak memilih ingin menjadi baik atau buruk, menyesuaikan suatu kebiasaan bukanlah hal mudah, bagi orang yang berhijrah itu memiliki proses dan progres yang bertahap, haruslah kita berfikir, memakai jilbab tapi kelakuan seperti itu, akan ada waktu dimana hati mereka terbuka bahwa apa yang mereka lakukan selama ini adalah salah.
Seperti lebih baik mana berjilbab dengan sikap buruk atau tidak berjilbab tapi baik?.
Jawabannya adalah akan lebih baik jika berjilbab dan memiliki sikap yang baik, yang tidak berjilbab berhijrah dan memakainya jilbab nya dan semakin memperbaiki akhlaknya agar menjadi lebih baik dan yang berjilbab tapi buruk, memperbaiki akhlaknya menjadi baik."
Gadis itu terhat senang saat adik-adiknya mendengarkan apa yang ia jawab dan mengangguk paham, berharap apa yang disampaikan memiliki dampak baik.
"Itu yang bisa kakak jelaskan pada kalian, mungkin penjelasan kakak masih kurang, tapi kakak harap apa yang kakak sampaikan bisa bermanfaat bagi kita semua, apabila masih ada yang kalian bingung dari kakak, cobalah mencari jawaban yang lebih benar lagi kepada ustadz atau ustadzah ya, kita kan masih sama-sama belajar, bukan maksud kakak mengajari lho ya!"
"Siap kakak, terimakasih untuk hari ini, do'akan kami agar kami pun segera berjilbab ya kak?" ujar mereka.
"Aamiin"
Mereka menuntaskan kegiatan hari ini dengan berdo'a bersama, satu persatu dari mereka mulai pulang, dan kini hanya menyisakan si gadis yang terdiam dengan air mata yang berlinang.
Ia menyadari segalanya.
Ia menyesali, tapi apalah dayanya.
Ia bisa mengatakan semua itu kepada orang lain, tapi ia tak bisa melakukannya pada dirinya sendiri.
Munafik bukan?.
Berwajah dua?
Gadis itu kini menangis dengan tatapan kosongnya, hatinya sungguh sakit dengan semua penjelasannya sendiri.
"Yaa Allah maafkan aku atas semua kesalahan ini, aku terlalu berdosa, aku bingung yaa allah, aku mengatakan semua ini pada mereka ,tapi nyatanya apa? Aku sendiripun tak dapat merealisasikan nya dalam kehidupanku sendiri, bahkan disekolah pun rambutku tergerai dan dilihat oleh semua laki-laki yang bukan mahramku, memakai baju pendek, maaf kan aku yaa allah, maafkan aku abi, aku sudah menjerumuskan mu masuk kedalam neraka,maaf kan aku...
Tapi,beri aku waktu..!"
*****
Apabila ada kesalahan dalam penjelasan di atas,saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
-
-
-
-
Maafkan aku jika dada ini merasa tak rela jika melihatnya bahagia.
****
***Semua teman-teman nya sudah berkumpul di sebuah cafe, Nayra baru saja sampai, membuka pintu cafe membuat lonceng disana bersuara. Semua mata para sahabatnya berbinar bahagia saat kedatangannya, tapi Nayra tetap bersikap biasa saja.Nia melambaikan tangannya kearah Nayra, gadis itu tersenyum simpul sambil berjalan ke arah mereka."Kok lama?" tanya Raya."Macet, udah kayak Jakarta aja.." gerutu Nayra yang kemudian mengambil tempat duduk disamping Vivia. Sahabatnya itu sedang fokus memainkan permainan yang ada di ponselnya dan tak menyadari kehadiran nya."Main apa Vi?" tanya Nayra sembari mengintip."Permainan" jawab Via singkat tanpa menoleh sedikit pun.Nayra mendelikkan matanya malas "gue tahu, maksud gue permainan apa?.. mobile legend kah? atau apa?" tanya Nayra." main si pou!" jawab Via asal.Semuanya menghembuskan nafas kesal, mereka fikir Via sedang memainkan permainan yang menantang hingga fokusnya tak d
***Pagi hari terlewati begitu cepat, kini waktu mulai menjelang siang, para murid di SMA PURNAMA INDAH sedang melaksanakan istirahat pertama.Banyak para murid disana memiliki tempat favorit masing-masing, seperti para perempuan yang lebih suka berebut untuk pergi ke wc, mereka melakukan ritual bercermin beberapa jam didalam sana.Ada juga yang menghabiskan waktu di dalam kantin, makan dan juga bergosip. Atau perpustakaan bagi anak-anak yang memang kutu buku, atau hanya ingin numpang tidur bagi para pemalas.Dan untuk para laki-laki, game, video, serta kelas menjadi tempat yang paling diminati. Bagi laki-laki yang memang aktif, mereka memilih lapangan sebagai tempat kesukaan mereka.Dan dari beberapa tipe di atas, Nayra dan kawan-kawan memilih kantin untuk menghabiskan jam istirahat mereka.Seperti biasa, Nayra hanya diam mendengarkan celotehan para sahabatnya, membicarkan laki-laki yang mereka kagumi, dan bagi Nayra itu tidaklah pent
Suara tangis milik seorang gadis bergema disalah satu bilik toilet perempuan, gadis itu terus saja membasuh pergelangan tangannya yang tersentuh oleh cowok yang baru ditemuinya barusan.Dialah Nayra.Sesekali dia menghapus air matanya, rasa kesal masih tersimpan dalam dadanya."Maafin Nay yaa Allah!" gumamnya dalam hati.Tangis nya semakin menjadi, tangan nya kini memerah karena Nayra terlalu keras menggosok tangannya. Mungkin jika bisa ia berfikir untuk melepaskan tangannya saja. Itu membuat hatinya sakit, tersentuh laki-laki yang bukan mahramnya .Ia sadar, meski rambutnya juga terlihat oleh yang bukan mahram, tapi bukan berarti ia bebas bersentuhan dengan banyak laki-laki. Itu adalah hal yang paling dihindari oleh Nayra.Dan lagi-lagi tak ada seorang pun yang mengetahui tentang persoalan itu.---Nayra keluar dari dalam toilet, wajahnya terlihat jelas bahwa dia baru saja menangis, hidung yang sedikit memerah
Nayra terduduk di teras masjid tempat ia melaksanakan shalat beberapa waktu yang lalu. Gadis itu terdiam dengan memeluk lututnya, matanya menatap kosong kedepan, entah apa yang sedang Nayra fikirkan.Helaan nafas kasar terdengar jelas dari hidung nya, Nayra menengadahkan kepalanya menatap langit gelap tanpa bintang di atas sana." Yaa Allah." gumam nya tanpa suara, hanya kata itu yang sedari tadi ia lontarkan dari mulutnya. Nayra berkali-kali menghelas nafas, menutup rapat matanya dan mengedip-ngedipkan nya menahan air mata yang menggenang.Beberapa orang disekitar masjid hanya melihatinya tanpa bertanya, terkadang terdengar bisikan yang tidak mengenakkan ditelinganya namun tak membuat Nayra bangun dari duduknya.Nayra tahu, orang-orang pasti akan mengatakan hal buruk padanya, melihat keadaan nya yang masih mengenakkan seragam sekolah yang belum sempat ia ganti. Rasa marah, kecewa dan sakit hatinya m
"Kenapa?" Adam bertanya dengan nada ketus, pemuda itu menyerahkan kembalian pada Nayra, gadis berseragam mengambil nya cepat."Kenapa apanya?" tanya Nayra yang tak mengerti, padahal Nayra tahu kalau Adam peka dengan ekspresi wajahnya.Adam duduk di samping nya, pak Amin bangkit dari duduknya meninggalkan kedua remaja itu karena ada pelanggan, mereka bergantian membuat pesanan.Adam memperhatikan penampilan Nayra dari atas sampai bawah " kenapa jam segini masih pake seragam?" tanya Adam dengan pandangan yang sudah ia alihkan pada objek yang lain."Kepo" jawaban Nayra tak seperti apa yang diinginkan Adam. Pemuda beraprond itu memang kesal diawal, tapi setelah melihat raut wajah sedih saat dekat dengan bapa nya, Adam mengerti bahwa gadis bernama Nayra disampingnya ini sedang ada masalah. Adam tak mengerti, kenapa dia harus ingin tahu seperti ini, Nayra bahkan hanya orang baru."Kak?" panggil Nayra membuyarkan lamunan Adam."Hem" Adam tak sediki
Seorang gadis tengah berjalan sendirian di malam hari dan masih dengan seragam SMA yang melekat pada tubuhnya.Banyak bisik-bisik dari orang-orang,mengatakan bahwa Nayra adalah gadis yang tidak baik,keluyuran di malam hari dan belum berganti pakaian.Nayra yang mendengarnya hanya bisa menunduk.Ia memang bukan anak baik-fikirnya sendiri.Dan entah harus kemana sekarang ia pergi,ia sedari tadi berjalan tanpa tujuan.Tanpa arah.Malam mulai semakin gelap,apa yang harus dilakukannya.Nayra mengangkat kepalanya, menatap ke setiap arah."Gue didaerah mana ini?..udah gelap lagi!" ujarnya lemas.Pasalnya saat ia pergi,ia tak membawa apapun. Kecuali uang 300 ribu yang ia simpan di saku baju seragamnya, itu pun sisa dari jajan nasi goreng ditempat pak Amin tadi .Hawa dingin mulai menghembus permukaan kulitnya, Nayra hanya bisa memeluk tubuhnya sendiri.Ia berdiri di jalan yang tampak begitu sepi,tak ada siapa
Berkali-kali Nayra membaca do'a tersebut,meminta supaya Allah memberikan keselamatan padanya.Nayra semakin terpuruk saat ke 2 laki-laki itu berusaha membuka pakaian mereka secara bergantian.Mereka menyeringai puas,karena malam ini mereka mendapatkan mangsa. Apalagi melihat Nayra yang terduduk lemah semakin membuat mereka senang.Nayra menutup matanya kuat, jantungnya berdegup begitu kuat, rasa takut dalam dirinya semakin menjadi. Dia tak pernah membayangkan kejadian ini akan pernah ia alami. Kenapa dirinya selalu berada disituasi yang membuatnya lemah. Yang membuatnya tak bisa lari walau dia memiliki banyak kesempatan.Ini bukan apa yang dia inginkan. Nayra menyadari kehidupan nya ternyata semakin menyulitkan saat dirinya mulai merubah titik buruknya.Salah satu dari mereka mendekat ke arah Nayra,dengan perlahan mereka mencoba menyentuh Nayra. Tangan nakal mereka bermain dari bahu Nayra, sesak didada mulai Nayra rasakan."Jangan jadi
Di sebuah rumah mewah berlantai dua dengan chat abu dan hitam, tinggal sebuah keluarga yang cukup harmonis. Keramahan keluarganya sudah terkenal dikalangan tetangga sekitarnya. Jangan lupakan kedua gadis yang ikut tinggal didalamnya yang selalu menghebohkan komplek karena pertengkaran yang selalu terjadi. Hanya saja rumah besar itu kini nampak begitu sepi, ditinggali kedua gadis nya saja. Bukan semata-mata ditinggal, itu pun karena orang tua mereka sedang pergi beberapa hari untuk perjalanan bisnis keluar negeri.Tuan dan nyonya pemilik rumah adalah seorang pengusaha sukses, pemilik dari restoran ternama. Kedua puterinya selalu digadang-gadang sebagai penerus nya. Sedang keduanya malah ogah-ogahan membahas perusahaan tersebut karena memiliki cita-citanya sendiri.Tok.. tok.. tok..Sebuah ketukan pintu terdengar oleh gadis bernama Vivia. Pemilik kamar menatap pintu kamarnya tajam seraya merutuk, pasalnya ia sedang asyik membaca novel kesukaannya di aplikasi orang
Di keluarga tuan Karim. Sepi. Tak ada sedikitpun pembicaraan diruang keluarga. Abi Karim, umi Aminah, dan Naura hanya mengarahkan pandangannya ke arah tv yang sedang menayangkan sebuah acara show.Suara dari tv tersebut yang meramaikan ruang keluarga. Setelah kepergian Nayra, Naura hanya diam tak terlalu peduli, apalagi ia tahu hal itu saat dimeja makan kemarin malam, yang tidak disangkanya adalah bahwa Nayra pergi hari ini. Hati kecilnya merasa damai, tak perlu lagi dirinya sok baik didepan banyak orang, apalagi pura-pura perduli dan perhatian.Keadaan rumah seolah tenang tanpa ada hal yang membuat berantakan, percekcokan atau hal yang memusingkan seperti saat ada Nayra.Selama ada Nayra pun, Naura tak terlalu dekat dengan adiknya itu, lebih memilih masing-masing. Naura tak menyukai Nayra karena sang kakak selalu lebih memperhatikan Nayra dari pada dirinya, walau dari matanya sang kakak begitu jahat pada gadis itu. Belum lagi banyak orang yang menyangkut pautkan nya denga Nayra, mem
Seorang pemuda tampan sedang termenung di kesendiriannya. Merindukan seseorang yang belum lama dikenalnya tapi sudah terasa amat berharga bagi dirinya. Ia tahu, rasa rindu itu tak dapat dihilangkan. Menemui nya seperti mustahil. Gadis yang dirindukannya kini sudah terlalu jauh dari pandangannya, bagaimana ia bisa melepas rindu sebebas sebelumnya. Perempuan yang telah mengambil hatinya pergi entah kemana.Tak tahu pindah kemana. Dimana gadis itu sekarang? Ingin sekali ia menemuinya. Bertemu dengan gadis pujaannya. Ia ingin melihat senyumnya, dan kemudian memeluk gadis itu seerat mungkin. Terakhir kali bertemu saat gadis itu menemui sahabatnya, ia hanya melihat sekilas sebelum gadis itu benar-benar pergi, menatap matanya yang terlihat berat untuk melangkah menjauh. Hati pemuda itu terluka saat gadis pujaannya hanya melambaikan tangan perpisahan. Andai ia mampu untuk menahannya. Kalau iya dia bisa, dia akan menculiknya dan mengurungnya dirumah keluarganya supaya gadis itu tak perg
Dzul duduk di bangku taman dengan Vivia disampingnya. Pemuda itu sibuk melepas dasi dan seragam untuk dikeluarkan. Vivia tidak bersuara, gadis itu hanya termenung memikirkan hal yang terjadi. Tentang Nayra, persahabatannya dengan Santia, juga tentang Dzul yang ternyata kakak dari Santia.Vivia melirik Dzul sekilas, ingin menanyakan banyak hal pun tak berani, berakhir Vivia hanya menunduk dan terdiam. Hingga kemudian Fikri datang dengan sekantung keresek makanan dan minuman.Fikri berjalan mendekati keduanya "nih!" Fikri menjulurkan bawaannya pada Dzul, pemuda itu dengan cepat menerimanya, melihat isinya dan mengambil satu botol air mineral. Dzul melirik Vivia dan memberikan kantung tersebut kepada gadis itu, Vivia menerimanya ragu.Fikri yang melihatnya kesal sendiri, dia kesini untuk mendengar penjelasan dari Dzul, bukan untuk melihat adegan menjijikan sok malu-malu kodok begitu.Fikri melipatkan tangannya sejajar dada bawah "jadi gimana?, gue masih butuh penjelasan!"Dzul menggerlin
Vivia terkejut.Siapakah dia?.---Seorang pemuda rapih berdasi datang menghampiri pertikaian antara Santia dan Vivia. Berdiri kokoh didepan Vivia seolah melindungi. Semua pasang mata penghuni kantin tak mau ketinggalan, fokus mereka tentu pada pembicaraan Santia, sang primadona sekolah."Gue rasa mulut lo gak pernah disekolahin. Percuma lo sekolah sampe SMA kalo gak punya adab. Tu mulut di jaga. Jangan sok tahu sama kehidupan orang. Lo pikir lo lebih baik?" sulut pemuda itu membuat santia kicep.Tangan sudah terkepal, Santia tak suka di bantah. Tak suka dipermalukan seperti sekarang. Dia anak pemilik sekolah, dirinya sudah pasti harus dihormati kalau mereka tidak mau dirinya mengadu pada sang ayah."Lo gak pantes ngomong gitu sama gue ya. Lo belum tahu gue. Lo siapa disini?. Ooooh, lo mau jadi pahlawan?. Suka sama cewek dibelakang lo, sicupu berkacamata itu?" balas Santia seraya tersenyum sinis dengan tangan menunjuk Vivia yang berada dibelakang pemuda itu. Ejekan tak pernah terting
***Dzul, pemuda tampan tak rapih itu memasuki kelas dengan malas. Dzul menghembuskan nafas kasar saat melihat suasana kelasnya yang ramai dan berbisik dari sebagian siswa yang sedang asyik bermain game bersama. Beralih pada pojokan yang dipenuhi para gadis yang sedang maraton drakor. "Kayaknya gue yang aneh nih. Masa cowok ganteng plus keren kayak gue masuk kelas yang anak-anaknya cupu. Ngedrakor sama ngegame pada gak ngajak, kan guenya jadi kesel!" gerutunya dengan penuh percaya diri.Dengan terpaksa Dzul mendudukkan dirinya disamping sahabatnya, Fikri. Pemuda itu belum ngeuh jika sang sahabat sedang merenung."Fik?" panggilnya, tangannya sibuk mengeluarkan ponsel dari tas.Fikri tak menjawab. Pemuda itu sedang bertopang dagu seraya menghembuskan nafas kasarnya berkali-kali. Menatap malas orang-orang disekitarnya. Fikri bahkan malas walau untuk bernafas.Jiwa seorang Fikri sedang berkelana entah kemana. Sosok pemuda ini biasanya tak mau diam. Selalu saja menyempatkan waktu berjalan
***Seorang pria paruh baya berpeci putih yang sedang bersantai diruang keluarga itu mengambil ponsel yang terus bersuara. Beliau mendekatkan ponsel tersebut ditelinga."Halo, Assalamualaikum?"..."Tumben telepon ane, ada apa nih?"...."Oooh.. Anak ente mau pesantren kesini?. terus kenapa ente telpon?. Emangnya enggak ente anter kesini?" tanya beliau seraya menyeruput teh manis dingin yang disediakan istrinya....."Oh,iya iya. semoga aja anak ente mau berubah kalau sudah pesantren disini ya!" obrolnya entah dengan siapa...."Sama-sama, waalaikumussalam"....Pri paruh baya tersebut kembali menyimpan ponsel di atas meja, menghela nafasnya dan menyeruput lagi teh yang ada di hadapannya."Siapa bi?" tanya seorang wanita cantik
****Menjalani kehidupan itu memang sangat sulit. Apalagi harus berjuang sendiri tanpa ada seseorang yang mau mendukung kita.Melangkah tanpa ada dorongan. Berat kita rasakan. Beban yang semakin menumpuk dan segala rasa yang hanya bisa dipendam.Semuanya terasa rumit. Teka-teki yang tak pernah kunjung selesai. Ujian yang semakin bertambah, dan luka yang semakin dalam.Berlarut-larut begitu lama, seperti permanen untuk dilenyapkan.Ingin mengakhiri segalanya, tapi tak bisa semudah yang dibicarakan. Seperti sebuah harapan yang begitu sulit untuk di gapai. Apalagi jika bukan kebahagiaan. Yang entah kapan datangnya.Menunggu disetiap do'a, setiap harapan, dan juga impian.Mengharapkan sebuah kebahagiaan datang dan hadir tanpa harus pergi.Apalagi semua ini dialami oleh seorang gadis.Bayangkan.
***Nayra masuk kedalam taxi yang sudah ia pesan tadi pagi. Ia akan menemui Vivia sebelum ia pergi, ia akan berpamitan.Ia sudah menghubungi Vivia sebelum ia menyimpan ponselnya didalam lemari. Ia tak akan menggunakan ponsel itu lagi. Bahkan akan sangat lama tak akan menyentuhnya.Biarlah jika umi menemukannya, diambil pun tidak masalah baginya, toh dirinya tidak ada juga.Nayra merasakan perih dalam hatinya, ia akan meninggalkan kehidupannya, dan mengganti nya dengan kehidupan yang baru.Mungkin berat baginya, tapi semua adalah jalan yang terbaik.Berharap ditempat barunya nanti, rasa sakit yang selama ini dirasanya bisa hilang perlahan. Semoga orang-orang disekitarnya nanti tidak menyakiti hatinya yang bahkan bisa dibilang sudah hancur itu."Tunggu ya pak, saya hanya sebentar!" ujar Nayra pada supir taxi, saat mobilnya berhenti di samping sekolah.
***Keluarga karim sedang melaksanakan aktifitas paginya. Setelah sarapan, keluarga itu memilih berkumpul diruang keluarga, hanya bertiga.Naura sudah berangkat sekolah 1 jam yang lalu.Dan Nayra, gadis itu masih belum menampakkan dirinya, bahkan gadis itu tak turun untuk sarapan. Umi Aminah sudah mengetuk pintu kamar Nayra berkali-kali, tidak ada jawaban dari dalam kamar.Semua orang kebingungan dengan sikap Nayra setelah pulang, sangat pendiam. Tidak banyak mengoceh, banyak mengurung diri didalam kamar, dan tak pernah keluyuran lagi.Setelah perubahan Nayra itu pun, Rafka sudah jarang memarahi Nayra. Untuk sekedar menyapapun Rafka seolah tak kuasa, apalagi saat Nayra lebih memilih mengabaikannya.Rafka terluka amat dalam. Tatapan Nayra benar-benar memiliki rasa kebencian padanya. Bertemupun Seperti menolak.Abi, umi, dan Rafka sedang diruang keluarga