Ervin berdiri dari posisi berjongkoknya dari depan kemaluan Rena. Ia mengambil selimut lalu menutupi tubuh Rena membuat Rena keheranan.
"Kenapa? Kenapa berhenti?" tanya Rena yang tak sadar dengan pertanyaannya sendiri.
Ervin tak menjawab ia justru tersenyum manis mendengar pertanyaan Renata.
"Pakai baju lo! nanti masuk angin.." ucap Ervin yang semakin membuat Renata mencelos.
" pakai baju.? terus yang tadi gimana?"
" Lain kali kita lanjutkan..."
Renata melongo tak percaya. Ia merasa bodoh dan merasa sangat dipermainkan oleh pria didepannya ini.
Bukannya tadi Ervin yang meminta dirinya untuk tak boleh mengatakan berhenti di tengah jalan, tapi kenapa pria itu sendiri yang melanggar ucapannya.
apalagi tadi dirinya yang akan sebentar lagi mendapatkan pelepasannya harus tertahan karena Ervin yang berhenti secara tiba-tiba.
Ervin keluar dari kamarnya Renata, membuat Rena semakin frustrasi. ia menyibak s
Untuk pemberitahuan saja..Cerita ini hanya fiktif belaka. Hanya karangan Author. Jadi jangan pernah dinalar kan ke nyata ya teman2.. Karena jika dibawa ke dunia nyata, akan banyak pertentangan ini itu yang tak sesuai.Jadi cukup di nikmati saja.. Cerita di dunia fiktif.Karena banyak aku lihat ada yang komen 'nggak masuk diakal aja thor cerita lo. Masa iya dia bisa blablablablaba'begini begitu dan sebagainya'Ingat, ini fiktif. Hanya karangan dari imajinasi author. Ind**iar aja bisa bikin gajah jadi terbang dan parkir depan rumah orang...Jadi cukup di nikmati saja.. Heehehhhe...**********Ervin masih terdiam termenung di kamarnya. Otaknya masih belum bisa menerima apa yang terjadi pada Rena dan itu sungguh diluar n
Ervin menepuk jidatnya ,"Ya Tuhan. salah lagi gue.." gumam Ervin.pria itu langsung berlari masuk kedalam. Sepertinya ia harus meluruskan satu hal pada Renata. Agar gadis itu tak sampai melakukan hal gila.Sesampainya di dalam ia bertemu dengan maminya Rena yang sedang memasak di dapur.Awalnya Ervin kaget, namun ia mencoba untuk cepat menormalkan ekspresinya." Ya ampun Vin, kamu kok basah kayak gini?" tanya Mirna kaget."gimana lagi tante! tuh anak tante yang siram aku.." jawabnya dengan sedikit mencibir Kasihan." ya ampun Rena...! kamu bawa baju ganti Ervin cadangan di mobil?" tanya Mirna kembali. Wanita itu merasa bersalah karena sang anak.seketika menggeleng ,"Ya udah kamu tunggu di sini. tante ambilin dulu baju Abangnya Rena.."Ervin menngangguk.Mirna langsung berjalan masuk menuju kamar sahabatnya tersebut dan keluar lagi membawa baju anak pertamanya itu dan menyerahkannya pada Ervin.
Satu jam perjalanan baru mereka tempuh namun Ervin sudah dibuat murka dengan Rena yang merengek minta berhenti di tempat belanja.Ia ingin membeli cemilan katanya. Dan baru beberapa menit mereka berangkat kembali, Rena meminta berhenti lagi untuk mencari toilet. Alhasil ia menghentikan mobilnya di SPBU.Ervin bisa melihat Rena yang keluar dari kamar mandi.Saat Rena berjalan menuju mobilnya, Ervin seketika menyipitkan matanya saat melihat seorang ibu-ibu datang mendekati Rena.Ibu-ibu tersebut tampak memberikan sesuatu pada Rena. Dan Ervin sangat tahu sifat Rena. Gadis itu tak bisa menolak dengan alasan kasihan.Setelah menerimanya, Rena langsung membuka barang yang tadi di berikan wanita itu pada Renata.Ervin masih memantau, ia tak terlalu ambil pusing ssaat Rena menerima baranh tersebut.Ervin melirik yang bisa ia lirik di depannya. Namun di satu sudut, Ervin
Ervin baru saja sampai di salah satu tempat makan yang ada di sekitar resort yang mereka sewa.Bersama Silva, Ervin berharap bisa menghilangkan bayangan Rena yang membuatnya kesal hari ini.Walaupun nanti ia akan bertemu lagi dengan Rena untuk mengantarkan gadis tersebut menuju rumah pohon yang Rena ceritakan."Kamu mau pesan apa?" tanya Silva pada Ervin yang sedang memainkan ponselnya."Aku nasi uduk sambal terasi aja." jawabnya.Silva mengangguk. Ia segera memesan makanan yang tadi Ervin pesan dsn juga pesananannya.Sembari menunggu Silva memesan makanan, Ervin kembali bermain dengan ponselnya. Ia membuka laman aplikasi pesan chat. Ia membuka pada bagian story dan di sana ia bisa melihat ada tiga story baru dari Rena.Ervin yang penasaran, segera melihat apa yang Rena kirimkan.OTW Rumah pohon..Itulah p
Ervin memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. dan itu sudah berlangsung sejak setengah jam yang lalu. dan sejak saat itu pula tak ada kata yang keluar dari mulut Ervin maupun Rena. mereka lebih memilih diam dan berkecamuk dengan pikiran mereka masing-masing.saling menyusun kata untuk menentukan pertanyaan yang akan mereka tanyakan.lucu bukan? padahal keduanya sudah sama-sama dewasa, namun sikap mereka masih seperti anak ABG yang baru saja mengenal cinta."Jadi gimana? lo masih mau gantiin gue?" tanya Ervin memulai lebih dulu percakapan.ia menatap Rena yang masih betah memilih untuk diam."Hey!" panggil Ervin sambil mendorong lengan Rena."Ih, Apaan sih..!""Hahhahaha.. lo yang apa-apaan, gue nanya. masih mau nukar gue sama Farel?"Renam menatap Ervin kesal, "PErtanyaannya bisa yang berbobot dikit nggak sih?" ketusnya."Itu udah paling berbobot pertanyaan gue Ren..""Ck! berbobot apanya.." gu
Hai teman2.. Maaf kemarin aku nggak up..sebagai gsntinya, aku akan double up hari ini..ini yanh pertama dan kemungkinan yg keduanya malam ya..heheheSelamat membaca...☆☆☆☆★★☆☆☆☆Mobil yang Ervin kendarai akhirnya tiba di Resort. Dan ternyata Silva sudah menunggu kedatangan mereka di parkiran.Gadis itu membawa tas lalu berlari mengejar Ervin yang baru saja keluar dari mobil.Rena menatap Silva yang juga sedang menatapnya kesal. Awalnya Silva pikir, membiarkan Ervin menjadi bodyguard Rena akan baik-baik saja. Tapi ternyata tidak.Ternyata benar apa kata Ika sahabatnya. Laki-laki dan perempuan apalagi seumuran, tak akan bisa bekerja sama berdua jika ujung-ujungnya tak menyinggung soal perasaan. Pasti akan ada cinta yang tertanam, baik itu dari si cowok maupun dari si cewek.Rena hanya diam saat ia ditatap tajam oleh Silva."Sayang, aku mau pulang..." ucap Silva yang langsung dilirik oleh Rena.
Rena berlari kencang ke dalam rumahnya saat ia sudah turun dari mobil Ervin. Sedangkan Ervin hanya tertawa melihat tingkah Rena yang terlihat menggemaskan baginya. bahkan karena kejadian di mobil tadi, Rena sampai melupakan perjanjian yang sudah mereka buat. yaitu melakukan ciuman perpisahan.Sesampainya di kamar, Rena langsungberlari menuju jendela kamarnya dan mengintip dari balik balkon kamar. ia ingin melihat Ervin sudah pergi atau belum, namun ternyata ia dibuat kecewa karena rupanya Ervin sudah pergi dari rumahnya.Rena berjalan lesu menuju ranjangnya. namun hanya sebentar karena setelahnya, ia merasakan wajahnya memanas karena mengingat godaan Ervin tadi di atas mobil yang berhasil membuatnya kepanasan.tak hanya Rena, Ervin pun juga dibuat senyum-senyum sendiri sembari ia tetap fokus pada menyetirnya.Ervin memukul Stir mobilnya sambil bereuforia seolah dalam perutnya ada ribuan kupu-kupu yang sedang menggelitiki."Lo gila Vin, lo gila!!" u
"Siapa yang besanan tante?" Ervin kembali bertanya sembari melangkah maju.Rena masih mematung dari tempatnya berdiri tadi.Mirna tersenyum geli pada Ervin. Ia lalu menunjuk Rena dengan mulutnya, "Ada yang pengen dinikahin.." ucap Mirna yang tentu saja dalam konteks bercanda.Dan Ervin pun tahu itu bercanda. Namun Ervin justru ingin mengambil kesempatan ini untuk menggoda Rena.Ervin melangkah mendekati Rena dan menundukkan wajahnya agar wajah Rena bisa sejajar dengannya. Namun Rena justru mencoba untuk menghindari tatapan mata Ervin tersebut padanya.Ervin kembali mencoba untuk menatap wajah Rena namun lagi-lagi Gadis itu menghindari tatapan tersebut.Rena yakin saat ini wajahnya sudah memerah seperti merah tomat atau kepiting rebus."Kok menghindar terus sih?" tanya Ervin dengan nada sedikit jahil.Rena menggelengkan kepalanya, "nggak ada yang m
Sore ini Rena baru saja pulang dari jalan-jalan bersama Ervin. Ia pergi dengan kekasihnya itu dari pagi. Dan perjalanan mereka sungguh menyenangkan.Sesuai janji Ervin pada mami Mirna tadi, ia akan mengantar Rena kembali pulang sesuai jam yang disebutkan. Sebenarnya Rena belum puas menghabiskan liburnya dengan Ervin ,tapi mau bagaimana lagi, ia belum mendapat lampu hijau dari mami dan papinya.Oh tidak, mungkin jika untuk papi, ia sudah mendapatkan angin segar. Namun untuk maminya, ia belum diberi angin segar. Apalagi Gilang yang kemaren ini berhasil mengorek kabar tersebut darinya.Rena keluar dari mobil Ervin. Diikuti oleh Ervin juga. Saat Rena membuka pintu rumahnya, ternyata terkunci.Rena mencoba mengetuk. Dan tak berapa lama, seseorang yang selama ini tak pernah ia lihat keberadaannya mendadak berdiri di hadapannya."Gilang?" Ervin terkejut melihat keberadaan Gilang di depannya
Siang ini Rena baru saja menginjakkan kakinya di halaman kantor milik Ervin. Ia merasa suntuk setelah setengah hari berdiam tanpa kepastian di kampusnya.Ini bukan kali pertamanya Rena ke ke kantor Ervin, namun untuk pertama kalinya ia melihat Ervin bisa tersenyum manis dengan seorang gadis yang tak ia kenal.Ya. Ia kini sedang menatap Ervin yang baru saja keluar dari lift bersama seorang gadis cantik yang sepertinya sebaya dengan Ervin.Rena menatap panjang kekasihnya tersebut. ia melipat kedua tangannya di dada lalu menghentakkan sepatu sebelah kanannya ke tanah.mencoba untuk tak kesal, dengan santainya Rena mendekat lalu berdehem memberi intruksi pada dua sejoli yang sedang bersenda gurau."Wuiiihh, pacar baru lagi? cepat banget dapat pacar.." ucap Rena yang langsung membuat Ervin terkejut.keberadaan Rena dikantornya membuat pria itu bingung. bukannya Rena di kampus? perasaan ia mengantarkan kekasihnya ini tadi ke kampus."Rena?
"Ervin!" Mutia berlari kecil mengejar sepupunya tersebut.Ervin yang tadinya ingin memasuki lift menuju ruangan kerjanya ,seketika menghentikan langkah saat ia mendengar Mutia memanggilnya.Ia melirik ke belakang dan tersenyum seketika."Pagi.." Sapa Ervin.Mutia tersenyum manis, "Pagi juga. Tumben pak bos datangnya kepagian begini.." ucap Mutia dengan nada sindiran bercanda.Tak!Ervin menjitak kepala Mutia pelan, "Berani sama boss sendiri ya?" ucapnya lalu tersenyum.Melihat perlakuan Ervin padanya, Mutia seketika dirundung perasaan yang tak menentu. Sejak lama ia berpikir tentang apa yang terjadi padanya sejak ia kenal dengan Ervin.Bisa dikatakan, pertemuannya dengan Ervin dimulai sejak ia berusia tiga belas tahun dan keanehan itu muncul saat itu juga. Ervin selalu memperlakukannya lembut walaupun dirinya selalu bar bar pada Ervin.Mutia menatap Ervin secara diam-diam. Ia melangkah mengikuti Ervin yang ma
Suasana tepian sungai yang sejuk dimana bunyi aliran air sungai mengisi gendang telinga Rena. Berpijak pada bebatuan sungai yang dialiri air yang begitu dingin membuat suasana hati Rena membaik.Di rerumputan daratan sungai ada Ervin yang saat ini tengah membentangkan tikar dan menyusun makanan yang tadi mereka bawa dari rumah.Piknik.Itulah yang saat ini mereka lakukan. Jauh dari hiruk pikuk kota, polusi udara dan kemacetan. Setelah aksi lamaran mendadak yang Ervin lakukan dan Rena menerimanya, mereka sudah seperti pasangan ABG yang dimabuk cinta.Padahal mereka berdua belum mengatakan sedikitpun status mereka pada ke dua orang tua masing-masing."Yank, udah jadi ini..!" teriak Ervin pada Rena yang masih betah menikmati suara air.Rena melirik ke belakang, ia langsung berlari mendekati Ervin dan duduk di samping kekasihnya tersebut.Ia mencomot satu potong kentag goreng dn meletakkan di ujung bibirnya.Ia me
Menyebalkan. Itulah satu kata yang bisa Rena ungkapkan untuk kekasihnya Ervin yang kini sedang duduk di kursi singgasananya.Ya.Rena saat ini berada di kantor Ervin. Setelah aksi kiss mark yang Ervin berikan padanya di mobil tadi, ia jadi tak bisa ke kampus lantaran posisi tanda itu ada di tempat terbuka di lehernya.Ingin rasanya ia mencekik Ervin namun ia tak ingin dijebloskan ke penjara.Lagi-lagi helaan nafas Rena mengganggu gendang telinga Ervin. Pria itu akhirnya memutuskan berhenti dari kerjanya sejenak."Kenapa lagi?" tanya Ervin gemas.Rena melirik kekasihnya itu dengan tatapan kesal, "bosan.." jawab Rena tegas."Yang minta ke sini kan kamu.."Rena menatap Ervin tajam, "Gara-gara kamu aku ke sini. Harusnya kan sekarang di kampus.." rutuk Rena.Ervin tersenyum geli. Ia berdiri dari kursinya lalu berjalan mendekati Rena
Renata berjalan menuruni tangga dengan raut wajah yang begitu cerah. Berjalan menghampiri meja makan di sudah diisi oleh mami dan papinya."Pagi papi sayang, pagi mami sayang.." serunya dengan sumringah.Tak menjawab sapaan Rena, Imran dan Mirna justru melongo menatap sang anak yang turun dari kamar sudah terlihat aneh."Kamu sakit?" tanya Mirna bingung.Renata menggeleng, "Nggak. Rena sehat kok Mi..""Kok senyum-senyum gitu. Kenapa? Ada kabar baik apa?" Mirna terlihat begitu penasaran.Renata menatap maminya sekilas lalu berpindah menatap papinya yang ternyata juga sedang menantikan jawaban dari pertanyaan mami."Rena punya pacar.." ucap Rena cepat dan pelan, namun masih terdengar oleh Mirna dan Imran."Waaaww, ternyata lagi jatuh cinta tooohh. Pantesaaan. Sama siapa?"Mirna berjalan mendekati sang anak dan duduk di kursi meja makan di sebelah Rena."Ih mami kepo..""Lhah? Nggak mau dikasih tahu nih? Percu
"Mau makan apa?" tanya Ervin pada Rena sambil menarik satu buku menu dari dua buku menu yang di sediakan cafe di atas meja. Ia membuka buku tersebut lalu melihat susunan menu yang menurutnya menggugah selera.Rena mengikuti apa yang Ervin lakukan, "Hmmm,.." gumamnya sambil melirik satu persatu menu yang tertulis di kertas tersebut.Ervin memanggil pelayan cafe sambil menunggu Rena memilih."Iya, mau pesan apa mas dan mbaknya?""Ayam kremes sambal terasi satu, oh ya mbak, tadi di pintu masuk saya lihat ada promo tingkat level sambal terasi ya?"Ervin langsung mengernyitkan matanya menatap Rena."Oh iya mbak. Kita lagi uji coba menu baru. Tingkat kepedasan sambal terasinya. Jadi promo ini akan berlaku sampai satu bulan ke depan. Kakak berminat?" jawab Pelayan tersebut.Rena mengangguk, "Kalau boleh tahu, tingkatannya sampai berapa?""Sampai
Rena keluar dari gudang disusul oleh Ervin. Pria itu tertawa melihat tingkah bodoh Rena. Melihat langkah Rena yang menunduk dan berjalan cepat membuat Ervin senyum-senyum sendiri.Ia yakin Rena malu karena ciuman panas mereka tadi. Tapi Rena penuh kejutan."Ren, tungguin pacar dong.. Duluan aja.." teriak Ervin."Ervin gila!" batin Rena. Sejak kapan mereka pacaran."Sayang! Tungguin dong!"Ervin berteriak keras membuat orang yang ada di sekitar langsung melirik ke arah mereka.Rena tak tahan lagi, ia berlari menuju parkiran dan langsung menghampiri mobil Ervin.Ia membuka pintunya namun terkunci. Ia segera melihat Ervin dan memberi kode untuk dibuka, namun Ervin justru tak mengindahkan. Ia berjalan mendekati Rena,"Bukain!!" perintah Rena.Ervin menggeleng, "Jadian dulu..!" pintanya mengucap syarat."Apaan
Kupikir gadis cantik itu bahagia. Kupikir kehidupannya penuh cinta. Namum ternyata pikiranku semua salah. Kini kulihat bahu kecil itu semakin rapuh.*****Ervin berdiri di belakang Rena saat gadis itu masih betah diam dari keterkejutannya. Rena bahkan tak berbalik arah menatap siapa yang tengah berdiri di belakangnya.Saat ini yang Rena rasakan adalah, suara itu begitu mirip dengan suara pria yang ia rindukan. Pria yang sudah tak menghubunginya lagi. Pria yang membuatnya uring-uringan."Kau tak ingin melihatku?" tanya Ervin lagi.Namun Rena tetap betah diam.Ervin menghela nafas panjang. Ia berjalan mendekati Rena dan duduk di samping gadis tersebut, "Kau tak merindukanku?" tanya Ervin lembut.Rena menggeleng. Menggeleng kuat, namun tak melihat Ervin sama sekali.Ervin mengangguk pelan, "Baiklah! Sepertinya aku salah menyusulmu ke sini. Padahal aku merindukanmu.."Deg!Rena menegakkan kepalanya lalu me