Sandy yang berbaring di unit perawatan intensif tampak diperban, bahkan ada 4 sampai 5 selang yang terhubung ke tubuhnya. Terlihat luka yang sangat mengerikan di kepalanya, seperti dilukai oleh senjata tajam. Kaki dan tangannya juga digips agar dia tidak bergerak sembarangan. Pemandangan ini benar-benar menakutkan.Mata Nicholas agak memerah saat melihat ini. Sandy adalah satu-satunya sahabatnya di Universitas Mano. Namun, dia malah menjadi seperti ini sekarang."Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Nicholas dengan suara rendah."Investasi Sandy di Kota Modu berdampak besar bagi Keluarga Sabir yang tinggal di sana. Ketika menghadiri sebuah pesta, Tuan Muda Keluarga Sabir yang bernama Stefano mematahkan tangan dan kaki Sandy. Sampai sekarang, keadaannya pun masih kritis," jelas Peter dengan lirih.Kemudian, dia melanjutkan dengan mata berkaca-kaca, "Bukan itu saja, Stefano sepertinya tahu kamu adalah temannya Sandy. Jadi, dia merekam video dan menyuruh orang menyerahkannya kepadamu.""Ma
Ferina menangis dengan keras sambil terduduk lemas di lantai. Kemudian, dia berteriak, "Padahal, dia yang menyuruhku untuk menunggunya!"Nicholas menarik napas dalam-dalam. Dia menarik Ferina untuk berdiri, lalu menatapnya dengan tegas dan berkata, "Aku akan memberimu penjelasan nanti.""Apa gunanya? Yang aku mau adalah Sandy, bukan yang lain!" seru Ferina seraya mengangkat wajah yang berlinang air mata.Nicholas merasa bersalah. Dia hanya bisa berbalik dan berjalan ke luar rumah sakit.Situasi Sandy masih belum bisa dipastikan sekarang. Kalaupun pergi ke Kota Modu, apa yang bisa dia lakukan sekarang? Namun, Nicholas tidak ingin berpangku tangan. Sahabat yang pernah berjuang bersamanya sedang terbaring di rumah sakit sekarang. Dia tentu harus mengambil tindakan.Setelah keluar dari rumah sakit, mata Nicholas seketika menyipit saat melihat matahari yang sudah hampir terbenam.Dia mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi Zeffrey dan berkata dengan lirih, "Aku mau pergi ke Kota Modu.""Ok
Rombongan mobil melaju di jalan tol. Tujuan mereka adalah Hotel Larasati."Nicholas, kalau kita langsung pergi ke sana, takutnya ini hanya jebakan," ujar Bella seraya mendongak. Pihak lawan berani mengusik Nicholas, yang berarti mereka telah membuat persiapan matang. Sandy baru tiba di Kota Mano hari ini, tetapi mereka malah mempersiapkan pesta di Kota Modu. Mereka mungkin menunggu Nicholas masuk ke perangkap."Tenang saja," timpal Nicholas sembari menatap luar jendela dengan lekat-lekat.Bella masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia hanya bisa diam saat melihat tatapan Nicholas. Kedua tangannya masih memijat lengan Nicholas.Sejam kemudian, rombongan mobil ini akhirnya tiba di luar Hotel Larasati.Setelah mobil berhenti, sekelompok orang pun keluar. Puluhan mobil ini mengangkut 200-an orang.Nicholas berdiri di depan pintu hotel. Dia menoleh melirik pria kekar di belakangnya, lalu berpesan dengan lirih, "Yuvan, tunggu sinyal dariku di sini.""Baik." Yuvan menundukkan kepalanya samb
"Hehehe ...." Angel terkekeh-kekeh sampai tubuhnya bergetar. "Kamu ini memang hebat. Aku hanya ingin memberitahumu, Peter dari Kota Mano cukup cerdas. Kalau kamu nggak berhati-hati, mungkin akan terjadi masalah besar.""Tenang saja, nggak ada seorang pun yang akan menang dariku!" sahut Jesslyn sembari tersenyum mengejek.Lantaran belajar selama 3 tahun di luar negeri, Jesslyn merasa wawasannya jauh lebih luas dari orang lain. Ketika menginjakkan kakinya di Kota Modu, dia pun merasa dirinya memiliki perbedaan besar dengan orang-orang di sekitarnya. Menurut Jesslyn, mereka sama sekali tidak bisa disandingkan dengannya."Kamu benar-benar sombong," ujar Angel seraya tersenyum. Kemudian, dia berbalik untuk pergi ke lantai bawah. Dia tahu bahwa Jesslyn selalu memandang rendah orang lain. Bahkan, gadis ini pasti merasa Kepala Keluarga Harrison sangat hina.Setelah tiba di lantai bawah dan melihat orang-orang di lantai dansa, Angel berbalik dan berjalan ke luar.Tempat ini terlalu berisik sehi
Orang ini ingin mencari Stefano? Memangnya siapa dia?Lantai dansa menjadi hening untuk seketika. Semua orang menatap Nicholas dengan sorot mata yang penasaran sekaligus iba.Patut diketahui bahwa Stefano adalah keberadaan yang sangat menakutkan di Kota Modu.Sebelum pergi ke luar negeri, Stefano adalah pemuda paling hebat di Kota Modu. Dia terkenal kejam dan selalu menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Sejak kepergiannya, Kota Modu pun menjadi jauh lebih tenang. Namun, beberapa hari lalu, monster ini malah kembali. Dia bahkan menghajar seorang pebisnis hingga sekarat di sebuah pesta.Lantas, siapa yang berani mengusik seseorang dengan karakter mengerikan seperti ini?"Di mana Stefano?" tanya Nicholas dengan santai sambil menengadah perlahan."Memangnya siapa kamu? Berkaca dulu sana. Berani sekali kamu mencari Tuan Muda Stefano!" teriak seorang pria gendut yang berjalan keluar dari kerumunan. Kemudian, dia memaki sembari menunjuk Nicholas, "Lancang sekali kamu. Kamu kira n
"Karena aku membawa banyak orang kemari. Jadi, apa kamu sudah bisa memberitahuku?" tanya Nicholas sembari melirik pria berkacamata emas itu dengan sinis.Ekspresi Levin Perez agak berubah. Begitu melihat senjata yang ada di tangan 200-an orang itu, raut wajahnya menjadi sangat suram.Nicholas menghampiri selangkah demi selangkah dan terus menatap Levin. Ketika sudah dekat, dia mengangkat botol anggur di tangannya untuk menggores wajah Levin dengan pecahan kaca yang tajam. Kemudian, dia berteriak, "Katakan, di mana Stefano!""Aku ... aku nggak tahu!" jawab Levin sambil berusaha menenangkan dirinya."Nggak tahu?" Nicholas tersenyum sinis, lalu menarik botol anggur di tangannya dan sontak menusuk perut Levin."Argh!" teriak Levin dengan kesakitan. Dia buru-buru memegang perutnya seraya melangkah mundur dengan terhuyung-huyung. Tatapannya pun dipenuhi amarah."Kalau nggak tahu, untuk apa kamu bicara?" ujar Nicholas yang menengadah dan melirik Levin sekilas.Orang-orang di sekitar bergidik
Seluruh ruang pesta bergema teriakan Jesslyn yang kejam.Nicholas memasang ekspresi dingin sambil perlahan-lahan duduk di kursinya. Tatapannya terus tertuju pada Jesslyn yang berada di depannya. Dia sama sekali tidak marah dengan sikap Jesslyn. Sebaliknya, dia justru merasa gadis ini agak menyedihkan.Ini memang perangkap yang mereka rencanakan untuk Nicholas. Namun, Stefano tidak datang dan membiarkan Jesslyn menghadapinya sendirian.Dengan kata lain, Jesslyn ini hanyalah umpan. Meskipun pada akhirnya dibunuh oleh Nicholas, orang yang bersembunyi di balik Jesslyn tidak akan merasa kasihan padanya."Kamu akan mati sebentar lagi. Seseorang akan datang dan memberimu pelajaran dalam waktu kurang dari 10 menit. Kamu nggak akan bisa keluar dari hotel ini!" ancam Jesslyn dengan suara melengking.Mendengar ini, tatapan Bella terlihat sangat sinis. Namun, dia tetap menahan keinginannya untuk menampar Jesslyn.Nicholas menyilangkan kakinya, lalu memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak.Je
Nicholas hanya memberi mereka waktu 3 hari. Jika tidak mendapat hasil apa pun dalam 3 hari ini, seluruh Kota Modu harus menghadapi amarahnya."Kita pergi ke Gedung Megawan!" perintah Nicholas dengan lirih setelah masuk ke mobil.Yuvan mengangguk, lalu menginstruksi rombongan mobil dan berangkat ke Gedung Megawan.Saat ini, Angel baru saja kembali ke Gedung Megawan.Dia datang dengan tergesa-gesa. Padahal, dia sebelumnya berniat untuk mencari udara segar di luar ruang pesta. Tanpa diduga, bibinya malah meneleponnya dan menyuruhnya untuk segera datang ke Gedung Megawan.Angel pun merasa heran. Bibinya ini biasanya sangat ahli dalam menyusun strategi, entah apa yang membuatnya tiba-tiba begitu panik?Setelah mendorong pintu ruang kantor presdir, Angel melihat Zara bersandar di jendela. Bibinya ini sudah berusia 40-an tahun, tetapi tubuhnya masih begitu bagus. Dari belakang, terlihat lekukan tubuhnya yang begitu indah dan profil samping yang begitu cantik."Bibi, ada apa? Kenapa menyuruhku
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,