"Iya, memang kenapa? Oh ya ku tahu dari siapa? Pasti Rudi," tebak Jaka santai. "Oh jadi benar, ternyata dulu kita tinggal di kota yang sama. Kenapa kita nggak kenal dari dulu," ucap Yunita. "Dulu kita masih remaja, ya kita pasti belum dipertemukan. Lagian jodoh itu nggak ada yang tahu kalau ternyata kita lahir di kota yang sama," ucap Jaka. Yunita dan Jaka makan bersama. Sebenarnya Yunita ingin tanya soal adiknya tetapi dia takut Jaka marah. Akhirnya dia memilih menyelidikinya sendiri.** Hasan sudah mulai melupakan Hani, dia fokus pada Ahmad dan pekerjaannya. Jika dia dipertemukan dengan jodohnya, dia harap wanita yang baik-baik. "Pa, Mama Rani punya suami baru. Kapan Papa punya istri baru?" tanya Ahmad. "Belum ketemu yang cocok, sayang. Lagian menikah itu nggak mudah. Dia harus sayang juga sama Ahmad," jawab Hasan. "Ahmad ingin seperti yang lain, Pa. Punya keluarga yang lengkap. Apalagi Mama Rani sudah nggak mau datang lagi." Ahmad berkeluh
"Jangan-jangan apa?" tanya Hasan. "Apa Hani meninggal?" tanya Istri Leo. Hasan lalu mengajak istri Leo ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit apa yang Hasan khawatirkan terjadi. Hani sudah tiada, dia hanya bisa melihat jenazah Hani untuk yang terakhir kalinya. Hasan tidak menyangka Hani akan pergi secepat itu. Ferdi dan keluarga Hani telah membawa jenazah Hani pulang. Hasan juga mengikuti hingga acara pengalaman.** Hasan akhirnya bisa move on dari kesedihannya ditinggal Hani. Dia tidak mudah melupakan Hani. Namun, dia juga harus melanjutkan hidupnya. Dia tidak ingin larut dalam kesedihan. Hasan mulai membuka hatinya untuk orang lain. Dia ingin mempunyai hidup yang lebih baik. Sementara itu hubungan Rani dan Bimo cukup baik setelah meninggalkannya istri Bimo. Namun, Bimo belum mau meresmikan pernikahan mereka secara hukum. "Mas, sudah sebulan istrimu tiada. Apa kamu tidak ada niatan meresmikan hubungan kita? Aku ingin diakui di mata hukum sebagai istri
Semenjak kejadian itu, Yunita jarang sekali untuk menemui Jaka. Dia juga menunda pernikahannya dengan Jaka. "Yun, kenapa harus ditunda?" tanya Jaka saat Yunita bilang menunda pernikahan. "Mas, Amara masih mencintai kamu. Aku juga harus memikirkan perasaan adikku," jawab Yunita. "Baiklah kalau itu maumu," kata Jaka. Keluarga Jaka komplain tetapi Jaka berhasil membujuk mereka. Menunda pernikahan tidak masalah dari pada gagal menikah.** Amara pergi entah kemana, Yunita penasaran seperti apa hubungan Jaka dan Amara dulu. Yunita berniat untuk masuk ke kamar Amara. Kali ini dia tidak mendapatkan apapun dari kamar Amara. Tidak ada petunjuk apapun itu. Dia kembali ke kamarnya. Dia akan mencobanya lain kali. Amara terdengar sudah pulang, dia masuk ke dalam kamarnya. Yunita menghampiri adiknya. Dia ingin tahu lebih jelasnya tentang hubungan Amara dan Jaka. "Ra, sebenarnya apa yang terjadi antara kamu sama Mas Jaka? Sampai kamu tidak bisa melupa
Yunita tahu keputusannya sulit diterima Jaka. Yunita yakin Jaka marah karena dia meminta Jaka memilih Amara. Yunita meninggalkan Amara bersama Jaka. Dia ingin )z"mmereka bersatu lagi. Yunita tidak mungkin menyakiti Amara. "Mas, ayo masuk!" ajak Amara sambil menggandeng lengan Jaka. Jaka mengikuti Amara dan duduk di ruang tamu. "Mas, Kak Yunita sudah meminta kamu memilih aku, jadi kamu harus mencoba mencintai aku lagi," kata Amara. "Tidak, Ra. Aku mencintai Yunita, bukan kamu," tolak Jaka. Dia tidak bisa membohingi dirinya sendiri. "Mas, kenapa kamu jahat? Apa kamu tidak ingat apa yang kamu lakukan padaku?" tanya Amara. "Aku ingat, aku meminta maaf karena melakukan itu. Tapi aku mencintai Yunita." Jaka berdiri. Dia mencari Yunita. "Yunita, mari kita bicara," kata Jaka. Yunita di dalam kamar, dia menangis. Dia sengaja meninggalkan mereka berdua. Dia mengalah demi kebahagiaan adiknya. "Yunita aku mencintai kamu bukan Amara," teriak Jaka.
Verawati dibebaskan secara bersyarat Oleh pihak kepolisian karena Papa Angga memberi jaminan. Dia tidak berani mengganggu Fatimah dan Naura lagi. Angga tidak akan membiarkan siapapun menyakiti mereka termasuk Verawati sekalipun. Hari pernikahan Angga dan Fatimah sudah dekat. Tidak banyak persiapan karena tidak ada pesta. Namun, pernikahan ini tetap berkesan untuk Angga dan Fatimah. "Mas, sebentar lagi Shaka akan punya keluarga yang utuh. Dia pasti sangat bahagia," kata Fatimah. "Iya, Sayang. Dia sudah berharap kamu menjadi Mamanya sejak pertama bertemu," ucap Angga. "Udah dech jangan sok romantis. Nikah aja nggak ada pesta. Nikah model apa itu," kata Aminah yang tiba-tiba nimbrung. "Bu, sampai kapan Ibu kaya gitu. Lama-lama nggak ada yang suka sama kelakuan Ibu," ucap Fatimah. "Kalau nggak suka ya udah. Ngapain sih repot," bantah Aminah. "Mendingan Ibu urus Bapak biar nggak sering pergi dari rumah. Sekali-kali kalau keluar rumah iti dibu
Bagaimana Angga tidak terkejut, yang datang adalah Luna. Mama Shaka yang sudah lama pergi meninggalkan Shaka. Kini dia datang dengan tujuan yang Angga tidak tahu. Angga yakin Luna datang dengan maksud tertentu. "Papa, siapa?" tanya Shaka yang muncul di ruang tamu "Shaka, kamu Shalat 'kan? Ini Mama Shaka." Luna mendekati Shaka. Namun, Shaka malah bersembunyi di balik tubuh Angga. "Mama aku buka kamu," bentak Shaka. "Siapa, Mas?" tanya Fatimah. "Angga, ternyata kamu sudah menikah lagi. Selamat ya, aku datang ke sini untuk mengambil Shaka," kata Luna. "Tidak, kamu sudah menyerahkan Shaka padaku, jadi tidak bisa kamu ambil seenaknya sendiri. Selama ini kamu kemana? Bukannya kamu sudah tidak peduli dengan Shaka?" tanya Angga. "Kini kamu datang untuk mengambil Shaka? Tidak akan aku izinkan kamu mengambil Shaka," ucap Angga. "Aku khilaf, jadi tolong maafkan saya!" pinta Luna. "Tidak ada kata khilaf, kalau kamu sudah tega untuk meninggalkan S
"Tolong jangan sakiti anak saya," kata Angga. "Baiklah kalau begitu kirim uang tebusan untuk anak anda," kata penculik itu. "Anda harus membawa uang lima puluh juta untuk tebusannya." Penculik itu mematikan ponselnya. Angga menyiapkan uang yang penculik itu minta. Dia tidak mau jika Shaka di sakiti. Angga juga dilarang membawa polisi. Jadi Angga akan datang sendiri. Angga membawa uang itu ke alamat yang penculik itu kirim. Dia akan melakukan transaksi di sana. Fatimah khawatir dengan apa yang dilakukan Angga. Dia takut Angga terluka. Sampai di tempat tujuan, Angga melihat Shaka dengan tiga orang penculik. "Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Angga. "Tidak ada, aku hanya butuh uang itu," jawab penculik. Mereka barter, setelah mendapatkan uang. Tiba-tiba penculik itu melepaskan tembakan ke arah Angga.Dor Sebuah tembakan mengenai seseorang. Penculik langsung melarikan diri karena salah sasaran. "Luna," ucap Angga. Luna terjatuh ber
Setelah merasa tenang, Amara kembali ke ruang tamu. Di sana masih ada Yunita, Jaka dan Jonathan. "Ra, terima cincin dari Mas Jaka!'' pinta Yunita. "Nggak, Mbak. Aku sadar, aku terlalu egois. Aku sudah merusak kebahagiaan kalian. Terutama kebahagiaan Jonathan. Aku rasa hanya Mbak Yunita yang berhak mendapatkan Mas Jaka. Toh Mas Jaka mencintai Mbak bukan aku," kata Amara. "Kamu yakin? Bukannya kamu yang menunggu Mas Jaka sampai kamu tidak menikah?" tanya Yunita. "Bukan, Mbak. Aku belum menikah karena belum ada yang cocok. Bukan karena aku menunggu Mas Jaka. Mas Jaka sudah meminta maaf atas kesalahan dia, jadi untuk apa aku menuntut lebih," jawab Amara. "Mbak nggak usah khawatir aku benar-benar ikhlas kalian menikah," ucap Amara. "Jika kamu sudah bilang seperti itu aku akan menikah dengan Mas Jaka," kata Yunita. "Aku juga akan mencari jodohku sendiri," kata Amara. Amara kembali masuk ke dalam kamarnya. Sementara Jonathan berteriak girang karena tahu