Ucapan Sita benar-benar menusuk hati Linda.“Sita, menurutmu siapa yang wanita simpanan? Biar aku beri tahu, kakakku juga ada di rumah sakit ini. Aku tidak akan membiarkanmu bebas! Aku sudah melihat banyak wanita tidak beradab sepertimu. Kamu dan bibimu sama rendahnya.”Sita meraih tangan Linda dan menamparnya dengan punggung tangannya.Tatapannya dingin, “Linda, kau boleh menghinaku, tapi tolong jaga mulutmu dan jangan biarkan aku mendengar kamu merendahkan bibiku lagi. Apa kamu percaya bahwa aku bisa saja membunuhmu?”Bibinya memiliki kepribadian penakut dan memiliki banyak kekurangan, tetapi dia yang sudah membesarkan Sita. Jadi dia tidak akan membiarkan orang lain mengatakan hal itu tentang bibinya.Linda menatap Sita dengan tidak percaya, “Beraninya kau memukulku!”“Jika aku ingin memukulmu, maka aku akan pukul. Apa aku harus memilih hari untuk itu?”Sita merasa seperti menjadi orang yang berbeda. Dia dengan santai mengambil pisau buah di sebelahnya, “Moodku sedang tidak bagus saa
Linda sangat marah sampai dia tidak bisa tidur di malam hari saat teringat pernikahannya yang dibatalkan.Awalnya semua berjalan lancar, tetapi hari itu begitu banyak kesialan yang menyebabkan pertunangannya batal bahkan sebelum dimulai.Ryan mengangkat alisnya, “Karena aku?”“Husein berkata padaku jika kamu setuju melakukan operasi Nenek bukan karena aku.”Ryan terbatuk dan mengangguk, “Benar, itu memang bukan karena kamu.”Setelah Linda mendengar jawaban kakaknya, dia menatap dengan tidak percaya, “Kak, apa yang kamu katakan? Jika bukan karena aku, apa mungkin kamu mau melakukan operasi itu karena Husein? Bukankah kamu membenci Husein?”“Benar.”“Jika bukan karena aku, lalu karena siapa?”Linda juga sudah lama menyelidikinya, tapi tidak ada hasil dan semua itu terlihat sangat aneh.Ekspresi Ryan sangat tenang, “Linda, tidak ada gunanya banyak bertanya. Tapi aku ingatkan satu hal padamu, kebohonganmu hanya akan mengelabuinya sesaat, bukan selamanya. Pertunangan itu batal karena keboho
Sita tidak hanya memiliki hubungan dengan kakak keenamnya, Yoga. Sekarang, bahkan dia juga memiliki hubungan dengan kakak ketiganya, Ryan!Baru saja kakak ketiganya menolak memberitahu untuk siapa dia menyetujui operasi kepada nenek Handoyo.Apa mungkin itu karena Sita?Akhirnya Linda mengetahui hal-hal yang tidak dia ketahui sebelumnya.Ternyata Sita penyebab dari ini semua!Pelacur itu berani bersekongkol dengan kakaknya agar bisa memiliki kekuasaan, mustahil!Linda sebenarnya ingin membuka pintu untuk masuk dan langsung mengungkapkan wajah asli Sita, tetapi akhirnya dia mengurungkan niatnya.Jika dia buru-buru untuk masuk sekarang, Sita mungkin akan mengatakan sesuatu.Tidak, dia harus mencari cara untuk mengungkap secara keseluruhan identitas asli Sita dalam sekali tindakan, untuk selamanya.Di dalam bangsal, Sita tiba-tiba melihat ke luar.Ryan mengikuti tatapannya, “Ada apa?”“Bukan apa-apa, mungkin aku sedang pusing.”Sita selalu merasa ada seseorang di luar, mungkin hanya orang
Sita melihat ekspresi serius Doni dan Anggi, akankah mereka ingin mendidik dirinya tentang masalah penculikan yang dilakukan oleh orang tua angkatnya saat itu?Dia sedikit takut dan meletakkan mangkuknya dengan hati-hati, “Baiklah, apa yang ingin kalian katakan?”Doni angkat bicara, “Sita, aku dan kakak iparmu sudah lama mempertimbangkan ini. Apakah kamu bersedia untuk kembali tinggal bersama kami di Manado?”Kakak ipar, Anggi duduk di sebelahnya menatap Sita dan Bibi, “Kalian tenang saja, jika kalian bersedia untuk kembali ke Manado, pasti seluruh keluargamu ikut kesana. Termasuk rumah sakit, kami juga akan mengatur untuk pemindahan rumah sakit Paman sehingga kalian tetap bisa merawatnya setelah pindah ke Manado.”Mendengar hal itu, Sita tanpa sadari menatap Bibinya yang acuh tak acuh.Bagaimanapun juga, dia masih memiliki anak Husein di dalam perutnya. Setelah melahirkan, Sita memang berencana kembali ke Manado untuk alasan keamanan.Namun Bibi selalu hidup di Surabaya, sehingga tida
Sita harus mengendalikan hatinya sendiri, selain itu dia juga menyembunyikan anak Husein. Jika dia tahu, dia pasti akan menyuruh dirinya melakukan aborsi.Karena dia pernah berkata jika tidak akan memiliki anak!Setelah memikirkan hal ini, Sita benar-benar sadar. Dia mengusap perut bagian bawahnya. Apa pun yang terjadi, dia akan melindungi bayinya sampai lahir dengan selamat.Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, dia menerima telepon dari kakak ketiganya, “Sita, kamu harus ke rumah sakit untuk memeriksakan kehamilanmu. Jangan lupa datang jika kamu ada waktu.”“Baik, aku mengerti. Aku hari ini masih ada kelas di sekolah. Jadi aku akan ke sana nanti.”Sita melirik jadwal dan melihat bahwa kelas selama dua hari terakhir cukup padat.Dia mengambil buku pelajaran dan langsung pergi ke sekolah. Meskipun baru awal pekan, dia merasa seolah-olah melewati seabad.Untungnya, semua berjalan dengan lancar tanpa bahaya.Sita masuk ke ruang kelas untuk mengikuti pelajaran. Kemudian, pembimbing
Sita tidak menyangka akan bertemu dengan Linda sedikit lebih cepat.Saat dua orang yang bermusuhan bertemu, mata mereka memerah.Sandi dengan bangga angkat bicara lebih dulu, “Sita, acara hari ini diadakan oleh grup milik keluarga Syailendra. Dia adalah orang yang bertanggung jawab atas acara ini, dia juga akan tampil di atas panggung nanti.”Linda memasang badannya yang tinggi dan tegap. Dia belum membalas tamparan yang diberikan Sita padanya terakhir kali.Sita mengangkat alis sambil berkata, “Oh.”Nada suaranya sangat dingin.Sandi merasa sedikit tidak rela dan terus mengancam, “Sita, kamu pasti takut, kan? Biar aku beri tahu, selama Kak Linda ada di sini, kamu tidak akan pernah mendapatkan beasiswa.”Sita mengangkat alis sambil berkata, “Aku tidak terlalu peduli dengan beasiswa ini, tapi Linda, sebagai penanggung jawab acara ini, kamu berani menggunakan orang dalam. Apa kamu tidak takut akan diketahui orang lain?”Bibir Linda melengkung dingin, “Apa kamu pikir akan ada yang percaya
Tatapan Linda menunjukkan sedikit kekesalan. Sandi, manusia bodoh ini yang punya semua ide buruk itu. Jika bukan karena keluarga Sandi, dia tidak akan mau berbicara dengan Sandi yang terkenal pedas.Linda menarik napas dalam-dalam, “Sita, itu tadi hanya bercanda. Apa kamu menganggapnya serius? Kakakku tidak akan suka orang lain mencampuri urusan perusahaannnya. Jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa.”Sandi yang berdiri di sampingnya merasa sedikit kesal. Mengapa Linda harus menunjukkan kelemahannya pada Sita?Govi menyeringai, “Nona Linda, kamu siapa? Jika kamu tidak tahu bagaimana cara meminta maaf, aku akan mengajarimu. Minta maaf harus dengan mengatakan maaf!”Linda hampir mencapai batas kesabarannya.Sita melihat sekeliling, “Sekarang sudah semakin banyak orang. Jika aku mengunggah video ke web kampus, pasti akan sangat menarik untuk menyaksikan upacara pembukaan beasiswa yang terdapat sistem pengaturan orang dalam.”Linda akhirnya menarik napas dalam-dalam, “Sita, aku salah tadi. Ak
Setelah Sita selesai berbicara, dia melihat ekspresi Linda dan Sandi seperti palet warna yang berubah-ubah.Sandi lebih dulu membantah, “Sita, kamu berani mempermainkan kami?”Sita hanya tersenyum, “Ya, aku hanya bercanda, kalian tidak terima?”Sandi sangat marah sehingga hendak memukul Sita. Namun, Sita menoleh dengan tenang, “Kamu tahu, banyak sekali orang yang akan melihatnya di sini, apa kamu berani menamparku? Apa kamu sudah tahu bagaimana menjelaskannya?”“Jika aku ingin memukulmu, aku akan tetap memukulmu. Apa lagi yang perlu aku jelaskan?”Linda meraih tangan Sandi, “Ayo pergi. Aku harus berkoordinasi untuk kerjaanku di sana. Jadi aku tidak bisa membuang-buang waktu di sini.”Sita benar. Dia datang ke sini sebagai tamu undangan. Jika Sandi menamparnya di depan umum, maka acara hari ini akan berantakan.Linda tidak menyangka, Sita wanita murahan itu menjadi begitu sulit untuk dihadapi! Sepertinya, Sita mulai sombong setelah dekat dengan kakaknya. Oh Sita, kamu tidak akan bisa la
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka