Kirei memaki dalam hati saat menyadari ucapannya, entah apa Rafael akan menyadari kebohongannya?‘Bodoh! Kenapa bilang begitu sih? Gimana kalau Rafael nekat mau ketemu sama pacar gue? Gue harus ngambil cowok dari mana?’ batin Kirei frustasi sendiri dengan kebohongan yang diucapkannya secara lantang barusan.Raut wajah Rafael menggelap setelah mendengar ucapan Kirei, seolah tidak memahami kegalauan wanita itu.“Pacar? Kamu gak boleh berpacaran dengan siapapun! Kamu cuma boleh sama aku!”“Enak aja! Anda bukan siapa-siapa saya ya! Kenapa larang-larang sih?!” balas Kirei mulai kesal.Enak amat tuh orang ngelarang-larang Kirei nggak boleh pacaran sama siapapun, dia aja boleh kok pacaran sama Alice! Huh! Dasar cowok! Enak banget jadi cowok ngatur semaunya padahal nggak punya hubungan apa-apa!“Aku nggak peduli! Pokoknya kamu nggak boleh pacaran sama siapapun! Kamu cuma boleh sama aku!”“Dih! Nggak jelas banget!” sungut Kirei tidak terima.“Kirei, aku mohon maafin kesalahanku dulu. Tolong ka
Sepanjang perjalanan pulang baik Kirei dan Regan berbincang santai sambil menikmati udara malam yang cukup dingin hari ini. Tidak bisa dipungkiri Regan dapat membuat Kirei merasa nyaman, rasanya Kirei seperti mendapatkan teman baru. Teman yang cukup bisa menggantikan posisi Vanya sementara ini.“Thanks karena udah anterin aku sampai rumah, Re,” ucap Kirei tulus.“Itu fungsi seorang pria kan? Setidaknya aku harus memastikan teman wanitaku tiba selamat sampai di rumah!”“Teman wanita apanya? Aku hanya salah satu karyawan kamu, Re,” kilah Kirei.“Tapi sekarang sudah selesai kerja,” balas Regan tidak mau kalah.“Baiklah, terserah kamu saja,” ucap Kirei pada akhirnya, tidak ingin lagi berdebat dengan pria yang sudah begitu baik padanya.Kirei melambaikan tangan sambil tersenyum manis kearah Regan, membuat amarah Rafael semakin menggelegak. Bisa-bisanya Kirei tersenyum secantik itu pada p
Tepat setelah berkata seperti itu, Rafael melumat bibir merah Kirei. Bibir yang dapat selalu menjadi candu untuknya. Rasanya begitu manis hingga Rafael enggan melepasnya lagi.Rafael memperdalam ciumannya hingga terdengar erangan Kirei, bercampur dengan erangannya sendiri. Sumpah! Rafael sangat merindukan moment seperti ini. Moment dimana dirinya dapat dengan bebas mengeksplor bibir Kirei, bahkan lidahnya mulai menjelajah masuk.Kirei begitu terbuai dengan ciuman Rafael hingga beberapa detik kemudian otaknya kembali berfungsi. Dengan panik Kirei meronta hendak melepaskan diri, namun sejak dulu Kirei memang selalu kalah. Apa yang dapat dilakukan oleh wanita berbadan mungil sepertinya? Tubuh Kirei jelas tidak dapat dibandingkan dengan tubuh kekar Rafael! Meski Kirei berusaha keras, tetap tidak membuat Rafael bergeser sedikit pun.Kirei berusaha mendorong dada bidang Rafael, namun tangannya malah dikunci oleh Rafael dengan mudah. Hanya dengan satu tangan!&l
Pertanyaan Rafael membuat Kirei tersentak, refleks wanita itu mencengkeram selimut yang sedang menutupi tubuh polosnya erat-erat.“Apapun yang aku lakukan nantinya bukan urusanmu!”“Tapi itu anakku, Kirei!” desak Rafael, padahal belum tentu Kirei akan langsung hamil!“Belum tentu aku langsung hamil! Lagipula apa kamu percaya kalau aku hanya tidur denganmu? Bukankah sejak dulu kamu tidak percaya padaku?” sindir Kirei telak, mengungkit tuduhan Rafael padanya dulu.Tuduhan yang begitu menyakitkan hingga Kirei tidak akan pernah bisa melupakannya! Bahkan meski waktu telah berlalu selama tiga tahun!Raut bersalah tampak begitu jelas di wajah Rafael saat mendengar sindiran Kirei. Mengingatkan kembali pada kebodohannya karena telah meragukan anak yang berada di dalam rahim Kirei dulu.“Maafkan aku, Kirei.”Kirei tidak menanggapi dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Air mata mengalir ke pipin
Jawaban Kirei membuat hati Rafael begitu terluka saat mendengar ucapannya. Apalagi saat mendengar nada tegas wanita itu. Nada tegas yang menggambarkan kalau Kirei memiliki tekad begitu kuat agar tidak hamil anaknya lagi.“Apa kamu tidak bisa memaafkanku, Kirei? Apa kamu tidak bisa memberiku kesempatan kedua untuk memperbaiki semua kesalahanku padamu dulu?” tanya Rafael sedih.Kirei membuang tatapannya, tidak tega melihat wajah Rafael yang begitu nelangsa. Kirei harus menguatkan hati agar tidak kembali terjerat pada Rafael, pria yang meski telah menyakitinya tapi tetap tidak bisa dibencinya. Kirei masih begitu mencintainya bahkan sampai detik ini!Selama ini Kirei bersikap ketus hanya agar Rafael menyerah dan melepaskannya, tapi siapa yang menyangka kalau pria itu begitu keras kepala dan pantang menyerah? Sama seperti dulu!“Sejak aku pergi meninggalkan Jakarta. Meninggalkanmu. Kehidupanku terasa lebih baik, jadi aku harap kamu tidak meng
“Maksud kamu Kirei? Kamu sudah ketemu dengan Kirei, Rafa?” tanya mommy Carol dengan suara bergetar. Tidak ingin berharap terlalu banyak agar tidak kembali kecewa.“Iya, Mom. Aku sudah menemukan Kirei. Dia tinggal di Sydney,” jawab Rafael sambil tersenyum sumringah, menegaskan dugaan mommynya.“Ya Tuhan! Akhirnya! Bagaimana kabar Kirei sekarang, Rafa?”“Apa Kirei baik-baik saja?”Pertanyaan daddy dan mommynya keluar bersamaan. Rafael sadar kalau orangtuanya sangat bahagia mendengar berita ini, kecuali Reynard yang masih terdiam, seolah tidak percaya dengan apa yang Rafael sampaikan barusan.“Rey? Lo masih disana? Kok gak ada suaranya?”“Sorry, gue kaget banget. Sumpah! Gimana lo bisa ketemu sama Kirei, Bro?”“Okay, aku jawab pertanyaan kalian semua satu-satu ya. Keadaan Kirei baik-baik saja sekarang, Mom, Dad.”“Dan menjawab pertanyaan lo tadi, gue ketemu Kirei di café tempat dia kerja. Gue juga nggak nyangka bisa ketemu sama Kirei lagi.”“Mommy akan terbang ke Sydney besok, Rafa! Momm
Ya Tuhan! Apakah Kirei sampai sebenci itu padanya hingga tidak sudi hamil anaknya lagi? Menggugurkannya? Rafael tidak menyangka kalau Kirei dapat memikirkan bahkan mengucapkan kalimat kejam seperti itu! Apakah rasa benci bisa membuat seorang gadis polos menjadi wanita kejam seperti ini?“Lebih baik sekarang kamu pergi dari hadapanku! Aku tidak mau lagi melihat kamu! Pergi jauh-jauh dari hidupku! Jangan pernah kamu mengacaukan hidupku lagi!”Dengan kalap Kirei mendorong tubuh Rafael hingga pria itu terjajar mundur, tidak menyangka kalau Kirei memiliki kekuatan sebesar itu! Kebencian yang segitu besarnya kah hingga membuat Kirei memiliki tenaga ekstra untuk mendorongnya? Atau karena Rafael masih terlalu shock hingga tidak memiliki kekuatan untuk bertahan?Kirei berlalu dari hadapan Rafael dengan wajah marah. Bahkan Kirei pergi meninggalkan Regan dan café begitu saja!“Anda sudah dengar ucapan Kirei tadi kan? Jadi jangan pernah muncu
Sudah seminggu berlalu dan selama itu juga Rafael tidak menampakkan diri di hadapan Kirei, meski begitu Rafael tetap tidak berniat melepaskan Kirei. Dirinya rutin mengawasi Kirei dari kejauhan. Memperhatikan rutinitas Kirei yang cukup melelahkan meski tidak separah dulu.Setidaknya sekarang Kirei hanya bekerja di café dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam. Dan yang lebih penting ada beberapa karyawan yang membantu Kirei, karena Rafael tau kalau Kirei lebih sering berada di dapur, yang sialnya membuat wanita itu harus lebih sering bersama dengan Regan!Rafael membayar orang setiap harinya untuk memperhatikan gerak-gerik Kirei dan laporan yang diberikan setiap harinya membuat hati Rafael mendidih! Karena Regan dan Kirei sering berada di dapur bersamaan untuk membuat roti dan kue yang ditampilkan di etalase café!Ingin rasanya Rafael masuk dan menyeret Regan agar tidak berdekatan lagi dengan Kirei, tapi itu pasti akan membuat Kirei membencinya setengah m