Orang-orang di Alam Super Grandmaster level pertama benar-benar marah sekarang.Sebagai murid senior di Akademi Soulera, tingkat terendah mereka adalah Alam Super Grandmaster level pertama. Baik di dalam Akademi Soulera atau di luar, selama mereka membawa lencana murid Alam Super Grandmaster level pertama dari Akademi Soulera di pakaian mereka, pasti akan dihormati. Namun sekarang, kelompok baru ini yang dipimpin oleh Xavier, tidak hanya tidak menghormati mereka, tetapi juga terus-menerus menantang mereka. Ini membuat mereka makin marah. "Baik, kalau kalian mencari mati, aku akan memenuhi keinginan kalian." Si botak itu adalah yang pertama mengeluarkan pedangnya, dia menunjuk ke Xavier. Kemudian, orang-orang Alam Super Grandmaster level pertama di belakang Si botak itu juga mengeluarkan senjata mereka. Xavier mengangkat alisnya dan juga mengeluarkan Pedang Alunan Naga. "Sss!" Pedang Alunan Naga mengeluarkan suara naga, penuh semangat bertarung. Murid baru di belakang Xavier ju
Xavier ragu-ragu untuk sementara waktu. Dia tidak tahu apakah harus tinggal atau tidak. Di satu sisi, Xavier tidak menyukai Elliot dan orang-orang seperti Martin. Mereka telah merusak kesan Xavier tentang Akademi Soulera. Di sisi lain, Luke sangat tulus. Meskipun Xavier tidak mengetahui identitas Luke, melihat ketakutan sekaligus pandangan penuh respek dari Elliot serta yang lain, Xavier bisa menebak status Luke ini tidak biasa.Seorang pria dengan posisi di Akademi Soulera memberinya saran, bagaimana dia bisa menolak? Melihat Xavier ragu-ragu, Luke berkata, "Tentu saja, kalau kamu memilih untuk tinggal, tidak perlu takut mereka akan membalas dendam padamu." Setelah berbicara, Luke berhenti sejenak dan berkata, "Aku akan menerimamu sebagai murid, apakah kamu mau?" Xavier terkejut. Dia tidak menyangka, Luke tidak hanya memberinya saran, tetapi menerimanya sebagai murid pada pertemuan pertama secara langsung. Ini membuatnya merasa seperti seorang yang bodoh dan mendua hati. Pad
Luke menatap Cyan dan tertawa, "Kamu adalah anak dari Keluarga Walter. Baiklah, kamu juga bisa tidak perlu mengikuti tes. Besok langsung ambil kartu pelajar saja." Mendengar ini, mata Cyan segera berbinar. Dia awalnya hanya mencoba untuk meredakan suasana dan sudah siap untuk diomeli oleh Luke. 'Kamu! Anak nakal, lebih baik ikuti tes dengan jujur!'Namun tak menyangka, Luke langsung setuju. Cyan sampai melompat gembira dan berkata, "Hidup Tetua Luke! Aku cinta Tetua Luke!" Luke melambaikan tangannya dengan rasa jijik, "Baiklah, baiklah!" Cyan akhirnya berhenti bersorak. Luke melanjutkan, "Jangan berpikir aku melakukan ini karena berpihak padamu, tapi Akademi Soulera selalu memiliki anak teladan seperti ini. Tidak perlu dikatakan tentang Xavier, sebagai orang yang berada di Alam Super Grandmaster level pertama, dia bisa mengalahkan orang-orang di alam itu dan bisa menahan pukulan dari orang-orang di Super Grandmaster level kelima, kekuatan ini sudah memenuhi persyaratan kami di A
Di sisi lain.Ketika Xavier menangkap sesuatu yang dilemparkan oleh Luke, dia terkejut. Itu adalah sebuah token. Ada tulisan "Crimson" di atasnya. Ketika Xavier bertanya-tanya tentang fungsi token ini, Cyan mendekat dan berkata, "Astaga! Luke sangat baik padamu. Dia memberimu tokennya." "Apa fungsi token ini?" Xavier bisa melihat dari ekspresi Cyan, kalau token ini sangat berguna. Cyan menjelaskan, "Ini adalah token pribadi milik Tetua Luke. Selama kamu memiliki token ini. Kamu bisa pergi ke mana saja yang kamu inginkan, seperti Kaida, kediaman penguasa Kota Kaida. Sementara itu, di dalam Akademi Soulera, selama kamu menunjukkan token ini, kamu bisa pergi ke mana saja dan siapa pun yang melihatmu, akan merasa seperti melihat Tetua Luke." Xavier mengangguk tanda mengerti, "Ini sangat berharga!" Cyan tersenyum misterius. "Tidak! Bukan begitu! Masih belum cukup menjelaskan nilai token ini." "Begitukah?" Xavier melihat Cyan dengan bingung dan bertanya, "Apakah token ini memiliki f
Saat kalimat itu terucapkan, tiga bayangan manusia muncul dari kegelapan. Xavier mengenalinya segera. Yang berjalan di depan adalah Martin, orang yang menuduhnya curang dan berduel dengannya. Sementara dua orang berdiri di sampingnya, satu adalah teman baik Martin, si botak yang telah dikeluarkan dari akademi. Orang lainnya adalah seorang pria yang mengenakan jubah panjang ungu. Setelah mereka bertiga muncul di depan Xavier, langsung tersenyum dengan sinis, seolah-olah ingin melihat rasa takut di wajah Xavier. Namun, yang mengejutkan mereka adalah Xavier sangat tenang, tidak ada ekspresi ketakutan di wajahnya, bahkan ada senyum di sudut mulutnya. Ini membuat mata mereka bertiga menjadi lebih sinis. "Kamu akan mati sebentar lagi dan kamu masih bisa tertawa?" Martin menatap Xavier seolah-olah ingin memakannya. "Benarkah?" Xavier melihat Martin dengan acuh tak acuh dan berkata, "Kalau kalian tidak mencariku, aku juga akan mencari kalian!" Dia mengatakan ini dengan jujur. Ketika
Xavier pada dasarnya tidak suka berbicara seperti ini. Namun dia sekarang sudah benar-benar marah. Emosinya juga terus bergelora. Saat kata-katanya baru diucapkan.Langit mulai hujan. Namun, air hujan itu sama sekali tidak bisa mendekati Xavier dalam jarak sepuluh meter. Dia mengayunkan pedangnya di udara. Hingga membuat udara di sekitarnya cepat menghilang, Ruang juga mulai berubah. Martin dan pria yang mengenakan jubah panjang ungu, keduanya terkejut. Mereka melihat serangan pedang mereka langsung diserap oleh jurus pedang Xavier. Jurus pedang mereka semua telah putus. Energi spiritual yang dipancarkan dari pedang juga cepat diserap. Boleh dikatakan, pedang yang mereka pegang di tangan sekarang, tidak ada bedanya dengan pedang yang dipegang orang biasa. Kedua orang itu bingung, ekspresi ketakutan muncul di wajah mereka. Mereka ingin mundur.Namun, tubuh mereka seolah-olah ditahan, sama sekali tidak bisa bergerak. Xavier mengayunkan pedangnya dengan acuh tak acuh dan berka
Bagaimanapun juga, di dalam hati Xavier, Elliot adalah orang yang ingin dia berikan pelajaran. Saat di arena pengujian, ketika Xavier masih menahan diri. Elliot malah melancarkan tinju yang menggunakan seluruh kekuatannya. Kemungkinan tujuannya adalah membuat Xavier mati.Kalau Xavier hanya seorang kultivator Super Grandmaster biasa, dia mungkin sudah mati di arena pengujian itu. Jadi, Elliot telah melanggar batas Xavier.'Kamu ingin aku mati? Kalau begitu, kamu harus mati dulu.' Ini adalah prinsip Xavier dalam melakukan sesuatu. Dia pasti tidak akan membiarkan orang yang ingin membunuhnya lolos. Namun setelah mendengar kata-kata Xavier, Cyan buru-buru menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kak Xavier, jangan gegabah." "Ya?" Xavier menatap Cyan, dia tahu Cyan pasti memiliki sesuatu untuk dikatakan. Setelah berpikir sejenak, Cyan berkata, "Kamu mungkin tidak tahu, meskipun Elliot hanya seorang Tetua di akhir daftar Akademi Soulera, dia memiliki posisi yang sangat tinggi di dunia lu
Keesokan harinya, di pagi hari. Xavier terbangun oleh suara yang bising. Kemudian mendengar orang-orang di luar berteriak, "Oi, pelayan! Apakah Xavier tinggal di sini?" Kemudian, suara pelayan itu terdengar lagi, "Tidak, dia tidak menginap di sini." "Tidak mungkin, kami telah menyelidiki dan dia itu menginap di sini," kata mereka. "Tapi aku benar-benar tidak tahu!" Pelayan tampaknya sedang memegang sesuatu, dan kemudian berkata, "Kalian lihat, ini adalah semua tamu yang menginap di sini dan tidak ada yang bernama Xavier. Lagi pula, kalau Xavier benar-benar tinggal di sini, aku pasti akan memberi tahu kalian." "Kamu yakin tidak sedang berbohong?" tanya orang-orang itu. "Sungguh tidak!" kata pelayan itu dengan putus asa, "Ini adalah penginapan murah, menurut kalian, apakah seseorang dengan status seperti Xavier akan tinggal di penginapan seperti ini?" "Selain itu, kalau Xavier benar-benar tinggal di sini. Kami akan menggantung namanya di luar untuk menarik lebih banyak tamu, karen
Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan
Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie
Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s
"Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da
Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa
Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,
"Tidak perlu!" Sosok yang memancarkan cahaya sekali lagi mengayunkan tangannya. Xavier membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia terputus. "Meskipun Darrel telah mundur kali ini, dia pasti masih akan mencari masalah denganmu. Kamu tidak ingin pergi ke Akademi Vikrama? Aku sarankan kamu pergi sekarang."Xavier terkejut sejenak, dia tidak menyangka sosok yang memancarkan cahaya ini tahu tentang rencananya selanjutnya. Dia dengan heran menatap sosok yang memancarkan cahaya itu. Sosok yang memancarkan cahaya tidak memberikan penjelasan, melainkan berbalik dan pergi.Sosoknya tiba-tiba muncul beberapa ratus meter jauhnya. Kemudian, dia menghilang tanpa jejak, seolah-olah tidak pernah muncul. Namun, di sudut Kota Kaida, tiba-tiba muncul seorang pria tua berambut putih.Setelah sosok yang memancarkan cahaya pergi, Xavier masih berdiri diam di tempat. Monalisa dan yang lainnya mendekat dan bertanya, "Siapa orang itu tadi?" "Tidak tahu." Xavier menggelengkan kepalanya.Seb
Kemudian, sosok muncul di antara Darrel dan Xavier. Dia merentangkan satu tangan dan dengan mudah menangkap tombak yang bergerak cepat seperti kilat. "Hmm?" Darrel terkejut. Tombak yang dia lepaskan dengan seluruh kekuatannya, ternyata bisa ditangkap oleh seseorang hanya dengan satu tangan?Sosok yang tiba-tiba muncul ini, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya, membuat orang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia mengayunkan kedua tangannya.Xavier serta Darrel, semuanya mundur beberapa langkah. Ini benar-benar membuat Xavier dan Darrel terkejut. Kekuatan ini, sepertinya sudah mencapai Alam Paribanna, bukan?Xavier sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan dengan alami mundur beberapa langkah. Dia dengan bingung menatap sosok yang memancarkan cahaya ini, mencoba menebak siapa dia. Apakah dia datang untuk menyelamatkannya?Darrel bahkan lebih terkejut. Dia adalah Alam Super Grandmaster level kedelapan!Di Kota Kaida, selain dari para Monster dari berbagai sekte
"Hahaha!" Darrel langsung tertawa sampai meneteskan air mata, "Kamu ingin menantangku?" "Kamu yakin?" "Yakin!" Xavier menjawab dengan tegas.Dia tahu, Darrel dari Kota Kaida tidak akan dengan mudah membiarkannya pergi hari ini! Daripada ditangkap olehnya, lebih baik menantangnya. Meskipun dia berada di Alam Super Grandmaster level kedelapan, apa masalahnya?Dulu, ketika Luke memberinya sesuatu untuk menyelamatkan nyawanya, dia tidak hanya memberinya sebuah kotak persegi, tetapi juga sebuah liontin hijau. Liontin ini bisa menahan serangan dari Alam Paribanna.Mungkin Luke sedikit merendah diri, berdasarkan pemahamannya tentang Luke, liontin hijau ini tidak hanya bisa menahan serangan penuh dari Alam Paribanna mungkin juga bisa membunuh orang di Alam Paribanna, bukan? Kalau tidak, kenapa Luke begitu enggan memberikan liontin ini padanya saat itu.Juga karena memiliki liontin ini, Xavier memutuskan untuk menantang Penguasa Kota ini, hanya dengan cara ini, dia mungkin bisa pergi denga