Share

34. Kelepasan

Penulis: Shaveera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 21:22:55

Meilani menatap tajam pada Jaquer dengan kedua tangan di pinggang. Melihat sikap istrinya yang garang, Jaquer menciut nyalinya. Selama sepuluh tahun ke belakang dia sama sakali lupa wajah istrinya dalam emosi tinggi.

Jaquer melangkah perlahan mengikis jaraknya dengan Meilani, saat tubuhnya sudah dekat tangannya terulur meraih telapak tangan kanan istrinya. Kemudian dicium lembut punggung tangan itu.

"Sudahi ya marahnya, kan jadi jelek lho!" rayu Jaquer sambil mengerjab kelopak matanya memasang wajah melas.

Meilani tidak menampilkan senyumnya, dia justru menyentak lengan suaminya. Lalu berbalik cepat melangkah menuju ke kedainya. Wanita itu membereskan semua mangkuk kotor yang telah mereka gunakan untuk makan sebelum datangnya para bawahan Jaquer.

"Sayang, jangan marah dong!" Jaquer berkata sambil mengejar langkah istrinya

Sementara Leonard yang sejak tadi berdiri masih tetap diam terpaku di tempatnya. Baginya apa yang dilakukan oleh Jaquer adalah sesuatu sikap yang keren. Pria ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewa Naga Terpilih   35. Rencana Berhasil

    Setelah Jaquer setuju dengan syarat yang diajukan oleh Leonard, dia mulai melakukan pendekatan pada istrinya. Hampir setiap saat Jaquer menempel kemana pun Meilani bergerak. Hal ini membuat wanita itu tidak nyaman dalam setiap kegiatannya. "Pergilah, cari kesibukanmu sendiri, Jaqu!""Tetapi aku sedang menginginkanmu, Mei.""Aku tidak pantas untuk berdiri sejajar denganmu. Identitasmu sudah tidak biasa lagi."Mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya seketika dada Jaquer terasa nyeri. Napasnya naik turun dengan kasar, terlihat jika pria itu sedang menahan emosi. Kedua tangan mengepal kuat melampiaskan kekesalannya. Setelah mereda dan kedai tampak sepi, barulah Jaquer bertindak memperlakukan Meilani dengan lembut. Tubuh ramping itu diangkat dan didudukkan pada meja khusus untuk menata satiap makanan yang sudah siap disajikan. Tubuh Meilani ditekan oleh Jaquer. Terlihat otot pada lengan bawah Meilani mulai tegang. Hal ini terjadi karena tubuh Jaquer condong ke depan mengakibatkan waj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Dewa Naga Terpilih   36. Mulai Terbuka

    Leonard mulai menceritakan kehidupannya selama lima tahun terakhir. Dia terlihat begitu kesusahan menjelaskan juga menyebutkan satu nama yang menurut Jaquer begitu berpengaruh. "Coba kamu ulangi nama itu, Leon!""Lidahku seperti mengulung saat kusebut namanya, Ayah.""Sebut saja marganya jika kamu kesulitan!"Leonard masih menatap manik mata ayahnya, dia terlihat bingung. Hal ini membuat Jaquer berdiri, lalu berjalan menuju ke meja pembeli yang terdapat buku pemesanan dan dibawanya buku itu. "Coba tulis di sini!"Leonard menerima pensil dan selembar kertas dari ayahnya. Ada gurat ragu di sana, tetapi anggukan Jaquer membuat pria kecil itu menghembuskan napas berat. "Leon belum pandai menulis Ayah."Dada Jaquer seketika terasa sesak, bagaimana bisa putranya yang sudah berusia sembilan tahun masih belum paham huruf dan angka. Lalu sebenarnya seperti apa kehidupan mereka saat silam. "Sejak kapan kamu mulai bersekolah, Leon?"Leonard menghela napas panjang, kedua alisnya menyatu berus

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Dewa Naga Terpilih   37. Axio Diskotik dan Karaoke

    Alexandria berdandan selayaknya wanita pada umumnya. Malam ini dia memakai dress berwarna hitam dengan sedikit berlian yang menghias lehernya. Gaun malam yang cukup cantik dan elegan membungkus tubuh seksinya hingga membuat Elang menatapnya takjub. "Hai, apakah ini benar seorang Xandriaku? Cantik.""Just, jangan gombal. Aku muak dengar kata manismu!"Xandria pun berjalan lebih dulu meninggalkan Elang menuju ke mobil Rolls-Royce yang sudah siap di halaman. "Ayo segera antar aku ke lokasi!"Elang pun berjalan santai dan keren menuju ke pintu kemudi. Setelah semua alat terpasang lengkap barulah Elang menjalankan mobil menuju ke lokasi terakhir keberadaan pria targetnya. Jalanan yang sepi membuat laju kendaraan Elang melasat tajam menuju ke sebuah kelab malam kelas elit. Mobil terparkir di tempat khusus pelanggan VVIP. Satpam pun tahu bahwa mobil itu milik penguasa propinsi hanya melihat plat nomer saja. "Silakan, Tuan. Target ada di ruang 1008!"Elang berjalan sambil meraih pergelang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Dewa Naga Terpilih   38. Terbongkar

    Xandria terus memicu adrenalin Domain. Dia tidak ingin tubuhnya disentuh oleh pria laknat itu. Dengan berbagai cara Xandria mengorek keterangan sepuluh tahun silam. Namun, Domain bukanlah pria yang bodoh. Meskipun pria itu dalam keadaan mabuk, otaknya masih bekerja dengan benar. Dia hanya tersenyum sambil tangannya mulai bergerilya pada tubuh Xandria. Sesekali tangan itu dengan jari panjang mulai meremas benda bulat dan kenyal milik Xandria. Wanita itu tidak bereaksi, hal ini membuat nafsu dan gairah Domain makin memuncak. "Keluarkan suaramu, Nona! Apakah semua ini kurang?""Sentuhan ini masih di bawah radarku. Tuan harus berusaha membuatku puas, baru nanti kepuasaan milik Tuan. Bagaimana?"Domain tidak menjawab, dia lebih memilih langsung bergerak pada area sensitif Xandria. Awalnya wanita terbawa arus yang dibuat akibat sentuhan Domain. Namun, kilatan wajah Elang membuatnya kembali fokus pada pekerjaan. Sedangkan Domain terus melakukan foyerplay pada tubuh Xandria. Dia tidak in

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Dewa Naga Terpilih   39. Akhirnya

    Kabar begitu cepat sampai di telinga Jaquer, dia hanya diam duduk di depan kedai mie rebus. Tatapannya jauh ke depan hingga dia tidak menyadari jika istrinya datang dengan membawakan segelas teh dan mangkuk mie. "Jangan banyak melamun, makan dulu beru bekerja!" Jaquer menoleh masih dengan tatapan dingin. Hal ini membuat dahi Meilani berkerut, ada gurat tanya yang terlihat di wajahnya. "Ada apa?""Apakah kamu mengenal Alfonso Kastialino?"Wajah Meilani seketika memucat, gerakan menjadi tidak fokus. Jaquer terus menatap setiap pergerakan istrinya dengan teliti. "Semua sudah terbongkar, mengapa masih kamu sembunyikan?""Aku-- aku hanya tidak mau kamu terluka. Biarkan aku yang hadapi ini semua, Jaqu!" kata Meilani dengan sedikit merendah. Jaquer berdiri menatap jalanan yang sepi dengan suasana pagi sedikit berkabut. Kedua tangannya masuk ke saku celana, dia berdiri begitu tegak dan menjulang. Wajahnya terlihat segar penuh pesona, apalagi terpapar sinar lampu. Meilani menelan ludahny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dewa Naga Terpilih   40. Ketahuan

    Langkah tegak memancarkan aura dingin membuat para barisan pria berjas hitam hanya menunduk. Mereka tidak berani menatap langsung pada sosok pria tersebut. Jaquer berjalan dengan kepala tengadah penuh kesombongan dan keangkuhan yang sulit untuk di tembus. Pakaiannya yang begitu berkelas menandakan posisinya yang tidak biasa di bangunan megah bak istana. Iya bangunan yang begitu megah berhias lukisan naga terbang di setiap dinding menyatakan bahwa itulah istana naga. "Semua sudah ada di tempat biasanya, Tuan. Apa masih perlu di keluarkan?""Antar aku ke sana!"Elang berjalan lebih dulu dia menunjukkan jalan ke dalam ruang bawah tanah. Lorong yang gelap dan lembab langsung menyapa penciuman Jaquer, pria itu mengeratkan rahang dengan kedua tangan mengepal. Terlihat sekali bahwa dia sedang menahan emosinya. Pintu terbuka dengan pelan, Elang berdiri di sisi pintu menunggu datangnya Jaquer. Pria dengan jas terbaik itu berjalan tenang menuju ke dua kursi yang diduduki oleh tersangka. "Ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Dewa Naga Terpilih   41. Satu Kamar

    Mobil yang dikendarai oleh Jaquer akhirnya sampai di depan kedai mie miliknya. Dia pun membuka pintu untuk Meilani. Dari teras terlihat Leonard berdiri di sana. Senyumnya mengembang kala dilihatnya kedua orang tuanya sudah menyatu kembali. "Selamat datang kembali, Ayah, Ibu!" sambut Leonard. Meilani tersenyum, lalu dia berjalan lebih dulu meninggalkan Jaquer. Dia segera memeluk tubuh putranya. "Terima kasih, Leon.""Apa sebenarnya yang terjadi?"Leonard menatap keduanya bergantian, dia sengaja ini diungkapkan pada ibunya apa yang dia ketahui mengenai ayahnya. Lalu tatapannya berhenti pada wajah Jaquer. "Apakah masalah itu sudah tuntas, Ayah?"Jaquer tidak mengeluarkan suara, dia hanya mengangguk saja. Lalu menatap pada Meilani. Wanita itu masih tetap bungkam. "Jadi apakah benar Paman Simon yang melakukan semua ini, Ayah?""Begitulah, tetapi ada seseorang yang mendukungnya selama ini. Apakah kamu juga kenal, Leon?"Leonard terdiam, dahinya berkerut. Satu nama melintas begitu saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Dewa Naga Terpilih   42. Suasana Pagi

    Pagi pun tiba, terlihat Jaquer di dapur sibuk dengan tepung. Kedua tangannya bergerak gesit membuat adonan mie mentah. Sudah ada beberapa yang sudah jadi dan dia simpan pada tempat biasanya. Suara riuh di dapur membangunkan Meilani. Dia segera bangkit dari ranjang lalu membuka selimutnya. "Ternyata masih utuh, tetapi suara itu terdengar begitu ricuh," gumam Meilani. Dia pun segera merapikan ranjang sebelum melangkah keluar. Setelah mencuci wajahnya, barulah Meilani berjalan menuju ke dapur. Kedua matanya membulat tidak percaya, ternyata apa yang dia ucapkan benar-benar dilakukan oleh Jaquer. "Sejak kapan kamu membuat ini semua, Jaqu?" "Sudah cukup lama, hanya menyisakan ini. Mungkin ada 200 bahan mie yang sudah jadi, Mei. Apakah kurang?"Mendengar jumlah nominal yang dikatakan oleh suaminya kedua bola mata Meilani melotot tidak percaya. Seingatnya saat dia membuka mata di jam dua dini hari, Jaquer masih tidur di sisinya. Lalu, kini di jam enam pagi bagaimana bisa mendapatkan has

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Dewa Naga Terpilih   48. Terlambat

    Peringatan Mr. Hurt untuk istrinya ternyata direspon sedikit terlambat, akibatnya satu anak panah berhasil menancap pada bahu kanan Mrs. Hurt. "Istriku!"/ " Argh!" Sepasang suami istri itu bersamaan berteriak, jika Mrs. Hurt berteriak kesakitan saat anak panah itu menancap dalam, sedangkan suaminya berteriak kekhawatiran saat melihat darah mulai merembes pakaian atas Mrs. Hurt. Pria baruh baya itu tertatih mendekat pada sosok istrinya, segera direngkuh bahu sang istri dan dibawa dalam pelukannya. "Sebaiknya kita mundur dulu, Istriku!" bisik Mr. Hurt. "Tetapi--?""Sudahlah, jangan membantah!" tekan Mr. Hurt. Dengan napas berat, akhirnya Mrs. Hurt mengalah. Dia membungkuk sesaat pada Jaquer. Sikap ini menandakan bahwa saat ini wanita itu memilih mengalah pada menantunya. "Pah, Mah, tunggu dulu. Masakan sudah aku siapkan semua, makanlah dulu kalian!" kata Melani bergegas saat pertarungan itu sudah selesai. Kepala Mr. Hurt menoleh pada asal suara, "tidak perlu. Makanan miskin saja

  • Dewa Naga Terpilih   47. Busur Cakra Sinliang

    Tubuh Mrs. Hurt yang mulai bangkit kini bisa berdiri meskipun masih sedikit condong ke depan. Dia berusaha menyeimbangkan tenaga chi miliknya. Setelah berdiam diri sejenak dan merasakan hawa hangat mulai menjalan ke seluruh aliran darah barulah Mrs. Hurt membuka beberapa meridian yang menuju ke luka dalam akibat pertemuan dua jurus. Bibir tipisnya melengkung membentuk kurva yang indah tetapi masam. Jaquer hanya memiringkan kepala ke kanan dengan sorot mata tajam. "Jika kamu belum puas, maka keluarkan semua kemampuanmu, Mrs. Hurt!" Jaquer berkata sambil mengibaskan jubah bagian kanannya. Melihat dan mendengar deretan kata dari menantunya itu darah Mr. Hurt bergolak, dia merasa direndahkan oleh manusia tidak berdaya di depannya itu. Pria paruh baya yang cara jalannya sudah tidak sempurna itu mengikis jaraknya dengan sang istri. "Bagaimana kondisimu, Istriku?" tanya Mr. Hurt begitu jaraknya sudah dekat dengan istri. "Aku tidak apa, Suamiku. Tenang saja, aku masih sanggup melawan me

  • Dewa Naga Terpilih   46. Perkelahian

    Jaquer masih berdiri tenang menatap ibu mertuanya, tidak ada kegentaran sedikit pun pada raut wajahnya. Merasakan pelukan istrinya makin erat, dia menunduk melabuhkan ciuman lembut ke pucuk kepala sang istri. Meilani mendongak, bibirnya mengerucut dengan gelengan kepala. Dia tidak rela bila suaminya bertarung lagi dengan keluarganya, "lebih baik kita mengalah, Suami!"Jaquer membelai pipi istrinya, "kamu tenang saja, ini tidak akan berakhir bila semua dibiarkan saja.""Aku tidak mau kehilangan kamu lagi, Jaqu!" bisik Meilani sambil mencium lengan suaminya. Perlakuan Meilani yang begitu lembut mampu memicu tenaga positif yang berlipat ganda. Aliran darah yang hangat meluncur deras di sepanjang sel mati milik Jaquer. Angin berhembus semakin kencang, desirnya membuat jubah Jaquer melambai hingga memperlihatkan otot. Debar jantung Meilani tidak mampu disembunyikan lagi. Dia begitu takut dan waspada hingga susah menekan reaksi tubuhnya. Apa yang terlihat oleh mata telaniang seketika me

  • Dewa Naga Terpilih   45. Kabar Terbaru

    Ibu mertua Jaquer menatap tajam padanya. Wanita itu terlihat sedang menahan emosi terhadap Jaquer, tetapi Meilani menanggapi dengan santai. Meskipun wanita itu adalah ibunya, bagi Meilani dia hanya wanita pengganti jadi buat apa takut. Dengan lembut diraihnya jemari Jaquer dan menautkan dengan jarinya. Hal ini membuat Jaquer menunduk untuk melihat mimik wajah istrinya, "apakah ini artinya kamu sudah mau menerimaku lagi, Mei?" Suara Jaquer menyapa telinga Meilani dengan lembut. Cukup lama jawaban itu didengar Jaquer, bagitu rendah hampir saja tidak terdengar. "Apa sebenarnya yang kamu inginkan, Mah?" tanya Jaquer datar. "Jika memang kamu seorang pemilik istana naga, maka berikan aku tanah di Wuhai!"Suasana makin terasa tegang saat beberapa mobil sedan hitam berhenti di depan kedai. Semua mata tertuju pada satu sosok yang dikenal sebagai orang kepercayaan istana naga. Seorang pria berjalan tegap dengan tuxedo putih dan pedang tipis, dia terus berjalan menuju ke arah Mr. Hurt dan

  • Dewa Naga Terpilih   44. Keputusan Meilani

    Jaquer terpaku menatap pada cara berdiri ibu mertua, ada yang berbeda dia sudut pandangnya. Lalu dia mulai menata jalan napasnya untuk mempersiapkan diri jika sesuatu terjadi pada keluarga kecilnya. "Ayah, tidakkah kamu marah dengan perlakuan mereka?" Suara Leonard membuyarkan konsentrasi Jaquer. Dia menunduk menatap pada manik biru milik putranya, lalu bibirnya mengulum senyum tipis. Jaquer mengusap ujung kepala Leonard, lalu pandangannya kembali ke arah meja makan. "Apa kamu kira setelah suamimu kembali dia bisa membuatmu bahagia, penuh harta?" kata wanita senja itu menekan Meilani. Meilani terdiam, pandangannya tertuju pada Jaquer yang juga menatapnya. Tanpa sadar kepalanya mengangguk dan dibalas oleh Jaquer. "Dia adalah suamiku, Mah. Bagaimanapun aku masih sayang." Meilani berkata dengan tegas, "dia tidak akan tergantikan oleh siapa pun.""Sialan, apa masih kurang pembuangan sepuluh tahun silam? Dia seorang pecundang dan miskin. Kau akan tersiksa, Mei. Dengar kata mama!" "Ak

  • Dewa Naga Terpilih   43. Ibu Mertua

    Pria tua dengan tongkat kepala naga berdiri tegak di depan kedai dengan kepala mendongak ke atas membaca papan nama kedai milik Meilani. Bibirnya mencekik seakan dia menghina apa yang sudah diusahakan oleh keluarga kecil itu. Meilani segera menyambut pria tua itu dengan penuh hormat. Dia membungkuk untuk, "selamat datang, Ayah!"Mr. Hurt menatap datar putri sulungnya. Dia sama sekali tidak bersikap ramah, berjalan begitu saja melewati tubuh Meilani yang masih membungkuk. Melihat reaksi ayah mertuanya membuat Jaquer mengepalkan kedua tangannya. Deru napasnya begitu memburu, dia tidak Terima dengan perlakuan pria tua itu pada istrinya. Raut wajahnya yang masih datar dan dingin hanya menatap tajam. "Tidak sopan, orang tua datang justru mendapat tatapan sinis. Apa kau lupa dengan kejadian sepuluh tahun silam?" Jaquer masih bungkam, dia sama sekali tidak terbakar mendengar ucapan Mr. Hurt. Jaquer justru berbalik badan melangkah ke balik meja masak yang terbuat dari kayu berukir. Mr. H

  • Dewa Naga Terpilih   42. Suasana Pagi

    Pagi pun tiba, terlihat Jaquer di dapur sibuk dengan tepung. Kedua tangannya bergerak gesit membuat adonan mie mentah. Sudah ada beberapa yang sudah jadi dan dia simpan pada tempat biasanya. Suara riuh di dapur membangunkan Meilani. Dia segera bangkit dari ranjang lalu membuka selimutnya. "Ternyata masih utuh, tetapi suara itu terdengar begitu ricuh," gumam Meilani. Dia pun segera merapikan ranjang sebelum melangkah keluar. Setelah mencuci wajahnya, barulah Meilani berjalan menuju ke dapur. Kedua matanya membulat tidak percaya, ternyata apa yang dia ucapkan benar-benar dilakukan oleh Jaquer. "Sejak kapan kamu membuat ini semua, Jaqu?" "Sudah cukup lama, hanya menyisakan ini. Mungkin ada 200 bahan mie yang sudah jadi, Mei. Apakah kurang?"Mendengar jumlah nominal yang dikatakan oleh suaminya kedua bola mata Meilani melotot tidak percaya. Seingatnya saat dia membuka mata di jam dua dini hari, Jaquer masih tidur di sisinya. Lalu, kini di jam enam pagi bagaimana bisa mendapatkan has

  • Dewa Naga Terpilih   41. Satu Kamar

    Mobil yang dikendarai oleh Jaquer akhirnya sampai di depan kedai mie miliknya. Dia pun membuka pintu untuk Meilani. Dari teras terlihat Leonard berdiri di sana. Senyumnya mengembang kala dilihatnya kedua orang tuanya sudah menyatu kembali. "Selamat datang kembali, Ayah, Ibu!" sambut Leonard. Meilani tersenyum, lalu dia berjalan lebih dulu meninggalkan Jaquer. Dia segera memeluk tubuh putranya. "Terima kasih, Leon.""Apa sebenarnya yang terjadi?"Leonard menatap keduanya bergantian, dia sengaja ini diungkapkan pada ibunya apa yang dia ketahui mengenai ayahnya. Lalu tatapannya berhenti pada wajah Jaquer. "Apakah masalah itu sudah tuntas, Ayah?"Jaquer tidak mengeluarkan suara, dia hanya mengangguk saja. Lalu menatap pada Meilani. Wanita itu masih tetap bungkam. "Jadi apakah benar Paman Simon yang melakukan semua ini, Ayah?""Begitulah, tetapi ada seseorang yang mendukungnya selama ini. Apakah kamu juga kenal, Leon?"Leonard terdiam, dahinya berkerut. Satu nama melintas begitu saja

  • Dewa Naga Terpilih   40. Ketahuan

    Langkah tegak memancarkan aura dingin membuat para barisan pria berjas hitam hanya menunduk. Mereka tidak berani menatap langsung pada sosok pria tersebut. Jaquer berjalan dengan kepala tengadah penuh kesombongan dan keangkuhan yang sulit untuk di tembus. Pakaiannya yang begitu berkelas menandakan posisinya yang tidak biasa di bangunan megah bak istana. Iya bangunan yang begitu megah berhias lukisan naga terbang di setiap dinding menyatakan bahwa itulah istana naga. "Semua sudah ada di tempat biasanya, Tuan. Apa masih perlu di keluarkan?""Antar aku ke sana!"Elang berjalan lebih dulu dia menunjukkan jalan ke dalam ruang bawah tanah. Lorong yang gelap dan lembab langsung menyapa penciuman Jaquer, pria itu mengeratkan rahang dengan kedua tangan mengepal. Terlihat sekali bahwa dia sedang menahan emosinya. Pintu terbuka dengan pelan, Elang berdiri di sisi pintu menunggu datangnya Jaquer. Pria dengan jas terbaik itu berjalan tenang menuju ke dua kursi yang diduduki oleh tersangka. "Ba

DMCA.com Protection Status