Share

Bab 728

Penulis: Queencard
Nyonya Handoyo menyeringai, “Kamu berpura-pura menjadi putri keluarga kaya, dan akhirnya mempermalukan dirimu sendiri saat melihat pameran, apakah sekarang kamu telah mengungkap dirimu sendiri?”

Sisi menyerahkan surat undangan kepada staf dan menjawab dengan tenang, “Tidakkah kamu tahu bahwa kedua kursi ini sudah ditetapkan hari ini? Bagaimana kamu bisa membiarkan orang lain untuk duduk asal di sini?”

Staf melihat undangan itu dan wajahnya langsung berubah. Dia dengan hormat berkata, “Maaf, karena saya kira Anda berdua tidak datang atau terlambat karena sesuatu, itulah mengapa kesalahpahaman ini terjadi!”

Sisi tersenyum tipis dan berkata, “Sekarang aku sudah datang, tolong kosongkan kursinya untukku.”

“Baik, akan segera diatur.”

Staf hanya bisa berjalan ke arah Nyonya Handoyo sambil berkata dengan penuh keberanian, “Maaf Nyonya Handoyo, kedua kursi ini sudah dipesan sebelumnya.”

“Apakah kamu tidak tahu bahwa aku adalah Nyonya Handoyo? Berani kamu memintaku untuk menyerahkan kursiku?”

W
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 729

    Nyonya Handoyo berkata, “Mengapa hanya ada satu kursi? Dia datang denganku.”“Kami benar-benar minta maaf, Nyonya Handoyo. Sebagian besar tamu hari ini telah hadir dan tidak ada kursi kosong tambahan. Lain kali Anda bisa mengatakan bahwa Anda menginginkan dua undangan sebelumnya, jadi kami bisa menyiapkan dua kursi di tengah untuk Anda terlebih dahulu, bagaimana?”Kata-kata manajer sangat sopan, jadi Nyonya Handoyo tidak bisa membantah. Dia hanya bisa berkata, “Kalau begitu, cari dan atur satu kursi untuknya.”“Baik, tidak masalah.”Nyonya Handoyo langsung beranjak dan berjalan menuju kursi tengah di seberangnya.Namun, Vina hanya bisa berdiam diri, dan merasa sangat malu.Sandi berdecak dua kali, “Kak Vina, kalau nanti kamu tidak dapat tempat duduk, maukah kamu duduk bersamaku?”Siapa suruh Vina, si pelacur itu menjadi begitu sombong tadi?Ekspresi Vina langsung berubah. Dia menggenggam erat tasnya, “Tidak perlu.”Manajer menatap Vina dan berkata, “Nyonya, apakah Anda memiliki kartu m

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 730

    Vina berbalik dengan angkuh dan mengikuti sang manajer ke depan, akhirnya melihat hanya ada sebuah tempat kecil dan sempit di ujung barisan terakhir.Setelah melihat itu, wajahnya menjadi sangat tidak menyenangkan.Manajer terbatuk-batuk dan berkata, “Maaf, semua tamu sudah hadir hari ini, jadi tidak ada kursi yang tersisa.”Setelah berbicara demikian, manajer itu pergi. Karena ada banyak perempuan yang mencari kursi dengan memanfaatkan orang lain akhir-akhir ini, jadi dia tidak perlu menghiraukannya.Vina melihat ke sudut ruangan, seolah-olah dia merasakan hal yang sama saat ini. Dia memaksa dirinya untuk tenang dan kemudian berjalan ke tempat itu untuk duduk. Bagaimanapun, dia akhirnya sampai sejauh ini dan tidak akan pernah mudah menyerah oleh hinaan itu.Setelah dia duduk, dia mengeluarkan ponsel dan mengambil banyak foto dari tempat itu. Dia akan menggunakannya untuk memposting di media sosial dan membangun citranya sendiri nanti.Vina melihat dua perempuan di barisan depan. Pada

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 731

    Sisi tersenyum tipis, “Nona Vina, bukankah kamu tidak mementingkan merek sama sekali? Itu hanya sebuah gaun, kenapa kamu begitu kesal?”Vina benar-benar dongkol. Meskipun dia berkata demikian, tapi gaun itu adalah hasil meminjam. Sekarang gaun itu rusak, dan dia tidak mampu menggantinya!Saat ini Vina tidak peduli dengan citranya sama sekali, dia berkata dengan marah, “Kamu yang mengotori gaunnya, jadi kamu harus menggantinya.”“Kalau begitu bagaimana dengan kamu yang sengaja menyiram air ke bajuku?”Sisi langsung pergi setelah melontarkan kalimat itu, dia tidak ingin berbicara panjang lebar dengan Vina. Apakah si munafik itu mengira bahwa ini di Surabaya jadi dia bisa menggunakan cara licik seperti itu?Selama Vina tidak memiliki prinsip atau etika yang baik, maka etika yang umumnya berlaku tidak dapat membatasinya.Saat Sisi keluar, acara sudah selesai.Sandi menuju ke sebelah Sisi dengan wajah bersemangat, “Kak Sisi, aku mendapatkan baju dan tas model terbaru.”“Tas itu sepertinya t

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 732

    Kata-kata Sandi sangat tajam, seolah-olah menusuk jantung Vina.Vina tidak bisa berkata-kata, kemudian mendongak dan melihat Nyonya Handoyo di sana. Matanya berbinar, “Bibi Handoyo.”Ketika Nyonya Handoyo melihat situasi ini, sebenarnya dia berencana untuk pergi secara diam-diam, tetapi tidak disangka dipanggil oleh Vina.Nyonya Handoyo hanya bisa melangkah dengan terpaksa, “Vina, itu hanya gaun, tidak perlu terlalu mempermasalahkannya.”Lagi pula, orang-orang yang hadir dalam pameran itu adalah orang kaya.Biasanya orang-orang yang ada masalah kecil seperti ini, mereka tidak akan meributkan tentang ganti rugi untuk pakaian mereka, yang tampaknya terlalu sepele.Setelah mendengar ucapan Nyonya Handoyo, Vina menyadari pandangan orang di sekitarnya, sehingga dia bereaksi dengan memperlihatkan ekspresi rapuh dan tak berdaya, khas perempuan munafik.Seorang pria di sebelahnya tidak tahan ketika melihat hal itu, dan berkata, “Astaga, gadis ini akan menangis. Lagi pula, itu hanya sejumlah ua

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 733

    Situasi menjadi canggung sesaat.Sisi juga ingin melihat bagaimana Vina sekarang!Sandi terus mengompori dan berkata, “Vina, bicaralah. Transfer bank atau Gopay?”Vina mengepalkan tangannya dengan erat. Dia bahkan tidak mampu membayar 760 juta, apalagi 2 miliar.Pada saat itu, orang-orang di sekitar mulai berbisik-bisik, “Mengapa dia diam? Tadi dia mengatakan dengan yakin akan mengganti rugi, apakah dia tidak mampu membayar?”“Benar, perempuan ini terlihat agak asing, siapa yang membawanya ke sini?”“Sepertinya Nyonya Handoyo yang membawanya, dan mereka awalnya duduk bersama.”Banyak orang melihat ke arah Nyonya Handoyo. Salah satu perempuan kaya sengaja angkat bicara, “Nyonya Handoyo, dia adalah orang yang kamu bawa, sepertinya dia sedikit tidak pantas untuk hadir di acara ini.”Nyonya Handoyo juga merasa sangat malu. Dia berjalan ke arah Vina dan memarahinya dengan suara pelan, “Lihat lelucon apa yang kamu perbuat. Aku benar-benar malu.”Ketika Vina berhadapan dengan Nyonya Handoyo,

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 734

    “Aku jelas di pihak sepupuku.”Sekarang Sandi menghayal. Jika Husein dan Kak Sisi menikah, bukankah dia tidak perlu mengkhawatirkan tentang apa pun di masa depan, ditambah lagi tidak perlu melihat wajah Bibi.Bibi Handoyo melihat bayangan punggung mereka menjauh, dia hampir tidak bisa menahan amarahnya. Hari ini benar-benar sangat memalukan.Nyonya Handoyo berbalik menuju kamar kecil untuk melihat Vina sedang membasuh gaunnya. Dia langsung marah dan berkata, “Vina, ada apa denganmu hari ini?”“Bibi Handoyo, aku minta maaf. Apa yang terjadi hari ini adalah kesalahanku, tetapi konflik antara aku dengan Nona Sisi sebenarnya demi Kak Husein.”“Demi anakku? Kenapa kamu berkata begitu?”Vina menjawab dengan tatapan kompleks, “Bibi Handoyo, aku baru saja mengetahui masalah ini. Bukankah aku sudah memberitahumu kemarin bahwa Nona Sisi memiliki seorang putri yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit? Kak Husein belakangan ini sibuk…”“Oke, oke, jangan berputar-putar, langsung pada intinya.”

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 735

    Mengundang perempuan bernama Sisi itu untuk menghadiri pesta ulang tahun?Nyonya Handoyo merenung sejenak dan mengangguk, “Itu ide yang bagus.”“Benar. Dengan cara ini, dia dapat melihat dengan jelas sikap Keluarga Handoyo.”“Hmm, itu benar. Meskipun Nona Sisi berasal dari keluarga kaya di kota Manado, putri dari keluarga kaya di Surabaya juga tidak buruk. Dia memiliki kondisi yang jauh lebih baik daripada perempuan yang telah bercerai dan memiliki putri yang sakit-sakitan.”Nyonya Handoyo memikirkan perempuan bernama Sisi yang tadi begitu sombong karena memiliki kartu member VIP. Sisi tahu bahwa dia adalah ibu Husein, tetapi dia menolak untuk menatapnya!Benar-benar memuakkan!Vina menurunkan kelopak matanya untuk menutupi kebencian yang bergejolak di matanya. Suatu hari, dia akan membuat orang-orang yang meremehkannya berlutut dan memohon belas kasihan.Mereka yang disebut keluarga kaya ini, termasuk Nyonya Handoyo.Perempuan bernama Sisi itu, dan juga Sandi.Dia tidak akan melepaska

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 736

    Sisi kembali ke rumah sakit dan merasa sedikit gugup ketika memikirkan hasil tes pencocokan besok malam.Meskipun dia tahu bahwa tingkat keberhasilan pencocokan Husein dengan putranya lebih dari 90 persen, hatinya masih gelisah sampai hasilnya keluar.Setelah Sisi menemani putrinya makan malam, Husein datang.Mata Dela berbinar, “Apa yang ada di dalam kotak itu?”Dua pengawal di sebelah Husein datang dengan membawa sebuah kotak besar, yang jelas berisi sesuatu yang cukup besar.Pria itu menjawab dengan suara lembut, “Kamu akan tahu nanti.”Sisi juga penasaran. Hadiah apa yang dibelikan Husein untuk putrinya?Kotak itu baru dibuka, tak lama setelah pengawal meletakkan kotak. Di dalamnya terdapat sebuah miniatur istana putri Disney.“Wow, indah sekali.”Dela langsung terpana, dan matanya yang besar seketika berbinar.Sisi menatapnya dengan heran, “Kamu sengaja membeli ini?”“Aku melihatnya saat inspeksi toko hari ini, aku ingat bahwa anak itu pasti sangat bosan tinggal di bangsal. Ini bi

Bab terbaru

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status