Share

Bab 56

Author: Nainamira
last update Last Updated: 2022-07-31 12:42:10

Sampai lokasi yang dituju hari sudah mulai petang, pinggangku rasanya sakit menempuh perjalanan selama empat jam mengendarai motor dengan kondisi jalan yang buruk. Hampir sepanjang jalan yang kami lalui berupa hutan, kebun karet dan kebun kelapa sawit yang baru ditanam.

Motor bang Syarif berhenti di sebuah tempat yang terdiri dari rumah-rumah kayu yang berbentuk panggung. Ada sekitar dua puluh unit rumah di sini, karena hari sudah mulai petang, mereka menghidupkan lampu dari mesin diesel.

"Ini tempat tinggal para pekerja, kau lihat bangunan yang sedikit besar itu? Itu tempat kerjamu nanti, di sana dapur umumnya," kata Syarif sambil menunjuk sebuah bangunan berbentuk pendopo.

"Terus, di mana aku tinggal?" tanyaku.

"Di sana, bangunan yang sedikit lebih besar, di sana aku tinggal."

Aku melihat apa yang ditunjuk oleh pemuda itu sambil mengernyit tidak puas.

"Apakah aku akan tinggal serumah dengan Abang?"

"Iya, di sana ada dua kamar, kau bisa menempati kamar satunya."

"Bangunan yang mirip
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
liza sarah
aduuuh thor tq ya udh update. btw detail bnget menceritakan keadaan ditengah lahan sawit. kita smpe bs loh membayangkannya. jago bnget sih thor. any way, siapa ya orgnya yg trkejut liat aina dan buat aina terkejut..
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
menejer herman ...
goodnovel comment avatar
Soba Niati
siapa itu? lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 57

    "Eh? Kamu yang ada tempat Sofian waktu itu, kan?" seru lelaki itu bersemangat.Aku tercekat mendengar pertanyaannya, tidak menyangka akan bertemu lelaki mesum ini di sini, tenggorokan tiba-tiba terasa kering, melihat kembali lelaki ini di depanku rasanya kejadian horor itu terulang kembali. Syarif dan lelaki satunya tampak bingung dengan perkataan lelaki itu."Sofian? Sofian yang di Bukit Cinto itu, Pak?" tanya lelaki empat puluhan di sebelah lelaki itu, tatapan lelaki ini tampak menjijikan, pandangannya memindaiku dari kepala sampai kaki."Yah, Sofian mana lagi? Kamu juga sering kan ke Bukit Cinto?" cibir lelaki itu."Sebenarnya apa yang Bapak-Bapak bicarakan?" Akhirnya Syarif menanyakan, aku tahu dia juga penasaran.Syarif tidak tahu apa-apa dengan masalah yang kualami, kami bertemu juga baru empat hari, aku tidak tahu bagaimana reaksinya jika mengetahui kejadian yang menimpaku, tapi aku percaya dengan kepribadiannya dia tidak akan merendahkan aku."Oh, tidak apa-apa, Pak Syarif. S

    Last Updated : 2022-07-31
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 58

    "Yang bener?""Iya, makanya bini aku kutinggal di Medan sana, kasihan kali la kau ini, bini pakai diajak segala, mati kutulah kau." Lagi-lagi kelakarnya membuat semua tertawa. "Wah, pantasan pak Syarif menyimpan dia untuk diri sendiri," balas yang lain "Diam! Tidak pantas kalian menjelekkan atasan kalian seperti itu!" Bentakku Aku benar-benar marah, melengos dan sedikit berlari bergegas ke arah lapangan. Kudengar suara-suara di belakangku tampak marah, mereka mengejek, bahkan menghina."Dasar cewek gak tahu diri, sudah mending kutawarkan diri.""Jelek saja belagu!""Sudah wajahnya jelek, kelakuannya jelek juga.""Gak ada sopan-sopannya, kita ini kan atasannya dia."Walau aku tidak menghiraukan perkataan mereka, tetapi telingaku tetap mendengarnya dan itu membuatku sedikit sakit hati. Gara-gara si mesum Herman, semua orang memandang diriku sekarang, jika hanya aku saja yang dihina masih bisa kuterima, tetapi ini membawa-bawa bang Syarif yang tidak tahu apa-apa, jelas aku tidak terim

    Last Updated : 2022-08-01
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 59

    Sudah seminggu sejak peristiwa malam baku hantam, kini keadaannya kembali damai. Walau hasilnya bang Syarif memarahiku lantaran dia tahunya aku tebar pesona sama Azhari dan Jefri yang menyebabkan kedua pemuda itu baku hantam memperebutkan aku. Walau semua itu tidak benar, tapi ya mau tidak mau aku mengakui saja, aku justru takut dia mendengar bahwa semua bawahannya tengah menyebar fitnah tentang dirinya dan berusaha melawannya, aku gak mau saja dia sedih. Yah, walau di belakang banyak orang yang menertawakan pernyataan pak Suyono, memperebutkan Aina? Heh, orang bodoh juga akan tahu kalau itu ngarang. Tapi Azhari acuh tak acuh terhadap berita itu, dia masih saja nempel denganku ketika pulang kerja, kalau Jefri melihatku dari jauh saja sudah jijik. Bang Syarif jarang berada di lokasi perkebunan sekarang, dia kadang akan dinas luar mengurus surat-surat legalitas perusahaan atau melobi perusahaan lain untuk bekerja sama. Dia keluar biasanya akan ditemani pak Faisal, sehingga pekerjaan in

    Last Updated : 2022-08-02
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 60

    Dalam keadaan linglung, tak kusangka lelaki itu berlari ke arahku dan Dengan kekuatan penuh memeluk tubuhku, sepenuhnya aku tenggelam dalam dekapannya."Aina! Tidak aku sangka aku akan bertemu denganmu di sini."Aroma tubuh lelaki itu begitu segar tercium, samar-samar juga tercium bau mint dan nikotin di bajunya. Aku berusaha melepaskan dekapannya, diapun melonggarkan tangannya dan menatapku hangat. Setelah dekapannya terlepas, aku menatap sekitar dengan perasaan jengah dan malu, sekeliling menatap kami berdua dengan tatapan heran, mulut Amran bahkan menganga. Kami kini bisa dikatakan tinggal di desa, berpelukan di depan umum masih sangat tabu. Apalagi yang memelukku seorang pemuda gagah, sedang aku hanya gadis jelek, orang-orang pasti akan mengatakan jika pemuda ini sudah buta matanya.Yah, dia memang tampak gagah sekarang, sikap slenge'annya sudah bertransformasi lebih dewasa, penampilannya seperti coboy Amerika, badan dan ototnya bertambah kekar, orang tidak akan menyangka jika pem

    Last Updated : 2022-08-02
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 61

    "Di mana saja kamu berada sepertinya ada saja penggemarmu ya?" kata laki-laki itu menyindirku."Apa maksudmu?" Aku benar-benar tidak tahu apa yang dia maksudkan, sebenarnya tahu, cuma ya pura-pura gak tahu saja, memangnya aku sebego itu?"Bisa tidak kau tidak terlalu akrab bergaul dengan lelaki?" "Loh memangnya kenapa?"Bukannya menjawab pertanyaanku dia malah mencubit pipiku dengan gemas, aku tentu saja melawan, cubitan itu sangat sakit."Di sini jarang ada perempuan yang sebaya denganku, apa salahnya jika aku berteman dengan para pria," ujarku."Tidak ada yang salah, cuma aku tidak suka kalau kau terlalu akrab, nanti mereka akan salah paham.""Maksudmu mereka naksir padaku? Aneh sekali pemikiranmu, mereka juga laki-laki yang masih waras, mana mungkin suka denganku." aku terkekeh menanggapi perkataannya."Aina! Kenapa kau kalau dibilangin suka ngeyel? Aku hanya mengkuatirkan kamu," ujarnya dengan mimik wajah kesal."Oh, mengkuatirkan aku? Oke deh aku terima, asal jangan saja kau cem

    Last Updated : 2022-08-03
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 62

    Aku berangkat ke kantor dengan mengendarai sepeda motor, terasa sekali energik lebih efesien, sampai kantor masih wangi tidak keringatan lagi, dan waktunya juga lebih singkat, sehingga masih ada waktu berleha-leha di kantor. Amran dan Wandi merasa surprise melihatku mengendarai motor. "Motor siapa, Ai? Bagus banget," ujar Amran "Kau bisa mengendarai motor, Ai?" seru Wandi "He ... He ... He..., Aku baru belajar kemarin diajari Fendi," jawabku sambil cengengesan. "Itu motor Fendi?" Amran yang belum kujawab pertanyaannya langsung tidak sabaran. "Bukan, motor abangku." "Wah, ternyata abangmu cukup kaya juga ya? Memangnya motornya tidak dipakai abangmu?" tanya Wendi sambil mengelus motor itu. "Abangku sedang pergi, selagi motornya nganggur akan terus kubawa," jawabku. Teman kantorku memang tidak tahu hubunganku dengan bang Syarif, mereka tidak tinggal di komplek ini, Wandi berulang dari desa sebelah mengendarai motor bebek, sementara Amran dan Ayu tinggal di kecamatan, karena kant

    Last Updated : 2022-08-03
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 63

    Hari ini aku disibukkan kembali oleh tugas seperti biasa, aku harus menginput data harian dengan teratur di buku besar, kalau ketinggalan sehari saja sudah keteteran, jumlah pekerja harian lepas perkebunan cukup banyak, satu orang mandor bisa mengawasi dua hingga tiga puluh orang, sedangkan jumlah mandor ada dua puluh lima, kalikan saja, bisa sekitar tujuh ratusan orang yang ku-input data harian kerja(HK)-nya.Sejak membawa motor sendiri aku bisa sampai di kantor sekitar jam setengah delapan atau jam delapan pagi, tidak apa-apa cepat datang, kalau kerjaan sudah selesai, jam empat sore sudah boleh pulang.Tepat jam sembilan pagi Ayu Soraya datang diantar oleh lelaki paruh baya, sepertinya ayahnya. Namun bukan itu yang menjadi perhatian kami, penampilannya yang berbedalah yang membuat kami tercengang. Dia memakai make up tebal seperti dirias jadi pengantin, bahkan memakai bulu mata palsu, jika penampilannya untuk manggung atau jadi penyambut tamu acara nikahan sih nggak apa-apa, lah ini

    Last Updated : 2022-08-03
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 64

    Sudah dua hari aku tidak berkunjung ke lokasi proyek Fendi. Pekerjaan yang menumpuk membuatku enggan ke sana, jarak dari lokasi proyek ke rumah berjarak 1 KM, cukup jauh jika ditempuh jalan kaki, namun jika pakai motor ya sebentar saja. Sebenarnya bukan karena pekerjaan juga sih alasannya, sejak malam pak Suyono bilang Azhari pacarku, Fendi tampak marah-marah tidak jelas dan langsung pergi dari rumahku. Apa anak itu cemburu? Tapi bukan kapasitasku menenangkannya, kan aku bukan pacarnya? Jadi terserah dia sajalah, secuek itu sebenarnya diriku. Hari ini pak Faisal sudah mengambil cuti tiga hari mau menghadiri resepsi pernikahan adik iparnya, si Ayu Soraya sudah kembali ke wujud aslinya. "Ai! Cepet kerjakan proposal ini, contoh proposal ya ini," perintahnya. "Kok aku yang ngerjakan? Pekerjaanku cuma merekap HK pekerja," jawabku tak kalah ketus. "Heh! Kalau kusuruh kau mengerjakan ini ya kerjakan!" Dia mulai berteriak tidak sabaran. "Siapa kamu nyuruh-nyuruh, bos-ku saja bukan," jaw

    Last Updated : 2022-08-04

Latest chapter

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 263

    "Abang, apakah ibu kandung Abang sudah menghubungi?" tanya Ayuni Mereka akan segera kembali ke Jambi untuk melangsungkan pernikahan satu Minggu lagi. "Tidak, kau lihat ... Wanita itu hanya akan menuruti perkataan suaminya, mana mungkin dia mau membelaku, dari dulu seperti itu, dia bucin banget sama suaminya itu, sampai-sampai menelantarkan anak kandungnya sendiri." Fendi menatap langit dengan wajah datar dari jendela apartemennya, dia juga malas sebenarnya menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, kalau bukan uwaknya yang menyuruh menemui ibu kandungnya, dia tidak akan pernah pergi ke sana, ke tempat yang selalu membuatnya traumatis tersebut. "Bagaimana dengan ayah kandung Abang? Apakah dia akan datang ke pernikahan kita?" "Lelaki itu tidak bisa diharapkan, apalagi kondisinya sekarang sedang dipenjara. Cukup saja dari pihakku keluarga uwakku dan keluarga Aina." Yah, sudah tiga tahun yang lalu Sardan ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba, hukumannya juga tidak main-main,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 262

    Kurang dari dua puluh menit, kedua suami istri itu pulang dari sawah, bajunya sudah kotor terkena lumpur sawah. Melihat mobil bagus di halaman rumah mereka, Aminah begitu gugup dan panik."Siapa to lek, tamunya?""Ya, nggak tahu, Min. Dua orang laki-laki sama perempuan muda. Sepertinya mereka suami istri, atau pasangan kekasih, yang perempuan ayu banget, yang laki-laki juga bagus banget. Cepat temui mereka.""Badanku masih kotor Lek, aku mau besihkan badan dulu di belakang," ujar Mardi suami Minah.Mereka buru-buru membersihkan tubuh mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menurut mereka layak.Dengan gugup, suami istri itu datang ke ruang tamu, mereka mendapati sepasang anak muda dengan gaya anak kota yang begitu klimis dan rapi yang sangat asing dipandangan mereka."Eh, ada tamu ... Monggo-monggo, maaf ini tamu dari mana ya?" ujar Mardi dengan gugup.Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangan pada Fendi yang dibalas Fendi dengan tatapan dingin. Tangan lelaki itu begitu kasar,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 261

    Lima tahun kemudian ....Aina bergegas keluar dari aula gedung Balairung kampus, wajahnya sangat sumringah, dia segera mencari keberadaan keluarganya. Di lihat kedua anaknya yang sangat imut itu berlari ke arahnya."Bunda ...."Aina menangkap dan memeluk kedua anak kembarnya dengan bahagia "Bunda ... Bunda tampak hebat dengan baju ini," kata Amira sambil memainkan rumbai yang menjuntai di bajunya."Ini namanya baju toga, bunda kita sudah jadi sarjana," ujar Ammar kepada adik kembarnya."Jadi ini yang dinamakan baju toga? Topinya sangat bagus," cicit Amira."Anak-anak ... Minggir dulu, ayah belum kebagian pelukan bunda kalian."Kedua anaknya melepaskan pelukan pada ibunya dengan cemberut, ayahnya memang begitu, selalu saja mendominasi bundanya dengan arogan."Ayah! Aku mau sama Bunda!" pekik Ammar."Iya, baru sebentar sama bunda," keluh Amira."Sudah, sana ikut nenek ... Itu nenek mau beli es krim loh," bujuk lelaki itu yang sukses membuat kedua anaknya berlari menghampiri neneknya."

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 260

    Laura mendesah dengan kuat, menarik napas kuat-kuat. Kenangan berhubungan badan delapan tahun yang lalu masih menggema di telinganya, walaupun pandangannya kabur kala itu, tetapi telinganya masih nangkap suara desahan dan ceracauan dari bibir lelaki itu. "Hmmm, kamu tidak mandi?" Suara itu menyentak Laura, menyadarkannya dari lamunan yang tengah bermain dipikirannya. Lelaki itu sudah selesai mandi, memakai kaos oblong hitam dan celana training. Rambutnya yang basah tengah dikeringkan dengan handuk. Laura tergagap, dia begitu gugup karena mendapati lelaki asing tengah sekamar dengannya. "I ... Iya, saya mau mandi," sambarnya langsung menuju kamar mandi. "Saya mau keluar dulu, sebaiknya kau buka pakaianmu itu di sini, kebaya itu membuatmu ribet kayaknya, setengah jam lagi saya akan kembali," ujar Andika. Lelaki itu langsung keluar kamar, Laura yang tengah mematung memandang kepergian lelaki itu dibalik pintu bergegas membuka pakaian kebayanya dan buru-buru masuk kamar mandi, seten

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 259

    Laura tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang wajah anaknya dengan tatapan rumit, namun Arsen menatapnya dengan tatapan tajam, dengan mulut kecilnya anak itu menangih janji kepada ibunya dengan tegas seperti rentenir menangih hutang. "Mommy, penuhi Janjimu. Kata guru Arsen, seseorang itu yang dipegang omongannya, berani berjanji, harus bisa memenuhi." Semua orang terkesima mendengar perkataan Arsen, Andika sendiri berdiri dengan takjub, putranya ini ... Benar-benar cerdas dan bijaksana. Laura bingung mendengar permintaan anaknya yang tiba-tiba dan dikatakan di depan umum, dia melihay Dave meminta pembelaan, namun Dave malah mendukung Arsen. Situasi yang begitu canggung tidak bisa dihindari. Karena semua itu juga disaksikan oleh semua orang yang berada di sana. "Laura ... maukah kau menikah denganku? Demi Arsen, dia sangat membutuhkan seorang ayah," ujar Andika mendekati Laura. Laura hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, ini terlalu mendadak. Dia menatap Dav

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 258

    "Boy ... Perlu teman untuk bermain?" Arsen menghentikan kakinya yang akan menendang bola, beberapa saat dia terpaku menatap lelaki yang ada di hadapannya. Ouh? Is it a dream? Laura yang tengah menenggak minuman spontan tersedak, dia segera menyemburkan minuman yang berada di mulutnya. "DADDY !!" Setelah menyadari siapa yang berada di dekatnya, Arsen berteriak sekencangnya bahkan berlari sekencangnya menghampiri sosok lelaki yang kini tengah berlutut dengan satu kaki, ta ranselnya masih bersandar di bahunya. Keluarga Laras dan keluarga Dodi telah selesai pertemuannya, mereka mengantar orang tua Dodi ke halaman. Ketika mendengar jeritan Arsen yang begitu kencang, semua orang menoleh ke halaman samping di mana ada lapangan futsal. Dave terkejut melihat pemandangan tersebut, seorang lelaki yang telah membuatnya kuatir selama ini tengah memeluk cicitnya, bahkan bocah lelaki itu menangis tersedu-sedu dipelukan lelaki itu. Tanpa pikir panjang, Dave langsung menghampiri ayah dan ana

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 257

    Kejutan demi kejutan membuat hidup Hasan dan Aina bertambah tambah rasanya, baru saja Dodi Rosadi, teman akrab Hasan ketika SMA dulu mengungkapkan lamaran kepada ibu dan pakdenya Laras di depan keluarga besar, hal itu tentu saja membuat Hasan memeluk temannya itu dengan erat. "Akhirnya kita sodaraan juga, Bro." "Ingat, tambah lagi satu kakaknya Aina, biarpun kakak sepupu, jadi jangan macam-macam kau ya?" ancam Dodi membuat semua orang tertawa. "Sayang, Fendi gak ada di momen indah seperti ini, harusnya kita punya formasi yang lengkap," ujar Syarif. "Iya, ini ayah. Member tugas kakak Aina kok begitu amat," Jawab Steven. "Aish, gak usah kuatir. Nanti Fendi kupanggil ke sini, dijamin besok pagi sudah ada di sini," jawab Dave sambil mencebikkan bibirnya Ayuni yang mendengar itu wajahnya langsung tersenyum sumringah, Duh ... Jadi ingat waktu momen pernikahan Steven dulu, saat itu ciuman pertamanya bersama kekasihnya itu. "Besok pernikahan akan digelar di mana?" tanya Nur kepada Lar

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 256

    Lelaki itu buru-buru keluar dari pesawat yang membawanya hingga ke daerah ini, tempat yang dia tandangi hampir dua puluh tahun yang lalu, namun dia tidak akan lupa di mana alamat kakak kandungnya itu berada walau sang kakak kini sudah tiada. Dia sengaja mencari penerbangan paling pagi dari Singapura ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Jambi, karena memang belum ada penerbangan langsung dari Singapura ke Jambi.Dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu seseorang yang begitu penting dalam hidupnya, pertemuannya dengan Fendi tadi malam sungguh merupakan pertemuan yang sangat mengejutkan. Andika sebenarnya enggan bertemu secara pribadi dengan pemuda itu, jika Fendi tidak setengah memaksanya. Pemuda itu mengajaknya ke taman Merlion, duduk di bangku taman sambil memandangi patung kepala singa di hadapannya. "Senang bisa bertemu dengan orang yang saya kenal di negeri asing seperti ini," ujar Fendi mengawali percakapan."Sedang apa kamu di sini?" tanya Andika."Ada urusan bisnis. Pak D

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 255

    "Good morning, Profesor." Sebuah sapaan bersahutan di dalam gedung itu ketika seseorang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam datang menuju ke sebuah ruangan, kaca mata berbingkai emas yang bertengger di atas hidung lelaki itu menambah kesan dingin dan sulit untuk didekati."Morning," jawab lelaki itu singkat."In here, Prof," seru seseorang dengan seragam security menunjukkan jalan pada lelaki itu.Beberapa pria berjas hitam berjalan tegap di belakang lelaki itu, kaca mata hitam yang bertengger di setiap lelaki berjas hitam itu menambah seram penampilannya."Halo, profesor Andika Ibrahim Luthfi. Welcome, welcome," ujar seorang pria berkepala plontos memakai kemeja biru polos."Apa ini yang dimaksud dengan ruangan rahasia? Kenapa tidak terlihat rahasia sama sekali?" tanya lelaki itu dengan bahasa Inggris."Tentu rahasia yang dimaksud bukan rahasia tidak terlihat, semua ruangan ini adalah penyamaran, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalamnya.""Oke, tunjukkan aku."Pria b

DMCA.com Protection Status