Nicholas kebingungan, dia mengerutkan alis sambil menatap kain yang ada di tangannya."Energi internalmu sudah mulai muncul?" tanya Howard sambil berjalan menghampiri Nicholas."Hah?" Nicholas membuang kain yang ada di tangannya. "Aku juga nggak tahu."Howard menatap Nicholas seperti sedang memandang monster. "Mustahil! Para ahli seni bela diri memulainya dari latihan silat. Setelah mencapai tahapan tertentu, baru bisa berkultivasi untuk melatih energi internal di dalam tubuh. Tapi kamu ... kamu langsung melatih energi internal?"Nicholas tampak kebingungan, dia tidak mengerti maksud Howard."Aneh ...." Howard menggelengkan kepalanya. "Jangan-jangan kamu memang punya bakat? Orang bisa memerlukan 3 tahun untuk bisa melatih energi internal, sedangkan kamu? Kamu baru latihan 3 hari."Nicholas juga tidak tahu apa yang terjadi, tetapi tubuhnya terasa lebih kuat daripada sebelumnya. Tak hanya kekuatan, kecepatannya juga mencengangkan!Kalau tidak cepat, mana mungkin Nicholas bisa menangkap p
Nicholas tidak siap menghadapi pertanyaan yang tiba-tiba ini. Dia hanya tercengang menatap Yasmine."Jawab aku ...." Meskipun tersipu malu, Yasmine terus mendesak Nicholas.Ini adalah pertama kalinya Nicholas melihat wajah Yasmine memerah. Namun Nicholas tidak bisa memberikan jawaban yang pasti. "Sekarang kamu juga selalu berada di sampingku, 'kan?""Kamu tahu bukan itu maksudku!" Yasmine meninggikan suaranya.Nicholas mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Yasmine. "Gadis bodoh ...."Sebaliknya, Yasmine malah membeku di tempat. Belum pernah ada pria yang mengusap kepalanya seromantis ini.Sementara Yasmine masih mematung, Nicholas membuka pintu dan beranjak masuk ke dalam vila."Aku mau aduin ke Kak Peter, kamu meniduri aku ...." Yasmine mengumpulkan keberanian, lalu memelototi Nicholas dan berteriak sekeras mungkin.Nicholas terkejut, dia tersandung dan hampir jatuh. Wanita ini sangat mengerikan, Nicholas langsung lari dan bergegas menutup pintu rumah.Yasmine tertawa melihat reak
Howard tidak mendesak Nicholas harus menguasai semua ilmu yang diberikan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Sebaliknya, Howard justru mengajari Nicholas secara perlahan-lahan.Namun di luar dugaan, Nicholas berlatih 10 kali lipat lebih cepat daripada orang pada umumnya.Semakin hari, tubuh Nicholas terasa semakin lentur.Pada hari pertama sekujur tubuh Nicholas terasa sakit, dia juga kesulitan mengimbangi kecepatan Howard. Hari kedua Nicholas mulai beradaptasi dan latihan berjalan lancar. Di hari ketiga, Nicholas menyelesaikan latihannya hanya dalam waktu setengah hari.Howard terkejut sekaligus kagum melihat kecepatan Nicholas. Setelah latihan, Howard bergegas menghampiri Nicholas dan berkata, "Aku harus cari tahu, kayaknya kecepatan latihanmu ada hubungannya sama giok itu."Menjelang sore hari, Yasmine datang ke vila Nicholas.Kali ini Yasmine tidak mengenakan setelan kerja, dia mengenakan gaun ketat berwarna biru tua yang memperlihatkan lekukan tubuh serta kakinya yang jenjang.Yasmi
"Tersaingi?" Sadewa tertegun sejenak, lalu tersenyum dan menjawab, "Tuan Muda suka bercanda.""Aku nggak bercanda. Hari ini aku datang karena tertarik berinvestasi." Nicholas tampak percaya diri."Berinvestasi? Tapi kayaknya uang jajan Tuan Muda nggak akan cukup buat investasi," jawab Sadewa."Betul, tapi memangnya aku cuma mengandalkan uang jajan?" tanya Nicholas sambil menyeringai misterius. "Jangan bilang kamu mengawasi aku selama ini?""Tuan Muda, nggak semua seperti yang Anda bayangkan. Kalau memang ada tindakanku yang menyinggung Tuan Muda, silakan laporkan aku kepada Keluarga Winata. Aku yakin, Keluarga Winata akan memberikan Anda penjelasan yang memuaskan." Sadewa berusaha tetap bersikap tenang."Oh ya?" Raut wajah Nicholas terlihat mengolok-olok.Sadewa menjawab sambil menundukkan kepala, "Tuan Muda, beberapa hari ini memang banyak masalah yang terjadi. Aku sendiri pun kaget. Selama Anda masih berada di Kota Mano, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi Anda. Kal
"Aku kenal wanita itu, namanya Yasmine. Pemuda yang duduk di sampingnya bernama Nicholas, seorang konglomerat ...." Terdengar suara bisik yang tak jauh dari sana.Yasmine dan Nicholas sontak menoleh ke belakang. Dia melihat seorang pria paruh baya yang duduk di belakang mereka.Sani Lobu?Begitu Nicholas dan Yasmine menoleh, Sani bergegas menundukkan kepala. Hanya saja Sani bingung, kenapa dia harus menundukkan kepala? Kenapa dia malah takut sama Nicholas?"Oh, si miskin itu?" Nicholas bergumam santai.Raut wajah Sani pun berubah saat mendengar ucapan Nicholas. "Jangan terlalu sombong!""San, itu siapa?""Aku nggak pernah mendengar namanya.""Mana aku tahu. Lagian ngapain dia ke sini?" Sani mengerutkan alis."Dia duduk di meja investor. Berarti dia datang untuk berinvestasi?""Nggak mungkin!" Sani mengepalkan tangannya. "Dia memang kaya, tapi usianya masih muda banget. Dari mana dia dapat uang buat investasi? Paling cuma datang untuk belajar.""Benar juga.""Masuk akal!" Beberapa oran
"Oh?" Roland tersenyum, dia terlihat sangat berwibawa. "Bagaimana kamu melakukannya?""Apakah kamu benar-benar menginginkannya?" Suara Fendi terdengar seperti sedang menggoda Roland.Roland memperhatikan wajah Fendi, tatapannya terlihat semakin tajam."Aku mau dia, aku juga mau kamu. Bagaimana dong?" Roland berbisik di telinga Fendi."Rakus banget!" Fendi terkikik. Sebenarnya dia sendiri juga terpesona melihat ketampanan Roland."Aku paling nggak tahan melihat wanita cantik, apalagi wanita secantik kamu. Rasanya bisa gila!" Roland makin mendekat, lalu menjulurkan lidahnya dan menjilat pelan daun telinga Fendi.Sekujur tubuh Fendi terasa bergidik. "Ah, kamu bisa saja! Aku akan segera menyingkirkan pemuda yang ada di sampingnya. Kamu harus menggunakan kesempatan sebaik mungkin. Aku yakin, nggak ada wanita yang tak bisa kamu dapatkan.""Terima kasih, cantik ...." Roland tersenyum sambil mengangkat gelas anggur yang dipegang. Dia tampak elegan dan gagah."Semangat!" Kemudian Fendi berjalan
Nicholas mendengarkan Yasmine dan menghafal setiap nama yang disebutkan.Setelah memperkenalkan sebagian besar tokoh penting yang hadir, Yasmine meletakkan sebuah dokumen ke hadapan Nicholas. "Ini daftar beberapa perusahaan yang hadir hari ini. Coba kamu pelajari sebentar. Nggak ada salahnya coba berinvestasi, namanya juga permulaan.""Em." Nicholas mengangguk dan membuka dokumen tersebut.Setiap informasi tertera sangat jelas, dari industri sampai ke latar belakang CEO dari perusahaan terkait. Yasmine memang selalu bisa diandalkan.Di sisi lain, Sadewa juga sedang memegang sebuah dokumen. Dokumen ini berisi informasi mengenai Lasmine Group.Sadewa tidak bisa mendapatkan terlalu banyak informasi, tampaknya Lasmine Group menjaga privasi mereka dengan sangat ketat."Mereka baru mendirikan perusahaannya beberapa hari yang lalu. Modal yang didaftarkan sebesar 200 miliar," kata Jean.Sadewa tersenyum menghina. "Dua ratus miliar bisa buat apa?""Sepertinya hanya bisa untuk investasi di perus
Sesaat mendengar ucapan tersebut, suasana di dalam aula pun ricuh. Semua orang sontak memandang ke sumber suara.Seketika raut wajah Sadewa pun menjadi masam. Dia tidak senang melihat Nicholas yang mengangkat tangan sambil tersenyum.Dua ratus miliar? Nicholas langsung setuju berinvestasi tanpa nego maupun bertanya dulu?Sejak kapan Nicholas sanggup mengeluarkan uang sebanyak 200 miliar tanpa pikir panjang?"Apa yang terjadi?" Sadewa meninggikan suaranya.Jean terlihat agak panik, lalu bergegas menjelaskan, "Mungkin dia menggunakan modal yang terdaftar di akta. Kita nggak perlu cemas."Ekspresi Sadewa tampak muram, Nicholas telah merebut salah satu proyek incarannya. Tidak disangka, Nicholas memutuskan pendanaan investasi secepat ini."Pak Sadewa, tenang dulu, dia hanya punya 200 miliar. Nanti masih ada banyak perusahaan lain, dia sudah nggak punya uang," kata Jean.Walaupun kesal, Sadewa hanya bisa menganggukkan kepala.Claudius yang berada di atas panggung pun tertegun mendengar ucap
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,