Share

Bab 548

Author: Queencard
Sita tidak ingin mendengar lebih lama lagi, jadi dia berbalik dan melirik Govi, “Aku pergi dulu, kalian bicaralah baik-baik.”

Dia sudah tidak tahan lagi. Benar saja, apa yang dikatakan kakaknya tadi malam benar. Reuni teman sekelas adalah kegiatan di mana semua orang akan berbicara untuk membandingkan satu sama lain, dan itu sama sekali tidak menarik.

Ketika dia keluar dari kamar kecil untuk menunggu lift, Jenny menangis begitu keras sampai air matanya mengalir keluar dari hidungnya. Dia langsung menghentikan Sita, “Sita, jangan melakukan ini kepadaku. Aku salah kali ini. Maafkan aku!”

Sita melihat Jenny seperti ini, dia langsung menatap sahabatnya, Govi dengan heran. Apa yang terjadi?

Govi mendengus dingin dan berkata, “Barusan, Jenny menerima telepon dari keluarganya, mereka mengatakan bahwa keluarganya akan bangkrut karena dia telah menyinggung perasaan pemilik restoran. Aku pikir itu memang pantas. Siapa suruh dia berbicara seburuk itu?”

Ketua kelas dan teman-teman lain juga menduk
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aku Syantik
doble up dong thour sekali2...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 549

    Bibir Sita bergerak-gerak. Apakah Jenny terpukul terlalu keras, sehingga otaknya tidak bisa digunakan?Setelah menunggu beberapa saat, hujan di luar masih sangat deras.Namun, sopirnya masih belum tiba. Dia hanya menumpang mobil pada sopir itu hari ini, dan tidak meminta nomor telepon sopir itu. Dia tidak tahu mengapa sopir itu belum datang.Jenny langsung berekspresi sedikit tidak wajar, “Dengar, aku tidak salah. Sita terlalu takut membiarkan orang tua itu datang menjemputnya, takut ketahuan oleh kita!”Sita mengerutkan kening dan menoleh, “Jenny, apakah pelajaran tadi belum cukup untukmu?”Dia awalnya berencana untuk kembali dan memberitahu kakaknya bahwa meskipun dia tidak menyukai Jenny, dia tidak akan dengan mudah membiarkan keluarganya bangkrut, tetapi Jenny benar-benar pantas mendapat pelajaran itu.“Lagi pula, aku sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang. Mengapa aku harus takut padamu? Hari ini, aku juga ingin mengungkap identitas aslimu! Seorang yatim piatu yang berubah menjad

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 550

    Pengikut Jenny segera berkata, “Benar. Sita, apakah sopirmu belum datang? Apakah kamu takut Jenny akan mengetahui siapa dia dan mengadu pada istrinya, jadi kamu tidak berani membiarkan pria tua itu datang?”Setelah kalimat itu diucapkan. sebuah mobil mewah berwarna hitam terbaru berhenti di luar restoran!Garis-garis pada bodi mobil itu mulus, menembus hujan deras di malam hari dan berhenti di luar restoran!Untuk sesaat, pandangan semua orang teralihkan.Panji tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru, “Keren, mobil ini adalah Rolls Royce terbaru yang bahkan tidak bisa dibeli dengan uang.”Jenny juga menggerakkan kepalanya untuk menoleh.Sita menatap mobil mewah berwarna hitam di depannya dengan sedikit keraguan di matanya. Sepertinya, mobil itu bukan milik kakaknya atau milik sopirnya!Dia tampak familiar dengan logo itu, tetapi dia ingat bahwa mobil manusia anjing itu juga seperti ini, tetapi modelnya tidak sama!Pintu belakang terbuka, dan pria itu keluar dari kursi belakang samb

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 551

    Sita melihat tangan Panji memegang kartu nama,seperti membeku di udara, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat Husein, “Orang lain memberimu kartu nama, bukankah akan lebih sopan jika kamu menerimanya?”Alis Husein memancarkan cibiran, “Apakah dia juga pantas memberiku kartu nama?”Wajah Panji seketika berubah, “Apa maksudmu?”Bagaimanapun, Panji adalah anak generasi kedua dari keluarga kaya. Jadi, dia tidak pernah mengalami penghinaan seperti itu.Tetapi Panji juga sedikit tidak percaya diri. Bagaimanapun juga, pria itu memiliki Rolls Royce yang sangat mahal, dan tidak sembarangan orang bisa membelinya.“Secara harfiah, direktur perusahaanmu juga memberikan kartu nama padaku dan memintaku menginvestasikan sejumlah uang, sepertinya dia kekurangan dana untuk proyek kecerdasan buatan.”Nada bicara Husein acuh. Dia berdiri di tengah hujan, tetapi postur tubuhnya yang tegap seolah menekan semua orang.Dia hanya berdiri di sana tanpa melakukan apa pun, tetapi terlihat tidak men

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 552

    Jenny tertawa terbahak-bahak, “Tuan, anda dengar, Sita sudah mengakuinya!”Hahaha, identitas asli Sita hari ini pasti terungkap. Mungkin juga dirinya bisa meninggalkan kesan baik pada pria tampan dan kaya itu. Di masa depan, hubungan dia dan pria tampan yang kaya itu masih bisa berkembang. Jenny telah berfantasi tentang alur drama korea yang tidak terhitung jumlahnya di dalam hatinya.Husein menatap Sita dengan wajah tegas, “Apakah itu yang kamu katakan di luar?”Mata Sita berkedip, “Aku tidak mengatakan apa-apa, mereka yang mengatakan semua itu.”Wajah pria itu menggelap, “Apakah aku setua itu?”Apa maksudnya putus kuliah karena menikah dengan pria tua?Husein merasa sedikit tidak nyaman dan merasakan tamparan yang keras dalam hatinya, “Meskipun aku sepuluh tahun lebih tua darimu, tapi aku selalu merawat diri!”Dia menatap wajah Sita yang awet muda, sehingga tenggorokannya bergerak beberapa kali. Dia seketika sedikit muram karena usianya.Sita melihat wajah tampan di depannya. Sebenar

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 553

    Govi mengangguk, “Ketua kelas, kamu cukup pintar. Kamu bisa menyimpulkan jawaban dengan tepat.”Jenny di sebelahnya langsung mendengus dingin, “Tidak mungkin! Mantan suami Sita adalah seorang pria tua, bagaimana bisa dia begitu tampan?”Pengikut Jenny juga ikut menimpali, “Benar, jika suami Sita benar-benar begitu tampan dan kaya, lalu mengapa Sita ingin bercerai? Jika itu aku, aku akan tetap berada di sisi pria itu meskipun aku harus kehilangan malu.”Govi menyeringai sambil menatap Jenny dan yang lainnya, “Kalian tidak mengalaminya, tetapi kalian bisa berkata seperti itu. Sita sekarang adalah perempuan kaya raya, dan dia tidak perlu bergantung pada pria sedikit pun. Sekarang mantan suaminya tidak ingin melepaskan Sita.”Jenny menyangkal, “Aku tidak percaya.”“Aku tidak peduli kamu percaya atau tidak. Tapi Jenny, daripada menggunakan waktumu untuk mengurusi orang lain, mengapa kamu tidak memikirkan perusahaan keluargamu yang bangkrut? Apa yang akan kamu lakukan di masa depan?”Jenny t

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 554

    Setelah berbicara demikian, pengikutnya pergi sendirian.Jenny sendirian di tengah hujan lebat dengan kecemburuan dan ketidakpercayaan melintas di matanya. Dia berteriak dengan keras, “Aku tidak percaya, aku masih tidak percaya!”Sita adalah seorang yatim piatu yang sangat miskin saat di sekolah dulu. Bagaimana mungkin dia sekarang berubah menjadi seorang perempuan kaya dan memiliki mantan suami terkaya di Surabaya?——Sita duduk di dalam mobil dan bersin. Dia menggosok hidungnya. Kemungkinan Jenny sedang mengata-ngatai dirinya.Mobil mewah itu mengisolasi hujan deras di luar, dan di dalamnya sangat tenang.Pria itu menyerahkan tisu. Sita mengambilnya dengan kasar untuk menyeka hidungnya. Saat itu, ponselnya berdering.Itu adalah panggilan telepon dari Doni, dan dia menjawab tanpa ragu, “Halo kak, ada apa?”“Kamu di mana? Di luar hujan deras, dan hari ini aku memanggil sopir itu karena ada keadaan darurat. Aku tidak menyangka Boni menugaskan sopir itu untuk mengantarmu. Aku baru tahu k

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 555

    Tatapan Sita dipenuhi kecurigaan, sehingga membuat Husein sangat kesal sampai giginya sakit.Dia menoleh ke samping untuk menatapnya, “Aku orang seperti itu di matamu?”“Bukankah begitu?”“Kapan aku pernah melakukan hal seperti itu?”Sita memukulkan tangannya ke jok kursi dengan keras, “Masih bilang tidak? Bukankah terakhir kali kamu meminta kepala sekolah untuk memberiku saran agar aku mengambil mata kuliah tambahan di departemen musik sehingga aku bisa menunda kelulusan?”Husein seketika menutup mulutnya, dia memang memikirkan hal itu sebelumnya.Tapi bagaimana mungkin dia bisa mengakuinya?Sita menatapnya, “Kenapa kamu tidak mengatakan apapun? Jawab saja.”Husein menyilangkan kakinya dan meletakkan tangan di kursi dengan santai, “Itu karena aku melihat bakatmu dalam bermain piano sebelumnya, jadi aku menyarankan kepada kepala sekolah. Setelah kamu menolaknya, apakah aku memaksamu?”Sita memalingkan wajah dengan kesal. Pria anjing itu sangat cerdik.Mobil itu kembali hening. Husein m

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 556

    Sita membuka pintu mobil dan turun. Payung di tangan Husein menghalangi air hujan mengenai dirinya.Dia berdiri di depan Husein, “Aku pinjam payungnya dulu. Aku akan ke sana sendiri. Kamu bisa pulang dulu.”Sekarang Sita teringat dirinya lupa mengirim pesan WhatsApp kepada kakaknya kalau dia sudah sampai.Husein tetap tidak bergerak, “Aku akan mengantarmu ke sana.”Pada saat itu, suara kakaknya terdengar dari samping, “Sita!”Sita menoleh dan melihat Doni serta Boni. Mereka juga jelas melihat Husein yang berada di sampingnya.Untuk sesaat, suasana menjadi sedikit tegang.Doni berjalan mendekat lebih dulu dan menatap ke arah Husein dengan wajah dingin, “Kenapa kamu disini?”Nada suara Boni tidak menyenangkan, “Husein, terakhir kali aku sudah memperingatkanmu untuk menjauh dari adikku. Dia sekarang bukan seseorang yang bisa dengan mudah kamu dapatkan. Apakah kamu tidak memahaminya?”Doni menatapnya, “Sita, kemarilah.”Sita berjalan dari bawah payung Husein ke sisi kakaknya, lalu payung d

Latest chapter

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status