"Semuanya, selamat malam! Tuan Nicholas sedang mencari ....""Semuanya ....""Zzz ...." Di saat bersamaan, ponsel Felita berdering.Kemudian, Felita bergegas membuka ponselnya dan membaca pesan mengenai Tuan Nicholas yang mencari Karen. Dalam waktu sesingkat ini, Nicholas sudah menaikkan nilai hadiahnya menjadi 4 miliar.Siapa pun yang menemukan Karen akan mendapatkan imbalan sebesar 4 miliar!Tak hanya Felita, semua orang yang ada di dalam kafe juga sibuk melihat ponsel mereka.Pencarian Karen!Karen menatap ponselnya dengan tidak percaya."Bagaimana? Aku nggak bohong, 'kan?" Samantha tersenyum iri.Karen menundukkan kepala, wajahnya terlihat tersipu. Dia tidak tahu harus berkata apa ...."Lihat ke luar!" teriak salah seorang pengunjung kafe.Karen mengangkat kepalanya dan menatap ke luar. Seketika, dia langsung tercengang.Semua papan iklan di luar menayangkan wajah Karen yang diberi judul "Pencarian Karen"! Tak hanya itu, layar iklan pada mobil-mobil taksi yang lewat juga menayangka
Pemandangan ini sangat mengesankan dan berdampak besar.Ribuan drone terbang di langit mengedipkan warna tanpa henti. Titik-titik kecil itu dari jauh tampak membentuk foto wajah Karen ditambah kata-kata "Sedang Mencari Karen". Sementara itu, di bawah sinar terang, Nicholas ditemani sepuluh bodyguard-nya melangkah masuk ke dalam kafe.Kafe itu seketika hening.Tak terhitung berapa banyak pasang mata yang memandang Nicholas. Mereka memang tidak tahu siapa Nicholas, tapi cara pelanggan laki-laki ini masuk sangat membekas di dalam otak mereka.Nicholas tidak berhenti. Dia terus berjalan sampai ke pojok, memandang Karen dengan ekspresi serius."Ayo pulang denganku.""Iya ...." Karen menunduk. Entah apa yang sedang dipikirkan olehnya. Seperti anak kecil melakukan kesalahan, dia merespons ucapan Nicholas secara spontan tanpa dipikir terlebih dulu. Kemudian, Karen pun berdiri.Orang-orang di kafe awalnya tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Satu-satunya yang mereka ketahui adalah pelanggan la
Felita memandang semua ini dengan tatapan kosong, tak tahu harus berbicara apa.Nicholas dan Karen masuk ke mobil lalu pergi. Bukankah itu iring-iringan yang sejak awal dilihatnya? Barusan dia bahkan mengatakan dia tidak tahu dari mana Nicholas menyewanya, tapi apa yang dilihatnya menjadi tamparan keras baginya.Memangnya bisa menyewa dari tahun lalu sampai sekarang?"Mungkin hanya perempuan konyol yang bisa berjalan di hati Nicholas!" seru Samantha sambil memandang Felita. "Awalnya kamu yang berhak punya semua ini, tapi sekarang jadi milik orang lain ...."Tepat saat itulah, Felita kembali tersadar. Dengan ekspresi terkejut dia bertanya, "Nicholas ... siapa sebenarnya dia?"Samantha tersenyum. "Dia itu orang yang pernah kamu sentuh, tapi nggak akan pernah bisa kamu genggam. Kamu dan dia seharusnya punya akhir yang bahagia. Kamu seharusnya sudah tinggal di istana, tapi kamu menghancurkannya dengan tanganmu sendiri ....""Aku ...." Hati Felita bergetar.Senyuman Samantha menipis. "Tapi
Nicholas terdiam sesaat melihat reaksi Karen. "Apa aku semenakutkan itu?""Nggak ...." Karen menunduk. Jari mungilnya mengusap-usap ujung bajunya.Nicholas tertawa. "Menurutmu Yabin itu bagaimana orangnya?""Yabin? Yabin Abisai?" Wajah Karen seketika memerah mendengar nama itu. Awalnya dia mengira ada sesuatu yang salah, tapi sekarang topik pertanyaannya malah laki-laki lain."Iya, menurutmu Yabin Abisai itu bagaimana orangnya?" Nicholas memiringkan wajahnya, memandang Karen dengan rasa penasaran membludak.Karen sedikit kebingungan. Dia menunduk lalu menjawab, "Biasa saja ....""Oh ...." Nicholas mengangguk lalu tersenyum tipis. "Aku juga merasa dia biasa saja. Karena pandangan kita sama, kamu nggak harus mengganti biaya yang kukeluarkan untuk mencarimu!"Karen menoleh ke arah Nicholas, lalu bergumam dengan ekspresi marah, "Aku nggak memintamu mencariku. Kamu sendiri yang berlebihan melakukannya!""Wow ... sekarang kamus sudah bisa membantah ya?" Bibir Nicholas melengkung tinggi. Dia
Beberapa orang mengatakan Karen adalah seorang perempuan cantik yang dalam hidupnya bertemu dengan pangeran. Beberapa lainnya mengira Karen adalah adik perempuan dari suatu keluarga yang sedang dicari oleh kakak laki-lakinya. Meski demikian, cerita Karen dan Nicholas lebih cocok diikatkan dengan cerita cinta yang romantis.Di antara mereka, Yabin mengetahui seluk-beluk kejadian ini.Yabin hampir merusak televisi hotel akibat amarah yang meledak-ledak saat melihat berita tentang Karen disiarkan di saluran televisi. Dia cepat-cepat keluar dari hotel, meninggalkan perempuan cantik di kamarnya sendirian.Bagaimana mungkin?Kebencian menggunung di dalam hati Yabin. Seharusnya tidak seperti ini. Karen seharusnya memutus hubungannya dengan Nicholas setelah amarahnya meledak, lalu berlari kepadanya untuk mencari penghiburan. Mengapa berubah menjadi Nicholas mencari Karen secara besar-besaran dan terang-terangan?Setelah meninggalkan hotel, Yabin segera menghubungi Yenny."Besok pagi, lakukan s
Nicholas langsung merasakan ada sesuatu yang salah. Tanpa menunda-nunda, dia membuka aplikasi obrolan di ponselnya. Di dalam grup kelas, tampak beberapa foto yang baru saja dikirim oleh Yenny. Detik itu juga, jantungnya berhenti berdegup sesaat.Foto-foto itu adalah fotonya dan Yasmine saat mengikuti acara lelang.Pada saat ini, seisi kelas menjadi heboh. Banyak mahasiswa dan mahasiswi memulai diskusi panas. Dari foto-foto itu, terlihat sangat jelas Nicholas sedang bersama perempuan lain. Ditambah fakta tentang bagaimana upaya Nicholas semalam saat mencari Karen membuat mereka yakin bahwa laki-laki itu berselingkuh, hingga akhirnya Karen pun pergi meninggalkan rumah, dan entah berbuat apa di luar sana."Dasar brengsek, ayo keluar dan beri penjelasan!""Nicholas, kamu nggak merasa kasihan sama Karen? Kami semua tahu kamu punya skandal sama Karen, tapi sekarang, ada perempuan lain lagi di dalam hubungan kalian?"Nicholas tertawa melihat obrolan di dalam grup. Insiden ini bukanlah apa-apa
Wajah Bella seketika memerah. Rasa kesal di dalam dadanya meluap. Bagaimana mungkin seseorang memperlakukannya seperti ini? Apakah Nicholas tidak tahu wanita itu seharusnya dihormati? Hati pria ini jelas sekali terbuat dari baja!Bella menyimpan umpatan-umpatan itu di dalam hatinya, teringat dengan apa tujuannya datang kemari. Dia juga teringat akan uang yang dilambaikan Nicholas ke arahnya semalam. Hatinya mendadak kembali panas."Pak Nicholas, saya datang untuk berbicara dengan Anda! Kalau tidak bisa sekarang, saya bisa terus menunggu di depan sampai Anda punya waktu!""Tunggu sebentar!" Samar, jawaban dari dalam terdengar.Aura wajah Bella seketika menerang. Dia bergegas melangkah mundur dan masuk ke dalam mobilnya. Dia rela menunggu asalkan laki-laki itu benar-benar ingin berbicara dengannya.Hanya saja, seiring waktu berjalan, raut wajah Bella semakin suram. Dari pagi hingga matahari berada persis di atas kepala, Nicholas tidak pernah sekali pun turun membukakan pintu untuknya. Ti
Monica tampak segar dan cantik dalam balutan kaos warna krem dan rok denim super pendeknya. Rambut panjangnya tersisir dan tergerai rapi di belakang pundak.Nicholas melirik perempuan itu dengan sedikit rasa tertarik. Kakinya meneruskan langkah menuju restoran kecil itu.Beberapa hari lalu Monica sempat ditahan beberapa hari karena menyalahi Nicholas. Dalam kurun waktu itu dia sadar beberapa konyol dirinya. Pada saat itu juga seseorang memberitahunya tentang latar belakang keluarga Nicholas yang tidak bisa dipandang sebelah mata dan dapat dia permainkan seenak hati.Mengingat apa yang dia lakukan pada waktu itu, Monica tidak berani kembali bertemu muka dengan Nicholas. Sekujur tubuhnya bahkan gemetar saat melihat sosok itu.Bella yang baru saja turun dari mobil menyengir setelah melirik Monica. Pantas saja dia dibawa ke restoran kecil ini. Rupanya Nicholas jatuh cinta dengan pelayan di restoran ini? Dasar laki-laki hina. Sesudah menggandeng perempuan di acara lelang dan tinggal bersama
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,