Share

Bab 453

Penulis: Queencard
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-08 18:00:00
Setelah mendengar ucapan pria paruh baya itu, Sita menyadari bahwa tampaknya pria itu adalah dekan akademik musik.

Saat dia mengerutkan bibir dan tidak tahu bagaimana menjawabnya, Husein di sebelahnya menjawab dengan tenang, “Tidak ada yang istimewa. Dia adalah istriku, dan tolong jaga dia di sekolah untuk ke depannya.”

Setelah mendengar ucapan itu, pikiran Sita seketika meledak. Apa yang manusia anjing itu katakan?

Dia menatap Husein dengan heran. Bukankah dia selalu menekankan kepada Sita untuk tidak mengekspos hubungan pernikahan mereka di luar?

Tetapi apa yang sekarang terjadi dengannya, mengapa dia benar-benar mengakuinya di depan umum?

Apa Husein sudah gila?

Seketika, semua orang di ruang privat tercengang. Selain kepala sekolah yang tersenyum, Boni juga tampak tidak senang sambil menatap Husein.

Pria paruh baya yang baru saja bertanya itu langsung mengambil gelasnya dan berkata kepada Sita, “Maafkan saya, Nyonya Handoyo. Saya hanya basa-basi. Tolong jangan pikirkan kecerobohan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 454

    Lupakan saja, Sita tidak peduli dengan apa yang dipikirkan semua orang dan mulai mengacau.Selama dia tidak malu, maka biarkan orang lain yang malu!Bagaimanapun, keributan ini disebabkan oleh Husein, dia bisa membereskannya sendiri.“Sita, cobalah makanan penutup ini. Kukis ini sangat enak.” Boni menatap Husein dengan ekspresi puas.Husein melihat makanan penutup itu, sehingga dia berkata dengan tenang, “Itu tidak boleh, dia tidak bisa memakannya.”Boni mengangkat alisnya, “Mengapa dia tidak bisa memakannya?”“Karena mengandung alkohol.”Perempuan hamil tidak boleh mengonsumsi alkohol!Husein menatap Sita dengan ragu. Apa mungkin Boni tidak mengetahui tentang kehamilannya?Sita mengerti maksud Husein yang mengisyaratkan bahwa dia sedang hamil, sehingga dia tidak boleh memakan apa pun yang mengandung alkohol. Dia melirik makanan itu, “Aku kenyang, jadi aku tidak akan memakan makanan penutup ini.”Bagaimanapun, sepupu keempatnya masih belum tahu tentang kehamilannya.Boni dengan enggan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 455

    Sita melihat ekspresi Husein ragu-ragu, seperti benar-benar ingin mengatakan sesuatu. Namun, Sita belum pernah melihatnya begitu ragu-ragu sebelumnya.Bagaimanapun, dia adalah Husein, pewaris Grup Handoyo yang sangat mengesankan.Pria itu selalu tegas di mall dan tidak pernah ragu-ragu dalam mengambil keputusan.Dia menatap lurus ke arah Husein dengan sepasang mata bulat, tetapi Husein sedikit menghindari tatapannya, seolah-olah bibirnya tidak bisa mengatakan apa-apa.Pria itu tiba-tiba merasa sedikit frustasi sampai menarik dasinya, sial.Husein menarik napas dalam-dalam sambil menatap Sita, “Sita, sebenarnya…”Boni yang berdiri di sebelahnya menyadari bahwa situasinya tidak tepat sehingga dia langsung menyela Husein, “Sebenarnya ada apa? Jangan ragu-ragu. Jika kamu ingin mengatakan sesuatu, cepat katakan, atau tidak sama sekali. Kamu tidak seharusnya mengulang masa lalu! Cinta yang terlambat hanya membuatmu menyesal! Lebih baik kamu berpikir sebelum mengatakannya, agar tidak tertampa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 456

    Baiklah, dia akan mencari Husein nanti untuk menyelesaikannya!Sita melihat sepupu keempatnya akhirnya melajukan mobil pergi. Baru kemudian dia menghela napas lega. Dia menoleh untuk melihat restoran di sana dan teringat dengan tindakan aneh Husein tadi. Di dalam hatinya, dia merasa sedikit tidak bisa memahaminya.Barusan, apa yang ingin Husein katakan?Dia hanya memikirkan sejenak, namun pikirannya berantakan. Akhirnya, dia memaksakan diri untuk tenang dan tidak goyah seperti itu hanya karena beberapa perkataan Husein.Setelah Sita pulang ke rumah, dia hanya berbaring di tempat tidur untuk beristirahat.Dia sangat lelah akhir-akhir ini. Terutama karena sekarang perutnya semakin membesar dari hari ke hari. Dia merasakan sensasi ditarik ketika membungkuk atau jongkok.Dia menyentuh perutnya dan diam-diam memutuskan untuk segera pergi.Keesokan harinya, Sita pergi ke sekolah untuk belajar.Namun, setelah dia menyelesaikan kelas, pembimbing menghentikannya, “Sita, kepala sekolah mengataka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 457

    Husein mendongak dan mengerutkan kening, “Apa yang Ibu lakukan di sini?”“Nak, aku meneleponmu tadi malam, kenapa kamu tidak menjawab? Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting kepadamu, kenapa kamu belum membalasnya?”Wulan masuk ke kantor dengan sangat antusias. Husein berbicara dengan tenang, “Ada sesuatu yang harus aku tangani.”Dia duduk di sofa sambil membawa tas bermereknya, “Nak, kudengar kamu menandatangani perjanjian perceraian dan memberikan semua saham atas namamu kepada Sita?”Mendengar hal itu, Husein tahu bahwa ibunya telah mengetahui hal itu dari mulut Linda.Dia tidak ingin orang lain mengetahui tentang hal itu. Bagaimanapun juga, itu sedikit memalukan.Dia menjawab dengan ekspresi tegas, “Itu benar.”Saat itu, yang dia akui adalah bahwa dia tidak membaca dengan baik perjanjian pembagian harta pasca perceraian dan langsung menandatanganinya.“Nak, bagaimana kamu bisa begitu bodoh? Apakah kamu tidak tahu apa artinya memberikan semua saham kepada Sita? Itu berarti kamu h

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 458

    Husein menarik dasinya dengan cemas sambil melihat perjanjian pranikah di depannya, seolah-olah dia telah tertampar dengan keras.Hal yang paling buruk adalah setiap kali dia mengatakan bahwa Sita gila harta, perempuan itu tidak pernah menyangkalnya.Dia berusaha untuk menutup matanya. Mungkin wanita itu telah membela diri sebelumnya, tetapi sepertinya dia juga tidak mempercayainya.Husein mengira bahwa dirinya selalu akurat dalam melakukan sesuatu dan menilai seseorang. Namun, dia terkecoh oleh Sita, wanita yang membuatnya sangat tidak bahagia, bahkan merasa lebih bersalah.“Nak, apa yang kamu pikirkan? Aku sudah memperingatkan Sita dia auditorium kemarin. Dia seharusnya sudah tidak berani membuat masalah dengan perjanjian pembagian harta pasca perceraian lagi.”Husein menurunkan tangannya dan menatap dengan gelap, “Apa yang kamu katakan padanya kemarin?”“Aku menunjukkan dokumen perjanjian pranikah ini kepadanya. Aku membawa salinannya, agar Sita tidak merobek dokumen asli itu. JIka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 459

    Sita tidak tega melihat Nenek yang sangat menantikan cucu darinya.Jika dia tiba-tiba pergi setelah ini, dia tidak tahu betapa sedihnya Nenek, dan betapa khawatir dia terhadap anak itu.Jadi, lebih baik mengatakan yang sebenarnya kepadanya sekarang!Dia harus mengatakan kepada Nenek bahwa sebenarnya dia tidak hamil sama sekali. Keputusan ini hanya dia buat agar Nenek bersedia menjalani operasi.Jika Nenek marah, maka dia tidak akan sedih lagi setelah meninggalkan Surabaya.“Sita, apa yang ingin kamu katakan?”Dihadapkan dengan tatapan ramah wanita tua itu, mata Sita menjadi sedikit memerah, “Nek, sebenarnya aku telah membohongimu selama ini. Kenyataannya, aku…”“Nenek!”Sebelum Sita selesai berbicara, suara berat seorang pria terdengar dengan kuat dari belakangnya. Dia mendorong pintu dan masuk ke bangsal rumah sakit. Langkah kakinya perlahan-lahan mendekat dan berhenti di sampingnya.Napas Sita sedikit tercekat. Dia menoleh untuk melihat pria yang mengenakan pakaian bergaris, dan memp

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 460

    Sita menatapnya dengan tatapan tidak percaya, tidak bisakah dia memahami bahwa dia sedang menyelamatkan diri dari masalah? Dia dulu tidak suka diatur oleh Nenek untuk melakukan suatu hal bersama.Tetapi pada akhirnya tidak ada yang bisa dia lakukan karena Husein menyetujui.Sita hanya bisa berdiri, “Nek, aku akan mengunjungimu lagi lain kali.”“Silakan, silakan. Pilihlah beberapa barang dan jangan lupa mengambil foto untuk dikirim padaku. Jika aku bisa jalan-jalan, aku ingin sekali berbelanja denganmu dan memilih sendiri barang-barang untuk anakmu.”Husein mengangkat bibirnya yang tipis, “Nenek, ketika badanmu sudah pulih, akan ada banyak kesempatan di masa depan.”Sita diam-diam melirik dengan sedikit keraguan dalam tatapannya setelah mendengar ucapan Husein.Saat ini Husein sudah salah paham bahwa anak di dalam perutnya adalah anak orang lain. Meskipun demikian, mengapa dia tiba-tiba mengucapkan kata-kata itu kepada nenek Handoyo?Mereka berdua meninggalkan bangsal bersama dengan ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 461

    Sita teringat jika dirinya pernah bertanya pada Husein beberapa kali, dan dia tidak ingin mempertahankan anak itu. Itu sebabnya dia begitu cemas dan ingin meninggalkan Surabaya untuk menjauh dari Husein.Husein mengerutkan kening karena tidak begitu paham dengan maksud Sita.Apakah Sita mengatakan akankah bisa memiliki anak darah dagingnya nanti?Pria itu dengan sungguh-sungguh berjanji, “Aku tidak akan memiliki anak darah dagingku, kamu tenang saja.”Memiliki dua anak dari Sita sudah cukup!Napas Sita tercekat sejenak. Saat dia mengerutkan ujung bibirnya dan hendak bertanya, ibu Lisa datang mendekat, “Tuan Muda dan Nona Muda, kalian belum pergi?”Dia langsung melepaskan tangan Husein sambil mendongakkan kepala untuk meliriknya. Husein memiliki wajah yang tampan dan sepasang mata yang dalam itu tidak bisa dimengerti.Sita menatapnya, kemudian Husein menepuk kening Sita dengan lembut, “Ayo pergi.”Kening Sita masih membekas sentuhan jari Husein. Dia dengan cepat menarik pandangannya dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15

Bab terbaru

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status