“Kakak kamu sudah mengambil kegadisan Kirei beberapa malam lalu di hotel!” beritahu mommy Carol membuat semua orang yang ada di dalam ruang makan tersentak kaget!
“What?! Lo gila, Bro? Lo mau dipenjara karena udah perkosa cewek polos kayak gini? Atau malah cewek ini masih dibawah umur?” tuduh Reynard.
“Meski gue seorang pengacara, gue gak bakal sudi ya bantuin lo dalam kasus itu kalau sampe dibawa ke polisi!” tolak Reynard langsung.
Rafael menggeram kesal mendengar tuduhan adiknya. Memperkosa? Polisi? Kasus? Bah! Siapa juga yang melakukan hal terkutuk itu!
“Aku tidak pernah melakukannya, Mom! Aku tidak memperkosa Kirei!” raung Rafael, mulai kesal karena dituduh melakukan hal yang tidak pernah dilakukannya.
Apalagi di dalam ruang makan ini banyak pelayan yang pasti mendengar ucapan mommynya barusan! Dan itu bahaya karena dapat membuat reputasinya tercoreng!
Bagaimana kalau para pelayan itu bergo
“Dalam minggu ini Mama sudah boleh pulang kok, Ma. Kenapa? Udah gak betah ya?” tanya Kirei sambil memaksakan senyumnya.“Bagaimana dengan biayanya? Apa uangnya cukup? Biayanya pasti sangat besar kan, Nak?” tanya mama Kirei khawatir.“Soal itu Mama tenang aja. Kirei yang urus semuanya!” ucap Kirei menenangkan.“Maaf karena Mama selalu membebani kamu, Nak.”“Mama ngomong apa sih? Kirei gak ngerasa kayak gitu kok!”Perbincangan antara ibu dan anak itu terputus saat dokter masuk, namun betapa kagetnya Kirei saat melihat Rafael dalam jubah dokternya.‘Sedang apa pria itu disini? Bukankah biasanya yang visit dokter Hermawan? Kenapa jadi Rafael? Dan sejak kapan pria itu jadi dokter di rumah sakit ini?’ batin Kirei bingung. Berbagai macam pertanyaan berkelebat di otak kecilnya. Bahkan saking kagetnya Kirei sampai tidak memperhatikan kalau Rafael sudah selesai memeriksa mamanya.
“Karena Kirei menolak untuk menikah denganku!” jawab Rafael dengan nada dongkol.Tawa daddy Rayhan membahana di dalam ruangan saat mendengar jawaban putra sulungnya yang terdengar begitu kesal.“Jadi kamu ditolak mentah-mentah oleh gadis belia itu?” ejek daddy Rayhan.Rafael semakin memberengut kesal mendengar ucapan daddynya yang seolah sedang mengejeknya! Ahh! Bukan seolah tapi daddynya memang sedang mengejeknya!“Bagaimana bisa Kirei menolak putraku yang tampan ini? Apa dia tidak tau kalau banyak kaum hawa yang ingin diperistri olehmu?” ledek daddy Rayhan membuat Rafael semakin kesal.“Sudahlah, Dad! Bagus Kirei menolak menikah denganku, lagipula Daddy juga tau sendiri kalau aku sudah memiliki kekasih yaitu Alice!” jawab Rafael, mencoba kembali menaikkan harga dirinya yang seolah terhempas jatuh akibat ucapan daddynya yang mengatakan dirinya telah ditolak mentah-mentah oleh Kirei! Ya, memang benar
Vanya tidak bisa konsentrasi sama sekali dengan pelajaran kuliahnya, pikirannya masih terpikir dengan ucapan Kirei semalam yang ingin menjual keperawanannya. Entah kenapa, Vanya merasa kali ini sahabatnya itu serius saking putus asanya.Maka selesai kuliah Vanya langsung menghubungi Leon, memastikan kecemasannya, namun sialnya pria itu tidak mengangkat panggilannya sama sekali. Terpaksa Vanya mendatangi tempat karaoke itu saat sore dan langsung menerobos masuk ke dalam ruangan Leon membuat pria itu terlonjak kaget.Leon memaki pelan saat melihat kedatangan Vanya, pria itu sadar tidak mungkin menghindar dari Vanya lebih lama lagi. Tadi saat Vanya meneleponnya, Leon bisa tidak mengangkatnya tapi sekarang saat gadis ini sudah berada di depannya Leon yakin dirinya tidak bisa menghindar dan harus bersiap menerima kemarahan Vanya sebentar lagi!“Apa lo bantu Kirei cari pelanggan?” tanya Vanya tajam tanpa tedeng aling-aling membuat Leon tergeragap, menguatk
Setiap detik berlalu begitu lambat, tidak secepat debaran jantung Rafael yang sedang menggila saat ini! Tergesa sang General Manager menghampiri Rafael dan memutar rekaman CCTV segala arah dari lobby hotel bahkan lorong kamar di setiap lantai juga tidak luput dari pencarian. Pandangan Rafael tertumbuk pada sosok tubuh Kirei yang masuk dengan langkah pelan. Terlihat begitu bimbang.“Lacak gadis ini ada di kamar berapa!”Lebih dari 10 menit mereka berjuang mencari sosok Kirei. Keringat dingin mengalir di kening sang karyawan hotel dan General Manager, terlebih mereka diawasi oleh tatapan tajam milik Rafael!“Ketemu! Gadis ini masuk ke kamar 808 di lantai 8, Tuan.”“Berikan kunci kamarnya. Sekarang!” tegas Rafael.“Ta.. tapi…”“Tapi apa? Kamu berani melawan perintah saya?” tanya Rafael dingin. Disaat seperti ini Rafael sudah tidak memiliki kesabaran ekstra!Dan Rafael ber
Kirei menatap keluar jendela dan terkesiap saat melihat rumah Rafael di depan matanya! Kenapa Rafael membawa Kirei ke rumahnya?“Kenapa kesini?”“Kamu mau bertemu dengan Mama kamu dengan kondisi seperti ini?” tanya Rafael balik membuat Kirei terdiam. Baru menyadari kondisi dirinya yang begitu berantakan. Benar ucapan Rafael barusan, mamanya pasti akan langsung pingsan jika melihat kondisi Kirei yang mengenaskan seperti ini.Rafael keluar dari mobil lebih dulu dan membukakan pintu untuk Kirei disaat gadis itu masih tampak ragu.“Ada Mommy di dalam. Jangan takut, aku tidak akan melakukan apapun sama kamu jika itu yang kamu takutkan,” tegas Rafael.Terpaksa Kirei melangkahkan kakinya memasuki rumah Rafael yang disambut oleh pekik kekagetan dari mommy Carol. Tidak menyangka kalau Kirei dan Rafael akan datang bersamaan ke rumahnya.“Astaga! Kalian kenapa datang gak bilang Mommy dulu?”“
“Aku akan tetap menikahi Kirei, Mom!” ucap Rafael tegas membuat mommynya terkaget.Dan ternyata bukan hanya mommy Carol yang kaget tapi Rafael juga kaget sendiri dengan ucapannya. Kenapa dirinya bisa menjawab seperti itu? Bukannya tadi ia ingin menjawab tidak ingin menikahi Kirei? Tapi kenapa bibirnya berkata lain? Kenapa antara otak, hati dan bibir jadi tidak sinkron seperti ini?“Kenapa?”‘Kenapa? Aku pun tidak tau jawabannya, Mom!’ keluh Rafael dalam hati, tidak memahami dirinya sendiri.“Aku hanya ingin membantu Kirei, Mom,” kilah Rafael cepat. Hanya itu alasan yang ada di otaknya saat ini.“Membantu Kirei? Maksudnya?”“Aku akan membayar tagihan rumah sakit Mamanya dan membiayai transplantasi ginjalnya, Mom. Maka dari itu aku tetap harus menikah dengan Kirei!” jelas Rafael meski sadar kalau alasannya sangat lemah! Terbukti saat mendengar jawaban mommynya.&ldq
“Kirei?” panggil Rafael dengan suara serak menahan hasrat.“Hmm?”Kirei mendongak meski wajahnya masih tampak manyun. Melihat itu membuat pertahanan Rafael runtuh. Entah keberanian darimana hingga Rafael berani menunduk dan langsung menyatukan bibirnya dengan bibir merah merona milik Kirei.Rafael melumatnya dengan lembut membuat Kirei yang kaget karena tidak menyangka hanya bisa terpaku diam, tanpa mampu membalas.Demi Tuhan! Ini adalah ciuman pertama Kirei! Rafael masih terus melumatnya dengan lembut dan perlahan. Kirei mencengkeram baju Rafael dengan erat untuk menyalurkan perasaan yang baru pertama kali dirasakannya saat ini. Perlahan Kirei menyambut ciuman Rafael meski agak canggung.Setelah sekian menit saling melumat akhirnya dengan enggan Rafael melepaskan tautan bibir mereka dan membiarkan Kirei menarik nafas dalam-dalam. Rafael membelai lembut bibir Kirei yang agak sedikit membengkak karena ulahnya barusan.
‘Aku akan membuat Kirei menyetujui pernikahan ini dengan cara apapun!’ tekad Rafael lagi meski hanya dalam hati. “Bukankah sudah jelas? Aku tidak mencintai kamu dan kamu juga tidak mencintai aku, terlebih lagi kamu sudah punya pacar! Aku tidak mau disebut sebagai pelakor nantinya!” tegas Kirei. “Alice akan menjadi urusanku nanti. Kamu jangan khawatir! Aku yang akan menjelaskan pada Alice mengenai pernikahan kita, aku janji kamu tidak akan dipusingkan mengenai hal itu!” Kirei terdiam bimbang mendengar ucapan Rafael membuat pria itu semakin gencar membujuknya. “Kamu harus pikirkan Mamamu, Kirei. Apa kamu tega melihat Mamamu berulang kali menjalani proses cuci darah yang menyakitkan seperti itu? Apa kamu tidak ingin melihat Mamamu kembali sehat seperti dulu lagi?” “Argh! Kamu memang menyebalkan! Bisa-bisanya kamu menggunakan Mama untuk membuatku bimbang! Kamu tau sendiri kalau aku sayang banget sama Mama!” sungut Kirei kesal. “Aku hanya m
Mata Kirei membola terkejut, otaknya mulai memahami apa yang terjadi. “Kalian berdua udah jadian?” tanya Kirei memastikan kepada Vanya. Regan mengernyit, tidak memahami arti ucapan Kirei membuat mommy muda itu tersadar dan kembali memperbaiki pertanyaannya. “Yes, we are officially dating!” jawab Regan, jawaban yang membuat pekik kebahagiaan Kirei muncul begitu saja. Sesaat Kirei lupa kalau dirinya baru melahirkan! Dan saat merasakan sentakan rasa nyeri di bagian sensitifnya, barulah Kirei meringis membuat Rafael khawatir. “Astaga, kamu jangan bergerak mendadak seperti itu, Kirei! Gimana kalau jahitan kamu terbuka lagi?” omel Rafael setengah hati dengan raut cemas. “Sorry! Aku kaget, nggak nyangka akhirnya kedua sahabatku ini resmi berubah status menjadi sepasang kekasih!” ucap Kirei dengan wajah berbinar. Tampak jelas Kirei begitu tulus saat mengucapkan kalimat itu. Regan tersenyum kecil dan mengangguk. “Aku bersyukur karena Tuhan mempertemukanku dengan Vanya di hari pernikahan k
Tiga bulan kemudian….Kirei mengernyit saat perutnya terasa diremas, sudah sejak siang tadi Kirei merasakan hal ini tapi biasanya akan mereda dengan sendirinya dan dokter Reni juga sudah memberitahu Kirei kalau itu dinamakan dengan kontraksi palsu, tapi entah kenapa kali ini Kirei merasa remasan yang dirasakannya semakin kuat.Kirei menggigit bibir, tangannya refleks terjulur, berusaha membangunkan Rafael yang asyik tertidur pulas tanpa menyadari kalau sang istri sedang begitu kewalahan merasa desakan rasa sakit pada perutnya.“Rafa, bangun!” ucap Kirei berusaha mengguncang lengan Rafael, tidak peduli meski nanti pria itu terbangun dengan kepala pusing karena Kirei membangunkannya dengan tiba-tiba dan tergesa seperti ini. Disaat rasa mulas yang sudah begitu hebat mana iya Kirei memikirkan hal seperti itu lagi!Rafael yang merasakan guncangan pada lengannya langsung bangun dengan kaget, panik ia memandang sekeliling dan menemukan Kirei s
Kirei menebah dadanya dengan kaget, tidak menduga akan mendengar berita yang begitu tragis tentang Alice malam ini.“Ya Tuhan! Kenapa Alice senekat itu, Rafa?” tanya Kirei tidak percaya.“Kita tidak akan pernah tau jalan pikiran setiap orang, Kirei. Mungkin saja Alice sudah lelah dengan hidupnya. Kamu sendiri juga sudah tau kan apa yang terjadi pada dirinya? Apa yang dilakukan oleh agencynya selama ini?”Kirei mengangguk, paham dengan apa yang dimaksud oleh Rafael. Ya, Kirei melihat semua majalah, koran dan berita online membahas mengenai kasus Alice dan juga agencynya. Kirei tidak menyangka kalau kehidupan seorang model bisa separah itu, lebih baik dirinya dulu meski harus bekerja mati-matian tapi tidak tersiksa lahir batin seperti Alice!“Apa aku boleh memberi peristirahatan terakhir yang layak untuk Alice?” tanya Rafael ragu, takut Kirei tidak setuju.“Astaga! Tentu saja boleh, Rafa! Aku juga tidak tega
Wajah Rafael memerah saat mendengar ucapan adiknya, tidak menyangka kalau aktifitas ranjangnya tertangkah basah oleh keluarganya! Apalagi tadi dirinya memang begitu buas pada Kirei! Bagaimana tidak buas kalau pada akhirnya setelah sekian lama akhirnya Kirei mengijinkan Rafael untuk menyentuhnya tanpa paksaan!“Nggak usah malu gitu. Gue nggak bakal ngomong apapun sama Kirei! Janji!”“Awas kalau ingkar!” ancam Rafael.“Iya! Tapi gue masih nggak habis pikir, kasihan Kirei ya? Udah badannya kecil mungil, lagi hamil besar dan masih digempur abis-abisan sama lo!” kekeh Reynard.“Berisik!” sungut Rafael dengan wajah malu, tidak tau harus menjawab apalagi jika Reynard berbicara mengenai keganasannya saat bercinta dengan Kirei.“Tapi apa Kirei udah setuju buat menikah sama lo lagi?”“Of course! Gue akan langsung urus pernikahan gue sama Kirei secepatnya.”“Wow, congr
Rafael membelai rambut Kirei yang basah akibat keringat. Bukti kalau wanitanya lelah setelah percintaan mereka yang begitu menggebu-gebu. Saat ini Kirei masih asyik bersandar nyaman pada dada bidang Rafael, hal yang sudah begitu lama tidak pernah dilakukannya. Jujur, Kirei sangat merindukan moment ini.“Kita menikah ya?” tanya Rafael membuat Kirei mendongak kaget.Bagaimana tidak kaget? Selesai bercinta dan Rafael langsung mengajaknya menikah? Seperti mimpi! Jika benar mimpi, Kirei tidak ingin bangun! Rasanya terlalu indah. Dan juga tidak bosankah pria itu setelah Kirei menolaknya berulang kali? Sungguh, saat ini Kirei begitu mengagumi kegigihan Rafael!“Kenapa kamu tidak menjawabnya, Kirei?” tanya Rafael was-was, karena meski Kirei sudah mengakui isi hatinya tapi belum tentu wanita itu bersedia menikah lagi dengannya. Mungkin saja kan? Makanya tidak heran kalau Rafael merasa begitu khawatir kalau Kirei akan kembali menolaknya!&ld
“Apa maksud dari ucapan kamu barusan, Rafa?” tanya Kirei bingung. “Mommy sudah membebaskanku untuk memilih. Beliau memang pernah memaksaku untuk menikahimu karena kesalahpahaman, Kirei, tapi hanya di awal. Setelah itu beliau tidak pernah lagi memaksa atau mendesakku, bahkan Mommy sudah tidak pernah lagi mengancam untuk mencoretku dari KK, jauh sebelum aku resmi menikahi kamu. Tapi justru setelah Mommy memberi aku kebebasan untuk memilih pasangan hidupku sendiri, aku malah tetap bersikeras ingin menikah denganmu tanpa menyadari perasaanku sendiri! Betapa bodohnya aku kan?” aku Rafael dengan nada penuh penyesalah. Pengakuan Rafael membuat Kirei terkejut, tidak menyangka kalau itulah yang sebenarnya terjadi. “Apa benar kalau Mommy sudah tidak pernah memaksa atau mengancam untuk mencoret nama kamu dari KK?” tanya Kirei dengan suara bergetar. “Benar! Kamu bisa tanya langsung pada Mommy! Bahkan Mommy sempat heran dan bertanya berulang kali mengenai keputusa
Alice hanya bisa memaki kesal saat dirinya digelandang begitu saja. Alice tidak menyangka kalau pada akhirnya dirinya akan ditemukan. Dan kini dirinya harus berada di dalam satu rumah yang tidak dikenalnya.Alice memicingkan mata saat pintu terbuka, sinar matahari yang masuk membuatnya silau dan terpaksa memejamkan mata.“Long time no see, Alice!” sapa Reynard dengan senyum licik.“Ternyata lo! Kenapa lo bawa gue kesini?”“Masih perlu lo tanya? Tentu aja buat bayar semua perbuatan lo sama Kirei!”“Gue heran kenapa lo begitu perhatian sama Kirei? Lo cinta sama dia? Mantan kakak ipar lo?” tuduh Alice.“Otak gue nggak sekotor lo!” balas Reynard tenang.“Gue datang cuma mau kasih tau kalau sebentar lagi akan ada polisi yang datang kesini. Gue udah laporin semua kejahatan lo sama Kirei.”“Lo nggak bisa hukum gue di Indonesia, Rey,” balas Alice puas.
Kirei merasa hatinya sesak, akhirnya setelah tiga tahun lebih dirinya kembali ke Jakarta, kembali ke negara kelahirannya. Kirei pikir dirinya tidak akan pernah kembali kesini tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Kirei mengikuti langkah Rafael tanpa mengucapkan sepatah katapun. Masih terhanyut dengan perasaannya sendiri.“Kirei,” panggil Rafael lembut, sadar kalau wanita itu masih sibuk dengan perasaannya yang pasti campur aduk.“Ya?” tanya Kirei dengan suara serak menahan tangis yang hampir tumpah.Sejak dulu perasaan Kirei selalu menjadi lebih sensitive jika hamil dan sekarang juga sama! Kirei merasa emosinya seperti roller coaster membuat airmata Kirei sudah menggenang di pelupuk matanya tanpa sadar!“Jangan nangis, Kirei. Sejak dulu aku nggak pernah sanggup melihat kamu menangis, rasanya seperti ada tangan yang tak kasat mata sedang meremas jantungku hingga terasa begitu menyakitkan,” aku Rafael lirih.“Sorry, aku hanya tidak menyangka akan kembali ke Jakarta,” desah Kirei.“Aku p
Reynard yang sedang pusing tujuh keliling jadi semakin pusing saat mendengar ocehan kakaknya. Bulan ini sudah harus selesai? Rafael pikir mengurus kasus Alice segampang itu? Dan Reynard semakin dongkol saat dirinya belum sempat menjawab namun Rafael sudah menutup sambungan telepon! Kurang ajar!Reynard melonggarkan dasi yang membuat lehernya begitu sesak. Memang penyelidikan dan juga materi yang memberatkan Alice sudah hampir selesai tapi tetap saja mereka tidak bisa gegabah kan? Reynard yakin kalau nanti Alice tidak akan tinggal diam dan akan menyewa pengacara untuk membantunya.Bukannya Reynard meragukan kemampuan dirinya sendiri ataupun teamnya tapi tetap saja Reynard harus berjaga-jaga. Lebih baik sedia payung sebelum hujan!“Ahh! Kalau bukan karena keluarga sendiri gue pasti udah kasih kasus lo ke pengacara lain! Kasus gue sendiri aja udah numpuk!” sungut Reynard, entah kepada siapa. Dirinya hanya bermonolog sendiri untuk meredakan kekesal