Share

Bab 298

Author: Queencard
Apa mungkin manajer itu baru saja dimarahi?

Sita sengaja memasang muka datar, “Oke, karena saya sudah menerima kompensasinya, saya mengampuninya.”

“Terima kasih Nona Sita. Saya benar-benar minta maaf.”

Setelah manajer departemen penggusuran meminta maaf berulang kali, tiba-tiba suara Linda terdengar dari arah sampingnya, “Heh, dasar tidak berguna! Bodoh!”

Sita mendongak dan melihat Linda berjalan keluar dari lift dengan sombong. Dia dengan tenang menjawab, “Orang-orang menyebutnya memperbaiki kesalahan.”

“Sita, jangan pikir kamu bisa menang dengan permainanmu hari ini.”

“Yah, setidaknya tujuanku sudah tercapai.”

Sita menatap Linda di depannya, “Jika kamu menggunakan cara kotor seperti ini lagi, percaya atau tidak, lain kali yang diunggah bukan audio tetapi video. Kamu seharusnya berterima kasih padaku karena sudah menyelamatkan mukamu.”

Setelah Sita mengatakan hal itu, Linda menjadi sangat marah, “Sita, aku benar-benar meremehkan kemampuanmu menggoda pria. Bahkan bisa menemukan pereta
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 299

    Kakak ipar, Anggi kebingungan sendiri. Mengapa Sita meretas perusahaannya?Terutama karena dua pria dalam grup itu begitu senang, seperti merayakan tahun baru.Ryan mulai paham alasan Sita belajar ilmu komputer dengan Rifan. Akhirnya Ryan menyimpulkan: [Sepertinya adikku membuat kemajuan pesat!]Anggi sedikit bingung: [Kenapa Sita tiba-tiba meretas sistem kantor cabang? Apakah dia menemukan sesuatu?]Doni menjelaskan seluk-beluk masalah ini.Yoga mengumpat di dalam grup: [Linda, si pelacur murahan itu, beraninya mengganggu Sita. Kak, menurutmu bagaimana solusi masalah ini? Jika Sita nanti mengetahuinya, bagaimana kamu akan menjelaskannya?]Doni menjawab: [Aku tahu. Beri aku waktu seminggu untuk mengurus masalah Linda.]Ryan mengambil kesempatan untuk angkat bicara: [Sita berencana untuk kembali ke Manado bersama kita setelah menyelesaikan studinya beberapa bulan ini. Kak, kamu harus segera menangani masalah Linda.]Ketika saat itu tiba, kalaupun Doni mengetahui jika Sita hamil, dia jug

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 300

    Saat siang hari, Felix keluar, “Sita, ayo makan siang bersama.”“Oke, senior. Aku yang traktir, Kamu terluka terakhir kali untuk menyelamatkanku. Sejak itu aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih.”“Ingin berterima kasih padaku sangat mudah, cukup berkomitmen denganku.”Ekspresi Sita sedikit canggung. Kemudian, Felix segera berkata, “Hanya bercanda. Jangan dianggap serius, ayo makan.”Pada saat ini, seorang wanita paruh baya masuk, “Nak, apakah pekerjaanmu sudah selesai? Ibu sudah memasak sup ayam untukmu, khusus untuk memulihkan kesehatanmu.”“Bu, apa yang ibu lakukan di sini? Bukankah aku sudah bilang tidak akan pulang untuk makan siang?”Felix mengerutkan alisnya. Dia tahu jika Sita hari ini bertugas di studio. Makanya dia sengaja menemui Sita untuk mengajaknya makan keluar.Tak disangka Ibunya datang ke kantor membawakan sup ayam, bukankah akan menambah kekacauan?“Nak, aku khawatir kamu kamu tidak makan yang baik di kantor, jadi aku membawakanmu sup ayam. Kebetulan Nona Sit

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 301

    Sita tidak menyangka akan bertemu dengan Husein disana!Terkadang takdir benar-benar tidak bisa dihindari!Saat ini, Felix juga spontan menatap Husein dan seketika matanya berbinar. Bukankah dia adalah tunangan Nona Linda?Tiga orang itu bertemu di pintu masuk restoran, sehingga suasananya menjadi sedikit tegang.Sita segera menarik pandangan, “Bibi Filia, ayo kita pergi ke ruang VIP untuk makan malam dulu.”Namun, Felix melangkah maju dan berjalan ke arah Husein, “Tuan Husein, kebetulan sekali anda juga makan di restoran ini.”Ketika Sita melihat Felix menyapa Husein, jantungnya seperti akan copot. Sejak kapan Felix mengenal Husein?Dia mendongak dan melihat pria yang sangat tampan di sana. Dia sekilas menatap balik lalu sedikit mengangguk tanpa mengatakan apa pun.Felix mencoba segala cara untuk menjalin relasi dengan Husein. Orang itu adalah orang terkaya di keluarga Handoyo. Jika keluarga Handoyo berinvestasi padanya nanti, studionya akan melambung dalam waktu singkat.Namun, Husei

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 302

    Sita berpikir sejenak, “Husein adalah sepupuku, iya dia sepupu jauhku!”Seusai berbicara demikian, dia langsung merasakan tatapan penuh makna dari pria itu mengarah padanya. Tapi, dia tidak melirik Husein sama sekali.Karena dia tidak mengerti apa yang sebenarnya pria ini ingin lakukan.Setelah mendengar penjelasan Sita, Felix langsung mempercayainya. Bagaimanapun, Sita juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Keluarga Syailendra yang merupakan keluarga terkaya di kota Manado. Jadi wajar jika Sita memiliki hubungan kekerabatan jauh dengan Keluarga Handoyo. Lagi pula, hubungan antara keluarga kaya itu cukup rumit, dan Felix tidak curiga sedikit pun. Dia malah bertambah senang dengan identitas dan latar belakang Sita.Jika dia bisa bersama Sita di masa depan, bukankah dia juga akan menjalin hubungan dengan keluarga Syailendra di Manado dan keluarga Handoyo di Surabaya?Felix berkata dengan antusias, “Kita juga jangan berdiri depan pintu. Tuan Husein, silahkan.”Husein menyipitkan matany

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 303

    Sita sedikit kewalahan terhadap semangat Bibi Filia yang terus mencoba menjodohkannya dengan Felix.Sekarang dia belum bercerai, bahkan masih mengandung anak mantan suaminya. Bibi Filia juga sangat menyayangi putranya, Felix. Bagaimana mungkin dia akan menerima perempuan dengan kondisi seperti itu.Sekarang dia hanya belum bisa menjelaskannya.Apalagi sekarang Husein masih di sana, hatinya menegang ketika dirinya diperkenalkan sebagai pacar Felix di depan mantan suaminya.Sita tersenyum canggung, “Bibi, hidangan sudah disajikan. Ayo kita makan dulu.”“Sita, kenapa kamu malu-malu? Lagi pula, semua yang ada di sini bukanlah orang asing. Sepupumu juga kebetulan di sini hari ini, dan dia juga mengenal putraku. Aku rasa tidak ada yang salah, kenapa harus malu? Bukankah untuk bertemu orang tua hanya tinggal tunggu waktu?”Sita berharap dia bisa menemukan tempat bersembunyi. Ibu Felix terus berbicara omong kosong. Dia keluar untuk makan malam dengan Felix hari ini hanya sebagai ucapan terima

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 304

    Felix segera berkata pada Sita, “Sita, kenapa kamu tidak memberitahuku jika Tuan Husein yang menyelamatkanmu saat itu? Hari ini aku bertemu dengan Tuan Husein, seharusnya aku sangat berterima kasih padanya. Tuan Husein, aku harus bersulang untukmu.”Husein melirik gelas wine di tangan Felix tanpa ekspresi, “Aku tidak minum alkohol.”Felix merasa sedikit malu dan mengganti cangkirnya dengan cangkir teh, “Kalau begitu mari kita ganti wine dengan teh.”Husein tidak menjawab, tetapi melirik ke arah Sita dan berkata, “Sepupu, bukankah kamu juga seharusnya bersulang untukku?”Sita menarik napas dalam-dalam. Ada apa dengan pria itu hari ini? Sita mengatakan bahwa dia adalah sepupunya hanya sebagai tindakan sementara agar hubungan mereka tidak terungkap.Bukankah dia yang membuat aturan ini setelah mereka menikah?Mengapa dia terlihat aneh?Bibi Filia di sebelahnya menyenggol lengannya, “Sita, kenapa diam saja? Cepat bersulang untuk sepupumu. Setidaknya dia sudah menyelamatkan hidupmu. Dia men

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 305

    Sita berdiri di tempat dan melirik ke kanan dan ke kiri pada dua pria itu.Satunya Husein, satunya Felix.Dia mengerutkan kening, “Kalau begitu, kalian lepaskan dulu.”Namun, tidak ada yang bergerak. Husein sedikit menyipitkan mata halusnya dan melirik Felix, “Apa yang kamu lakukan dengan memegang tangan sepupuku?”Felix langsung melepaskan tangannya dan segera menuangkan air hangat untuk Sita, “Sita, minumlah air dulu untuk melegakan tenggorokanmu.”“Terima kasih.”Sita hendak mengambil air hangat itu, sehingga dia menundukkan pandangannya untuk melihat tangan Husein, “Sepupuku, aku sudah bisa berdiri tegak sekarang.”Artinya, sekarang Husein bisa melepaskan tangan Sita.Husein dengan enggan melepaskan tangannya dan menatap dingin ke arah Felix di sampingnya dan merasa bahwa pria itu terlihat sangat tidak enak dipandang.Bukankah Sita memiliki hubungan dengan Ryan? Mengapa sekarang dia di sini bertemu dengan orang tua Felix?Setelah minum beberapa teguk air hangat, Sita tiba-tiba mera

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 306

    “Apa kamu yakin?”“Iya.”Husein melepaskan tangannya dan melihat tubuhnya mulai bergerak ke samping. Kemudian Sita meraih Husein di sebelahnya untuk menyeimbangkan tubuhnya. Dia tidak boleh jatuh saat ini!“Sita, lepaskan!”Suara geretakan gigi Husein karena marah terdengar dan Sita mendongak dan mendapati dirinya sedang mencengkram dasi Husein. Wajahnya memerah dan dia terlihat sedikit muram.Mata Sita tersenyum, mungkin dia berpura-pura mabuk dan tidak melepaskan tangannya, “Aduh, kepalaku sangat pusing, aku tidak bisa berdiri tegak dan mungkin akan terjatuh.”Husein sangat ketakutan sampai dia tidak bisa bernapas. Dia mengulurkan tangan dan memeluk Sita, “Sita, apakah kamu ingin membunuh suamimu?”Dia tadi hampir mati..Sita dipeluk olehnya, wajahnya langsung menempel pada dada Husein. Lewat kemejanya yang tipis, dia bisa merasakan panas yang keluar dari tubuhnya. Detak jantungnya yang kuat terdengar jelas di telinganya.Dia benar-benar tertegun.Mengapa Husein inisiatif memeluknya

Latest chapter

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status