Beranda / Fantasi / Dewa Naga Terpilih / 32. Menyiapkan Uang Tebusan

Share

32. Menyiapkan Uang Tebusan

Penulis: Shaveera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-23 19:23:28

Apa yang dilakukan oleh Jaquer setelah mendengar inginnya sang istri pun mulai berpikir lagi. Meilani yang masih duduk di sebelah suaminya hanya menunduk dalam. Hatinya mulai berdebar kencang menunggu keputusan Jaquer akan usahanya

Selama ini dia begitu bahagia bisa keluar dari keluarga menyesatkan, maka untuk alasan itulah dia merayu suaminya. Jaquer tersenyum melihat sikap istrinya yang cemberut.

"Baiklah, akan kita usahakan untuk menebus lapak milikmu." Jaquer pun segera mengeluarkan selembar cek lalu diberikan pada Meilani, "tulis di sini berapa jumlah yang dibutuhkan agar lapak itu bisa kamu dapatkan lagi!"

Meilani termangu melihat lembar kertas itu, lalu wajahnya menatap pada wajah Jaquer seakan tidak percaya. "Apakah ini nyata, bisa aku tulis sesuai harga yang mereka minta?"

"Hem."

Meilani masih bimbang, lalu perlahan tangannya meraih bolpaint dan mulai menuliskan beberapa angka hingga delapan digit. Setelah selesai cek itu diberikan pada Jaquer dengan tatapan penuh harap.

"
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dewa Naga Terpilih   33. Membangun Kedai

    Setelah semua selesai, akhirnya lapak mie rebus yang diidamkan oleh Meilani pun sudah jadi. Bangunan cukup sederhana berasa di pinggir jalan telah selesai dibangun sendiri oleh tangan Jaquer. Kali ini dia benar-benar menunjukkan pada istrinya bagitu berharganya hadirnya untuk keluarga. Selama pembangunan warung mie rebus terlihat kerja sama antara suami istri itu. Bahkan, putranya pun ikut membantu penuh dengan senyum. "Akhirnya semua selesai. Kapan kamu memulai pekerjaan ini, Mei?" tanya Jaquer. Pria itu berdiri kokoh dengan tengadah menatap papan nama. Tubuhnya terlihat mengkilat karena keringat yang membasahi otot lengannya terpapar sinar mentari. Meilani terpaku menatap sosok suaminya yang telah lama tidak berjumpa. "Mei!" panggil Jaquer dengan melambaikan tangannya. Merasa istrinya tidak ada respon, maka Jaquer pun berdiri melangkah mendekat pada Meilani dan menyentuh dahinya. "Apakah kamu demam? Oh, ternyata tidak." Jaquer menatap lembut pada istrinya, "Mei." Kemudian kepa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dewa Naga Terpilih   34. Kelepasan

    Meilani menatap tajam pada Jaquer dengan kedua tangan di pinggang. Melihat sikap istrinya yang garang, Jaquer menciut nyalinya. Selama sepuluh tahun ke belakang dia sama sakali lupa wajah istrinya dalam emosi tinggi. Jaquer melangkah perlahan mengikis jaraknya dengan Meilani, saat tubuhnya sudah dekat tangannya terulur meraih telapak tangan kanan istrinya. Kemudian dicium lembut punggung tangan itu. "Sudahi ya marahnya, kan jadi jelek lho!" rayu Jaquer sambil mengerjab kelopak matanya memasang wajah melas. Meilani tidak menampilkan senyumnya, dia justru menyentak lengan suaminya. Lalu berbalik cepat melangkah menuju ke kedainya. Wanita itu membereskan semua mangkuk kotor yang telah mereka gunakan untuk makan sebelum datangnya para bawahan Jaquer. "Sayang, jangan marah dong!" Jaquer berkata sambil mengejar langkah istrinya Sementara Leonard yang sejak tadi berdiri masih tetap diam terpaku di tempatnya. Baginya apa yang dilakukan oleh Jaquer adalah sesuatu sikap yang keren. Pria ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Dewa Naga Terpilih   35. Rencana Berhasil

    Setelah Jaquer setuju dengan syarat yang diajukan oleh Leonard, dia mulai melakukan pendekatan pada istrinya. Hampir setiap saat Jaquer menempel kemana pun Meilani bergerak. Hal ini membuat wanita itu tidak nyaman dalam setiap kegiatannya. "Pergilah, cari kesibukanmu sendiri, Jaqu!""Tetapi aku sedang menginginkanmu, Mei.""Aku tidak pantas untuk berdiri sejajar denganmu. Identitasmu sudah tidak biasa lagi."Mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya seketika dada Jaquer terasa nyeri. Napasnya naik turun dengan kasar, terlihat jika pria itu sedang menahan emosi. Kedua tangan mengepal kuat melampiaskan kekesalannya. Setelah mereda dan kedai tampak sepi, barulah Jaquer bertindak memperlakukan Meilani dengan lembut. Tubuh ramping itu diangkat dan didudukkan pada meja khusus untuk menata satiap makanan yang sudah siap disajikan. Tubuh Meilani ditekan oleh Jaquer. Terlihat otot pada lengan bawah Meilani mulai tegang. Hal ini terjadi karena tubuh Jaquer condong ke depan mengakibatkan waj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Dewa Naga Terpilih   36. Mulai Terbuka

    Leonard mulai menceritakan kehidupannya selama lima tahun terakhir. Dia terlihat begitu kesusahan menjelaskan juga menyebutkan satu nama yang menurut Jaquer begitu berpengaruh. "Coba kamu ulangi nama itu, Leon!""Lidahku seperti mengulung saat kusebut namanya, Ayah.""Sebut saja marganya jika kamu kesulitan!"Leonard masih menatap manik mata ayahnya, dia terlihat bingung. Hal ini membuat Jaquer berdiri, lalu berjalan menuju ke meja pembeli yang terdapat buku pemesanan dan dibawanya buku itu. "Coba tulis di sini!"Leonard menerima pensil dan selembar kertas dari ayahnya. Ada gurat ragu di sana, tetapi anggukan Jaquer membuat pria kecil itu menghembuskan napas berat. "Leon belum pandai menulis Ayah."Dada Jaquer seketika terasa sesak, bagaimana bisa putranya yang sudah berusia sembilan tahun masih belum paham huruf dan angka. Lalu sebenarnya seperti apa kehidupan mereka saat silam. "Sejak kapan kamu mulai bersekolah, Leon?"Leonard menghela napas panjang, kedua alisnya menyatu berus

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Dewa Naga Terpilih   37. Axio Diskotik dan Karaoke

    Alexandria berdandan selayaknya wanita pada umumnya. Malam ini dia memakai dress berwarna hitam dengan sedikit berlian yang menghias lehernya. Gaun malam yang cukup cantik dan elegan membungkus tubuh seksinya hingga membuat Elang menatapnya takjub. "Hai, apakah ini benar seorang Xandriaku? Cantik.""Just, jangan gombal. Aku muak dengar kata manismu!"Xandria pun berjalan lebih dulu meninggalkan Elang menuju ke mobil Rolls-Royce yang sudah siap di halaman. "Ayo segera antar aku ke lokasi!"Elang pun berjalan santai dan keren menuju ke pintu kemudi. Setelah semua alat terpasang lengkap barulah Elang menjalankan mobil menuju ke lokasi terakhir keberadaan pria targetnya. Jalanan yang sepi membuat laju kendaraan Elang melasat tajam menuju ke sebuah kelab malam kelas elit. Mobil terparkir di tempat khusus pelanggan VVIP. Satpam pun tahu bahwa mobil itu milik penguasa propinsi hanya melihat plat nomer saja. "Silakan, Tuan. Target ada di ruang 1008!"Elang berjalan sambil meraih pergelang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Dewa Naga Terpilih   38. Terbongkar

    Xandria terus memicu adrenalin Domain. Dia tidak ingin tubuhnya disentuh oleh pria laknat itu. Dengan berbagai cara Xandria mengorek keterangan sepuluh tahun silam. Namun, Domain bukanlah pria yang bodoh. Meskipun pria itu dalam keadaan mabuk, otaknya masih bekerja dengan benar. Dia hanya tersenyum sambil tangannya mulai bergerilya pada tubuh Xandria. Sesekali tangan itu dengan jari panjang mulai meremas benda bulat dan kenyal milik Xandria. Wanita itu tidak bereaksi, hal ini membuat nafsu dan gairah Domain makin memuncak. "Keluarkan suaramu, Nona! Apakah semua ini kurang?""Sentuhan ini masih di bawah radarku. Tuan harus berusaha membuatku puas, baru nanti kepuasaan milik Tuan. Bagaimana?"Domain tidak menjawab, dia lebih memilih langsung bergerak pada area sensitif Xandria. Awalnya wanita terbawa arus yang dibuat akibat sentuhan Domain. Namun, kilatan wajah Elang membuatnya kembali fokus pada pekerjaan. Sedangkan Domain terus melakukan foyerplay pada tubuh Xandria. Dia tidak in

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Dewa Naga Terpilih   39. Akhirnya

    Kabar begitu cepat sampai di telinga Jaquer, dia hanya diam duduk di depan kedai mie rebus. Tatapannya jauh ke depan hingga dia tidak menyadari jika istrinya datang dengan membawakan segelas teh dan mangkuk mie. "Jangan banyak melamun, makan dulu beru bekerja!" Jaquer menoleh masih dengan tatapan dingin. Hal ini membuat dahi Meilani berkerut, ada gurat tanya yang terlihat di wajahnya. "Ada apa?""Apakah kamu mengenal Alfonso Kastialino?"Wajah Meilani seketika memucat, gerakan menjadi tidak fokus. Jaquer terus menatap setiap pergerakan istrinya dengan teliti. "Semua sudah terbongkar, mengapa masih kamu sembunyikan?""Aku-- aku hanya tidak mau kamu terluka. Biarkan aku yang hadapi ini semua, Jaqu!" kata Meilani dengan sedikit merendah. Jaquer berdiri menatap jalanan yang sepi dengan suasana pagi sedikit berkabut. Kedua tangannya masuk ke saku celana, dia berdiri begitu tegak dan menjulang. Wajahnya terlihat segar penuh pesona, apalagi terpapar sinar lampu. Meilani menelan ludahny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dewa Naga Terpilih   40. Ketahuan

    Langkah tegak memancarkan aura dingin membuat para barisan pria berjas hitam hanya menunduk. Mereka tidak berani menatap langsung pada sosok pria tersebut. Jaquer berjalan dengan kepala tengadah penuh kesombongan dan keangkuhan yang sulit untuk di tembus. Pakaiannya yang begitu berkelas menandakan posisinya yang tidak biasa di bangunan megah bak istana. Iya bangunan yang begitu megah berhias lukisan naga terbang di setiap dinding menyatakan bahwa itulah istana naga. "Semua sudah ada di tempat biasanya, Tuan. Apa masih perlu di keluarkan?""Antar aku ke sana!"Elang berjalan lebih dulu dia menunjukkan jalan ke dalam ruang bawah tanah. Lorong yang gelap dan lembab langsung menyapa penciuman Jaquer, pria itu mengeratkan rahang dengan kedua tangan mengepal. Terlihat sekali bahwa dia sedang menahan emosinya. Pintu terbuka dengan pelan, Elang berdiri di sisi pintu menunggu datangnya Jaquer. Pria dengan jas terbaik itu berjalan tenang menuju ke dua kursi yang diduduki oleh tersangka. "Ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Dewa Naga Terpilih   60.

    Jaquer melangkah mengikis jaraknya dengan Angeli, dia tidak mengindahkan peringatan dari wanita itu. Tatapannya yang tajam menghujam jantung Angeli membuat tubuh wanita itu gemetaran. "Jaquer," keluh Angeli manja. Meskipun jantungnya berdetak lebih cepat dan tubuhnya tampak gemetaran, Angeli masih mampu mengeluarkan kemanjaannya. Tangan kekar Jaquer mencengkeram rahang Angeli lalu mendorongnya hingga tubuh wanita itu terjatuh di sofa. "Apakah selama ini masih kurang?"Angeli meraih telapak tangan itu dan mengusapnya lembut. Tubuhnya menggeliat pelan hingga rok mini yang dipakai sedikit naik lebih tinggi. Paha putih mulus terpampang nyata. Angeli tersenyum tipis, "Jaquer!"Suara manja nan lembut mengalun indah, tidak hanya suara yang digunakan oleh Angeli agar Jaquer tergoda. Dia juga melakukan gerakan. Tungkai yang panjang dan mulus diangkatnya dan bergerak menyentuh tubuh Jaquer. Pria itu mengulum senyum aneh, tetapi Angeli tidak peduli. Dia terus memancing gairah Jaquer. "Car

  • Dewa Naga Terpilih   59.

    Sementara di ruang kerja Jaquer terlihat pria itu sedang memegang kepalanya dan memijatnya pelan. Elang hanya duduk diam di depannya yang terhalang oleh meja. "Apakah sesakit itu, Tuan?""Aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan tubuhku, Elang.""Sejak kapan ini terjadi?""Sejak aku kembali dari pencarian Meilani dan Leonard. Sehari setelahnya rasa ini mulai tumbuh, serangan akan lebih dahsyat setelah aku makan bekal dari istri."Untuk sesaat Elang menatap pada atasannya dengan dahi berkerut, lalu bibirnya mulai bergerak pelan, "mungkinkah ada konspirasi antara penculik dan nyonya, Tuan?""Aku kira juga itu, tetapi semua belum jelas. Meilani terlihat santai dan tulus begitu juga dengan putraku." Keduanya terdiam dalam pikirannya masing-masing hingga lamunan itu buyar saat terdengar suara familiar yang datang menyapa manja. Elang langsung menatap pada Jaquer, atasannya itu mengangguk dan menggeleng sebagai tanda agar dia keluar meninggalkan Jaquer bersama pemilik suara itu. "Saya

  • Dewa Naga Terpilih   58

    Waktu terus berlalu, Jaquer merasakan perlakuan Meilani banyak berubah sejak menghilang beberapa waktu lalu. Namun, dia tidak mau berkata hanya bawahannya yang digerakkan untuk mencari kebenaran atas peristiwa menghilangnya itu. Jaquer mengikuti saja semua apa yang diinginkan oleh istri dan anaknya tanpa bentak membantah. Seperti hari ini, dia diberi arahan untuk mulai membawa bekal makan siang. Jaquer hanya memberi senyuman dan setuju saja toh hanya bekal makan siang. "Jangan lupa dimakan, Jaqu!" pesan Meilani. Melihat sikap ayahnya yang makin patuh dengan apa yang dikatakan oleh ibunya membuat Leonard menjadi bimbang. Dia tidak ingin ada perubahan pada ayahnya yang akan membawa dampak tidak baik. "Ibu, apakah ini tidak akan merubah semua?" tanya Leonard saat bayangan Jaquer sudah jauh. Meilani menatap punggung suaminya yang menghilang di balik tirai pembatas. Kemudian pandangannya berpaling pada putranya. Senyumnya mengembang tipis, dengan tatapan gelisah. "Semoga saja tidak,

  • Dewa Naga Terpilih   57.

    Sudah sekian waktu ternyata Jaquer masih belum mampu menemukan keluarganya. Dia mendesah panjang dan berat. Maka untuk menghilangkan kegelisahan dan rasa khawatir yang terus mendera dia pun memutuskan untuk kembali pulang. Tidak butuh waktu lama, kaki Jaquer sudah menapaki lantai halaman mansion miliknya. Dia berjalan lesu, tetapi pintu langsung terbuka saat tangannya meraih gagang pintu. "Mei!" Tanpa banyak suara, Meilani meraih lengan suaminya dan membawanya masuk. Jaquer hanya mengikuti langkah istrinya dalam diam. "Duduklah, kamu pasti lelah!" Usia berkata, Meilani berdiri dan melangkah meninggalkan Jaquer. Namun, baru saja bergerak dua langkah tangannya sudah di raih Jaquer dan ditarik hingga wanita itu jatuh terduduk di paha. "Menghilang kemana?""Aku tidak hilang, hanya keluar bersama Leonard berbelanja setelah itu pulang. Aku juga belikan kamu pakaian, sebentar aku ambil dulu," kata Meilani. Jaquer meraup wajahnya, dia tidak semudah itu percaya akan penjelasan istrinya.

  • Dewa Naga Terpilih   56. Hilang

    Jaquer masih fokus dengan layar laptopnya, dia meneruskan pekerjaan Elang yang tertunda akibat pencarian istri dan anaknya. Pekerjaan bisnis di kota sebelah membuat otak Jaquer terus berputar dan bercabang. Keresahan yang menjalar di jiwa tidak dia pedulikan. Saat ini gelisah itu harus ditekan demi sebuah pekerjaan yang lebih pantas. Tiba-tiba telinga Jaquer bergerak ke atas, kedua matanya menyipit dengan dahi berkerut. Dia pun mengangkat kepalanya menatap pada pintu berharap ada kabar dari sana. Cukup lama Jaquer diam menatap pintu dengan menopang dagu. Selang beberapa menit, pintu terbuka dengan menampilkan wajah sendu Alexandria. "Tuan, Nyonya dan Tuan Muda telah ditemukan."Mendengar kabar itu seketika Jaquer bangkit dari duduknya dan saat itu juga tangannya menyambar jas hitam yang ada di sandaran kursi. "Segera ke sana!"Tanpa banyak bicara, Alexandria pun berjalan mengikuti arah Jaquer hingga sampai di pintu lift. Jaquer menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghadap

  • Dewa Naga Terpilih   55. Menuju ke Mansion Venus

    Mobil yang membawa Meilani dan Leonard telah memasuki jalan khusus yang mana di sekelilingnya dipenuhi dengan pohon pinus menjulang tinggi. Angin bertiup sepoi, pandangan Meilani semakin berkabut. "Leon, segera kabari ayah kamu!" perintah Meilani dengan nada sangat rendah. Tanpa bersuara Leonard menunjukkan layar ponselnya yang sudah berada di dinding chat bersama ayahnya. Melihat riwayat chat itu seketika Meilani menghela napas panjang. Kemudian dia pun melihat ke sisi luar. Hanya ada deretan pohon pinus yang sesekali terdapat rumput liar yang cukup tinggi. Mobil akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan megah, tetapi bukan seperti gambar yang dikirim ayahnya. Hal ini membuat kepala Leonard menggeleng. "Selamat datang!" Terdengar suara yang familiar di telinga Meilani. Begitu pintu terbuka barulah dia sadar sedang berhadapan dengan siapa. Bibir tipis Meilani tersenyum masam. "Apa maksud kamu membawa kami ke sini, Nona?"Angeli tersenyum, dia memberi isyarat pada bawahannya aga

  • Dewa Naga Terpilih   54. Nyata

    Beberapa bawahan Jaquer membawa Jordan dan yang lainnya keluar dari ruangan itu atas perintah Jaquer. Setelah semua yang melakukan perundingan telah disingkirkan, barulah Alexandra berjalan mendekati Meilani."Mari, Nyonya!"Meilani meraih telapak tangan Alexandria, keduanya naik ke atas panggung dimana Jaquer dan Leonard sudah berdiri tegak di sana. Dengan penuh kasih, Jaquer menjemput wanitanya. Lalu dibawa lebih ke tengah. "Wanita ini adalah istri saya, ke depannya kalian harus menjaganya," kata Jaquer sambil mengangkat tangannya yang bertautan dengan Meilani. Jawaban serempak terdengar jelas, kemudian Jaquer kembali berkat untuk memperkenalkan putranya. Semua anggota Istana Naga tampak gembira atas kabar yang disampaikan oleh Jaquer. Waktu terus berlalu hingga akhirnya perjamuan itu selesai. Jaquer pun melangkah lebih dulu meninggalkan ruangan itu, ada pekerjaan yang harus dilakukan. "Bawa pulang istriku dan anakku, langsung mansion Venus!" Usai berkata Jaquer melangkah panja

  • Dewa Naga Terpilih   53. Kekuatan Pedang Naga

    Leonard menatap manik mata ayahnya yang sedang menunduk. Pria kecil itu menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin agar ibuku kembali seperti semula, Ayah," ujar Leonard datar. "Baik." Jaquer berpaling menatap pada bawahannya, "bersihkan tanpa sisa!"Mendengar perintah Jaquer, beberapa pria berpakaian serba hitam pun melangkah menuju ke sekumpulan orang yang telah melakukan perundungan pada Meilani dan Leonard. "Jaquer, apakah ini balasannya?" teriak Angeli sambil menatap penuh harap. Jaquer menatap dingin pada sosok Angeli. Dia menggerakkan dagunya pelan. Saat itu juga dia orang pria menyeret tubuh Angeli dan beberapa orang yang telah menyiksa istrinya. "Berhenti! Aku masih disini, Jaqu," tegas Jordan. Jaquer berpaling pada sosok pria berusia senja--Jordan Wang. Bibir tipisnya menyeringai, "aku tidak peduli!"Mendengar kata tidak peduli keluar dari mulut Jaquer, maka kedua pria itu melanjutkan tindakan mereka yang menyeret tubuh Angeli secara tidak hormat. "Bangsat, kau berkhia

  • Dewa Naga Terpilih   52. Semua Terbukti

    Seorang pria paruh baya berjalan dengan diiringi oleh beberapa pria berjas hitam. Dia melangkah dengan bantuan tongkat berkepala naga menuju ke arah Miss. Angeli. "Salam Sejahtera, Tuan Jordan!" Semua orang yang hadir membungkuk sambil memberi salam pada pria tersebut. Jordan Wang, pemimpin sekte bulan sabit. Dia datang ingin menegaskan atas janji yang dulu pernah diucapkan oleh sang pemimpin naga. Akan tetapi semua telah berubah tudak sesuai dengan janji pemimpin terdahulu, dia tidak tahu siapa pemimpin yang baru. Selama ini yang dia tahu adalah putrinya lah yang akan mewarisi pedang panjang naga itu. "Papa, akhirnya kamu datang juga. Lihatlah wanita dan pria kecil itu!" adu Angeli dengan kemanjaannya. Pandangan Jordan Wang seketika tertuju pada sosok wanita yang masih berdiri di sekitar kursi khusus dengan menggandeng tangan mungil seorang pria kecil dengan gestur yang mirip seseorang. Dahi Jordan Wang berkerut, pikirannya melayang pada sosok pria muda yang dulu pernah dia tol

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status