Share

Bab 164

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-21 01:26:59

"Ayah?" gumam Steven.

Begitulah Steven, dia tidak pernah memanggil Dave dengan sebutan yang sama seperti Duke, Daddy. Dia lebih nyaman memanggil dengan bahasa Indonesia, walau hanya ibunya yang Indonesia asli, dan wanita yang bergelar ibunya itu belum pernah dilihatnya seumur hidupnya, karena menghadap Ilahi ketika melahirkannya ke dunia.

"Om Steven! It is Surprise. Jadi selama ini Om berada di kota ini?"

Laura bergelayut di tangan Steven ketika mereka telah berada di lift yang sama. Usia mereka yang hanya terpaut lima tahun, membuat mereka lebih terlihat seperti adik kakak daripada paman dan keponakan.

"Steven, apa begini sikapmu bertemu dengan ayahmu? Kita sudah lama tidak bertemu? Entah berapa lama lagi ayah akan hidup di dunia ini."

Dave tampak begitu kesal melihat sikap acuh tak acuh putra keduanya ini, memang sejak kecil Steven lebih banyak dibesarkan oleh pengasuh, dia sebagai ayahnya juga lebih banyak melakukan perjalanan bisnis ketimbang meluangkan waktu dengan putranya, se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
nah gitu melan,buat apa ribet mikirin hasan, steve aja yang masih solo,....
goodnovel comment avatar
Trial48801072
lanjut ... double up thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 165

    Aina terbangun ketika hari sudah siang, dia segera mengambil HP di nakas dan menyalakan dayanya, tertera di layar HP pukul sebelas lewat tiga puluh menit. Gadis itu segera membangunkan suaminya, suhu tubuh Hasan sudah turun, terlihat keringat memenuhi dahinya, bajunya bahkan basah oleh keringat. Aina tersenyum lega, itu pertanda jika demam lelaki itu sudah berangsur membaik. "Bang, bangun sudah siang.""Jam berapa ini?""Jam setengah dua belas." "Oh iya, sudah siang ....""Bagaimana? Abang sudah baikan?""Iya, sudah mendingan. Aku akan menelpon ayah dulu, takutnya mister Dave ke rumah dia tidak ada," ujar Hasan beringsut mengambil HP dan menekan nomor HP pak Burhan.Lelaki di seberang sana menerima telpon putranya dengan acuh tak acuh, dia masih sangat sakit hati atas pemberontakan anaknya itu. "Siapa yang mau datang?""Mister Dave, dia temannya kakek, ayah masih ingat?""Oh? Mister Dave bule itu ya? Kupikir dia balik lagi ke Australia," ujar Hasan antusias."Dia investor yang akan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 166

    Aina sendiri juga ingat jika perlengkapan mandi di rumahnya sudah habis, dia akhirnya berbelok di mini market yang sama yang di masuki oleh Steven dan keluarganya.Ketika Aina mengambil keranjang belanjaan, saat itu Steven tengah menuju kasir, sebenarnya Steven hanya ingin menunggu di mobil saja, namun rasa haus membawanya untuk mencari minuman dingin di mini market. "Ai? Kau di sini?" tegur Steven ketika melihat Aina."Iya, Pak. Bapak sedang belanja?" Aina merasa sangat senang melihat Steven, gadis itu memiliki kesempatan untuk berterima kasih kepada dosennya itu."Aku hanya mencari manuman dingin. Apa kau baru pulang dari hotel? Kau tampak tidak baik-baik saja." Secara refleks Steven memeriksa dahi Aina, karena gadis itu tampak sedikit pucat. "Saya baik-baik saja, Pak. Terima kasih atas perhatian dan bantuan bapak, jika tidak karena informasi dari bapak, saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada suami saya," ujar Aina berusaha menjauhkan diri dari lengan Steven dan meny

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 167

    Di halaman rumah keluarga Latief, Burhanuddin dan Senopati Latief berdiri menyambut kedatangan tamu mereka, ketika mobil yang dikemudikan Hasan berhenti tepat di halaman, keduanya bahkan mendekat dan membukakan pintu mobil, menyambut Dave dengan hangat."Mister Dave, apa kabarnya?" jabat tangan Burhan dengan hangat."Burhan ... Saya sangat senang bisa bertemu kembali denganmu. Sudah sangat lama ya?" Dave memeluk Burhan dengan hangat, keduanya tersenyum dan tertawa bahagia."Aku tidak menyangka kalau Hasan itu anakmu, cucunya Zulfikar yang sering menanyakan aku bawa permen atau tidak."Hasan segera turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Laura, sedangkan Dave masih berbincang dengan gembira."Mister Dave ...," sapa Seno."Oh, Seno ... Apa kabar?" "Saya baik, mister Dave. Saya juga sudah lama tidak pulang ke rumah ayah saya ini, saya tinggal di Jakarta sekarang.""Really? Mampir dong ke Bandung, dekat lagi itu ....""Ah ya ... Siapa gadis cantik ini?" seru Burhan memindai Laura ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 168

    "Bik Nur ... Bik Nur ... Tolong hidangkan es tehnya, Bik ...." Suara Halimah yang keras memanggil Nur, membuat Dave membeku, seluruh syarafnya tiba-tiba bergetar hebat, pembuluh darah tiba-tiba memompa darah menuju ke jantung lebih kuat berlipat-lipat sehingga jantungnya berpacu dan berdegup lebih cepat menciptakan debaran yang seolah menggedor-gedor dadanya. 'Nur?' Apakah nama itu sesuai dengan orang yang tengah dipikirkannya? Perasaan Dave tiba-tiba menjadi gugup, wajahnya mendongak ke arah dapur, penasaran dengan siapa yang akan muncul di sana. Tiba-tiba perasaannya menjadi ambyar ketika melihat seorang remaja laki-laki keluar dari pintu dapur membawa sebuah baki berisi beberapa gelas besar minuman dingin, pemuda kecil itu dengan sopan meletakkan gelas satu persatu di depan tamu. "Mamak kau di mana, Dito?" tanya Halimah sambil membantu remaja itu meletakkan minuman dingin tersebut. "Sedang menyiapkan asinan buah sama puding, Bu," jawab Dito dengan sopan dan segera mengundurk

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 169

    Mereka tertawa dengan candaan-candaan itu, tanpa menyadari ada dua pasang mata yang terbelalak, kedua bibir mereka bahkan gemetar, ada banyak kata yang ingin diucapkan, ada banyak rasa yang ingin diluapkan, namun pertemuan mendadak ini juga membuat jantung mereka seolah berhenti berdetak seketika, seolah waktu berhenti berputar, keributan dan kebisingan di sekitar mereka tak terdengar di telinga mereka, senyap ... Yang terdengar hanya detak jantung seperti detak perputaran jarum jam yang mengunci kedua pasang netra mereka untuk terus menatap."Nurlela ...," gumam Dave dengan suara bergetar.'Mister Dave ....'Nur sendiri tidak hanya mampu membisikkan nama itu dalam hati, pertemuan ini terlalu mendadak, Nur sama sekali tidak siap, seolah seluruh perasaan yang terpendam di hatinya tercerabut paksa dalan dirinya, membuat mata Nur yang berkaca-kaca tak bisa mempertahankan bulir bening itu, akhirnya lolos seperti air bah, wanita itu tak bisa bertahan lama di tempatnya berdiri, dengan gugup

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 170

    "Nurlela ...."Panggilan lelaki itu mengisyaratkan kerinduan yang begitu dalam. Dave memindai wanita yang berdiri di depannya, wanita itu semakin menua, namun kecantikannya tidak tergerus oleh waktu, tatapan matanya yang teduh dan sendu, tatapan mata yang membuatnya tergila-gila setengah mati itu masih tetap memancarkan binar yang sama. "Dave ...," gumam Nur, tak tahan air mata kembali lolos ke pipinya."Nur ... Sudah lama sekali, aku sangat merindukanmu."Tangan keriput itu mengusap air mata yang mengalir di pipi Nur dengan gemetar, Dave sendiri tidak bisa menahan air matanya, sudut-sudut mata tuanya mengenang air bening itu. "Nur, ke mana saja kau selama ini? Dua puluh tahun yang lalu, aku mencarimu ke mana-mana, kau hilang bagai ditelan bumi. Setelah kembali ke Jakarta, tiga Minggu kemudian aku datang ke lokalisasi, kata si Marta, kau sudah pergi dari sana ...," ujar Dave dengan suara gemetar dan serak.Nur mendongakkan wajahnya, memandang lelaki itu dengan terkejut? Benarkah? Ap

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-26
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 171

    Nur melangkah dengan kaki gemetar kembali ke dapur, pertemuannya dengan Dave masih memberi efek kejut, apalagi mendengar perkataan lelaki itu membuat hatinya bertambah sesak. Sangat kebetulan Dito datang menemuinya sehingga anak itulah yang membawa kopi itu ke meja ruang tamu. Hari sudah menjelang sore, pada tamu sudah pulang. Hasan kembali mengantarkan mereka, tubuhnya sudah lebih baik, hanya saja dia benar-benar ingin pulang, jauh sebentar saja dari Aina membuatnya sudah gelisah tidak karuan. Laura masih duduk di bangku penumpang depan, bersebelahan dengan Hasan. Kondisi itu membuat Burhan sangat senang. Hasan bukannya tidak tahu apa yang dipikirkan ayahnya itu, dia sudah hapal luar kepala ekspresi yang dipantulkan lelaki paruh baya itu, membuatnya sedikit kesal. Mau menjodohkanku dengan Laura? Ngimpi! Haris tumben-tumbennya dengan semangat mengantarkan Laura, dia bahkan berbisik dengan provokatif ke arah gadis itu. "Ra, jagain Abang aku ya? Jangan sampai dia jatuh," candanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 172

    "Duduklah ...," ujar Dave menunjuk ke sebuah sofa.Nur dengan perlahan menghenyakkan pantatnya ke sofa yang sangat empuk itu, sementara Dave menuju lemari pendingin mengambil dua botol minuman cola dan air mineral dan dua buah gelas yang langsung di letakkan di atas meja."Minum dulu, Nur. Pasti kamu haus, mau minum apa?""Air putih saja."Dave menuangkan air putih dingin itu ke dalam gelas dan memberikan pada Nur, wanita itu menerimanya dan menyesap minumannya perlahan, sementara Dave akan membuka minuman soda."Jangan terlalu banyak mengkonsumsi minuman soda, tidak baik untuk kesehatanmu."Tangan Dave yang siap memutar tutup botol, urung melakukannya. Dia juga menuang air mineral ke dalam gelasnya, meminum dengan sekali teguk.Dave memandangi Nur dengan intens, keheningan mencekam diantara mereka cukup lama, hingga suara helaan napas Dave terdengar begitu berat."Nur ....""Ya?""Aku sangat merindukanmu."Ada gelayar halus yang menyusup di hati Nur mendengar pernyataan terus terang

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27

Bab terbaru

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 263

    "Abang, apakah ibu kandung Abang sudah menghubungi?" tanya Ayuni Mereka akan segera kembali ke Jambi untuk melangsungkan pernikahan satu Minggu lagi. "Tidak, kau lihat ... Wanita itu hanya akan menuruti perkataan suaminya, mana mungkin dia mau membelaku, dari dulu seperti itu, dia bucin banget sama suaminya itu, sampai-sampai menelantarkan anak kandungnya sendiri." Fendi menatap langit dengan wajah datar dari jendela apartemennya, dia juga malas sebenarnya menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, kalau bukan uwaknya yang menyuruh menemui ibu kandungnya, dia tidak akan pernah pergi ke sana, ke tempat yang selalu membuatnya traumatis tersebut. "Bagaimana dengan ayah kandung Abang? Apakah dia akan datang ke pernikahan kita?" "Lelaki itu tidak bisa diharapkan, apalagi kondisinya sekarang sedang dipenjara. Cukup saja dari pihakku keluarga uwakku dan keluarga Aina." Yah, sudah tiga tahun yang lalu Sardan ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba, hukumannya juga tidak main-main,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 262

    Kurang dari dua puluh menit, kedua suami istri itu pulang dari sawah, bajunya sudah kotor terkena lumpur sawah. Melihat mobil bagus di halaman rumah mereka, Aminah begitu gugup dan panik."Siapa to lek, tamunya?""Ya, nggak tahu, Min. Dua orang laki-laki sama perempuan muda. Sepertinya mereka suami istri, atau pasangan kekasih, yang perempuan ayu banget, yang laki-laki juga bagus banget. Cepat temui mereka.""Badanku masih kotor Lek, aku mau besihkan badan dulu di belakang," ujar Mardi suami Minah.Mereka buru-buru membersihkan tubuh mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menurut mereka layak.Dengan gugup, suami istri itu datang ke ruang tamu, mereka mendapati sepasang anak muda dengan gaya anak kota yang begitu klimis dan rapi yang sangat asing dipandangan mereka."Eh, ada tamu ... Monggo-monggo, maaf ini tamu dari mana ya?" ujar Mardi dengan gugup.Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangan pada Fendi yang dibalas Fendi dengan tatapan dingin. Tangan lelaki itu begitu kasar,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 261

    Lima tahun kemudian ....Aina bergegas keluar dari aula gedung Balairung kampus, wajahnya sangat sumringah, dia segera mencari keberadaan keluarganya. Di lihat kedua anaknya yang sangat imut itu berlari ke arahnya."Bunda ...."Aina menangkap dan memeluk kedua anak kembarnya dengan bahagia "Bunda ... Bunda tampak hebat dengan baju ini," kata Amira sambil memainkan rumbai yang menjuntai di bajunya."Ini namanya baju toga, bunda kita sudah jadi sarjana," ujar Ammar kepada adik kembarnya."Jadi ini yang dinamakan baju toga? Topinya sangat bagus," cicit Amira."Anak-anak ... Minggir dulu, ayah belum kebagian pelukan bunda kalian."Kedua anaknya melepaskan pelukan pada ibunya dengan cemberut, ayahnya memang begitu, selalu saja mendominasi bundanya dengan arogan."Ayah! Aku mau sama Bunda!" pekik Ammar."Iya, baru sebentar sama bunda," keluh Amira."Sudah, sana ikut nenek ... Itu nenek mau beli es krim loh," bujuk lelaki itu yang sukses membuat kedua anaknya berlari menghampiri neneknya."

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 260

    Laura mendesah dengan kuat, menarik napas kuat-kuat. Kenangan berhubungan badan delapan tahun yang lalu masih menggema di telinganya, walaupun pandangannya kabur kala itu, tetapi telinganya masih nangkap suara desahan dan ceracauan dari bibir lelaki itu. "Hmmm, kamu tidak mandi?" Suara itu menyentak Laura, menyadarkannya dari lamunan yang tengah bermain dipikirannya. Lelaki itu sudah selesai mandi, memakai kaos oblong hitam dan celana training. Rambutnya yang basah tengah dikeringkan dengan handuk. Laura tergagap, dia begitu gugup karena mendapati lelaki asing tengah sekamar dengannya. "I ... Iya, saya mau mandi," sambarnya langsung menuju kamar mandi. "Saya mau keluar dulu, sebaiknya kau buka pakaianmu itu di sini, kebaya itu membuatmu ribet kayaknya, setengah jam lagi saya akan kembali," ujar Andika. Lelaki itu langsung keluar kamar, Laura yang tengah mematung memandang kepergian lelaki itu dibalik pintu bergegas membuka pakaian kebayanya dan buru-buru masuk kamar mandi, seten

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 259

    Laura tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang wajah anaknya dengan tatapan rumit, namun Arsen menatapnya dengan tatapan tajam, dengan mulut kecilnya anak itu menangih janji kepada ibunya dengan tegas seperti rentenir menangih hutang. "Mommy, penuhi Janjimu. Kata guru Arsen, seseorang itu yang dipegang omongannya, berani berjanji, harus bisa memenuhi." Semua orang terkesima mendengar perkataan Arsen, Andika sendiri berdiri dengan takjub, putranya ini ... Benar-benar cerdas dan bijaksana. Laura bingung mendengar permintaan anaknya yang tiba-tiba dan dikatakan di depan umum, dia melihay Dave meminta pembelaan, namun Dave malah mendukung Arsen. Situasi yang begitu canggung tidak bisa dihindari. Karena semua itu juga disaksikan oleh semua orang yang berada di sana. "Laura ... maukah kau menikah denganku? Demi Arsen, dia sangat membutuhkan seorang ayah," ujar Andika mendekati Laura. Laura hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, ini terlalu mendadak. Dia menatap Dav

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 258

    "Boy ... Perlu teman untuk bermain?" Arsen menghentikan kakinya yang akan menendang bola, beberapa saat dia terpaku menatap lelaki yang ada di hadapannya. Ouh? Is it a dream? Laura yang tengah menenggak minuman spontan tersedak, dia segera menyemburkan minuman yang berada di mulutnya. "DADDY !!" Setelah menyadari siapa yang berada di dekatnya, Arsen berteriak sekencangnya bahkan berlari sekencangnya menghampiri sosok lelaki yang kini tengah berlutut dengan satu kaki, ta ranselnya masih bersandar di bahunya. Keluarga Laras dan keluarga Dodi telah selesai pertemuannya, mereka mengantar orang tua Dodi ke halaman. Ketika mendengar jeritan Arsen yang begitu kencang, semua orang menoleh ke halaman samping di mana ada lapangan futsal. Dave terkejut melihat pemandangan tersebut, seorang lelaki yang telah membuatnya kuatir selama ini tengah memeluk cicitnya, bahkan bocah lelaki itu menangis tersedu-sedu dipelukan lelaki itu. Tanpa pikir panjang, Dave langsung menghampiri ayah dan ana

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 257

    Kejutan demi kejutan membuat hidup Hasan dan Aina bertambah tambah rasanya, baru saja Dodi Rosadi, teman akrab Hasan ketika SMA dulu mengungkapkan lamaran kepada ibu dan pakdenya Laras di depan keluarga besar, hal itu tentu saja membuat Hasan memeluk temannya itu dengan erat. "Akhirnya kita sodaraan juga, Bro." "Ingat, tambah lagi satu kakaknya Aina, biarpun kakak sepupu, jadi jangan macam-macam kau ya?" ancam Dodi membuat semua orang tertawa. "Sayang, Fendi gak ada di momen indah seperti ini, harusnya kita punya formasi yang lengkap," ujar Syarif. "Iya, ini ayah. Member tugas kakak Aina kok begitu amat," Jawab Steven. "Aish, gak usah kuatir. Nanti Fendi kupanggil ke sini, dijamin besok pagi sudah ada di sini," jawab Dave sambil mencebikkan bibirnya Ayuni yang mendengar itu wajahnya langsung tersenyum sumringah, Duh ... Jadi ingat waktu momen pernikahan Steven dulu, saat itu ciuman pertamanya bersama kekasihnya itu. "Besok pernikahan akan digelar di mana?" tanya Nur kepada Lar

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 256

    Lelaki itu buru-buru keluar dari pesawat yang membawanya hingga ke daerah ini, tempat yang dia tandangi hampir dua puluh tahun yang lalu, namun dia tidak akan lupa di mana alamat kakak kandungnya itu berada walau sang kakak kini sudah tiada. Dia sengaja mencari penerbangan paling pagi dari Singapura ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Jambi, karena memang belum ada penerbangan langsung dari Singapura ke Jambi.Dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu seseorang yang begitu penting dalam hidupnya, pertemuannya dengan Fendi tadi malam sungguh merupakan pertemuan yang sangat mengejutkan. Andika sebenarnya enggan bertemu secara pribadi dengan pemuda itu, jika Fendi tidak setengah memaksanya. Pemuda itu mengajaknya ke taman Merlion, duduk di bangku taman sambil memandangi patung kepala singa di hadapannya. "Senang bisa bertemu dengan orang yang saya kenal di negeri asing seperti ini," ujar Fendi mengawali percakapan."Sedang apa kamu di sini?" tanya Andika."Ada urusan bisnis. Pak D

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 255

    "Good morning, Profesor." Sebuah sapaan bersahutan di dalam gedung itu ketika seseorang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam datang menuju ke sebuah ruangan, kaca mata berbingkai emas yang bertengger di atas hidung lelaki itu menambah kesan dingin dan sulit untuk didekati."Morning," jawab lelaki itu singkat."In here, Prof," seru seseorang dengan seragam security menunjukkan jalan pada lelaki itu.Beberapa pria berjas hitam berjalan tegap di belakang lelaki itu, kaca mata hitam yang bertengger di setiap lelaki berjas hitam itu menambah seram penampilannya."Halo, profesor Andika Ibrahim Luthfi. Welcome, welcome," ujar seorang pria berkepala plontos memakai kemeja biru polos."Apa ini yang dimaksud dengan ruangan rahasia? Kenapa tidak terlihat rahasia sama sekali?" tanya lelaki itu dengan bahasa Inggris."Tentu rahasia yang dimaksud bukan rahasia tidak terlihat, semua ruangan ini adalah penyamaran, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalamnya.""Oke, tunjukkan aku."Pria b

DMCA.com Protection Status