Beranda / Urban / Detektif Naga / Pesan Dalam Sebuah Botol

Share

Pesan Dalam Sebuah Botol

Penulis: Dian D'n Jell
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-26 23:03:22

Ia memasang nama yang berbeda pada setiap akun yang ia miliki. Bahkan akun bank pun memiliki nama yang berbeda-beda. Dan aku sama sekali idak terkejut, jika jumlah uang dalam setiap rekening jumlahnya sangat fantastis.

***

Dan dari data yang berhasil kuretas, ternyata pabrik kayu itu bukanlah satu-satunya perusahaan yang ia dirikan di London. Dan Albert benar, beberapa perusahaan bahkan sudah beridiri di London selama 10 tahun terakhir.

Pertanyaannya, kenapa nama Jerry Thompson ada dalam daftar investor yang ditanam untuk pabrik kayu? Dan ini sungguh di luar dugaanku. Aku tidak menyangka jika ternyata Jerry terlibat cukup jauh dengan perusahaan itu.

Bahkan jika dipikir, seorang Jerry Thompson yang sangat sederhana dengan peternakan kecilnya. Ternyata memiliki saham sebesar 50 persen, yang artinya ia memiliki uang yang sangat banyak. Ya...lagi-lagi fakta mencengangkan tentang keluarga Thompson.

Kuputuskan untuk kembali menemui Janet dan memastikan tentang data yang kumiliki. Dan aku cukup terkejut dengan wajah panik Janet ketika aku datang ke rumahnya. “Tuan Black? Untung kau datang. Aku baru saja akan pergi menemuimu,”

“Menemuiku? Tapi...ada apa? Kenapa kau terlihat cemas begitu?” tanyaku penasaran.

“Jadi...semalam Tom datang. Dan dia berkata jika sebaiknya aku memintamu untuk mencari Jerry secepatnya karna sepertinya...Jerry dalam bahaya!”

“Apa? Kenapa Tom berkata begitu? Bukankah terakhir kali ia berkata bahwa ia tidak tau apapun tentang Jerry?” tanyaku.

“Sebenarnya aku juga tidak tau, tapi semalam Tom terlihat sangat terburu-buru. Dia bahkan pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu...”

“Well, ini sangat aneh. Sebaiknya kita temui Tom di rumahnya,”

Akhirnya aku dan Janet pun pergi menuju rumah Tom dan berharap akan mendapat penjelasan darinya. Tapi ternyata, ketika kami sampai rumah kayu reot itu ternyata kosong dengan keadaan pintu yang tidak terkunci.

“Hei! Kemana perginya orang tua pemarah itu? Apa mungkin dia sudah pergi ke pabrik kayu?”

“Tidak mungkin! Tomy tidak pernah meninggalkan rumah begitu saja tanpa menguncinya. Lagipula, ini ‘kan hari minggu. Jadi...tidak mungkin dia pergi ke pabrik kayu,” ungkap Janet.

Well, ini semakin aneh dan rumit saja. Jerry belum ketemu dan sekarang Tom juga menghilang. Kurasa, inti dari masalah ini adalah pabrik kayu yang didirkan oleh Sayid. Tapi diluar dari Sayid yang membawa kabur aset milik konglomerat Emirate, aku masih tidak mengerti apa hubungan Jerry dan Tom dengan semua ini?

“Um...Nyonya Thompson sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu. Apa kau keberatan?” tanyaku pada Janet.

“Tentu saja Tidak,”

“Sebenarnya, aku mendapat sebuah data tentang perusahaan di mana Jerry bekerja. Dan aku benar-benar tidak mengerti, kenapa dalam data itu tercantum nama Jerry sebagai pemilik saham sebesar 50 persen. Apa...kau sudah tau tentang hal itu?”

Seperti halnya diriku, ternyata Janet pun sama terkejutnya. Ia pun nampak begitu bingung kemudian berkata, “Jerry memang memiliki warisan dari orang tuanya. Dan beberapa bulan yang lalu, ia mengatakan akan menjual warisan itu dan menyimpan uangnya di bank. Aku tidak tau jika ternyata Jerry memiliki saham di perusahaan itu, selama ini ia tidak pernah mengatakan apapun...”

Satu pertanyaan mulai terjawab. Tapi...untuk apa Jerry menanam saham di sana lalu ia bekerja sebagai buruh juga. Apa yang coba Jerry lakukan?

Merasa lelah dengan semua misteri ini, entah kenapa aku ingin duduk dan menyandarkan diriku di kursi goyang milik Tom. Ya, pernah sekali kulihat Tom duduk dengan santai di kursi ini sambil menenggak sebotol wisky.

Dan kupikir mungkin akan lebih rileks jika kucoba hal yang sama. Sayangnya aku sama sekali tidak merasa nyaman karna ada sesuatu yang mengganjal. Kucoba untuk merogoh sesuatu di antara selimut yang kududuki. Dan benar saja, ternyata ada botol wisky milik Tom di sana.

“Dasar! Selain pemarah ternyata dia juga sangat jorok!” dengusku seraya mengarahkan botol itu ke tempat sampah.

Hampir saja kulempar botol wisky itu, tapi seketika kuhentikan karna kulihat sesuatu di dalam botol itu. Ya...ada seuatu yang tidak wajar dalam botol bau itu. Sesuatu yang ternyata adalah sebuah... kertas?

Sebenarnya bisa saja Tom berbuat iseng dan memasukkan kertas ke dalam botol. Tapi entah kenapa aku sangat yakin jika aku harus mengeluarkan kertas dari dalam botol itu. Sedikit menyebalkan memang! Dan setelah bersusah payah, akhirnya kudapatkan juga kertas itu.

“Apa itu? Dari mana kau dapatkan itu?” tanya Janet yang nampak bingung dengan kertas di tanganku.

Tanpa mengatakan apapun, kubuka kertas yang sudah kusut dan sangat bau itu. Dan wow! Seperti mendapat sebuah harta karun. Ternyata ada sesuatu yang tertulis di dalam kertas itu. Dan jika dilihat dari bentuk tulisannya yang berantakan, sepertinya ini ditulis dengan terburu-buru.

“Hutan cemara, di belakang pabrik kayu.”

Apakah itu sebuah pesan yang ditulis oleh Tom? Sebenarnya apa yang coba ia katakan? Dan jika ia ingin mengatakan sesuatu, kenapa tidak mengatakan semuanya pada Janet semalam. Tapi satu yang pasti, aku harus pergi ke hutan cemara yang ada di belakang pabrik kayu sekarang juga.

“Kumohon biarkan aku ikut denganmu, Tuan Black! Aku harus tau apa yang terjadi!” pinta Janet.

“Tapi Nyonya Thompson, maaf...bukannya aku keberatan. Tapi akan ada banyak tumpukkan salju di hutan. Aku tidak ingin menyusahkanmu...”

“Percayalah, aku sudah sangat terbiasa dengan hal itu sejak kecil. Aku janji, aku akan baik-baik saja dan tidak akan menyusahkanmu!” desak Janet.

Apa boleh buat, wanita ini benar-benar keras kepala. Dan semoga saja ia benar-benar tidak merepotkanku. Akhirnya kulajukan mobilku menuju arah pabrik kayu. Tapi kali ini, kucoba untuk melewati jalur yang lain.

Aku tidak bisa menjelaskannya, tapi kurasa aku harus pergi ke hutan tanpa ada yang melihat. Bahkan terlihat jelas jika Janet menahan rasa takutnya karna jalur yang kulewati memang sedikit ekstrim. Tapi percayalah, mobilku lebih handal dari penampilannya. Tidak sia-sia kuhabiskan banyak uang untuk memodifikasinya.

“Tuan Black, apakah harus kau parkirkan mobilmu di antara semak-semak begini?” tanya Janet yang terheran-heran dengan tingkahku.

“Apa kau pernah dengar tentang menyamarkan diri? Itulah yang kita lakukan sekarang. Dan...saranku, jika lututmu tidak memungkinkan maka sebaiknya kau tunggu di dalam mobil saja. Kau akan aman, percayalah!”

“Aku memang sudah tua, Tuan Black. Tapi lututku masih sangat sehat, percayalah!”

Oh ya ampun! Aku lupa kalau wanita yang ada bersamaku ini adalah orang yang paling keras kepala. Terserah saja apa maunya. Yang jelas, aku berharap semoga tidak ada orang dari pabrik kayu yang menemukan kami berkeliaran di hutan.

Kalau saja aku tau akan pergi ke hutan sejak awal. Maka suadah pasti aku akan memakai sepatu boot. Bukan apa-apa, tumpukkan salju di hutan sangat tebal dan menyulitkan langkah kami.

Bab terkait

  • Detektif Naga   Mayat Jerry Thompson

    Kalau saja aku tau akan pergi ke hutan sejak awal. Maka suadah pasti aku akan memakai sepatu boot. Bukan apa-apa, tumpukkan salju di hutan sangat tebal dan menyulitkan langkah kami.***Di tengah dinginnya udara dan tumpukkan salju. Kami berusaha untuk mencari dan menemukan sesuatu yang entah apa itu. Mungkin ini terlihat bodoh dan konyol. Tanpa tau apa yang kami cari, kami nekat menerobos hutan di saat salju sedang turun dengan lebat.Konyolnya lagi, bahkan sudah hampir satu jam kami mengitari hutan sekitar pabrik kayu. Tapi kami tidak juga menemukan sesuatu atau apapun yang terlihat mencurigakan. Dan yang sebenarnya, aku sangat khawatir dengan wanita tua keras kepala ini.Jelas-jelas sekarang ini dia sangat kedinginan. Tapi tetap saja ia menolak ketika kuminta untuk masuk dan menunggu di dalam mobil saja. Hampir putus asa dan aku bahkan berencana akan kembali dan melanjutkan pencarian esok hari. Aku benar-benar tidak sanggup lagi melihat Janet yang sebe

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-27
  • Detektif Naga   Sisi Manusiawi

    Karna terus memikirkan Janet, tanpa sadar ternyata kulajukan mobilku menuju rumah Gwen. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa menuju pada Gwen? Entahlah. Mungkin saja, dengan bersamanya akan sedikit meredakan rasa sesak di hatiku.***Sebenarnya, setiap kali menyelesaikan kasus sering kali kuhabiskan waktu di rumah Gwen. Bukan karna karna ingin ditemani olehnya, tapi karna semua berkas-berkas yang kubutuhkan ada di sana. Tapi kali ini, sebenarnya aku bahkan tidak membutuhkan berkas apapun...Entahlah. Aku sama sekali tidak mengerti kenapa aku mulai menjadi emosional seperti ini. Bahkan ini adalah pertama kalinya perasaanku ikut bermain.Gwen nampak sedikit heran ketika melihat kedatanganku dengan wajah kusut dan sedikit galau. Tapi Gwen selalu tau apa yang kurasakan meski aku tidak mengatakan apapun padanya. Kusandarkan diriku pada sofa di ruang tamu dan berusaha untuk kembali menetralkan perasaanku.Tapi ternyata semua itu tidak mudah. Ekspresi histe

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30
  • Detektif Naga   Pemakaman Jerry Thompson

    Bagus! Gwen memang selalu bisa kuandalkan. Kulajukan mobilku menyusuri jalanan London yang cukup licin akibat salju yang turun semalam. Dan sesampainya di sana, Albert pun segera menyodorkan sebuah amplop berwarna coklat padaku.***“Apa ini?” tanyaku dengan bingung.“Buka saja!” jawab Albert dengan singkat.Amplop itu pun kubuka dengan cepat kemudian kutumpahkan semua isi di dalamnya di atas meja kerja Albert. Dan ternyata, isi dari amplop itu adalah beberapa dokumen bukti dari hasil otopsi jenazah Jerry.Dari hasil otopsi yang dilakukan oleh tim forensik menyatakan, Jerry telah meninggal 5 hari yang lalu. Dan itu artinya, hari ketika pertama kali Janet datang padaku untuk mencari suaminya. Pada saat itu Jerry memang sudah meninggal.Laporan otopsi itu juga menyatakan bahwa penyebab dari kematian Jerry adalah akibat jeratan di leher yang membuatnya tercekik. Dan itu bisa kulihat dengan sangat jelas dari foto yang men

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-01
  • Detektif Naga   Tiga Pria Mencurigakan

    Kami pun duduk di sudut kedai sembari menunggu Frank meracik kopi untuk kami. Dan tiba-tiba Gwen bertanya, “Aku cukup terkejut kau mau datang di acara pemakaman Tuan Thompson. Kenapa kau lakukan itu?”***“Apa maksudmu? Kenapa kau bertanya pertanyaan aneh seperti itu?”“Tentu saja tidak! Sejak aku mengenalmu, tidak pernah sekalipun kau datang di sebuah acara pemakaman. Kau bahkan selalu punya banyak alasan!” ucap Gwen.Wajar saja jika Gwen bertanya seperti itu. Bahkan aku sendiri merasa sangat aneh. Dan bagaimana bisa kujelaskan semuanya pada Gwen.“Kau tau? Jika saja kau tidak terus bertanya maka aku tidak akan mengatakannya. Ini sangat...sangat menyakitkan...”“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti,” desak Gwen.“Well, 20 tahun yang lalu dan saat itu usiaku baru menginjak 10 tahun. Tapi di saat itulah aku kehilangan semua dalam hidupku. Kedua orangtuaku mengalami kecelakaa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • Detektif Naga   Kehilangan Jejak

    Penjahat itu membuatku sangat geram dan akan kupastikan dia harus membayar untuk semua ini. Seolah mendapat kekuatan berlipat, kucengkeram leher pria yang membuat wajahku menjadi memar. Kutinju wajahnya dengan membabi buta dan kurasa aku telah mematahkan tulang hidungnya.***Tapi mereka bukanlah penjahat kelas teri. Satu berhasil kulumpuhkan dan yang dua kini menodongkan pistol padaku. Okay, kali ini mereka menang lagi dan berhasil membuatku tak bergerak.Dengan pistol di tangan, kedua penjahat yang tersisa berusaha untuk semakin mendekat padaku. Dan ketika mereka semakin dekat padaku, tiba-tiba saja Gwen melemparkan sepatu high hells nya dan tepat mengenai kepala salah satu dari mereka.Kabar baiknya, kedua penjahat itu akhirnya berpaling pada Gwen. Artinya kini kesempatan untukku membalikkan serangan. Secepat kilat kulepas jaket kulitku dan dengan gesit kulilitkan pada tangan salah satu dari mereka dan memelintir ke belakang tubuhnya.Dengan beg

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Detektif Naga   Myra

    “Bagaimana? Kau sudah dapat sesuatu dari mereka?” tanyaku pada Albert.“Tidak! Entah apa yang dijanjikan oleh bos mereka. Meski sudah babak belur begini, mereka tetap tidak mau memberi informasi apapun!” ucap Albert dengan kesal.***Kebetulan sekali aku sedang sangat kesal. Dan seprtinya mereka adalah sasaran yang bagus untuk meluapkan kekesalanku. “Well...budak yang setia ya? Kalian tau? Aku sedang sangat kesal sekarang. Saranku bekrjasamalah dan jangan membuatku marah!”Tapi apa ini? Bukannya ketakutan mereka bertiga malah menatapku dengan tajam seolah kini akulah penjahatnya. “Katakan padaku, kenapa hari ini bos kalian membuatku kesal?! Dia datang sangat terlambat dari waktu yang dijanjikan, lalu pergi dengan sangat cepat. Jadi...sebaiknya kalian katakan dimana bos kalian sekarang?!” bentakku.Mendengar ucapanku, salah satu dari mereka malah tertawa terbahak-bahak. Dan kemudian ia pun berkata, &ld

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Detektif Naga   Gadis Liar

    “Tidak masalah. Tapi, aku tidak janji bisa menemanimu setiap saat. Tapi...apa yang kau lakukan di London?”“Um...study. Maksudku, aku sedang melanjutkan study di sini. Dan Hei! Apa kau sering naik itu, Draco?” tanya Myra tiba-tiba seraya menunjuk pada gondola raksasa kebanggaan London.***“Maksudmu gondola raksasa? Sebenarnya...tidak pernah,” jawabku.“Serius? Yang benar saja! Kau hidup di London tapi tidak pernah naik roda besar itu? Lalu apa yang kau lakukan?” kata Myra terkejut.Dia tidak tau saja. Mana sempat aku naik gondola. Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali aku bermain. Mungkin 15 tahun yang lalu ketika kubuat Calvin menangis karna kutinggalkan dia sendirian di taman bermain.“Jadi, kenapa kita tidak naik bersama saja!”“Apa? Sekarang? Kau lupa kalau sekarang sedang musim dingin?” kataku heran.“Memang kenapa? Gondolanya ditutup ya?&rd

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • Detektif Naga   Tom Ditemukan

    “Tunggu!!!” tiba-tiba Myra mencekal pergelangan tanganku kemudian beranjak dari tempat tidurnya. Dia pun kemudian memelukku dan berkata, “Bukankah kau tidak punya pacar? Lalu kenapa tidak menghabiskan malam denganku saja...” *** Ya ampun! Gadis ini sudah gila. Ternyata dia juga tidak segan mengajakku menghabiskan malam dengannya. Ya...tidak munafik aku memang kerap menghabiskan malam bersama para wanita. Tapi tidak dengan gadis belia yang bahkan usianya jauh di bawahku. Meski secara fisik Myra memang sangat cantik dan juga menggoda. Tapi, kau tau? Itu bukan typeku. Dan dia tidak membiarkanku pergi dengan mudah. Dan sangat mengejutkan! Gadis ini tau bagaimana cara menggoda pria dan tentu saja, aku yang sangat normal ini pun tergoda. Bagaimana tidak? Di depanku ia mulai melepas pakaian yang ia pakai satu persatu. Tak hanya itu, ia pun kembali menempel padaku yang benar-benar terperanga oleh tingkahnya. Junior di bawah sana bahkan mulai bertingkah. Tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-06

Bab terbaru

  • Detektif Naga   Menapakki Masa Lalu

    Aku tidak tahan melihat itu. Maka kubuat satu tanda merah di lehernya, tapi nyatanya memberi satu tanda pada Gwen tidaklah cukup. Akhirnya kini hampir seluruh leher dan dada Gwen dipenuhi dengan tanda kepemilikkan dariku.***Hingga akhirnya, aksi panas di atas ranjang pun terjadi pada malam pertama pernikahanku dan Gwen. Kupikir hanya aku saja yang terlalu bersemangat untuk ini, tapi nyatanya Gwen pun sangat luar biasa di atas ranjang.Tak kusangka rupanya Istriku sangat luar biasa dan panas. Astaga! Bahkan di luar ekspektasi kami pun terus bercinta sampai berkali-kali dalam semalam. Aku bahkan sudah lupa berapa ronde kami lakukan. Tak ayal hal itu akhirnya membuat kami kelelahan.Hingga akhirnya ramainya kicauan burung mulai membangunkanku. Entah sudah berapa lama aku tidur, yang pasti sampai aku bangun pun Gwen masih terlelap di sampingku. Tidak biasanya ia bangun lebih siang dariku. Biasanya Gwen selalu bangun pagi karna ia suka menyiapkan sarapan.

  • Detektif Naga   Menikah

    “Untuk apa harus menunggu selama itu? Apa kau tau, Sayang? Diberi kesempatan sekali lagi untuk hidup dan bersama, adalah hal yang tidak boleh disia-siakan. Jadi, ayo kita menikah!”***“Ta-tapi...ada apa denganmu? Kenapa mendadak kau ingin kita menikah dengan cepat?” kata Gwen bingung.“Sudah kubilang untuk memenuhi janjiku padamu. Lagipula apa yang kau tunggu? Bagaimana kalau sebelum kita sempat menikah ternyata aku atau kau lebih dulu meninggal?! Kau mau seperti itu?!”Aku tau aku sedikit memaksa. Tapi tidak ada cara lain karna bahkan Gwen juga lupa kalau dulu dialah membuatku berjanji untuk segera menikahinya. Tapi dari apa yang kukatakan pada Gwen, sepertinya ia pun mulai berpikir. Hingga akhirnya ia berkata, “Baiklah. Aku setuju untuk menikah. Tapi kau janji tidak akan ada yang berubah bukan?”“Tentu saja ada yang berubah. Kita tidak akan lagi hanya berdua, karna akan ada anak-anak kita buk

  • Detektif Naga   Tujuan Hidupku

    Aku pun berpaling ke belakang dan lagi-lagi aku kembali dikejutkan dengan apa yang kulihat. Aku bahkan tidak percaya dengan semua ini. Aku bahkan berpikir mungkin benturan itu membuat kepalaku cidera dan aku mulai gila!***Bagaimana semua ini adalah nyata? Bagaimana bisa aku melihat diriku sendiri? Berdiri di hadapanku dan menatapku dengan sorot mata yang tajam. Tidak! Semua ini pasti hanyalah sebuah mimpi. Tapi...kenapa meski sudah berkali-kali kugosok mataku dan menampar pipiku sendiri, sosok yang mirip sepertiku itu tetap saja ada?Malahan, kini ia mulai melangkahkan kakinya dan berjalan mendekatiku. Bersama dengan itu, aku pun melangkahkan kakiku mundur semakin menjauh darinya. Bukannya aku takut padanya. Tapi aku takut pada diriku sendiri.Hingga akhirnya kulihat liontin Naga yang tergantung di leher pria yang wajahnya sama denganku itu. Aku pun mulai berpikir, apakah mungkin dia adalah Panglima Dragori? Tapi...kenapa wajahnya mirip sepertiku?

  • Detektif Naga   Duel

    “Benarkah? Kalau begitu mari kita duel satu lawan satu! Dan kita lihat siapa pecundang di antara kita!”***Seperti yang kuduga, akhirnya Edi pun semakin kesal. Ia pun akhirnya meletakkan senapan yang ia bawa dan ia berkata, “Baiklah, kuterima tantanganmu! Tapi tidak akan seru kalau tidak ada hadiahnya!”“Begitu? Apa yang kau inginkan? Setumpuk mayat untuk membuat parfum?”Edi pun mnyeringai dan dengan wajah dingin ia berkata, “Aku bisa mendapatkan mayat dengan sangat mudah. Yang kuinginkan adalah Nona Gwen Gringer. Kalau aku menang dalam duel ini, maka Gwen akan menjadi milikku dan aku bebas melakukan apapun padanya!”Dasar brengsek! Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini ia mengambil kesempatan. Tapi kalau aku sampai menolak, maka artinya aku mengakui kalah sebelum bertarung. Dan sudah pasti aku tidak akan sudi harga diriku direndahkan manusia seperti dia.Tidak ada pilihan. Akhinya kusetujui

  • Detektif Naga   Terpojok

    Sementara itu, diam-diam aku pun membuka lantai kayu yang ternyata adalah sebuah pintu menuju tempat lain di dalam rumah itu.***Kubuka dengan perlahan lantai kayu itu dan kucoba mengamati sekitar ruangan bawah tanah yang tersembunyi di bawah sana. Rupanya tidak ada siapapun di sana. Aku pun mulai menuruni tangga kayu yang merupakan akses untuk menuju ruangan bawah tanah itu.Seperti sebelumnya, tidak ada siapapun di ruangan bawah tanah. Meski begitu, tetap saja aku harus bersiaga dengan menodongkan pistol ke depan.Kulangkahkan kakiku menyusuri setiap sudut ruangan. Dan aku baru sadar, ternyata ruangan bawah tanah itu dilapisi oleh lapisan kedap suara. Pantas saja tidak terdengar apapun dari luar meski Edi mungkin telah banyak melakukan tindakan melanggar hukum di rumah ini.Masih tidak kutemukan keberadaan Edi dan juga Gwen. Dan itu membuatku semakin frustasi. Aku sangat takut kalau Edi membawa Gwen pergi dan ia melakukan hal yang buruk pada Gwe

  • Detektif Naga   Pencarian

    Melihat Gwen yang mulai berteriak itu, tak membuat Edi menjadi panik. Ia bahkan kembali terbahak dan semakinmenjadi-jadi layaknya orang gila. Lalu ia mendekatkan wajahnya pada Gwen dan berkata, “Percuma saja kau berteriak. Ruangan ini kedap saura, jadi si bodoh itu tidak akan bisa menemukan kita....”****Draco Pov*Kulajukkan mobilku dengan kecepatan sangat tinggi sembari berusaha menghubungi ponsel Gwen. Tapi bahkan sudah lebih dari lima puluh kali kucoba, tetap saja Gwen tidak menjawab panggilan telpon dariku.Tentu saja hal itu semakin membuatku panik dan khawatir. Hingga akhirnya ponselku tiba-tiba berdering dan kupikir itu adalah Gwen. Tapi sayangnya aku salah. Ternyata itu adalah panggilan dari Edi Tomb yang bahkan sedang kami buru.Segera saja kusambar ponsel yang tadinya kuletakkan di kursi mobil dan kuangkat panggilan telpon itu. “Hallo, Tuan Black! Kau senang mendengar suaraku? Atau mungkin kau ingin mendengar suara yan

  • Detektif Naga   Disekap

    Benar saja, anak-anak nakal itu mulai menyeringai melihat kehadiran Gwen di sana. Sementara itu, Gwen pun mulai menelan salivanya dan ia merasa kakinya mulai bergetar.***Benar saja. Kawanan remaja liar itu pun mulai mendekati Gwen. Bahkan kini kondisi Gwen layaknya seekor domba yang terjebak di hadapan kawanan serigala lapar. Tapi Gwen tidak sebodoh itu. tentu saja sejak awal ia sudah menyiapkan alat-alat yang beguna untuk melindungi diri.Diam-diam ia mulai merogoh ke dalam saku celananya dan mengambil sebuah botol semprotan merica. Gwen mulai memasang ancang-ancang untuk melindungi dirinya kalau nantinya anak-anak nakal itu mulai mengganggunya.Seorang remaja laki-laki bertubuh kurus dengan rambut hitam yang berantakkan mulai mendekat pada Gwen dan ia berkata, “Apa kau tersesat, Nyonya? Kurasa kau bukan penduduk di wilayah ini?”Dan pemuda lainnya menimpali, “Wow! Kurasa kami bisa mengantarmu pulang, tapi dengan sedikit upah t

  • Detektif Naga   Jebakkan

    Kalau begitu, kecurigaanku pada Edi ternyata salah. Kalau bukan Edi, lalu siapa sosok berjubah hitam yang telah mencuri mayat-mayat selama ini?***Tanpa membuang banyak waktu aku pun segera menuju pemakaman seperti yang dikatakan oleh Albert. Sejujurnya aku sangat penasaran dengan sosok berjubah hitam itu. kalau memang bukan Edi, lalu siapa orang itu?Dengan kecepatan tinggi akhirnya aku pun sampai di pemakaman kurang dari sepuluh menit. Albert dan sekitar sepuluh orang Polisi ternyata sudah mengintai di sana ketika aku datang. Albert memberi isyarat padaku untuk mendekat ketika melihatku datang.Aku pun segera bergabung bersama Albert dan seperti instruksi yang diberikan Albert aku berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Ya, karna terakhir kali aku kehilangan sosok berjubah hitam itu bahkan membuatku berkubang dengan lumpur.Dengan aba-aba dari Albert, kami pun mendekat pada sosok berjubah hitam yang sedang berada di sebuah makam dengan perlahan

  • Detektif Naga   Kembalinya Sosok Berjubah Hitam

    Sontak Edi pun mulai beraksi dengan ucapan Gwen. ia memang tidak mengatakan apapun, tapi jelas kalau wajahnya kini terlihat cemas dan ia mulai menjadi tegang. ***Bahkan cukup lama ia terdiam hingga akhirnya, Gwen pun kembali berkata, “Tuan Tomb? Bagaimana?”“Oh...yah. A-apakah harus di rumah? M-maksudku...mungkin kita bisa wawancara di tempat lain?”“Masalahnya, aku bisa sekalian mengambil gambar tentang proses pembuatan produkmu,”Sebenarnya Edi merasa sangat enggan jika Gwen masuk ke dalam rumahnya. Tapi ia juga tidak punya alasan untuk menolak Gwen masuk ke dalam rumahnya. Akhirnya, dengan terpaksa Edi pun membiarkan Gwen masuk ke dalam rumahnya.Benar saja, baru sampai di depan gang. Gwen mulai mencium aroma aneh seperti yang dikatakan oleh Draco. Antara bau busuk, anyir tapi juga wangi yang aneh. Mendadak bulu kuduknya pun mulai merinding. Entah kenapa ia merasa suasana di sana mulai terasa me

DMCA.com Protection Status