Bab 52
Anesia memandang pijakannya yang baru saja terjatuh. Piramida yang disusunnya telah hancur berantakan.
"Huff, untung aku udah berhasil membukanya. Kalau tidak, aku akan kembali jatuh,"ucapnya dengan badan setengah tergantung.
Anesia segera naik, namun ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Saat ia mengerahkan kekuatannya, rasanya kepalanya ikut berdenyut dan hampur saja ia kembali terjatuh. Namun akhirnya berhasil.
Ia melarikan diri.
****
'Huff, untunglah Grandma masih bisa diselamatkan walau kondisinya kritis. Aku harus menemui gadis itu, apa benar dia yang melakukan semuanya,' batin David.
"Hallo, gimana Lex? Apa kamu udah dapat petunjuk?" tanya David pada asistennya. Selepas kejadian itu, David langsung menghubungi Alex dan memcari tahu kebenarannya.
"Ya, saya menemukan sebuah petunjuk kecil Tuan. Sebuah anting yang tak tahu siapa pemiliknya. Saya akan segera menyelidikinya Tuan. Dalam satu dan dua hari ini saya aka
Bab 53"Pria arogan?" Seketika sekelebat bayangan David muncul di kepala Anesia kala mendengar julukan itu hingga membuatnya terdiam sesaat.Seketika ia langsung menggeleng gelengkan kepala"Akhhh Anesia, apa yang kau lakukan? Kenapa kau memikirkan lelaki brengsek itu! Lupakan dia!" Anesia memukul kepalanya pelan, agar menyadarkan dirinya. Kemudian langsung pergi ketujuannya, dan melupakan perkataan beberapa perawat itu.***"Akhh, wanita itu, kemana sebenarnya dia melarikan diri? Kenapa Alex belum juga mendapatkan info apapun?" batin David sembari berjalan ke rumah sakit.Selepas kejadian Anesia melarikan diri, David menjadi sangat marah. Emosinya tidak dapat di kontrolnya. Ia tidak tahu, kemarahan seperti apa, ia hanya merasa sangat marah saat Anesia menghilang. Kemarahannya bahkan sampai pada para perawat yang merawat Grandmanya. Sedikit kesalahan akan membuatnya sangat marah."Kak David! Kakak dari mana aja, kata Dokter keadaan Gr
Bab 54Angin berhembus kencang menerpa wajah gadis cantik yang sedang melamun mencari ketenangan. Dipejamkannya mata, sambil berteriak, menghadap lautan dimana suara ombak bertabrakan dengan karang."Ahhhhh, aku benci kamu, David Edward. Kenapa? Kenapa kau bisa sekejam itu padaku? Kenapa kau harus muncul di hidupku yang suram ini dan menambah beban hidupku.. akkhhh aku sangat sangat dan sangat membencimu. Pergilah kau ke neraka dasar bedebah psikopat," teriak Anesia di pinggiran pantai dengan dada naik turun meluapkan semua emosi dalam dirinya.Sedangkan sejak tadi Azka hanya bisa memandangnya. Menatap indahnya ciptaan Tuhan. Ditambah terpaan angin di wajah yang membuat rambutnya melambai lambai menambah karisma kecantikannya. Azka tidak tahu apa yabg sedang dirasakannya, tetapi ia menyukai peraasan itu."Heyyy, sebenarnya ada apa? Siapa David?" tanya Azka.Anesia berbalik menatap Azka dengan senyum mengembang di bibirnya. Rasanya ia sudah lega.
Bab 55"Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Kenapa aku terus memikirkannya," tanya David pada dirinya sendiri."Apa benar yang mereka katakan, bahwa aku mencintai Anesia. Nggak nggak, nggak mungkin aku bisa mencintai gadis ceroboh dan cerewet sepertinya. Ini pasti hanya karena aku tidak terbiasa. Aku setiap saat selalu mengganggunya, pasti itulah sebabnya."Akhhh, Anesia dimana kau saat ini. Bukan kau pelakunya dan dari awal aku sudah yakin bukan kau pelakunya. Kembalilah,"ucap David lirih.Sejak beberapa hari, ia bahkan tidak bisa menyelesaikan satupun masalah perusahaan, karena terus memikirkan Anesia.Darah yang ditinggalkan Anesia saat kabur, benar benar membuat David, tidak tenang memikirkannya."Gadis itu begitu cerooboh, bagaimana bisa ia hidup di luar sana. Pasti ia sangat ketakutan,"pikir David.*****"Anesia, apakah aku bisa menjadi sahabatmu?" tanya Azka."Tentu saja."'Aku akan pastikan kata sahabat it
Bab 56"Lepasin aku!! Tolong! Tolong!" teriak seorang gadis di dalam sebuah gubuk tua. Dia adalah Alice, yang dikelilingi oleh beberapa orang lelaki. Dengan tangan dan badan terikat juga mata yang ditutup dia berusaha untuk melepaskan diri, berteriak sekencang mungkin, sampai rasanya pita suaranya akan rusak karena teriakan itu.'Aku harus terus teriak, biar kak David bisa tahu keberadaan aku,'batin Alice."Tolong! Tolong! Kak David tolong Alice hiks hiks hiks, Alice takut hkks hiiks hiks. Tolongg! Siapapun tolong aku!!""Heyy gadis bodoh, jangan berisik! Ganggu aja.""Lepasin saya bedebah!! Brengsek kalian! Apa kalian tahu, kakak saya bisa ngabisin kalian semua karena kalian berani nyulik saya.""Hahahahha," terdengar tawa dari mereka semua."Uuhhh, takuuttt. Hahhaha, apa kamu pikir kami akan takut." Lelaki itu langsung membuka penutup mata Alice. Terlihat lima orang lelaki berada disitu dan itu malah menambah ketakutan Alice.
Bab 57Tatapan setajam elang itu mampu membius semua orang. Kelima preman itu telah dilumpuhkan atas perintah Alex.Ditatapnya satu persatu dari mereka."Satu, dua, tiga, empat,lima,"ucap David dengan melangkah perlahan sembari menghitung mereka yang berani berurusan dengannya."Apa kalian tahu, saya ini siapa? Saya adalah iblis pencabut nyawa bagi orang orang yang berani mengusik kehidupanku. Apa adikku tidak memperingati kalian?"Ampun Tuan, kami hanya diperintahkan oleh Nona Laura. Kalau tidak, kami tidak mungkin melakukannya,"ucap seorang dari mereka dengan bersimpuh di kaki David."Apa kalian pikir, permintaan maaf kalian dapat mengembalikan air mata adikku? Tidak, tentu tidak. Yang bisa kalian lakukan adalah menukarnya dengan darah dan nyawa kalian. Bagaimana? Apa itu sudah cukup. Hmm... sepertinya belum. Bagaiman jika ditambah, membuat mereka yang ada di foto ini sengsara seumur hidup. Yaaa, pasti itu akan sangat bagus kan,"ucap David
Bab 58"Pergilah kalian ke neraka!"'Dor dor dor dor'Laura seketika tersenyum."Aku berhasil hahhahah." Saat ia mendongakkan kepalanya terlihat tatapan tajam ke empat pria itu."Ahh, bagamana bisa? Aku sudah menembak kalian semua. Kenapa kalian tidak mati,"teriak Laura frustasi."Dasar wanita licik." Salah satu dari mereka langsung mengikat tangan Laura. Membuatnya tidak bisa berkutik."Kami sudah memberimu sedikit kelonggaran, tapi kau malah macam macam, dasar wanita tidak tahu diuntung.""Kenapa kalian tidak mati? Hahh?"teriak Laura frustasi."Karena pistol yang kau gunakan tidak ada peluru.""Hahahhahha," tawa mereka semua."Sial. Aku tertipu."~~~~"David, ampuni aku David!! Aku tidak akan melakukannya lagi hiks hiks hiksss." Sejak tadi Laura terus saja memohon pada David. David terus saja menyiksanya tanpa ampun.Ia mencengram dagu Laura. Terlihat darah yang telah meng
Bab 59David terdiam tak lama kemudian mengangguk."Tapi, apakah saat ini, perasaan kakak pada kak An adalah nyata? Kakak mencintainya?"David bangkit dari duduknya. Pertanyaan itu sangat sulit dijawab bahkan untuk dirinya sendiri. Apa sebenarnya yang dia rasakan pada Anesia.Ia menatap kearah jendela."Anesia?"******"Anesia? Yah benar itu Anesia,"ucap David meyakinkan dirinya."Hah? Apa maksud kakak?"Alice seketika langsung berlari dan menatap ke arah, dimana pandangan David tertuju."Mana? Kak An di mana?" Alice mencari dan menyusuri semua tempat yang dijangkau oleh retinanya, namun nihil, ia tidak melihat tanda-tanda adanya Anesia.Tanpa menjawab pertanyaan Alice, David langsung pergi."Kak, Kak David kemana?"Alice mencoba mengejar, namun langkahnya kalah oleh kaki panjang David.'Ada apa dengan Kak David Tuhan. Aku mohon pertemukan ia dengan Kak An. Ia bahkan sudah mulai terliha
Bab 60"Kenapa aku baru sadar sekarang, setelah aku telah banyak menyusahkan orang orang sekitarku. Hiks hiks hiksss, kenapa? Jawab aku?" Alice mencengram kerah baju sahabatnya.Setelah beberapa lama, jam sudah menunjukan pukul 3 pagi,Tangis Alice mullai mereda,"Pokoknya setelah kak An ketemu dan masalah kak David selesai, aku akan kembali ke swiss, aku akan coba ngelupain dia."Sekarang jam berapa?"tanya Alice"Jam 3 pagi, Al.""Apa? Jam tiga pagi?""Aku harus segera pulang, mereka semua nggak ada yang tahu aku keluar,kecuali pak satpam. aku bohongin mereka, aku harus pulang sebelum ketahuan."~~~Alice telah berada di kamarnya. Untung ia berhasil masuk tanpa ketahuan. Jika ketahuan, nasibnya dan nasib pak satpam akan dalam bahaya.'Bahkan aku melibatkan Pak Satpam dengan semuanya. Kamu memang benar benar jahat Alice, kamu nggak mikirin orang lain, kamu hanya mikirin diri kamu sendiri. Kamu egoiiis
Bab 75Alex menyandarkan badannya di bathub, berendam air hangat memang sangat merilekskan badan. Ia kembali berpikir, "Bagaimana yah keadaan Tuan David saat ini? Apakah aku harus turun tangan untuk membantunya? Tapi... ini masalah percintaannya sebaiknya dia memyelesaikannya sendiri? Yahh, kali ini aku tidak akan membantunya. Dia juga tidak meminta padaku, pasti dia gengsi. Dasar keras kepala, sama seperti adiknya." Alex kemudian langsung melemaskan badannya dan menenggelamkan seluruh badannya.~~~'Anesia, maafkan aku yang baru menyadari cintaku selama ini. Aku akan kembali merebutmu. Aku tidak rela kau menikah dengan lelaki itu. Kau hanya akan menjadi milikku atau tidak seorangpun yang boleh memilikimu,' batin David. Es kutub itu akhirnya meleleh.Mobil sedan keluaran terbaru itu melesat dengan kencang, menerjang angin yang menabrak.Dengan semangat berkobar, David mengendarainya. Dia tidak ingin terlambat. Dia harus menghentikan pernikahan itu, lalu
Bab 74Nuansa putih dan beberapa peralatan kesehatan nampak terlihat disekeliling gadis itu. Selang infus, masih menancap ditangannya dan terus mengeluarkan cairan, yang membuat gadis itu kembali bertahan dari mautnya.Tatapannya sungguh dalam, ia tersenyum getir."Hah, sangat lucu. Aku masih hidup! Aku bahkan telah membuat surat perpisahan pada semua orang. Aku sangat malu," ucapnya"Kenapa aku tidak mati! Siapa yang menyelamatkan aku? Apa kak Alex? Apa dia benar benar sepeduli itu padaku sampai mau menemuiku dan percaya ucapanku yang selalu menyusahkannya. Akhhh!" Alice menghentak hentak kakinya di tempat tidur."Nggak, nggak, pasti bukan dia. Pasti yang nyelametin aku kak David. Yah pasti kak David." Alice terus menggelengkan kepalanya. Seketika Alice terdiam dalam lamunan."Ponselku!" Alice teringat akan ponselnya. Ia ingin melihat chatnya pada Alex, apakah telah mendapatkan sebuah jawaban atau tidak.Ponsel telah ditangannya, ditatapnya layar itu den
Bab 73"Tidak, jangan berucap seperti itu Anesia! Jangan lupakan aku, aku juga mencintaimu!" tiba-tiba David datang dan berdiri tepat dibelakangnya. Mengenakan setelan jas dan membawa sebuket bunga mawar yang nampak indah ditangannya."David?" Seketika Anesia berbalik saat beberapa menit lalu memandang tubuh itu hanya melalui pantulan kaca."Apa yang kau lakukan disini? Hari ini aku akan menikah,"ucap Anesia bingung."Yah, kau akan menikah. Denganku! Bukan dengan yang lain," ucap tegas David."A_apa maksudmu?"gugup Anesia."Menikahlah denganku Anesia, aku mencintaimu. Sangat-sangat mencintaimu. Apa kau tahu? Beberapa hari ini bahkan aku tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkanmu akan menjadi miilik orang lain. Aku tidak bisa! aku hampir gila Maka menikahlah denganku!" ucapnya sembari melangkah maju dan memberikkan buket itu untuk Anesia."Your grazy!!? aku akan menikah dengan Azka. Aku tidak bisa membatalkannya begitu saja." Anesia berbalik badan
Bab 72"Aku...."Anesia semakin gugup mendengar ucapan tegas Alex. Seketika Anesia menarik napasnya dalam. Dia tidak sanggup lagi memendam semuanya sendiri. Dia berbicara dengan lantang, "ya, aku mencintainya, sangat sangat mencintainya. Aku tidak tahu kapan aku mulai mencintainya, tapi sekarang cinta itu telah tumbuh dan bermekar dihatiku. Aku tahu, seharusnya aku tidak semestinya memiliki perasaan seperti ini pada seseorang yang bahkan mencoba membunuhku. Tapi, cinta ini benar benar rumit Azka, aku tidak mengerti."... aku ingin menghapus dia dan cintaku dari hati ini, tapi tidak bisa. Semakin aku mencoba melupakannya, cintaku malah semakin membesar padanya. Aku harus bagaimana melupakannya?aku bahkan sangat marah saat melihatnya bermesraan dengan empat gadis sekalipun. Aku benci itu. Rasanya aku ingin menyingkirkan tangan tangan nakal mereka dari David. Aku benar benar merasa cemburu Azka."... Sebentar lagi, aku bahkan akan menikah denganmu, tapi jiwaku masih mil
Bab 71"Dokter dokter! "teriak David prustasi.Grandma yang juga sangat khawatir, langsung bergegas keluar. Dia tidak sanggup melihat cucunya seperti itu. Bertaruh dengan nyawanya.Terlihat seorang dokter langsung masuk dan menangani adiknya Eliza. David kacau, dia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Di hadapannya, terlihat adiknya terbaring lemah dengan layar monitor yang menampilkan garis lurus." kamu nggak boleh mati Al, Kakak nggak sanggup hidup tanpa kamu," batin David memohon.David memandang adiknya dengan kesedihan. dada gadis kecilnya naik dan turun seiring alat pemicu jantung itu menempel." Maafin Kakak Al, semua salah Kakak. Kakak tahu kamu melakukan ini karena kakak tidak lagi menghiraukan. kakak terlalu sibuk dengan dunia Kakak hingga Kakak lupa sama kamu. Hukumlah aku untuk semua ini Al, tapi, kau jangan pergi meninggalkanku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Ayah, ibu, Alex, Anesia, mereka semua meninggalkanku. kau juga ingin meninggalkan ku
Bab 70Dalam kondisi seperti ini, Alex sangat bingung harus melakukan apa. Dadanya naik turun tak karuan. Pemandangan dihadapannya saat ini membuatnya kacau. Wanita itu, wanita yang biasanya merusuh padanya, tak pernah diam sedikitpun, kini terbaring lemah dihadapannya. Dia mencoba terus menekan dada Alice untuk membuatnya kembali bernafas. Tak ada hasil untuk itu. Tak ada pilihan. dia segera memberikan napas buatan untuk Alice agar gadis itu dapat kembali bernapas.Dari sudut mata Alex terlihat beberapa pelayan datang dan masih nampak kelimpungan. Mereka bingung, apa yang sedang terjadi?mengapa mereka bisa tertidur dan Ada apa dengan Nona rumah ini? Sampai mereka menyadari dan langsung pergi melaporkannya pada Nyonya yang tak lain adalah Grandma.Grandma yang dibangunkan secara paksa oleh salah satu pelayan, merasa sangat kaget. Dja langsung segera menemui Alice.Sedang Alex tetap berusaha mengembalikan nafas Alice hingga akhirnya berhasil, wanita itu kem
Bab 69'Mom, Dad, Grandma, kak David, kak Alex dan kak An terimakasih untuk semuanya. Aku sangat menyayangi kalian, kuharap kalian tidak akan merindukanku nantinya,' racau Alice dengan disusul bening putih membasahi pipinya.Pandangannya mulai mengabur. Sejak tadi dia terus memandangi ponselnya yang bergetar, dia tahu itu pasti dari Alex. 'Maaf kak, tapi aku tidak ingin bicara padamu disaat saat kematianku seperti ini, karena aku akan terdengar menyedihkan nantinya. Aku tidak menginginkan itu, aku ingin mati dengan keren,'ucapnya lemah dengan senyuman sedikit mengembang. Alice menutup matanya, merasakan darah yang terus mengalir dipergelangannya. Rasanya, tubuh itu mulai melemah bersamaan darahnya yang terus tumpah.'Bunuh diri ternyata tidak semenyeramkan seperti yang kubayangkan,' batin Alice.*****Di Tempat lain, seseorang mulai turun dari mobilnya. Dia sangat gelisah. Alice tidak menjawab panggilannya. Dia berlari. Melewati kerumunan oran
Bab 68*****Macet. Satu kata yang menggambarkan suasana jalan yang dilalui Alex saat ini. Kekalutan nampak jelas di wajahnya. Pesan yang dibacanya satu menit yang lalu membuatnya kacau. Dia tidak bisa memikirkan apapun. Ia hanya ingin segera sampai di tempat Alice dan menghentikan segala kebodohan yang hendak dilakukannya."Kumohon! Kumohon, ayolah! Berpihaklah padaku. Aku tidak bisa membiarkan gadis bodoh itu mati begitu saja. Akhhh." Alex sangat frustasi, bahkan sejak tadi dia terus menekan klakson mobilnya hingga beberapa pengendara lain menatap sinis dirinya. Dia tidak peduli.~Flashback"Tuan David, memang sudah gila. Hanya karena pusing memikirkan seorang gadis, dia sampai melibatkan orang lain. Aku bahkan harus mencari gadis-gadis sewaan untuk menenangkannya. Oh Tuhan, semoga aku tidak akan merasakan jatuh cinta sepertinya. Itu sangat merepotkan,"ucap Alex setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya yang menumpuk karena kelalaian Tuannya yang mabuk aka
Bab 67Saat ini David ingin menenangkan diri. Ia ingin melupakan masalahnya dengan Anesia. maka itu dia meminta Alex untuk membawa beberapa gadis cantik sebagai peralihan pikirannya.Maka disinilah gadis-gadis itu, dihadapannya. dengan tampilan glamor dan make up yang tebal, dan jangan lupa pakaian yang seksi, entah apa yang mereka pikirkan. Apa mereka mengira David akan tergoda dengan mereka? Tidak, tidak sama sekali. Dia mengundang beberapa gadis itu untuk melampiaskan kemarahannya dan hanya sebagai pelayan saja. Tanpa boleh menyentuhnya sama sekali, karena ia sangat jijik dengan wanita seperti itu.Tiba- tiba seorang gadis mencoba memegang pundaknya. David yang merasa marah, seketika langsung mencengram tangan gadis itu kuat. Belum sempat dia mengatakan apapun, seseorang langsung masuk ke ruangannya yang tidak lain adalah Anesia. Anesia sangat kaget melihat pemandangan dihadapannya, 'Apa yang David lakukan dengan empat gadis ini? Dan itu apa? Kenapa David me