Beranda / Romansa / Di Antara Dua (Istri) / 6. menemui keluarga mertua yang jahat

Share

6. menemui keluarga mertua yang jahat

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-11 09:24:23

Di sinilah aku sekarang berdiri di depan sebuah rumah yang cukup besar dan bercat hijau. Di bagian pagar depannya yang dicat dengan hitam ada tumbuh pohon bunga bugenvil. Warnanya yang hijau dan merah muda membuat suasana rumah terkesan semarak dan indah.

Aku perlahan mendorong pintu pagar lalu berangsur masuk ke sana. Kutemukan mertuaku sedang duduk di meja makan sementara nenek Mas Nabil sedang duduk di kursi goyang sambil memperhatikan siaran TV.

"Eh, Iklima, apa kabar?" Ibu mertua menyambutku dengan ramah tapi begitu melihat mataku yang sudah merah oleh air mata dan rona kesedihan yang tidak bisa kusembunyikan, dia langsung canggung dan kehilangan senyumannya.

"Mana anak anak?" tanya ayah mertua yang tengah makan.

"Sekolah," jawabku lirih. Ku cium di tangan ayah mertua lalu dia menatapku dengan wajah canggung. Air mataku tumpah di punggung tangannya dan ia hanya menepuk pundakku dengan perlahan sambil menggeleng pelan.

Aku lalu beralih kepada nenek yang masih duduk di kursi roda yang sejak tadi menatap kepada diriku dan setiap gerak gerikku.

"Apa kabar Nenek?"

"Baik."

Aku bersimpuh di hadapannya sambil memegangi lututnya, aku mendongak menatap matanya lalu perlahan air mataku menetes kembali. Aku ingin protes dan berteriak-teriak tapi rasanya sangat tidak sopan melakukan itu di saat mertuaku sedang sarapan dan nenek sedang menonton berita. Jika aku marah-marah maka mereka akan semakin menyalahkanku dan membenarkan perkawinan suamiku. Aku tidak bisa arogan karena dengan semua sikap itu, akan menjadikannya sebagai alasan bahwa sangat tepat sekali menjodohkan Mas Nabil dengan Sofia, agar anak-anak kami bisa bersikap santun dan tidak mengikuti perangaiku. Ah, ya Allah.

"Kenapa menangis?"

"Bagaimana aku tidak menangis mengetahui kenyataan yang benar-benar menyakitkan ini nenek...."

Wanita yang sedang menggoyangkan kursinya itu langsung menghentikan gerakannya dan memegangi bahuku.

"Nabil hanya aku nikahkan dengan Sofia agar wanita itu tidak mencemarkan keluarga dengan menikahi laki-laki sembarangan, kasihan buyutku. Jangan menangis, Dia hanya menikah, tidak meninggal dunia."

Ya Tuhan, mudah sekali nenek mengatakan kata itu. Meski aku tahu dia adalah pemegang tahta tinggi keluarga dan orang yang paling dihormati seharusnya ia mempertimbangkan tentang perasaanku dan bagaimana gejolak yang akan terjadi.

"Aku tahu betul aku harus bersikap santun dan mengikuti setiap keputusan keluarga, tapi untuk kali ini aku benar-benar tersakiti dan sulit menerima kenyataan yang ada."

"Aku paham," jawab wanita tua berumur tujuh puluh lima tahun itu.

"Aku paham perasaanmu, aku juga punya paham perasaan Sofia yang putus asa dan galau dengan kesendiriannya. Dia benar-benar sedang bahagia saat suaminya meninggalkannya, wanita itu nyaris bunuh diri dalam putus asa, andai Aku tidak mengambil kebijaksanaan agar dia kuberikan seorang suami."

Aku terdiam mencerna semua ucapan buyut dari anak-anakku itu. Jadi, masalah sebenarnya adalah Sofia ingin bunuh diri karena ditinggal suaminya. Mmengingat bahwa dia masih punya anak dan tanggung jawab dan demi menghibur hati wanita itu maka dipilihlah Mas Nabil sebagai suaminya agar dia menguatkannya.

Wanita itu dikuatkan, ya, secepat kilat ia dikuatkan dan dihiburkan. Dia dialihkan dari kenangan tentang suaminya dan secepat itu pula suamiku mengambil bulan madu dengan istri barunya. Aku segera menguasap air mata dan menatap wajah nenek lekat-lekat.

"Seorang wanita yang ditinggal suaminya... apalagi ketika dia begitu mencintainya, tidak akan semudah itu untuk menikah lagi apa lagi sampai mereguk madu asmara secepatnya. Lelaki yang ia nikahi itu... bagaimanapun, Ia adalah suamiku. Harusnya ia punya perasaan tentang hatiku, kalau ia pun seorang wanita yang pernah terluka."

"Aku yang menyuruh mereka untuk bersikap sebagai suami dan istri, sehingga tidak perlu ada kecanggungan dan pernikahan mereka tidak terkesan sebagai pernikahan yang dibuat atas kesepakatan. Aku yang meminta nabil untuk memberikan dia kasih sayang dan perlakuan sebagai istri sah agar wanita itu tidak depresi dan menjadi gila."

Oh bagus, nenek menyelamatkan mental dan kejiwaan wanita itu dari ambang kegilaan tapi dia tidak mempertimbangkan tentang kewarasanku Kalau suamiku diambil dan aku dimadu. Luar biasa. Aku sungguh ingin mengutarakan apa yang ada di hatiku tapi jangan sekali mengatakan semua itu kepada orang yang lebih.

"Bagus sekali nenek menyelamatkan kejiwaan wanita itu, tapi bagaimana aku."

"Tidaklah aku melakukan itu kalau aku tidak yakin bahwa mentalmu adalah mental yang kuat dan Kau Wanita berhati baja."

"Meski begitu aku tetaplah manusia papa, aku punya hati yang lemah dan kesedihan yang tidak bisa kutahan." Aku langsung nangis di hadapan nenek sementara ibu mertua langsung mendekat dan memelukku

"Apakah ada solusi untuk itu, apakah akan datang sebuah keadilan atau bonus untuk pengorbananku? Kenapa nenek harus membagi suamiku. Kenapa tidak cari kandidat lain saja untuk jadi suaminya. Kenapa harus suamiku?!"aku terisak menangis dan tertunduk di hadapan kaki nenek suamiku, aku menangis dan sontak kehilangan tenaga atas semua ucapan yang wanita itu katakan.

Memang yang aku lihat dari perawakannya yang sangar dan wajahnya yang tegas, sepertinya wanita ini memang tidak punya perasaan dan semua keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Dia berusaha memberikan kenyamanan untuk Sofia tetapi tidak memikirkan tentang kenyamanan diriku.

"Jadi kau mau bonus? Kau mau dibayar atas semua pengorbananmu?"

Aku menggeleng menanggapi pernyataannya.

"... jadi uang bisa melegakan hatimu? Baiklah, akan kuberikan apa yang kau inginkan jika itu demi kenyamanan keluarga dan keharmonisan kita semua." Semakin deraslah Air mata ini ketika nenek membandingkan penderitaanku dengan pembayaran sejumlah uang. Dia pikir ketika ia memberiku uang maka aku akan diam saja dan menerima penderitaanku.

"Aku tidak mau, Nek."

"Lalu apa yang kau mau? kau ingin Nabil dan Sofia bercerai?!"

"Iya jika itu memungkinkan."

"Bagaimana kalau kau saja yang diceraikan! Pergilah kejar dunia dan kebahagiaanmu. Tinggalkan cucu buyutku sehingga aku dan mertuamu akan memelihara mereka dengan baik. Jika kau tidak menerima keputusanku maka kau ku izinkan untuk melakukan apapun yang kau mau!" Wanita itu menghentakkan tongkatnya lalu menepis diriku dari hadapannya, dia meninggalkanku yang masih menangis pilu di dalam pelukan ibu mertua. Rupanya nenek sangat menyayangi Sofia, rupanya, wanita itu memegang tahta tertinggi setelah kedudukan nenek dalam keluarga ini. Ya tuhan, semakin remuk redam hati ini.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Anna Sanai
kalau bni tua bunuh diri apakah boleh itu baru jawap dari wanita tua itu
goodnovel comment avatar
Zalfa Meisya
terlalu bertele tele,jadi malas bc nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Di Antara Dua (Istri)   7. pulang dengan luka

    Aku pulang dengan luka hati yang demikian besar akibat kata-kata dan perbuatan nenek yang sangat menyakitkan. Apakah salah jika aku memprotes tentang keputusannya yang tidak begitu menguntungkan untuk diriku? Herannya dia malah menawarkan akulah yang akan diceraikan oleh suamiku. Dia dia mau minta aku untuk meninggalkan suamiku agar dia bisa bahagia dengan Sofia. Yang benar saja.Aku lemas, terkulai sesampainya di rumah, aku pergi ke kamar lalu menutup pintunya dengan rapat kemudian menumpahkan semua tangisanku sambil menghenyakkan diri di pinggir tempat tidur. Kubenamkan wajahku di kasur hingga aku bisa menangis dengan kencang tanpa seorangpun yang bisa mendengarnya. Aku menangis meluahkan segala rasa dan kekecewaan serta memprotes keputusan tuhan yang begitu mengejutkan dan rasanya tidak adil.Kata orang segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya. Mustahil Tuhan merencanakan sesuatu jika itu tidak baik bagi umatnya. Namun di waktu sekarang, ku sama sekali tidak melihat solusi,

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Di Antara Dua (Istri)   8. ayah emosi

    Aku kembali ke rumah yang baru kudatangi jam 07.00 pagi tadi. Keanggunan bunga bugenvil yang diterpa angin, bergoyang perlahan menyambut kedatangan kami yang tengah terbakar oleh api kemarahan dan kekecewaan. Aku menatap daun kelopaknya yang berwarna pink keunguan lalu tiba-tiba tersadar dengan sentakan tangan Ayah yang memintaku untuk segera turun dari mobilnya."Ayo turun."Ayah memberi isyarat dengan anggukan dan tatapan wajahnya untuk pertama kali terlihat sangat tegas dan menyeramkan."Ayah, aku takut....""Kenapa takut ketika mereka memintamu untuk menjadi istri anak mereka dan menantu di rumah ini mereka sama sekali tidak takut. Jika mereka bisa berbuat sesukanya lantas aku pun bisa memprotes!" jawab ayah dengan tegas."Tidak ayah...""Rupanya keluarga ini punya ilmu pengasihan dan sesuatu yang bisa menundukkan orang sehingga kau yang selama ini ayah kenal punya mental kuat, menjadi ketakutan dan gentar," ujar Ayahku sambil menarik tangan ini dari mobilnya."Bu-bukan begitu, ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Di Antara Dua (Istri)   9. kembali menjelang malam

    Setelah berbicara panjang lebar dengan keluarga itu Ayah kemudian memaksaku untuk pulang dan mengantarku ke rumah.Di mobil Ayah terus mengoceh, bicara panjang lebar tentang bagaimana caraku mengambil sikap dan berusaha untuk tetap tegar lagi tegas."Kau dengar apa yang nenek tua itu katakan ketika kita keluar!" tanya ayah kepada Bunda, sebenarnya Ibuku mendengarnya dengan jelas tapi beliau tidak ingin memperparah kemarahan ayah. Ibuku dengan penuh kelembutan dan kasih sayangnya berusaha untuk menenangkan suaminya dengan cara mengelus bahunya."Sabar Mas... Jangan menjadikan harga diri kita sama seperti mereka."Ayah mendengus ayah lalu beralih kepadaku."Dengar Iklima, kau harus mendesak Nabil untuk segera bercerai dan meminta dia kembali padamu. Bagaimanapun kalian punya anak dan anak harus dipertahankan kebahagiaannya.""Iya ayah," jawabku sambil menelan ludah. Kedengarannya mudah tapi prakteknya sangat susah."Aku berharap bertemu dengannya begitu aku mengantarmu pulang." Ayah ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Di Antara Dua (Istri)   10. Sofia yang kaya

    Aku menyadari betul dengan siapa aku berhadapan, Sofia anak orang kaya dengan aset warisan yang banyak, kusadari bahwa tidak masuk akal menikahkan suamiku dengan dirinya hanya demi wanita itu ada yang menafkahi dan melindungi. Tanpa mas Nabil pun, dia tetap punya uang dan keluarganya tetap melindunginya.Mungkin poinnya, suamiku mirip dengan mantan suaminya, keluarga kami juga akrab satu sama lain, jadi karena Sofia sulit move on dan nyaris gila, maka nenek mengambil keputusan untuk membuat Nabil menerima akad atas dirinya.Ya tuhan, tapi tetap saja, kenapa harus menikah?!Meski keluargaku tidak sekaya keluarga Sofia tapi Ayahku juga pegawai badan usaha milik negara yang penghasilannya tak bisa dikatakan sedikit, kami hidup seperti masyarakat pada umumnya, tidak mewah tapi berkecukupan. Punya rumah yang bagus serta dua buah mobil, ayah juga punya aset sawah dan perkebunan, juga kolam ikan. Sebenarnya nilai dan derajat keluarga kami sama saja dengan keluarga Mas Nabil.Mungkinkah k

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Di Antara Dua (Istri)   11. suamiku pergi

    "kak mau kemana?"tanya sepupuku Rihanna begitu melihat Mas Nabil keluar dari kamar kami dengan cara membenturkan pintu dengan keras."Pergi.""Kak, kok kakak pergi terus sih? Kakak tahu sendiri kan, kalau mbak iklimah sangat sedih?""Tolong jaga dia ya, aku ada urusan di luar," ucap suamiku yang berkata dengan lembut kepada adik sepupuku."Kak, tolonglah...""Kau tidak akan mengerti urusan orang dewasa belajar dengan tekun dan jaga keponakanmu."Sekuat apapun aku dan orang yang ada di rumah ini untuk menahannya, dia yang sangat mementingkan istri barunya tidak akan peduli dengan perasaan ataupun perkataan kami.Tidak ada yang bisa kulakukan selain hanya meneteskan air mata. Saat ini pikiranku kelam, menghitam dan aku tidak melihat sedikit pun cahaya yang akan menuntunku kepada keputusan terbaik. Akankah pernikahan Suamiku menjadi akhir dari pernikahan kami.Hal terburuk yang sampai saat ini terus menusuk hati dan perasaanku adalah kenapa aku yang begitu yakin dengan kebahagiaan perni

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • Di Antara Dua (Istri)   12. ada apa

    Kedua putriku terlihat kaget dan bingung, mereka menetap kami dengan wajah ketakutan sementara suamiku yang menyadari tentang sikap anaknya itu langsung tersenyum dan menghampiri mereka."Kenapa ayah berteriak?""Ah, tidak, tadi, ada tikus. Jangan khawatir Sayang, kalian tidurlah," ucap suamiku sambil mengecup kening anaknya."Jangan bertengkar ayah," kata Novia dengan sedih, sepertinya ia menyadari percakapan kami."Tidak sayang.""Kami tidak ingin ayah dan bunda bertengkar.""Tidak kok," jawab Mas Nabil dengan senyum dan pelukan, aku hanya menatap itu dan terdiam sambil melirik adik sepupuku yang menggelengkan kepala sambil memijit di keningnya.Saat anak-anak kembali ke kamarnya Mas Nabil memberiku isyarat agar kami berdua bisa bicara di kamar saja. Aku mengikuti langkahnya masuk ke kamar kami lalu mengunci pintu."Sudah, aku tidak mau banyak bicara lagi.""Aku juga tidak ingin banyak bicara, hati dan mentalku lelah hingga membuat perasaanku tidak nyaman serta badanku menjadi sakit

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • Di Antara Dua (Istri)   13 dia Malu

    "lebih baik kau memusuhiku dan tidak melayaniku dibandingkan kau melakukannya dengan hati yang tersakiti," ucapnya lirih."Aku memang sakit hati, tapi peranku sebagai seorang istri tidak bisa diabaikan, jangan khawatir, pergilah ke kantor, hasilkan uang yang banyak agar aku dan istri barumu bisa berfoya-foya," jawabku sambil tertawa. Aku segera menyapu dan mengabaikan dirinya yang masih di dapur."Apakah kau sedang merencanakan sesuatu untuk menghancurkan keluarga kita?""Apakah hatimu sewas-was itu karena kesalahan yang kau buat?" tanyaku sambil semakin mengejek perkataannya."Dia terpaku dan tidak mampu menjawabku, dan meski aku telah menyiapkan sarapan lezat serta menghidangkannya ke atas meja dia sama sekali tidak berani menyentuhnya, jangankan menyentuh melirik pun tidak."Pergi dan ganti bajumu lalu makan sarapanmu aku akan tersinggung kalau kau tidak makan," ujarku sambil menepuk bahunya pelan, suamiku semakin merinding dengan perlakuanku."Aku takut dengan perubahanmu.""Janga

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16
  • Di Antara Dua (Istri)   14. aku tahu dia cemas

    Aku tahu dia akan khawatir tapi terlalu telat untuk pulang ke sini dan mencegah diri ini. Hari telah menjelang pukul 04.00 sore, ia tidak akan punya waktu untuk bolak-balik dari sini ke rumah orang tuanya karena itu akan memakan waktu 1 jam. Belum lagi kalau ia terjebak macet karena jam seperti ini adalah jam sibuk pulang kantor."Apa yang akan kita lakukan di sana?""Mungkin kita akan saksikan dulu jalannya acara lalu di puncak semua itu kita baru akan tampil kalau mereka sedang berpesta dan berjoget menikmati acara maka kita akan membaur di sana.""Tidakkah orang akan berpikir kalau mbak bahagia dengan pesta itu?""Tenang saja itu tidak akan seperti pemikiran orang.""Hmm, aku sangat antusias kalau begitu.""Iya, makanya ayo ganti baju, acaranya akan dimulai jam lima sore hingga malam. Aku yakin, mengundang banyak tamu dan menyiapkan banyak makanan.""Bagaimana kalau kita undang orang se-RT komplek ini untuk menghabiskan hidangan. Belum lagi orang-orang di sekitar sini pasti akan m

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16

Bab terbaru

  • Di Antara Dua (Istri)   75. Sofia : taubat

    Aku sadar bahwa jika kamu ini terus berkepanjangan maka sebentar lagi aku akan berada di ambang perceraian dengan mas Nabil. Jika aku bercerai dengannya maka sekali lagi semua usahaku untuk punya suami akan sia-sia aku terpaksa harus menjanda untuk kedua kalinya.Satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan keluarga ini adalah berdamai dengan iklim serta mendukung pernikahannya dengan Hendra. Meski aku sakit hati dan ingin sekali balas dendam tapi aku tidak punya cara untuk melakukannya wanita itu terlampau cerdik ditambah Hendra ada di latar belakang untuk melindunginya. Sekali saja aku menginjakkan kaki ke butik iklima, maka kami semua akan berada di penjara.Ya, setegas itu Hendra memperlakukan orang. Juga ia yang kehilangan cinta pada Cici dan kini tergila-gila pada iklima pasti akan melakukan apapun untuk melindungi kekasih hatinya itu.Aku benar-benar berada di jalan buntu, aku terkena karma dan menjadi sangat pusing dengan begitu banyaknya masalah yang mendera. F

  • Di Antara Dua (Istri)   74. Sofia: Nabil menegurku

    Selama berhari-hari aku berusaha mengambil hatinya dan membuat dia percaya serta yakin kalau aku memang beritikad baik untuk mengurus keluarganya dan berbaikan dengan ibu anak-anaknya.Tapi seminggu kemudian aku sudah tidak tahan lagi, kuputuskan untuk meminta bantuan keluargaku agar mereka mencarikan seorang asisten dan pengasuh untuk ibu mertua yang lumpuh serta membantunya membersihkan rumah. Aku mempekerjakan mereka dan membayar mereka dengan mahal, aku berjanji juga akan memberi bonus kalau mereka bisa bertahan.Kupikir semuanya akan beres, tapi dugaanku salah, ternyata nabil tidak menerima itu sebagai niat yang tulus, dia malah menganggapku menghindari tugas serta jijik dengan keluarganya."Apa kau mendatangkan pembantu rumah ibuku?" Dia bertanya padaku saat ia baru kembali ke rumah di malam hari, untuk apa yang dia lakukan dari pagi di luar sana sampai pulang kantor pun harus malam hari. Aku kesulitan menanyainya karena setiap kali bertanya dia pasti akan mengamuk. Ia bukanlah

  • Di Antara Dua (Istri)   73. setelah jadi babu

    POV Sofia Setelah seharian berjuang jadi babu, menangis frustadi karena harus pegang sapu dan alat lap, aku membersihkan semua kotoran dan debu-debu, membersihkan kotoran dan najis serta memandikan ibu mertua yang bertubuhnya nyaris membuat punggungku patah.Tanganku lecet karena terkena cairan pencuci piring, kulitnya melepuh dan perih, kuku yang kurawat dengan mahal juga patah. Ya ampun, aku menangis memperhatikan diriku yang menyedihkan. Setelah semua pekerjaan selesai dan aku berhasil memberi makan kedua tua renta itu dengan makanan pesanan, aku memilih untuk pulang. Sebelum meninggalkan tempat itu aku menelepon ayah mertua dan memintanya pulang untuk menemani ibu mertua. Aku bilang aku ada acara jadi tidak bisa menjaganya sampai pagi. Untungnya ayah mertua mau."Ah lagi pula kenapa sih sudah tua bangka begitu masih menikah? Kenapa tidak fokus aja mengurus rumah dan cucu! Dasar centil." Aku menggerutu sendiri sampai hampir melempar sepatu yang aku kenakan."Sofia...." Aku hen

  • Di Antara Dua (Istri)   72. Nabil marah

    "Maksudku baik Mas ... Aku ingin punya waktu untuk diri sendiri , kamu dan merawat tubuhku, Aku ingin tetap terlihat cantik di hadapanmu dan santai dengan waktuku. Bisakah kau bayar orang lain saja?""Astaghfirullah teganya kau Sofia. Itu ibuku sofia, dia merendahkan iklima demi membelamu, dia melakukan apapun yang kau inginkan serta selalu berada di pihakmu. Teganya kau. Setelah dia dalam keadaan sakit dan tak berdaya, kau memintaku untuk membayar perawat, sementara kau akan menghabiskan waktu untuk merawat kukumu?""Aku tidak ahli mengurus orang tua, Sayang""Tapi tetap saja, setidaknya kau menghargai mereka sebagai orang tuaku."Ah, gawat, Kalau kami berdebat dia pasti akan membandingkanku dengan istrinya pertamanya."Maaf, sayang, aku benar-benar bingung, lagi pula ini semua bukan salahku. Ini salahnya Iklima, dia yang sudah membuat bencana dan menimbulkan banyak masalah. Dia yang sudah menjodohkan Ayah dengan teman sekolahnya, hingga ibu syok dan sakit, harusnya dialah yang harus

  • Di Antara Dua (Istri)   71. POV Sofia

    Biar kuceritakan kenapa aku sampai akhirnya pergi minta maaf dan bersikap baik kepada iklima. Biar ku beritahu yang sebenarnya.*Aku telah resah sejak awal, kupikir pernikahan kami akan berlangsung lancar dan bisa diterima oleh semua orang tapi ternyata itu tidak semudah yang kupikirkan. Iklima, dia membalas dendam dengan seburuk-buruknya pembalasan. Dia membuat adikku bercerai, menimbulkan keraguan dalam diri suamiku serta kerenggangan hubungan kami, lalu memisahkan ayah dan ibu mertua. Bola panas ini harus segera dihentikan sebelum menghancurkan segalanya.Aku tahu dan dari lubuk hatiku terdalam aku menyadari kesalahanku, aku tahu aku sangat keliru telah menyetujui perjodogan dari ibu mertua yang meminta aku untuk menikahi Nabil.Saat itu pikiranku sedang tidak jernih, aku terlalu sedih dengan kematian Mas Faisal. Kupikir aku tidak bisa menjalani semua ini sendirian, hidup menjanda dan menjadi stigma buruk di antara masyarakat. Aku tidak suka direndahkan, hanya karena tidak puny

  • Di Antara Dua (Istri)   70. Sofia minta maaf

    Seminggu kemudian.Setelah peristiwa yang terjadi di rumah mantan mertua kujalani hari-hariku seperti biasa, berusaha bersikap dan berpikir normal sambil berusaha menutupi luka-luka dan lubang di hatiku. Ruang hampa dan rasa kehilangan, tetap ada mengingat aku pernah begitu mencintai Mas Nabil. Tapi, aku sudah berdamai dengan kenyataan, sudah ikhlas bahwa inilah kehendak tuhan.Memang tidak mudah melupakan orang yang pernah mengukir namanya di hati, terlebih Aku punya dua orang putri, yang setiap kali menatap mereka, aku pasti akan teringat pada ayahnya. Aku teringat setiap detail peristiwa pahit dan manis dalam hidupku begitu memandang Arumi dan Novia. Tapi, mereka juga motivasi agar aku tetap bertahan dan menjadi kuat, aku punya motivasi untuk sukses dan tetap bekerja keras demi mereka. Aku bertekad untuk memperbaiki hidupku dan menemukan orang yang tepat di suatu hari nanti, insya Allah, aaamiin.*Suasana rumah kami jauh lebih tenang sekarang, karena orang-orang yang sering mente

  • Di Antara Dua (Istri)   69. semuanya

    Semua orang menatap padaku saat tiba-tiba aku sudah berdiri di ambang pintu. Dalam perdebatan sengit dan pertengkaran itu tiba-tiba mereka terbelalak karena pendapatku yang mengejutkan."Semuanya salah termasuk siapapun yang mendukung dan ikut dalam keputusan itu.""Kalau begitu kau salah juga, terutama kau! Kaulah biangnya yang membuat Ayah berpaling dari ibu?""Anggap saja impas karena ibu lah yang membuat Nabil berpaling dariku?""Oh jadi sampai sekarang kau masih tergila-gila pada Nabil dan terobsesi untuk balas dendam, padahal kau sendiri yang minta cerai darinya?""Tidak juga, aku tidak pernah benar-benar berusaha sekuat mungkin untuk membalasnya tapi alam mendukungku untuk memberi balasan. Ayah sendiri yang menginginkan tante Elvira, sementara aku hanya mengikuti keinginannya. Sebagai anak yang baik aku membantunya.""Sejak kapan kau jadi anaknya, kau hanya mantan menantu.""Darah ayah dan nabil mengalir dalam nadi anakku, secara tidak langsung kami sudah terikat sebagai kelua

  • Di Antara Dua (Istri)   68. kesal dipermalukan

    "Kenapa Anda berkata sejauh itu tante Stefani?""Karena faktanya begitu," jawab wanita modis itu sambil mendelik."Anakku mengorbankan semuanya demi adikmu bahkan dia rela ikut agama kalian, tapi tapi Cici tidak benar-benar memberinya cinta. Sudah cukup sekarang!""Jadi kalian akan menjodohkanmu dengan wanita ini, alih alih mencarikan istri yang lebih baik?""Iya, kenapa, apa masalahnya? Ini adalah pilihannya dan dia bahagia dengan itu."Merasa kesal karena dipermalukan, Sophia langsung bersurut mundur sambil memegang tangan Nabil dan mengajaknya pergi. Di sisi lain ekspresi ayahnya Arumi dan Novia, tatapannya terus lekat padaku yang kini menyuapi bubur kepada Hendra. Dia sepertinya kecil hati dan tidak terima kalau pelayanan dan perhatianku, kini berpindah kepada lelaki lain.Yang namanya masih cinta pasti ada rasa cemburu."Pergi dan jangan datang lagi, beraninya keluarga kalian yang sudah menyakiti anakku datang kemari! Apa kalian hanya ingin memastikan kalau dia benar-benar me

  • Di Antara Dua (Istri)   67. jangan diulang

    "Tolong jangan membahas tentang kesalahan kami. Tolong bukalah hatimu, demi ibu mertua.""Tumben Sofia yang jahat dan kasar memelas Dan memohon di hadapanku..." Aku sinis padanya.Wanita itu menggigit bibirnya seolah tidak suka harga dirinya disentil. Dia berusaha tetap tersenyum meski getir."Aku sedang pusing dengan banyaknya masalah yang mendarah hidupku jadi tolong pulanglah, aku yakin ponsel ayah sudah dinyalakan jadi kalian langsung saja menghubunginya.""Dia tidak mau menjawabnya.""Aku akan mencobanya, jadi pulanglah.""Terima kasih ya, aku sangat menghargai bantuanmu," ucap mas Nabil dengan mata berbinar, sementara aku hanya memutar bola mata dan malas sekali mendengar dia yang pura-pura manis padaku."Ayo Sayang, kita pulang, biar iklima hubungi ayah mertua," ucap Sofia yang terdengar sangat pamer kemesraan di hadapanku, aku hanya tersenyum karena tidak terpengaruh.Enak saja, dia seakan-akan menyerahkan semua masalah keluarga pada diriku. Hanya karena aku mau menghubungi ay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status