"Oh?" Roland tersenyum, dia terlihat sangat berwibawa. "Bagaimana kamu melakukannya?""Apakah kamu benar-benar menginginkannya?" Suara Fendi terdengar seperti sedang menggoda Roland.Roland memperhatikan wajah Fendi, tatapannya terlihat semakin tajam."Aku mau dia, aku juga mau kamu. Bagaimana dong?" Roland berbisik di telinga Fendi."Rakus banget!" Fendi terkikik. Sebenarnya dia sendiri juga terpesona melihat ketampanan Roland."Aku paling nggak tahan melihat wanita cantik, apalagi wanita secantik kamu. Rasanya bisa gila!" Roland makin mendekat, lalu menjulurkan lidahnya dan menjilat pelan daun telinga Fendi.Sekujur tubuh Fendi terasa bergidik. "Ah, kamu bisa saja! Aku akan segera menyingkirkan pemuda yang ada di sampingnya. Kamu harus menggunakan kesempatan sebaik mungkin. Aku yakin, nggak ada wanita yang tak bisa kamu dapatkan.""Terima kasih, cantik ...." Roland tersenyum sambil mengangkat gelas anggur yang dipegang. Dia tampak elegan dan gagah."Semangat!" Kemudian Fendi berjalan
Nicholas mendengarkan Yasmine dan menghafal setiap nama yang disebutkan.Setelah memperkenalkan sebagian besar tokoh penting yang hadir, Yasmine meletakkan sebuah dokumen ke hadapan Nicholas. "Ini daftar beberapa perusahaan yang hadir hari ini. Coba kamu pelajari sebentar. Nggak ada salahnya coba berinvestasi, namanya juga permulaan.""Em." Nicholas mengangguk dan membuka dokumen tersebut.Setiap informasi tertera sangat jelas, dari industri sampai ke latar belakang CEO dari perusahaan terkait. Yasmine memang selalu bisa diandalkan.Di sisi lain, Sadewa juga sedang memegang sebuah dokumen. Dokumen ini berisi informasi mengenai Lasmine Group.Sadewa tidak bisa mendapatkan terlalu banyak informasi, tampaknya Lasmine Group menjaga privasi mereka dengan sangat ketat."Mereka baru mendirikan perusahaannya beberapa hari yang lalu. Modal yang didaftarkan sebesar 200 miliar," kata Jean.Sadewa tersenyum menghina. "Dua ratus miliar bisa buat apa?""Sepertinya hanya bisa untuk investasi di perus
Sesaat mendengar ucapan tersebut, suasana di dalam aula pun ricuh. Semua orang sontak memandang ke sumber suara.Seketika raut wajah Sadewa pun menjadi masam. Dia tidak senang melihat Nicholas yang mengangkat tangan sambil tersenyum.Dua ratus miliar? Nicholas langsung setuju berinvestasi tanpa nego maupun bertanya dulu?Sejak kapan Nicholas sanggup mengeluarkan uang sebanyak 200 miliar tanpa pikir panjang?"Apa yang terjadi?" Sadewa meninggikan suaranya.Jean terlihat agak panik, lalu bergegas menjelaskan, "Mungkin dia menggunakan modal yang terdaftar di akta. Kita nggak perlu cemas."Ekspresi Sadewa tampak muram, Nicholas telah merebut salah satu proyek incarannya. Tidak disangka, Nicholas memutuskan pendanaan investasi secepat ini."Pak Sadewa, tenang dulu, dia hanya punya 200 miliar. Nanti masih ada banyak perusahaan lain, dia sudah nggak punya uang," kata Jean.Walaupun kesal, Sadewa hanya bisa menganggukkan kepala.Claudius yang berada di atas panggung pun tertegun mendengar ucap
"Pak Sadewa, nggak mungkin! Nicholas nggak mungkin punya uang sebanyak itu." Jean membelalak."Nggak mungkin? Terus dia dapat uang dari mana? Kenapa masih diam? Cepat selidiki! Aku mau tahu dari mana dia mendapatkan sumber pendanaan!" Sadewa membentak Jean."Baik, aku selidiki sekarang juga!" Jean berbalik dan bergegas pergi.Sadewa menarik napas panjang dan berusaha untuk menenangkan diri. Sadewa baru menyadari kalau dia terlalu meremehkan Nicholas.Nicholas bukanlah lawan yang lemah ....Di sisi lain, Sani dan Fendi pun tercengang. Kedua investasi berjumlah 500 miliar, ini bukanlah uang kecil."Sudah, nggak usah dipikiran. Nggak ada yang tahu apakah dia benar-benar punya uang. Siapa tahu cuma omong besar." Meskipun di luar tampak acuh, sebenarnya Fendi juga mulai panik. Dia hanya sedang berusaha menghibur diri sendiri.Kalau tidak ada duit, siapa yang berani berlagak di tempat seperti ini?Melihat sikap Nicholas, semua orang percaya bahwa dia bukanlah orang sembarangan."Selanjutnya
Semua orang mengangguk, mereka setuju dengan usul Sani. Bahkan penanggung jawab Finda Construction pun terlihat mencurigai Nicholas, tatapannya tampak ragu.Jika yang dikatakan Sani benar, bukankah perusahaan mereka yang akan rugi? Tak hanya membuang-buang waktu, tetapi juga akan menunda pengembangan proyek karena pembiayaan yang tidak akan tercapai."Benar, kami semua harus mengetahui aset perusahaannya. Mana mungkin sebuah perusahaan yang baru berdiri punya 1,5 triliun untuk investasi? Aku nggak percaya ada orang sehebat itu," kata Fendi sambil melirik Nicholas dengan sinis."Hanya karena kalian nggak sanggup, lantas kalian mencurigai orang lain sama miskinnya kayak kalian?" Nicholas menatap Sani dan Fendi."Kamu ...." Sani memelotot."Anak mami kayak kamu punya aset apa? Bukannya merendahkan kamu, tapi siapa yang percaya anak seusia kamu punya 1,5 triliun? Bagaimana kalau ternyata kamu penipu? Siapa yang mau tanggung jawab?" Fendi membalas omongan Nicholas.Ekspresi Nicholas berubah
"Perusahaan kami juga membutuhkan investor ...." Penanggung jawab Finda Construction terbangun dari lamunannya, lalu bergegas menghampiri Nicholas."Tuan Nicholas, maaf tadi aku bingung mendengar terlalu banyak orang yang bicara. Tuan, aku harap Anda bisa memberikanku satu kesempatan lagi," kata wanita ini."Baik." Nicholas cuma mengangguk.Yasmine mengeluarkan laptopnya dan mulai menyiapkan kontrak.Sejak kesepakatan investasi yang akan diberikan kepada Cloudpeak Technology dan Greenly Real Estat, Nicholas hanya membutuhkan 10 menit untuk mentransfer uang sejumlah 500 miliar.Tak dapat dibayangkan berapa banyak uang yang dimiliki oleh Lasmine Group ....Setelah kontrak ditandatangani, Yasmine mengeluarkan ponsel dan menghubungi bank untuk mengirimkan uang kepada Finda Construction.Semua orang tercengang melihatnya. Begitu ditandatangani, uang langsung dikirim? Sulit dipercaya!Melihat Claudius yang tersenyum lebar, Sani hanya bisa mematung di tempat. Kepalanya terasa berdengung."Ngg
"Bagaimana mungkin .... Sadewa pun nggak berani macam-macam sama dia? Kalian pasti salah orang, kamu pasti sembarangan!" Fendi membelalak, dia menggelengkan kepala sekuat mungkin."Ini nggak mungkin ...." Rasanya Fendi mau pingsan."Sembarangan? Maksudmu Pak Tenato berbohong? Kalau nggak percaya kalian tanya saja sendiri. Aku sarankan sebaiknya kalian cepat minta maaf ...."Beberapa teman Sani berusaha untuk membujuknya."Sani, belum terlambat buat minta maaf. Kamu tahu apa akibat dari menyinggung orang besar. Kamu mau diusir dari negara ini?""Setuju ...."Sani bersandar lemas di kursi, dia tampak tidak berdaya. Sekujur tubuh Fendi bergetar, bagaimana Yasmine bisa mendapatkan pacar sehebat Nicholas?Nicholas tak cuma kaya, tetapi juga berkuasa."Aku nggak mau minta maaf!" Fendi bangkit berdiri sambil memukul meja. "Pak Tenato pasti membohongi kita. Aku nggak percaya orang kayak dia punya kuasa. Aku nggak sudi minta maaf."Meskipun ketakutan, Sani tidak mau menurunkan egonya. Dia tidak
Tak ada seorang pun yang mengangkat tangannya ....Sani kembali mengangkat mikrofonnya dan lanjut menjelaskan, "Kami memakai teknologi yang sama dengan Asosiasi Pengobatan Modern. Teknologi Milaen bisa dibilang merupakan teknologi terbaik di dunia. Aku yakin proyek ini mempunyai prospek yang bagus ...."Semua orang mendengarkan penjelasan Sani dengan serius. Sesekali sebagian orang juga melirik ke arah Nicholas, mereka penasaran apakah Nicholas tertarik dengan proyek yang diperkenalkan Sani.Sani bergumam di dalam hati, "Proyek nggak jelas saja Nicholas mau investasi, masa proyek sebagus ini dia nggak mau? Asalkan ada perusahaan lain yang tertarik investasi, aku akan menolak penawaran Nicholas! Lihat saja, aku akan mempermalukanmu.""Maaf, aku potong sebentar ...." Nicholas mengangkat tangan.Sani langsung menyeringai. "Nicholas, proyekku memang sangat menarik, nggak sembarangan orang bisa investasi. Meskipun kamu punya uang, belum tentu kamu punya kemampuan. Aku nggak ingin sampah kay
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,